Anda di halaman 1dari 10

TRAFO INSTRUMENT

TRAFO INSTRUMENT:
Pada rangkaian AC instrument ukur listrik tdk selalu
dapat dihubungkan langsung thd rangkaian, tetapi
harus terlebih dahulu melalui trafo instrument.
Keadaan yg demikian terutama dilakukan apabila
mengukur tegangan tinggi atau arus yang besar.
Bagian primer trafo dihubungkan pada arus dan
atau tegangan yang akan diukur, dan instrument
ukur dihubungkan pada bagian sekunder trafo.
Dengan demikian instrumen ukur akan mengukur
arus atau tegangan yang lebih rendah dan nilainya
berbanding lurus dengan harga besaran terukur
pada rangkaian.
Keuntungan:
1. Bagian sekunder dililit untuk menghasilkan
tegangan yang rendah dan sekaligus
merupakan isolasi terhadap instrument ukur
sehingga aman untuk digunakan.
2. Salah satu ujung bagian sekunder dari trafo
selalu dihubungkan dengan tanah sehingga
instrument selalu pada tegangan rendah
walaupun akan digunakan untuk mengukur
tegangan tinggi.
3. Trafo merupakan isolasi instrument ukur
terhadap rangkaian utama.
4. Instrumen ukur dapat dihubungkan pada
trafo dengan kabel penghubung sehingga
dapat ditempatkan pada posisi yang rendah
dan aman untuk dibaca.
5. Jika perlu beberapa instrument ukur dapat
dioperasikan dari sebuah trafo dengan
menggunakan kabel penghubung.
6. Tegangan atau arus sekunder dapat dibuat
dgn harga standard (misal: untuk PT 110 V
atau 220 V, untuk CT pada 1A dan 5 A),
sehingga instrument ukur mudah ditukar.
Trafo Instrument
• Ada 2 ( dua ) macam trafo instrument yang
digunakan untuk pengukuran, yaitu trafo arus
(Current Transformer, CT) dan trafo tegangan
(Potential Transformer, PT).
• Trafo arus digunakan untuk menurunkan arus
dengan perbandingan transformasi tertentu
dan sekaligus mengisolasi peralatan ukur dari
tegangan sistem yang diukur
• Trafo tegangan digunakan untuk menurunkan
tegangan sistem dengan perbandingan
transformasi tertentu.
TRAFO ARUS

Beban

I pimer : I sekunder = N sekunder : N primer


Primer

Karena arus I sekunder cukup besar , maka


CT hubungan belitan sekunder dengan beban
(amperemeter) tidak boleh diputus / dilepas ,
Sekunder kalau putus maka transformator akan rusak 
maka kita gunakan transformator arus (CT)

A
TRAFO ARUS (CT)
• Operasinya berbeda dengan trafo tenaga
• Kumparan primernya berjumlah sedikit (N1 = 1) dan
terhubung seri dengan beban.
• Kumparan sekundernya N2 berjumlah banyak dan
dihubungkan dengan :
– Amper meter
– Kumparan arus dari wattmeter atau energi meter
atau relai
– Tegangan sekunder rendah karena instrument
mempunyai impedansi rendah.
– Arus distandarisasi 1 A dan 5 A.
– Pembacaan meter dapat dikalikan dengan faktor
pelipat atau langsung dengan meter yang sudah
dikalibrasi
Pada CT :
• Arus primer adalah arus rangkaian utama dan akan
mengalir terus walaupun sekunder tdk dibebani.
• Arus sekunder melalui meter adalah diperlukan utk
membuat fluks magnet tetap stabil.
• Bila ampermeter tidak dihubungkan, maka terminal
sekunder trafo arus harus dihubungkan singkat.
Sebab bila tidak akan mengakibatkan tegangan pd
terminal sekunder CT dapat menjadi sangat tinggi
sehingga: isolasi CT rusak,
akurasi CT terganggu,
fluk magnet tidak stabil,
(magnet / inti trafo menjadi saturasi)
TRAFO TEGANGAN

Primer E pimer : E sekunder = N primer : N sekunder

PT
Gunanya dihubungkan ketanah yaitu
Sekunder untuk menghilangkan arus bocor dari
kumparan primer

V
TRAFO TEGANGAN (PT).
• Konstruksinya sama seperti trafo tenaga,
tetapi dengan kerugian besi yang rendah.
• Bagian sekunder dpt dihubungkan dengan :
– Voltmeter
– Kumparan tegangan wattmeter, energi meter
– Tegangan operasional relai
– Arus yang dipakai kecil dan tegangan distandari-
sasi ; 110 V dan 220 V
– Tegangan sekunder harus dikalikan dengan
faktor pelipat (rasio trafo)
– Untuk pengukuran energi selain dikalikan dgn
faktor pelipat perlu juga diketahui sudut phasa
pada kumparan primer dan sekunder.

Anda mungkin juga menyukai