Anda di halaman 1dari 16

ANATOMI DAN

FISIOLOGI INDERA
PENGHIDU (HIDUNG)

BY; ANITA PUTRI WIJAYANTI, S. KEP., NERS., M.M


DEFINISI HIDUNG

Secara anatomi, hidung adalah penonjolan pada vertebrata yang


mengandung nostril, yang menyaring udara untuk pernapasan.
Hidung adalah organ sederhana yang sebenarnya berfungsi sangat
vital dalam kehidupan kita. Selain sebagai indera penghirup, hidung
juga ternyata berguna sebagai saringan (filter) terhadap debu yang
masuk bersama udara yang kita hirup.
Hidung merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai dua
lubang yang dipisahkan oleh sekat hidung. Bagian luar dinding
hidung terdiri dari kulit, lapisan tengah terdiri dari otot-otot dan
tulang rawan, lapisan dalam terdiri dari selaput lendir yang berlipat-
lipat yang dinamakan konka hidung.
FUNGSI HIDUNG

Sebagai alat pengatur kondisi udara (air conditioning)


Fungsi ini dilakukan dengan cara mengatur kelembaban udara
dan suhu. Mengatur kelembaban udara. Fungsi ini dilakukan
oleh palut lender (mucous blanket). Pada musim panas, udara
hamper jenuh oleh uap air, penguapan dari lapisan ini sedikit,
sedangkan pada musim dingin akan terjadi keadaan sebaliknya.
Mengatur suhu. Fungsi ini dimungkinkan karena banyak
pembuluh darah di bawah epitel dan adanya permukaan konka
dan septum yang luas, sehingga radiasi dapat berlangsung
secara optimal. Dengan demikian suhu udara setelah melalui
hidung kurang lebih 37 derajat Celcius.
Sebagai Penyaring Udara
Fungsi ini berguna untuk membersihkan udara
inspirasi dari debu dan bakteri dan dilakukan
oleh: Rambut (vibrissae) pada vestibulum nasi
Silia, Palut lender (mucous blanket). Debu dan
bakteri akan melekat pada palut lender dan
partikel – partekel yang besar akan dikeluarkan
dengan reflex bersin. Palut lender ini akan
dialirkan ke nasofaring oleh gerakan silia.
Enzim yang dapat menghancurkan beberapa
jenis bakteri, yang disebut lysozime.
Sebagai Indera Penghirup
Hidung juga bekerja sebagai indera penghidu
denganadanya mukosa olfaktorius pada atap rongga
hidung, konka superior dan sepertiga begian atas
septum. Partikel bau dapat mencapai daerah ini
dengan cara difusi dengan palut lender atau bila
menarik napas dengan kuat.

Untuk Resonansi Suara


Resonansi oleh hidung penting untuk kualitas suara
ketika berbicara dan menyanyi. Sumbatan hidung akan
menyebabkan resonansi berkurang atau hilang,
sehingga terdengar suara sengau (rinolalia).
Turut membantu proses bicara
Hidung membantu proses pembentukan kata-kata.
Kata dibentuk oleh lidah, bibir, dan palatum mole.
Pada pembentukan konsonan nasal (m,n,ng) rongga
mulut tertutup dan hidung terbuka, palatum mole
turun untuk aliran udara.

Reflex nasal
Mukosa hidung merupakan reseptor reflex yang
berhubungan dengan saluran cerna, kardiovaskuler dan
pernapasan. Contoh : iritasi mukosa hidung
menyebabkan reflex bersin dan napas terhenti.
Rangsang bau tertentu menyebabkan sekresi kelenjar
liur, lambung dan pancreas.
STRUKTUR HIDUNG

 Dorsum nasi ( batang hidung )


1. Bagian kaudal : bagian lunak dari batang
hidung yang tersusun oleh kartilago.
2. Bagian kranial : bagian keras dari batang
hidung.
Septum nasi : bagian yang menopang dorsum
nasi (batang hidung) dan membagi rongga
hidung menjadi dua bagian. Septum nasi juga
disebut sebagai dinding pemisah nostril (lubang
hidung) yang tersusun atas tulang yang sangat
tipis.
Septum nasi terdiri atas dua bagian :
1. Bagian anterior
2. Bagian posterior
 Nasal cavity ( rongga hidung )
 Rongga hidung dipisahkan oleh langit – langit mulut yang
disebut dengan palate.
Rongga hidung terdiri atas :
A. Vestibulum yang terletak pada bagian anterior menuju ke
posterior yang berbatasan dengan nasofaring. Vestibulum
dilapisi oleh sel submukosa sebagai proteksi.
B. Rambut halus yang berfungsi sebagai penapis udara.
C. Struktur konka yang berfungsi sebagai proteksi terhadap
udara luar karena strukturnya berlapis.
D. Sel silia yang berperan untuk menyaring udara dan
membersihkan udara yang masuk
Sinus paranasalis
Ada dua golongan :
1. Golongan anterior : sinus
frontalis, sinus
ethmodalis anterior,
sinus maksilaris.
2. Golongan posterior :
sinus ethmodalis
posterior dan sinus
sfenodalis.
CARA KERJA INDERA
PENCIUMAN

Indera Penciuman Atau Pembau Dibangun Oleh


Jaringan Epitel Olfaktori Dan Sel Sel Reseptor
Olfaktori.
Sel Olfaktori Merupakan Sel Saraf Yang Terdapat
Didalam Lapisan Mukus/Lendir Jaringan Epitel Rongga
Hidung Bagian Atas.
Sel Reseptor Olfaktori Memiliki Rambut – Rambut
Olfaktori Yang Terbenam Dalam Lapisan Mukus. Pada
Rambut Olfaktori Inilah Terdapat Protein Reseptor Bau.
PROSES TERCIUMNYA BAU

Bau terhirup bersama udara


Berdifusi didalam lapisan mukus dan berikatan
dgn reseptor pada dendrit
Sel -sel reseptor olfaktori terangsang dan
menimbulkan impuls saraf
Impuls saraf dikirim ke pusat penciuman di otak
Di otak informasi bau diolah dan Sensasi bau
tercium

Anda mungkin juga menyukai