Anda di halaman 1dari 9

Tata Letak Pabrik

Tata letak fasilitas dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari unsur-unsur fisik yang diatur
mengikuti aturan atau logika tertentu. Tata letak fasilitas merupakan bagiand ari perancangan
fasilitas yang lebih fokus pada pengaturan unsur-unsur fisik. Unsur-unsur fisik yang
dimaksud dapat berupa mesin, peralatan, meja, bangunan dans sebagainya. Aturan atau
logika pengaturan dapat berupa ketetapan fungsi tujuan misalnya saja total jarak atau total
biaya perpindahan bahan.

Dalam merancang tata letak fasilitas manufaktur atau tata letak pabrik, maka unsur-unsur
fisik yang perlu diperhatikan adalah mesin, peralatan, operator dan mateial. Umumnya,
fungsi tujuannya adalah total biaya perpindahan yang minimum. Hal ini dicapai melalui
pengaturan mesin-mesin dan peralatan sedemikian sehingga jaraknya tidak jauh tanpa
melanggar kaidah-kaidah ergonomis. Perancangan tata letak fasilitas manufaktur cukup
kompleks sehingga membutuhkan pendekatan multi disiplin.

Tata letak fasilitas manufaktur memiliki tipe-tipe dasar tata letak yang akan dibahas secara
rinci pada bagian berikutnya. Tipe-tipe tata letak adalah tata letak produk, tata letak proses,
tata letak posisi tetap dan tata letak sellular. Tipe-tipe tata letak ini sangat diperlukan dalam
merancang tata letak yang sesuai dengan kebutuhan atau tujuan yang telah ditetapkan.
Pemilihan tipe tata letak ini biasanya dilakukan dengan menganalisis jumlah produksi dan
jumlah ragam produk yang akan dihasilkan. Cukup banyak metoda yang telah dikembangkan
untuk merancang tata letak fasilitas manufaktur, mulai pendekatan kualitatif maupun
kuantitatif. Perangkat lunak untuk membantu perancang juga telah banyak dikembangkan
yang selanjutnya dikenal dengan istilah computer aided layout (tata letak berbantuan
komputer).

Pada umumnya bila kita sempat bertanya kepada para pejabat produksi sebuah perusahaan, ”
Bagaimana cara menususn tata letak demi efektifitas dan efisiensi sistem produksi? Mereka
menjawab dalam kisaran sepuluh hal : mengoptimalkan pemanfaatan peralatan,
meminimalkan penggunaan tenaga kerja, memperlancar aliran bahan dan produk jadi,
menyedikitkan persediaan, mengefisienkan pemakaian ruangan, memberikan kecukupan
ruang gerak operasional maupun pemeliharaan, meminimalkan investasi modal, memberikan
feksibilitas untuk perubahan, meningkatkan keselamatan kerja, dan menciptakan suasana
kerja yang kondusif. Tata letak produksi dikelola dengan tujuan mengembangkan sistem
produksi yang efektif dan efisien. Berdasarkan sepuluh kisaran jawaban para pejabat produksi
sebuah perusahaan telah dikemukakan. Efektifitas pengaturan tata letak produksi ditentukan
oleh faktor material handling, utilisasi ruang, kemudahan pemeliharaan, kelonggaran gerak,
orientasi produk, dan perubahan produk atau desain produk. Tata letak produksi dapat
diklasifikasikan ke dalam tata letak proses, tata letak produk, tata letak posisi tetap. Setiap
jenis tata letak tersebut, dalam keberadaannya mempunyai keuntungan dan kelemahan untuk
dipergunakan. Tata letak proses memberikan keuntungan utilisasi mesin, spesialisasi
supervisi namun persediaan barang dalam proses tinggi juga kebutuhan material handling
yang meningkat. Tata letak proses memberikan keuntungan aliran material handling langsung
dan simpel, persediaan barang dalam proses rendah akan tetapi kerusakan mesin niscaya
mengehntikan total produksi juga investasi modal yang besar. Sedangkan keuntungan tata
letak posisi tetap tersurat dalam kesempatan pengayaan tugas, fleksibel dan kebanggan tenaga
kerja karena dapat menyelesaikan seluruh pekerjaan namun dapat terjadi duplikasi mesin dan
peralatan, gerakan personil yang tinggi serta tentu memerlukan tenaga kerja high quaity. Tata
eltak produksi tidak lain fungsi dan seni.
Tata letak merupakan satu keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah operasi
dalam jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak
menentukan daya saing perusahaan dalam kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya, serta
kualitas lingkungan kerja, kontak pelangga, dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif
dapat membantu organisasi mencapai sebuah strategi yang menunjang diferensiasi, biaya
rendah, atau respon cepat. Tujuan strategi tata letak adalah untuk membangun tata letak yang
ekonomis yang memenuhi kebutuhan persaingan perusahaan.

Dalam semua kasus, desain tata letak harus mempertimbangkan bagaimana untuk dapat
mencapai:

1.      Utilisasi ruang, peralatan, dan orang yang lebih tinggi.

2.      Aliran informasi, barang, atau orang yang lebih baik.

3.      Moral karyawan yang lebih baik, juga kondisi lingkungan kerja yang lebih aman.

4.      Interaksi dengan pelanggan yang lebih baik.

5.      Fleksibilitas (bagaimanapun kondisi tata letak yang ada sekarang, tata letak tersebut
akan perlu diubah).

Semakin lama, desain tata letak perlu dipandang sebagai sesuatu yang dinamis. Hal ini berarti
mempertimbangakan peralatan yang kecil, mudah dipindahkan, dan fleksibel. Rak pajangan
di toko harus dapat dipindahkan, meja kantor dan partisi yang modular, dan rak di gudang
dibuat di pabrik (tinggal pasang). Agar dapat mengatasi perubahan model produk secara
cepat dan mudah, dan masih dalam tingkat produksi yang memadai, manajer operasi harus
memberikan fleksibilitas dalam desain tata letak. Untuk mendapatkan fleksibilitas dalam tata
letak, para manajer melatih pekerja mereka saling bersilang, merawat peralatan, menjaga
investasi tetap rendah, menempatkan sel kerja secara berdekatan, dan menggunakan peralatan
yang kecil dan mudah dipindahkan.

TIPE-TIPE TATA LETAK

Keputusan mengenai tata letak meliputi penempatan mesin pada tempat yang terbaik (dalam
pengaturan produksi), kantor dan meja-meja (pada pengaturan kantor) atau pusat pelayanan
(dalam pengaturan rumah sakit atau department store). Sebuah tata letak yang efektif
memfasilitasi adanya aliran bahan, orang, dan informasi di dalam dan antar-wilayah. Untuk
mencapai tujuan ini, beragam pendekatan telah dikembangkan. Di antara pendekatan
tersebut, pada bab ini, akan dibahas enam pendekatan tata letak:

1.      Tata letak dengan posisi tetap - memenuhi persyaratan tata letak untuk proyek yang
besar dan memakan tempat seperti proses pembuatan kapal laut dan gedung.

2.      Tata letak yang berorientasi pada proses - berhubungan dengan produksi dengan
volume rendah, dan bervariasi tinggi (juga disebut sebagai “job shop”, atau produksi
terputus).

3.      Tata letak kantor - menempatkan para pekerja, peralatan mereka, dan ruangan/kantor
yang melancarkan aliran informasi.
4.      Tata letak ritel - menempatkan rak-rak dan memberikan tanggapan atas perilaku
pelanggan.

5.      Tata letak gudang - melihat kelebihan dan kekurangan antara ruangan dan sistem
penanganan bahan.

6.      Tata letak yang berorientasi pada produk - mencari utilisasi karyawan dan mesin yang
paling baik dalam produksi yang kontinu atau berulang.

Oleh karena hanya beberapa dari keenam golongan ini yang dapat dimodelkan secara
matematis, tata letak dan desain dari fasilitas fisik masih merupakan sebuah seni. Walaupun
demikian, telah diketahui bahwa sebuah tata letak yang baik perlu menetapkan beberapa hal
berikut:

1.      Peralatan penanganan bahan. Manajer harus memutuskan peralatan yang akan
digunakan meliputi ban berjalan, cranes, juga kereta otomatis untuk mengirim dan
menyimpan bahan.

2.      Kapasitas dan persyaratan luas ruang. Desain tata letak dan penyediaan ruangan hanya
dapat dilakukan saat persyaratan jumlah pekerja, mesin dan peralatan diketahui. Manajemen
juga harus mempertimbangkan kelonggaran yang diisyaratkan sebagai keamanan yg
mengatasi beberapa masalah.

3.      Lingkungan hidup dan estetika. Pemikiran mengenai tata letak sering membutuhkan
keputusan mengenai jendela, tanaman, dan tinggi partisi untuk memfasilitasi aliran udara,
mengurangi kebisingan, menyediakan keleluasaan pribadi, dan sebagainya.

4.      Aliran informasi. Komunikasi sangat penting bagi setiap perusahaan dan harus dapat
difasilitasi oleh tata letak. Permasalahan ini mungkin membutuhkan keputusan tentang jarak,
juga keputusan akankan dibuat kantor pada ruangan terbuka menggunakan pembatas
setengah badan atau kantor yang memberi keleluasaan pribadi.

5.      Biaya perpindahan antar wilayah kerja yang berbeda. Terdapat banyak pertimbangan
unik yang berkaitan dengan pemindahan bahan atau kepentingan beberapa wilayah tertentu
untuk didekatkan satu sama lain. Sebagai contoh, memindahkan leburan baja akan lebih sulit
dibandingkan dengan memindahkan baja dalam keadaan dingin.

Tata letak dengan posisi tetap

Dalam tata letak dengan posisi tetap (fixed-position layout), proyek tetap berada dalam satu
tempat, sementara para pekerja dan peralatan datang pada tempat tersebut. Contoh tipe
proyek seperti ini adalah proyek pembuatan kapal, jalan laying, jembatan, rumah, dan sumur
minyak bumi.

Teknik untuk mengatasi tata letak dengan posisi tetap tidak dikembangkan dengan baik dan
kerumitannya bertambah karena ada tiga faktor. Faktor yang pertama adalah, terdapat
terdapat tempat yang terbatas pada semua lokasi produksi. Yang kedua, setiap tahapan yang
berbeda pada proses konstruksi, membutuhkan bahan yang berbeda;oleh karena itu banyak
hal yang menjadi penting sejalan dengan perkembangan proyek. Yang ketiga, volume bahan
yang dibutuhkan dinamis. Sebagai contoh, tingkat penggunaan panel baja untuk galangan
kapal berubah sejalan dengan perkembangan proyek.

Karena permasalahan pada tata letak dengan posisi tetap ini sulit dipecahkan pada lokasi,
strategi alternative yang ada adalah untuk melengkapi proyek sedapat mungkin di luar lokasi.

Tata letak yang berorientasi pada proses

Tata letak yang berorientasi pada proses (process-oriented layout) dapat menangani beragam
barang atau jasa secara bersamaan. Ini merupakan cara tradisional untuk mendukung sebuah
strategi diferensiasi produk. Tata letak ini paling efisien di saat produk yang memiliki
persyaratan berbeda, atau di saat penanganan pelanggan, pasien atau klien dengan kebutuhan
yang berbeda. Tata letak yang berorientasi pada proses biasanya memiliki strategi volume
rendah dengan variasi tinggi.

Satu kelebihan utama dari tata letak ini adalah adanya fleksibilitas peralatan dan penugasan
tenaga kerja. Sebagai contoh, jika terjadi kerusakan pada satu mesin, proses produksi secara
keseluruhan tidak perlu berhenti; pekerjaan dapat dialihkan pada mesin lain dalam
departemen yang sama. Tata letak ini juga sangat baik untuk menangani produksi komponen
dalam batch yang kecil, atau disebut job lot, dan untuk memproduksi beragam komponen
dalam ukuran dan bentuk yang berbeda.

Kelemahan tata letak ini terletak pada peralatan yang biasanya memiliki kegunaan umum.
Pesanan akan menghabiskan waktu lebih lama untuk berpindah dalam sistem karena
penjadwalan yang sulit, penyetelan mesin yang berubah, dan penanganan bahan yang unik.
Sebagai tambahan, peralatan yang memiliki kegunaan umum, membutuhkan tenaga kerja
yang terampil, dan persediaan barang setengah jadi menjadi lebih tinggi karena adanya
pelatihan dan pengalaman yang dibutuhkan, dan jumlah barang setengah jadi yang tinggi
membutuhkan modal yang lebih banyak.

Dalam mendesain sebuah tata letak yang berorientasi pada proses, takti yang paling lazim
digunakan untuk menyusun departemen atau stasiun kerja adalah untuk meminimalkan biaya
penanganan bahan. Dengan kata lain, departemen yang memiliki aliran komponen atau orang
yang banyak di antara mereka harus didekatkan satu sama lain. Dalam pendekatan ini, biaya
penanganan bahan bergantung kepada (1) jumlah muatan (atau orang) yang harus
dipindahkan di antara dua departemen selama beberapa waktu dan (2) biaya memindahkan
muatan (atau orang) yang berkaitan dengan jarak antar-departemen.

Craft. Adalah sebuah program (software) computer yang secara sistematis menguji
alternative pengaturan antar-departemen untuk mengurangi biaya penanganan bahan total.

Tata letak kantor

Perbedaan utama antara tata letak kantor (office layout) dan pabrik adalah pada kepentingan
informasi. Walaupun demikian, pada beberapa lingkungan kantor, sebagaimana pada
manufaktur, produksi sangat bergantung kepada aliran bahan.

Walaupun pergerakan informasi sekarang meningkat menjadi elektronik, analisis tata letak
kantor masih memerlukan pendekatan yang berdasarkan tugas. Oleh karena itu, para manajer
kantor menguji pola komunikasi baik secara elektronik maupun tradisional, kebutuhan
pemisahan, dan kondisi-kondisi lain yang mempengaruhi efektivitas karyawan. Alat yang
berguna untuk analisis tersebut adalah diagram hubungan (relationship chart) yang
ditunjukan dalam gambar 9.9. diagram ini, menyiapkan sebuah kantor untuk insinyur
software, yang menyatakan bahwa direktur teknologi harus (1) dekat dengan wilayah para
insinyur, (2) kurang dekat dengan sekretaris dan pusat data, dan (3) tidak perlu dekat dengan
ruang fotokopi dan gudang.

Di sisi lain, terdapat beberapa pertimbangan tata letak yang bersifat umum (beberapa dapat
diterapkan pada pabrik dan kantor). Pertimbangan ini berkaitan dengan kondisi kerja, kerja
sama tim, otoritas, dan status. Haruskah semua atau hanya sebagian wilayah kerja yang diberi
AC? Haruskan semua karyawan menggunakan pintu masuk yang sama, toilet, lemari, dan
kantin? Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, keputusan tata letak merupakan
perpaduan antara seni dan ilmu. Hanya sebagian yang berupa ilmu - yang berkaitan dengan
aliran bahan dan informasi - yang dapat dianalisi dengan cara yang sama sebagaimana aliran
barang dalam tata letak proses.

Sebagai komentar terakhir pada tata letak kantor, harus diperhatikan bahwa terdapat dua
kecenderungan utama. Yang pertama, teknologi, seperti telepon genggam, pager, fax,
internet, kantor di rumah, computer jinjing (laptop), dan PDA, menyebabkan tata letak
semakin fleksibel dengan memindahkan informasi secara elektronis. Yang kedua, perusahaan
virtual menciptakan kebutuhan dinamis akan ruang dan jasa. Kedua perubahan ini cenderung
membutuhkan lebih sedikit karyawan untuk berada di kantor.

Tata letak ritel

Tata letak ritel (retail layout) didasarkan pad aide bahwa penjualan dan keuntungan
bervariasi bergantung kepada produk yang dapat menarik perhatian pelanggan. Jadi, banyak
manajer operasi ritel mencoba untuk memperlihatkan produk-produk kepada pelanggan
sebanyak mungkin. Penelitian menunjukan bahwa semakin besar produk dapat dilihat oleh
pelanggan, maka penjualan akan semakin tinggi, dan tingkat pengembalian investasi juga
semakin tinggi. Manajer operasi dapat mengubah keduanya, baik dengan pengaturan toko
keseluruhan maupun alokasi tempat bagi beragam produk dalam pengaturan toko tersebut.

Lima ide yang sangat berguna dalam menentukan pengaturan toko secara keseluruhan:

1.      tempatkan barang-barang yang sering dibeli oleh pelanggan di sekitar batas luar toko.
Itulah sebabnya mengapa sering ditemukan produk yang berbahan dasar susu pada satu
bagian supermarket bersebelahan dengan produk roti dan kue-kue.

2.      gunakan lokasi yang strategis untuk barang-barang yang menarik dan memiliki nilai
keuntungan besar, seperti peralatan rumah tangga, kosmetik dan shampoo.

3.      distribusikan yang dikenal oleh pedagang sebagai “produk yang kuat” - yaitu barang-
barang yang menjadi alasan utama pengunjung berbelanja - pada kedua sisi lorong, dan
letakkan mereka tersebar untuk menjadikan pengunjung melihat lebih banyak barang yang
lain.

4.      gunakan lokasi di ujung lorong karena mereka memiliki tingkat eksposur yang tinggi.
5.      sampaikan misi toko dengan memilih posisi bagian yang akan menjadi perhentian
pertama bagi pelanggan.

Setelah tata letak ritel telah diputuskan, produk-produk harus diatur untuk dijual. Banyak
pertimbangan dalam pengaturan ini. Walaupun demikian, tujuan utama tata letak ritel adalah
untuk memaksimalkan keuntungan luas lantai per kaki persegi (atau, pada beberapa toko,
pada panjang rak). Barang-barang yang berharga mahal mungkin dapat menghasilkan
penjualan yang lebih besar, tetapi keuntungan per kaki persegi mungkin saja lebih rendah.

Tata letak gudang dan penyimpanan

Tujuan tata letak gudang (warehouse layout) adalah untuk menemukan titik optimal di antara
biaya penanganan bahan dan biaya-biaya yang berkaitan dengan luas ruang dalam gudang.
Sebagai konsekuensinya, tugas manajemen adalah memaksimalkan penggunaan setiap kotak
dalam gudang - yaitu memanfaatkan volume penuhnya sambil mempertahankan biaya
penanganan bahan yang rendah. Biaya penanganan bahan adalah biaya-biaya yang berkaitan
dengna transportasi barang masuk, penyimpanan, dan transportasi bahan keluar untuk
dimasukan dalam gudang. Biaya-biaya in imeliputi peralatan, orang, bahan, biaya pengawasa,
asuransi, dan penyusunan. Tata letak gudang yang efektif juga menimimalkan kerusakan
bahan dalam gudang.

Cross-docking. Cross-docking berarti menghindari penempatan bahan atau barang-barang


dalam gudang dengan langsung memproses mereka saat diterima. Dalam sebuah fasilitas
manufaktur, produk diterima langsung pada lini perakitan. Pada sebuah pusat distribusi,
muatan yang telah diberi label dan disusun sebelumnya tiba pada dock pengiriman untuk
dirute ulang, sehingga menghindari aktivitaspenerimaan secara formal, penghitungan
stock/penyimpanan dan pemilihan pesanan. Karena aktivitas-aktivitas ini tidak menambahkan
nilai pada produk, maka penghilangannya merupakan penghematan biaya sebesar 100%.

Customizing. Walaupun gudang diharapkan dapat menyimpan produk sekecil mungkin dan
menyimpannya dalam waktu sesingkat mungkin, sekarang permintaan yang ada adalah
bagaimana gudang dapat melakukan customize produk. Gudang dapat menjadi tempat di
mana nilai ditambahkan melalui customizing. Kuntomisasi gudang biasanya merupakan cara
yang berguna untuk menghasilkan keunggulan bersaing dalam pasar di mana terdapat
perubahan produk yang sangat cepat. Sebagai contoh, gudang bisa menjadi tempat di mana
komponen computer dipasang, software dimuat, dan perbaikan dilakukan. Gudang juga dapat
menyediakan label dan pengepakan yang customized untuk pedagang eceran sehingga barang
yang datang dapat langsung dipajang.

Saat ini semakin banyak gudang ditempatkan bersebelahan dengan bandara utama, dalam
fasilitas seperti yang dimiliki oleh terminal Express di Memphis. Penambahan nilai pada
gudang yang bersebelahan dengan bandara utama memungkinkan pengiriman satu malam.

Tata letak proses produksi berulang dan berorientasi pada produk

Tata letak yang berorientasi pada produk disusun di sekeliling produk atau keluarga produk
yang sama yang memiliki volume tinggi dan bervariasi rendah. Produksi yang berulang dan
kontinu, menggunakan tata letak produk. Asumsi yang digunakan adalah:

1.      volume yang ada mencukupi untuk utilisasi peralatan yang tinggi.
2.      permintaan produk cukup stabil untuk memberikan kepastian akan penanaman modal
yang besar untuk peralatan khusus.

3.      produk distandarisasi atau mendekati sebuah fase dalam siklus hidupnya, yang
memberikan penilaian adanya penanaman modal pada peralatan khusus.

4.      pasokan bahan baku dan komponen mencukupi dan mempunyai kualitas yang seragam
(cukup terstandarisasi) untuk memastikan bahwa mereka dapat dikerjakan dengan peralatan
khusus tersebut.

Terdapat dua jenis tata letak yang berorientasi pada produk, yaitu lini pabrikasi dan perakitan.
Lini pabrikasi (fabrication line) membuat komponen seperti ban modil dan komponen logam
sebuah kulkas pada beberapa mesin. Lini perakitan (assembly line) meletakan komponen
yang dipabrikasi secara bersamaan pada sekumpulan stasiun kerja. Kedua lini in imerupakan
proses yang berulang, dan dalam kedua kasus, lini ini harus “seimbang”, yaitu waktu
yangdihabiskan untuk mengerjakan suatu pekerjaan barus sama atau seimbang dengan waktu
yang dihabiskan untuk mengerjakan pekerjaan pada mesin berikutnya pada lini pabrikasi,
sebagaimana waktu yang dihabiskan pada satu stasiun kerja oleh seoarang pekerja di lini
perakitan harus “seimbang” dengan waktu yang dihabiskan pada stasiun kerja berikutnya
yang dikerjakan oleh pekerja berikutnya.

Tujuan utama tata letak yang berorientasi pada produk adalah:

1.      Rendahnya biaya variabel per unit yang biasanya dikaitkan dengan produk yang
terstandarisasi dan bervolume tinggi.

2.      Biaya penanganan bahan yang rendah

3.      Mengurangi persediaan barang setengah jadi

4.      Proses pelatihan dan pengawasan yang lebih mudah

5.      Hasil keluaran produksi yang lebih cepat.

Kelemahan tata letak yang berorientasi pada produk adalah:

1.      Dibutuhkan volume yang tinggi, karena modal yang diperlukan untuk menjalankan
proses cukup besar.

2.      Adanya pekerjaan yang harus berhenti pada setiap titik mengakibatkan seluruh operasi
pada lini yang sama juga terganggu.

3.      Fleksibilitas yang ada kurang saat menangani beragam produk atau tingkat produksi
yang berbeda.

Karena permasalahan lini pabrikasi dan lini perakitan serupa, pembahasan kali ini ditujukan
pada lini perakitan. Pada sebuah lini perakitan, biasanya sebuah produk berjalan melalui
wahana yang otomatis, seperti sebuah ban berjalan, melalui serangkaian stasiun kerja hingga
selesai. Ini merupakan cara mobil dirakit, televisi dan pemanggang kue dibuat, dan roti lapis
pada restoran cepat saji dibuat. Tata letak yang berorientasi pada produk menggunakan
peralatan yang lebih otomatis dan didesain secara khusus dari pada tata letak yang
berorientasi pada proses.

Penyeimbangan lini perakitan. Lini perakitan biasanya dilaksanakan untuk meminimalkan


ketidakseimbangan antara mesin atau karyawan dan memenuhi output yang dibutuhkan dari
lini perakitan. Untuk dapat memproduksi pada tingkat tertentu, pihak manajemen harus
mengetahui perkakas, peralalatan, dan metode kerja yang digunakan. Kemudian persyaratan
waktu untuk setiap tugas perakitan (seperti membuat lubang, mengencangkan baut, atau
mengecat komponen dengan cara menyemprot) harus ditentukan. Manajemen juga harus
mengetahui hubungan prioritas antar - aktivitas - yaitu, urutan beragam tugas yang harus
dikerjakan.

Masalah penyeimbang lini berskala besar, seperti masalah tata letak berorientasi pada proses
yang besar, dapat diatasi dengan menggunakan computer. Beberapa program computer
tersedia untuk mengatasi penugasan stasiun kerja pada lini perakitan dengan jumlah aktivitas
jumlah individu sebesar 100 (atau lebih). Dua program computer COMSOAL (Computer
Method for Sequencing Operations for Assembly Lines) dan ASYBL (General Electric’s
Assembly Configuration Program) digunakan secara luas pada masalah yang besar untuk
mengevaluasi kombisansi stasiun kerja yang mungkin yang berjumlah ribuan atau bahkan
jutaan yang lebih efisien dari pada dikerjakan dengna perhitungan tangan.

Strategi proses : pendekatan organisasi untuk mengubah sumberdaya menjadi barang/jasa

Tujuan : menemukan suatu cara memproduksi barang dan jasa yang memenuhi persyaratan
pelanggan dan spesifikasi produk yang berada dalam batasan biaya dan manajerial lain.

4 strategi proses

1.fokus pada proses, fasilitas produksi diatur disekeliling proses untk mnghasilkan produksi
yang rendah volumenya tetapi bervariasi tinggi

2. focus berulang,proses produksi yang berorientasi pada produk yang menggunakan modul.
Modul : bagian atau komponen yang telah disiapkan sebelumnya, biasanya dalam suatu
proses yang kontinu

3.fokus pada produk,sebuah fasilitas diatur di sekitar produk;sebuah proses yang beroriantasi
pada produk, bervolume tinggi, dan bervariasi rendah

4.mass customization, merupakan pembuatan produk dan jasa yang dapat memenuhi
keinginan pelanggan yang semakin unik, cepat, dna murah.

Diagram silang :sebuah diagram biaya pada volume yang mungkin untuk beberapa proses

Analisis dan desain proses

Alat2 nya:

-Diagram alir : sebuah diagram yang digunakan untuk menganalisis pergerakan orang atau
bahan
-Pemetaan fungsi waktu : sebah diagram alir tetapi dengan waktu ditambahkan pada sumbu
horizontal

-Diagram proses : diagram yang menggunakan symbol untuk menganalisis pergerakan orang
atau bahan

-Perencanaan pelayanan : merupakan teknik analisis proses yang memusatkan perhatian pada
pelanggan dan interaksi penyedia layanan dengan pelangannya

Anda mungkin juga menyukai