Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN PERSALINAN NORMAL

No. Dokumen :
No. Revisi :

PEMERINTAH SOP Tgl Terbit :


KOTA Halaman : 1/5
GUNUNGSITOLI

UPTD PUSKESMAS
KECAMATAN
GUNUNGSITOLI SOSAIDAMAN H. ZEBUA,
SELATAN S.Kep.,Ns
NIP 19840621 201001 2 041

1. Pengertian Asuhan Persalinan Normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama
pengeluaran hasil konsepsi setelah pembuahan berumur lebih dari 37 minggu
dan setelah bayi lahir serta upaya pencegahan komplikasi, sebagai bahan
acuan dalam arahan persalinan normal.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam asuhan persalinan normal
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Gunungsitoli Selatan Nomor :
445/0539/K/PKM GS-SEL/II/2018, tentang kebijakan pelayanan klinis
UPTD Puskesmas Gunungsitoli Selatan
4. Referensi Buku Ilmu Kebidanan, Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2012.
5. Prosedur Alat dan Bahan
1. Bak instrumen berisi partus set (klem 2,gunting tali pusat 1, setengah
koher 1, kateter 1)
2. Sarung tangan steril 2 pasang
3. Kom berisi kapas dan air DTT
4. Penghisap lendir atau delee
5. Obat inj. Oksitosin 5 ampul
6. Ergometri
7. Vit K 1 ampul
8. Spuit 3 cc 2 buah
9. Spuit 1 cc 1 buah
10. Umbilikal klem
11. Benang tali pusat
12. Mono aural
13. Kasa steril
14. Kain untuk ibu dan bayi
15. Bengkok
16. Tempat plasenta
17. Baskom berisi air DTT dan waslap
18. Baskom berisi cairan klorin 0,5%
19. Tempat sampah basah dan kering
6. Langkah-langkah 1. Mengidentifikasi pasien ( nama, tanggal lahir, alamat)
2. Menjaga privasi ibu dengan memasang sampiran
3. Mendekatkan alat ke samping ibu
4. Mencuci tangan dengan benar
5. Mengukur tanda-tanda vital ibu (nadi, tekanan darah, pernafasan,
suhu)
6. Melakukan pemeriksaan leopold I, II, III dan IV
7. Melakukan pemeriksaan HIS/kontraksi
8. Memakai skort, masker, sarung tangan streril untuk pemeriksaan
dalam
9. Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik
10. Melakukan vulva hygiene
11. Mengamati tanda dan gejala kala dua
12. Melakukan pemeriksaan dalam, pastikan pembukaan lengkap, bila
selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah lengkap maka
lakukan amniotomi
13. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang
masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5 % kemudian
lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan 0,5 % selama
10 menit. Cuci kedua tangan setelah sarung tangan dilepaskan
14. Periksa denyut jantung janin ( DJJ ) setelah kontraksi /saat relaksasi
uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-
160x/menit).
15. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil –
hasil penilaian serta asuhan lainnya dalam partograf
16. Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
baik dan bantu ibu mengatur posisi yang nyaman
17. Lakukan bimbingan meneran pada saat ibu merasakan dorongan
yang kuat untuk meneran
18. Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
19. Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rectum dan/atau
vaginanya
20. Perineum menonjol
21. Vulva-vagina dan sfingter anal membuka
22. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
letakkan handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi
23. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, di bawah bokong ibu
24. Membuka partus set
25. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan
26. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva
maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain
bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan
posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala.
a. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat, jika tali pusat melilit
leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi
b. Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat didua tempat
dan potong diantara dua klem tersebut
27. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
28. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang kepala secara
biparental (dengan kedua tangan). Anjurkan ibu untuk meneran saat
kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala ditarik ke bawah lalu ke atas
untuk melahirkan bahu.
29. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu
untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan
tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah
atas
30. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan
telunjuk diantar kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu
jari dan jari – jari lainnya )
31. Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik), kemudian meletakkan
bayi di atas perut ibu dan keringkan. Bila bayi mengalami asfiksia,
lakukan resusitasi
32. Beritahukan pada ibu bahwa penolong akan menyuntikkan oksitosin
( agar uterus berkontraksi baik ). Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir,
suntikkan oksitosin 10 unit ( intramuskuler )1/3 atas paha kanan ibu
bagian luar, setelah mengaspirasinya terlebih dahulu
33. Dengan menggunakan klem, jepit tali pusat pada sekitar 3 cm dari
pusar bayi. Dari sisi luar klem penjepit, dorong isi tali pusat ke arah
distal (ibu) dan lakukan penjepitan kedua pada 2 cm dari klem pertama
34. Dengan satu tangan, angkat tali pusat yang telah dijepit kemudian
lakukan pengguntingan tali pusat (lindungi perut bayi) diantara 2 klem
tersebut
35. Ikat tali pusat dengan benang DTT /Steril pada satu sisi kemudian
lingkarkan kembali benang kesisi berlawanan dengan simpul kunci, jika
memakai Umbilikal klem maka klem pertama pada tali pusat langsung
dipakai jepit Umbilikal klem dan penata laksanaan pemotongan tali pusat
dilanjutkan.
36. Melakukan Inisiasi Menyusui Dini dengan meletakkan bayi
tengkurap diatas dada ibu
37. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi dikepala
bayi
38. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
39. Letakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, ditepi atas simpisis
untuk mendeteksi pelepasan plasenta. Tangan lain menegangkan tali
pusat
40. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah
sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang – atas
(dorsokranial) Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan
penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan
ulangi prosedur diatas
41. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak
sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta
42. Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat :
- Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM
- Lakukan kateteriasi (aseptik) jika kandung kemih penuh
- Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
- Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
- Segera rujuk jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir
- Bila terjadi perdarahan, lakukan plasenta manual
- Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan
kedua tangan.pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilih
kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah
disediakan.
43. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase
uteru, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan
gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi ( fundus
teraba keras)
44. Lakukan tindakan yang diperlukan : jika uterus tidak berkontraksi
stelah 15 detik melakukan rangsangan taktil/masase
45. Periksa kedua sisi plasenta dan pastikan selaput ketuban lengkap dan
utuh. Masukkan plasenta kedalam kantung plastik atau tempat khusus
46. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum lakukan
penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan
47. Memastikan tidak ada perdarahan pervaginam dan kontraksi baik
48. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit didada ibu paling sedikit 1
jam
49. Setelah 1 jam, dilakukan penimbangan / pengukuran bayi, beri tetes
mata antibiotic profilaksis dan vitamin K IM dipaha kiri
50. Setelah 1 jam pemberian vitamin K, berikan suntikan imunisasi
Hepatitis B dipaha kanan
51. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan
pervaginam
- 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan
- Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan
- Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan
52. Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masase uterus
dan memeriksa kontraksi uterus
53. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
54. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit
selama 1 jam pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua
pasca persalinan
55. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 %
untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah
dekontaminasi
56. Buang bahan – bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai
57. Bersihkan badan ibu menggunakan air DTT
58. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI.
Anjurkankeluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan
59. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5 %
60. Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin o,5 %,
balikkanbagian dalama ke luar dan rendam dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit
61. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian
keringkan dengan tissue atau handuk kering dan bersih
62. Lengkapi dokumentasi partograf tindakan sesuai kondisi;
7. Diagram Alir Terlampir
8. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
9. Unit terkait Ruang bersalin
10. Dokumen terkait a. Buku register persalinan
b. Rekam medis
11. Rekaman Historis
Perubahan No Tanggal mulai
Yang Diubah Isi Perubahan
. diberlakukan
Diagram Alir Tatalaksana Asuhan Persalinan Normal

Tanda pasti kala 2 persalinan : Lanjutkan dengan


- Pembukaan serviks lengkap penatalaksanaan fisiologi :
- Kepala janin terlihat dari - Pecahkan selaput ketuban
bila belum pecah Bayi lahir dalam
introitus vagina
- Anjurkan untuk mulai waktu 60 menit pada
meneran multi para atau 120
- Nilai DJJ kontraksi, tanda- menit pada primi para
tanda vital, kandung kemih
secara rutin
- Anjurkan untuk minum
- Anjurkan perubahan posisi

Dorongan
spontan
untuk
meneran

- Anjurkan untuk perubahan posisisi


- Lakukan stimulasi
- Minta ibu mengosongkan kandung
kemihnya
- Anjurkan untuk minum
- Nilai DJJ, kontraksi dan tanda-tanda
vital
- Evaluasi dalam 60 menit

Lanjutkan dengan
Dorongan
penatalaksaan
untuk
fisiologi kala 2
meneran
persalinan

- Bimbing ibu meneran saat kontraksi - Lanjutkan


Bayi lahir manajemen aktif
- Anjurkan untuk minum
dalam waktu 60 kala 3
- Anjurkan untuk perubahan posisi
menit - Asuhan bayi
- Lakukan stimulasi putting susu
- Nilai DJJ setiap 5 menit baru lahir

Lanjutkan
pemantauan kala
4
Rujuk

Anda mungkin juga menyukai