Anda di halaman 1dari 9

Accelerat ing t he world's research.

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH


BANDARA HASANUDDIN
teuku azis

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Pengelolaan Sampah
Andreas Corsinus Koest omo

Dikt at Sampah Prof Damanhuri


Duan Riduan

Digit al 20282156 S705 Analisis t imbulan


Nurul Kart ika Sari
STUDI PENGELOLAAN SAMPAH BANDARA HASANUDDIN

Yemima Agnes Leoni 1


D 121 09 272
Mary Selintung 2
Irwan Ridwan Rahim 3
1
Mahasiwa S1 Program Studi Teknik Lingkungan Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
2, 3
Staf pengajar Jurusan Sipil Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

Abstrak
Pengelolaan sampah di Bandara Hasanuddin perlu dilakukan secara efektif dan efisien
dengan memperhatikan elemen fungsional pengelolaan sampah. Berdasarkan aktivitas yang
terjadi di bandara, hampir dipastikan menimbulkan jumlah timbulan sampah yang tidak sedikit.
Apabila tidak ditangani dengan baik, maka sampah di Bandara Hasanuddin dapat menjadi salah
satu penyumbang sampah terbesar di TPA Tabbangae, Maros. Oleh karena itu, perlunya
mengetahui sistem pengelolaan sampah di Bandara Hasanuddin agar dapat diketahui
penanganan yang efektif dan efisien. Adapun pengambilan dan pengukuran sampel sampah
dengan menggunakan metode SNI 19-3964-1994 (metode pengambilan dan pengukuran contoh
timbulan dan komposisi sampah perkotaan) bertujuan untuk mengetahui komposisi sampah di
Bandara Hasanuddin, dimana komposisi yang diperoleh yaitu berupa sisa makanan sebesar
26,370%, plastik sebesar 24,954%, kertas sebesar 36,192%, kayu sebesar 0,559%, kaca sebesar
2,378%, sisa halaman sebesar 6,76%, kaleng/besi sebesar 2,335%, kain sebesar 0,179% serta
karet sebesar 0,264%.

Kata Kunci : Pengelolaan sampah, Elemen Fungsional Pengelolaan Sampah,Bandara


Hasanuddin, Komposisi Sampah,SNI 19-3964-1994,Sampah.

PENDAHULUAN Agar sistem pengelolaan sampah dapat


berlangsung efisien maka setiap elemen baik
Membicarakan sampah tidak akan sendiri-sendiri maupun bersama harus
terlepas dari masalah perilaku dan pola dikelola secara optimal dengan
hidup. Pertumbuhan jumlah penduduk di mempertimbangkan berbagai keterbatasan
Indonesia mengalami peningkatan sejak seperti biaya, teknologi, pendidikan dan
beberapa dekade yang lalu. Peningkatan perilaku masyarakat.
jumlah penduduk ini turut mempengaruhi
perubahan pola konsumsi, serta gaya hidup Berdasarkan data statistik persampahan
masyarakat yang telah menyebabkan di Indonesia tahun 2008 tersebut,
bertambahnya jumlah timbulan sampah, menunjukkan bahwa sebagian besar
jenis dan keberagaman karakteristik sampah. masyarakat masih memandang sampah
Namun, ketika jumlah penduduk semakin sebagai barang sisa yang tidak berguna,
banyak maka produksi dan jenis sampah belum memberi nilai sebagai sumber daya
semakin bertambah pula maka proses yang perlu dimanfaatkan. Masyarakat dalam
pengelolaannya juga semakin kompleks. mengelola sampah masih bertumpu pada
Dalam mengatasi masalah tersebut, pendekatan akhir (end-of-pipe), yaitu
diperlukan manajemen pengelolaan sampah sampah dikumpulkan, diangkut dan dibuang
yang baik dan tepat. ke tempat pemrosesan akhir sampah.

Pengelolaan sampah dapat dilaksanakan Sektor transportasi merupakan salah satu


secara efisien dan terarah apabila hubungan sektor yang sangat berperan dalam
fungsional antara elemen persampahan dapat pembangunan ekonomi yang menyeluruh.
diidentifikasi dan dimengerti dengan jelas. Perkembangan sektor transportasi akan
secara langsung mencerminkan komposisi, bentuk, lokasi, proses terjadinya,
pertumbuhan pembangunan ekonomi yang sifat dan jenisnya.
berjalan. Namun demikian sektor ini dikenal
a. Penggolongan sampah berdasarkan
pula sebagai salah satu sektor yang dapat
asalnya
memberikan dampak terhadap lingkungan
dalam cakupan parsial dan temporal yang Sampah berdasarkan asalnya terbagi
besar. menjadi sampah hasil kegiatan rumah
tangga (termasuk di dalamnya sampah
Bandara sebagai salah fasilitas umum rumah sakit, hotel dan kantor), sampah
dalam bidang transportasi yang hasil kegiatan industri/pabrik, sampah
menghasilkan timbulan sampah dalam hasil kegiatan pertanian (meliputi
jumlah yang besar setiap harinya dan oleh perkebunan, kehutanan, perikanan dan
karena itu memerlukan suatu sistem peternakan), sampah hasil kegiatan
pengelolaan sampah. Aktivitas, jumlah perdagangan (misalnya sampah pasar
pengunjung dan pengguna transportasi udara dan toko), sampah hasil kegiatan
yang terjadi di bandara merupakan salah pembangunan, serta sampah jalan raya.
satu faktor dari peningkatan jumlah timbulan
sampah yang dihasilkan setiap harinya. b. Penggolongan sampah berdasarkan
komposisinya
Dalam lingkup yang lebih besar masalah Sampah berdasarkan komposisinya
sampah akan menjadi bagian dari masalah terbagi dua, yaitu sampah seragam dan
lingkungan yang lebih besar. Masalah sampah campuran. Sampah seragam
sampah adalah masalah bersama yang merupakan sampah hasil kegiatan
membutuhkan sinergi untuk menanganinya industri umumnya termasuk dalam
bersama, karena saling berkaitan dalam golongan ini. Sampah dari kantor sering
sistem ekologi. Untuk itu, menangani hanya terdiri atas kertas, karton, kertas
masalah sampah secara menyeluruh perlu karbon dan semacamnya yang masih
dilakukan alternatif-alternatif pengelolaan. tergolong seragam atau sejenis.
Sedangkan sampah campuran misalnya,
sampah yang bersal dari pasar atau
sampah dari tempat-tempat umum yang
TINJAUAN PUSTAKA sangat beraneka ragam dan bercampur
Secara definisi, sampah adalah semua menjadi satu.
jenis bahan buangan baik yang berasal dari c. Penggolongan sampah berdasarkan
manusia atau binatang yang biasanya bentuknya
Sampah berdasarkan bentuknya terbagi
berbentuk padat. Umumnya bahan-bahan
atas sampah padatan (solid), misalnya
tersebut dibuang karena dirasakan oleh
daun, kertas, karton, kaleng, plastik dan
pemiliknya sebagai barang yang tidak
berharga, tidak bernilai, dan tidak diinginkan logam. Sampah cairan (termasuk bubur),
(Tchobanoglous, 1977 dalam buku misalnya bekas air pencuci, bekas cairan
yang tumpah, tetes tebu, dan limbah
PENGANTAR ILMU TEKNIK
industri yang cair. Sampah berbentuk
LINGKUNGAN Seri: Pengelolaan Sampah
gas, misalnya karbon dioksida, amonia,
Perkotaan).
H2S dan lainnya.
Menurut Undang-Undang Republik d. Penggolongan sampah berdasarkan
Indonesia Nomor : 18 tahun 2008 tentang lokasinya
Pengelolaan Sampah, sampah adalah sisa Sampah berdasarkan lokasinya dibagi
kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses menjadi dua, yaitu sampah kota dan
alam yang berbentuk padat. sampah daerah. Sampah kota (urban)
yang terkumpul di kota-kota besar.
Menurut Hadiwiyoto dalam buku
Sampah daerah yang terkumpul di
Pengolahan Sampah Terpadu (Kuncoro,
daerah-daerah luar perkotaan.
2009), ada beberapa macam penggolongan
e. Penggolongan sampah berdasarkan
sampah. Penggolongan ini dapat didasarkan
proses terjadinya
atas beberapa kriteria, yaitu : asal,
Sampah alami, ialah sampah yang
terjadinya karena proses alami. Misalnya
rontokan dedaunan. Sampah non-alami, Sampah padat yang dihasilkan dari
ialah sampah yang terjadinya karena aktivitas di bandara umumnya menyerupai
kegiatan manusia. Misalnya plastik dan sampah perkotaan. Sampah kota secara
kertas. sederhana diartikan sebagai sampah organik
f. Penggolongan sampah berdasarkan maupun anorganik yang dibuang oleh
sifatnya masyarakat dari berbagai lokasi di kota
Berdasarkan sifatnya, dikenal sampah tersebut. Adapun jenis-jenis sampah yang

 Sampah organik
organik dan sampah anorganik. Sampah dihasilkan dari aktivitas bandara, yaitu :
organik, terdiri atas dedaunan, kayu,
tulang, sisa makanan ternak, sayur dan Sampah organik adalah sampah yang
buah. Sampah organik adalah sampah berasal dari makhluk hidup, di mana
yang mengandung senyawa organik dan sampah jenis ini dapat terdegradasi
tersusun oleh unsur karbon, hidrogen dan (membusuk/hancur) secara alami. Dari
oksigen. Sampah ini mudah didegradasi aktivitas bandara, sampah organik yang
oleh mikroba. Sedangkan sampah dihasilkan berupa sampah sisa makanan,
anorganik, terdiri atas kaleng, plastik, sisa sayuran, sisa buah, kertas, kayu,

 Sampah anorganik
besi, logam, kaca dan bahan-bahan daun-daunan dan tanah.
lainnya yang tidak tersusun oleh
senyawa anorganik. Sampah ini tidak Sampah anorganik adalah sampah yang
dapat didegradasi oleh mikroba sehingga tidak dapat terdegradasi secara alami.
sulit untuk diuraikan. Contoh sampah bandara jenis ini adalah
g. Penggolongan sampah berdasarkan kaleng, besi, plastik, karet, botol dan
jenisnya kaca.
Sampah berdasarkan jenis terbagi
menjadi sampah makanan; sampah
kebun/pekarangan; sampah kertas, Menurut Undang-Undang Republik
sampah plastik, karet dan kulit; sampah Indonesia Nomor : 18 tahun 2008, yang
kain; sampah kayu; sampah logam; dimaksud dengan pengelolaan sampah
sampah gelas dan keramik; serta sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh
abu dan debu. dan berkesinambungan yang meliputi
h. Penggolongan sampah berdasarkan pengurangan dan penanganan sampah.
cara penanganan dan pengolahannya Pengelolaan sampah adalah sebuah
Komponen mudah membusuk upaya komprehensif menangani sampah-
(putrescible): sampah rumah tangga, sampah yang dihasilkan dari berbagai
sayuran, buah-buahan, kotoran binatang, aktivitas manusia, dikelompokkan menjadi
bangkai, dan lain-lain. Komponen enam elemen terpisah yaitu Pertama,
bervolume besar dan mudah terbakar pengendalian bangkitan (control of
(bulky combustible): kayu, kertas, kain generation), Kedua, penyimpanan (storage).
plastik, karet, kulit dan lain-lain. Ketiga, pengumpulan (collection). Keempat,
Komponen bervolume besar dan sulit pemindahan dan pengangkutan (transfer and
terbakar (bulky noncombustible): logam, transport). Kelima, pemrosesan
mineral, dan lain-lain. Komponen (processing), dan keenam, yaitu
bervolume kecil dan mudah terbakar pembuangan (disposal) (Soekmana, 2010).
(small combustible). Komponen
bervolume kecil dan sulit terbakar (small
noncombustible). Wadah bekas: botol, Pemisahan elemen-elemen ini sangat
drum dan lain-lain. Tabung penting karena pengelolaan setiap elemen
bertekanan/gas. Serbuk dan abu: organik sangat dinamis, khususnya mengikuti
(misal pestisida), logam metalik, non perkembangan teknologi dan budaya serta
metalik, bahan amunisi dsb. Lumpur, bervariasi dari suatu tempat ke tempat
baik organik maupun non organik. Puing lainnya. Agar sistem pengelolaan sampah
bangunan. Kendaraan tak terpakai. dapat berlangsung efisien maka setiap
Sampah radioaktif. elemen baik sendiri-sendiri maupun bersama
harus dikelola secara optimal dengan
mempertimbangkan sebagai keterbatasan
seperti biaya, teknologi, pendidikan dan Bahan, Alat dan Cara Penelitian
perilaku masyarakat (Osmen, 2000). a. Materi yang diteliti adalah : sampah yang
Diagram hubungan antarl-elemen dapat berada di Bandar Udara Sultan
dilihat dalam gambar 1. Hasanuddin, Makassar yang berasal dari
area parkiran, area kargo, serta area
terminal yang meliputi keberangkatan,
Bangkitan Sampah
kedatangan, check in, counter, ruang
karyawan, minimarket, cafe, serta
restoran. Adapun penggolongan sampah
Pewadahan yang akan diteliti meliputi :
1. Sampah sisa makanan
2. Sampah plastik
3. Sampah kertas
Pengumpulan 4. Sampah sisa halaman (meliputi daun-
daunan dan tanah)
5. Sampah kain
6. Sampah kayu
7. Sampah kaca
8. Sampah logam (termasuk
Transfer dan Prosesing dan
kaleng/besi)
Transport Pemulihan 9. Sampah karet
b. Alat
1. Alat pengambil contoh berupa
kantong plastik
2. Alat pengukur volume (Gambar 2)
Alat ini terbuat dari tripleks
Pembuangan Akhir
berukuran (20 x 20 x 100) cm dengan
kapasitas volume sebesar 40 liter.
3. Timbangan 15kg (Gambar 3)
Gambar 1. Diagram yang Menunjukkan 4. Perlengkapan berupa alat pemindah
Hubungan Antar-elemen Fungsional dalam seperti sekop dan sarung tangan
Sistem Pengelolaan Sampah (Gambar 4)
c. Cara pengerjaan pengambilan dan
METODOLOGI PENELITIAN pengukuran sampel :
Jenis penelitian yang dilakukan adalah 1. Menentukan lokasi pengambilan
survey. Bentuk penelitian ini dilakukan sampel (Gambar 5)
dengan cara wawancara, observasi langsung 2. Menentukan jumlah tenaga pelaksana
terhadap sistem pengelolaan sampah, serta yaitu 3 orang
pengambilan dan pengukuran sampel 3. Menyiapkan peralatan
timbulan dan komposisi sampah dengan 4. Melaksanakan pengambilan dan
metode SNI 19-3964-1994 untuk pengukuran contoh timbulan sampah
mendapatkan informasi yang lebih tepat, dan a. Semua sampah yang telah
dapat dipercaya berupa data primer dan data diambil dari sumber sampah,
sekunder sesuai dengan kebutuhan yang kemudian dikumpulkan.
diperlukan untuk mendukung penulisan b. Membagi sampah yang telah
tugas akhir ini. terkumpul sesuai dengan
sumber sampah dan kemudian
Tempat dan Waktu Penelitian digabungkan untuk dijadikan
Penelitian ini dilakukan selama 8 sampel sampah.
(delapan) hari berturut-turut yang berlokasi c. Mengukur berat sampel
di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, dengan menggunakan
Makassar. Sementara waktu penelitian ini timbangan.
mulai dilakukan pada tanggal 24 September d. Memasukkan sampel ke dalam
– 1 Oktober 2013. kotak ukur dan
menghentakkan kotak
sebanyak 3 kali untuk
mengukur volume sampel.
5. Menghitung komposisi sampah
sebagai berikut :
a. Setelah mengukur volume,
sampah dikeluarkan dari dalam
kotak ukur.
b. Dari sampel tersebut, sampah Gambar 5 Beberapa Contoh Sampah
dipilah sesuai dengan kategori Bandara
yaitu sampah sisa makanan,
plastik, kertas, kain, kayu, kaca, HASIL DAN PEMBAHASAN
kaleng/besi, karet, serta sisa Gambaran Umum Wilayah Studi
halaman.
c. Mengukur berat dari tiap sampel Geografis
yang telah dipilah terlebih dahulu. Bandar Udara Internasional Sultan
Hasanuddin terletak antara 05003'39" LS –
119033'16" BT dan berjarak 22 km dari Kota
Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Luas
bandara yaitu 817,532 Ha. (Gambar 6)

Timbulan Sampah di Bandara


Internasional Sultan Hasanuddin
Perhitungan untuk volume sampah yang
dihasilkan dari aktivitas di Bandara
Hasanuddin dapat diketahui dengan
menggunakan metode perhitungan sampah
berdasarkan ritasi mobil pengangkut yang
digunakan, dimana diperoleh hasil rata-rata
sampah yang diangkut sebesar 7,65 m3/hari.
Gambar 2 Alat pengukur volume Dari hasil rata-rata ini, merupakan 60% dari
total sampah yang dihasilkan di Bandara
Hasanuddin dikarenakan 40% dari sampah
bandara telah melalui proses daur ulang
(recycling).
Adapun asumsi yang digunakan berdasarkan

 Ritasi I (17.30-11.00), asumsi sampah


pengamatan ritasi mobil sebagai berikut.

yang diangkut sebesar 5,1 m3.


 Ritasi II (11.00-17.30), asumsi sampah
yang diangkut sebesar 2,55 m3.
Gambar 3 Timbangan

Gambar 4 Sarung Tangan Gambar 6 Bandara Internasional Sultan


Hasanuddin
Karakteristik Komposisi Sampah terbesar setelah kertas yang memiliki nilai
komposisi sebesar 36,192%. Kertas ini
Untuk mengetahui karakteristik komposisi sebagian besar berasal dari area counter,
sampah di Bandara Hasanuddin, maka area check-in, serta terminal kargo.
dilakukan pengukuran dan pengambilan Sedangkan komponen sampah berupa
sampel dengan mengacu pada SNI 19-3964- plastik berada di urutan ketiga terbesar jenis
1994.Sampel sampah yang telah diambil, sampah yang dihasilkan dengan nilai
ditimbang berat dan diukur volume dengan komposisi rata-rata yaitu 24,954%
menggunakan bak ukur yang telah Komponen sampah berupa kayu umumnya
disiapkan. Berikut hasil pengukuran berasal dari terminal kargo dengan nilai
timbulan sampah yang terdapat di Bandara komposisi sebesar 0,559%. Adapun
Internasional Sultan Hasanuddin disajikan komponen sampah terkecil berupa kain
dalam Tabel 1 sebagaimana terlampir. dengan nilai komposisi sebesar
0,179%.Berikutnya komponen sampah
Data pada Tabel 1 diperoleh setelah berupa kaca, kaleng/besi, serta karet masing-
melakukan pengambilan sampel pada masing memiliki nilai komposisi sebesar
beberapa sumber sampah seperti counter, 2,378%, 2,335%, dan 0,264%. Adapun
area check-in, minimarket, parkiran, kargo, komponen sampah lainnya berupa sisa
restoran, keberangkatan, ruang karyawan, halaman memiliki nilai komposisi sebesar
café, kedatangan, serta bagasi. Setiap 6,769%. Sisa halaman umumnya berupa sisa
sumber sampah diambil satu sampel daun.
sampah, kecuali pada area kargo dan Berdasarkan gambar 7, dapat diketahui
parkiran jumlah sampel merupakan total bahwa komposisi sampah terbesar adalah
sampah per hari yang dihasilkan. Sedangkan kertas sebesar 36,192%, sedangkan
untuk area counter, volume sampel berasal komposisi sampah terkecil adalah kain
dari sampah yang dihasilkan pada counter sebesar 0,179%. Di samping itu, komposisi
nomor 25-48. sampah berupa sisa makanan sebesar
Setelah sampel sampah dikumpulkan, 26,370%, plastik sebesar 24,954%, kayu
dilakukan proses pengukuran volume sebesar 0,559%, kaca sebesar 2,378%, sisa
dengan memasukkan sampel sampah ke halaman sebesar 6,76%, kaleng/besi sebesar
dalam bak ukur yang disediakan dengan 2,335%, serta karet sebesar 0,264%.
ukuran (20 x 20 x 100)cm, lalu dipadatkan.
Setelah sampah dipadatkan di dalam bak
ukur, maka dilakukan pembacaan ketinggian
bak ukur untuk menghitung volume dari 6.769% 2.335%
sampel sampah tersebut. 2.378% 0.264%
Sisa Makanan
Sebelum dilakukan pengukuran volume, 0.559%
sampel sampah ditimbang terlebih 0.179% Plastik
dahulu.Setelah dikeluarkan dari bak ukur, Kertas
dilakukan pemisahan sampah berdasarkan 26.370% Kain
Komposisinya. Dari setiap komposisi yang
telah dipisahkan, kemudian ditimbang dan Kayu
dihitung persentase komposisi sampah 36.192% Kaca
tersebut.Adapun komposisi sampah bandara 24.954%
dapat dilihat dalam Tabel 2 sebagaimana Sisa Halaman
terlampir. Kaleng/besi
Karet
Berdasarkan data Tabel 2, dapat
diketahui bahwa komposisi sampah Bandara
Internasional Sultan Hasanuddin terdiri dari
sisa makanan, plastik, kertas, kain, kayu,
kaca, sisa halaman, kaleng/besi, serta karet. Gambar 7 Komposisi SampahBandara
Sisa makanan memiliki nilai komposisi Internasional Hasanuddin
sebesar 26,370% yang umumnya berasal
dari restoran maupun cafe. Komposisi sisa
makanan merupakan penyumbang kedua
Tabel 1 Volume Sampel Sampah Per Hari di Beberapa Lokasi di Bandara Internasional Sultan
Hasanuddin

Volume Sampel (liter)

Sumber Sampah Hari ke-

1 2 3 4 5 6 7 8

Counter* 132,4 67,2 26,8 86,6 68 68,8 73,2 84

Area Check in 118 85,2 62 118 76,8 38 32,8 68

Minimarket 8,8 8,8 10,8 6,8 24,2 18 21,6 10

Parkiran** 92,4 70 61,6 102 119,4 104 74,4 101,2

Kargo** 116,8 64,8 60,4 62 66,8 30 78,8 52

Restoran 184,8 234 40,4 77,2 81,2 138 110,8 118

Keberangkatan 66,8 35,2 82 19,2 51,4 25 55,2 17,2

Ruang karyawan 2,2 7,6 15,6 20,8 33,2 20,8 32 2,2

Café 80 134 52,8 42 33,2 84 42 56

Kedatangan 30 20,8 76 26 14,2 32 39,2 32

Bagasi 14 58,8 38,8 43,6 27,4 46 31,2 48


Ket : * Pengambilan sampel pada Counter 25-48
* * Pengambilan sampel secara keseluruhan area

Tabel 2. Komposisi Sampah di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin

Komposisi Sampah (%)


Komponen
Hari ke- Rata-Rata
Sampah
1 2 3 4 5 6 7 8

sisa makanan 26,301 22,811 33,098 20,836 25,859 27,324 25,278 29,454 26,370
Plastik 22,376 22,873 26,079 27,023 22,927 22,283 31.47 24,599 24,954
Kertas 41,473 36,310 29,846 39,864 36,347 39,427 31.078 35,194 36,192
Kain 0,395 0,244 0,098 0,172 0 0,155 0 0,365 0,179
Kayu 0,318 0,658 0,499 0,26 0,285 1,774 0,26 0,42 0,559
kaca 1,549 5,609 2,909 0,765 3,529 1,086 2,918 0,662 2,378
sisa halaman 5,759 5,924 6,127 7,77 8,504 6,888 6,386 6,797 6,769
kaleng/besi 1,713 5,572 1,303 3,311 1,642 1,014 2,371 1,75 2,335
Karet 0,115 0 0,042 0 0,908 0,049 0,239 0,758 0,264
Jumlah 100,000
KESIMPULAN DAN SARAN dihasilkan. Di samping itu pihak Bandara
A. Kesimpulan Internasional Sultan Hasanuddin melakukan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pengukuran terhadap timbulan sampah dan
di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, komposisi sampah sehingga tersedia data
Makassar dapat disimpulkan sebagai berikut apabila ingin dilakukan prediksi terhadap
: timbulan sampah bandara di tahun-tahun
1. Dari hasil pengamatan terhadap yang akan datang. Setelah diketahui prospek
pengelolaan sampah di Bandara pengembangan terhadap sampah yang
Internasional Sultan Hasanuddin, maka dihasilkan di Bandara Hasanuddin, perlu
dapat diketahui bahwa pengelolaan dilakukan kajian sehingga proses
sampah dimulai dari sumber sampah pengolahan sampah secara daur ulang
hingga pengangkutan menuju Tempat maupun composting dapat dilakukan secara
Pembuangan Akhir Tabbangae, Maros. efektif.
Di setiap sumber sampah telah tersedia
pewadahan untuk menampung sampah
sebelum akhirnya dikumpulkan oleh DAFTAR PUSTAKA
petugas yang disebut collector untuk
kemudian dibawa menuju TPS 1. Setelah Gultom, Osmen. 2002. Pengelolaan Sampah
itu, terjadi proses transfer sampah dari Padat Perkotaan Secara Terpadu. Pusat
TPS 1 ke TPS 2. Ketika sampah berada Pengembangan Pengelolaan Limbah
di TPS 2, terjadi proses pemilahan Radioaktif, Batan.
sampah sebelum akhirnya dibawa
menuju TPA oleh mobil pengangkut Sejati, Kuncoro. 2009. Pengolahan Sampah
sampah milik PT Angkasa Pura 1. Terpadu. Kanisius.
Adapun jumlah timbulan sampah
bandara yang diangkut ke TPA Soma, Soekmana. 2010. Pengantar Ilmu
Tabbangae rata-rata sebesar 7,65 m3/hari. Teknik Lingkungan Seri: Pengelolaan
Dari hasil rata-rata ini, merupakan 60% Sampah Perkotaan. IPB Press. Bogor.
dari total sampah yang dihasilkan di
Bandara Hasanuddin dikarenakan 40%
dari sampah bandara telah melalui proses
daur ulang (recycling).
2. Berdasarkan data timbulan sampah dan
komposisi sampah di Bandara
Internasional Sultan Hasanuddin maka
penanganan sampah yang efektif
terhadap sampah yang dihasilkan adalah
daur ulang dan pengomposan. Di mana
sampah komposisi sampah yang dapat
didaur ulang sebesar 61,146% dan
komposisi sampah yang dapat dijadikan
kompos sebesar 33,139%. Sedangkan
sisanya sebesar 5,715% yang terdiri dari
kayu, kain, kaleng/besi dan karet dapat
dimanfaatkan menjadi barang bernilai
ekonomis. Di samping itu, perlu pula
penanganan pewadahan terpisah untuk
jenis sampah organik dan anorganik.

B. Saran
Sebaiknya dilakukan proses pemisahan
sampah di sumbernya agar memudahkan
proses pemilahan sampah di TPS
sehubungan dengan proses daur ulang dan
pengomposan terhadap sampah yang

Anda mungkin juga menyukai