Anda di halaman 1dari 5

Aplikasi Alat Ukur Indeks Massa Tubuh Untuk Evaluasi Gizi Balita Berbasis

Android

Rayne Salsabila1, Rinanda Erdika Putri2 dan Sri Lestari3


1,2,3
Progam Studi Telekomunikasi, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Jakarta
Jl. Prof. Dr. G.A Siwabessy, Kampus Baru UI Depok, Jawa Barat, 16424, Indonesia
salsabilarayne03@gmail.com[1]

Abstract
Body weight and height are the most frequently used parameters in nutritional anthropometric measurements to
assess physical growth or nutritional status. The final goal is to evaluate the nutrition of toddlers using loadcell
and ultrasonic sensors. The HC-SRF04 was used to measure height, the load cell sensor and the HX711 module
were used to measure weight. The measurement results will display the nutritional status of children under five
with anthropometric methods using body mass index. Evaluation of the nutritional status of toddlers is classified
into undernutrition, normal nutrition, and overweight which are processed by ESP8266 as a microcontroller and
displayed using an android application. Based on the testing of the android application, the sensor can detect the
toddler's body and weight and convert it into BMI and suggestions for parents of toddlers. Speedtest test results
obtained internet speed using a test using an XL provider with a download speed of 14.05 Mbps and an upload
speed of 1.22 Mbps. Network performance using the XL provider results in throughput of 308047 bits/s, packet
loss of 0.25% and delay of 41,689 ms, which is a quality test on network performance that is very good because
the delay obtained is <150 ms and the packet loss value is 0%. RSRP results are -98 dBm and RSRQ results are
-8 dB.

Keywords : Body Mass Index, ESP 8266,HCSRF-04, Load Cell, Ultrasonic

Abstrak
Berat badan dan tinggi badan merupakan parameter yang paling sering digunakan dalam pengukuran antropometri gizi
dilakukan untuk menilai pertumbuhan fisik atau keadaan gizi. Tujuan tugas akhir ini dibuat yaitu untuk evaluasi gizi
balita menggunakan sensor loadcell dan ultrasonik. HC-SRF04 digunakan untuk mengukur tinggi badan, sensor load
cell dan modul HX711 digunakan untuk mengukur berat badan. Hasil pengukuran akan menampilkan status gizi balita
dengan metode antropometri menggunakan indeks massa tubuh. Evaluasi status gizi balita diklasifikasikan menjadi gizi
kurang, gizi normal, gizi lebih yang diolah oleh ESP8266 sebagai mikrokontroler dan ditampilkan menggunakan
aplikasi android. Berdasarkan hasil pengujian aplikasi android sensor dapat mendeteksi tinggi badan dan berat badan
balita dan mengubahnya menjadi IMT dan saran bagi orang tua balita. Hasil pengujian speedtest didapatkan kecepatan
internet menggunakan pengujian menggunakan provider XL dengan kecepatan download sebesar 22,8 Mbps dan
kecepatan upload sebesar 21 Mbps. Performansi jaringan dengan menggunakan provider XL mendapatkan hasil
throughput seesar 308047 bits/s, packet loss sebesar 0,25% dan delay sebesar 41,689 ms yang mana pengujian kualitas
pada performansi jaringan ini sangat baik karena delay yang didapatkan <150 ms dan nilai packet loss 0%. Hasil RSRP
sebesar -98 dBm dan hasil RSRQ dengan nilai RSRP sebesar -8 dB.

Kata Kunci : ESP 8266, HCSRF-04, Load Cell, Indeks Massa Tubuh, Ultrasonik

1. PENDAHULUAN sering digunakan dalam pengukuran antropometri gizi


dilakukan untuk menilai pertumbuhan fisik atau
Pertumbuhan anak dalam usia dini, yaitu masa balita keadaan gizi. Dalam praktik pemantauan kualitas gizi
sangat pesat terjadi. Penilaian terhadap pertumbuhan balita melalui pengukuran massa tubuh dan tinggi
anak dapat dilakukan dengan berbagai cara salah badan pada balita di posyandu masih memiliki
satunya adalah pengukuran antropometri. Berat badan kelemahan dimana prosedur pengukuran masih
dan tinggi badan merupakan parameter yang paling dilakukan secara manual. Pengukuran massa tubuh
balita dilakukan dengan menggunakan timbangan yang
digantungkan dengan kain atau timbangan dan membuat variabel sebagai tempat data yang akan
konvensional sehingga hasilnya relatif kurang akurat. disimpan. Variabel yang dibuat harus sama dengan
Pengukuran tinggi badan balita juga masih fungsi yang dibuat dari bagian pengirim. Aplikasi
menggunakan alat meteran secara manual. Dengan menggunakan firebase sebagai realtime database.
adanya dua alat yang berbeda, maka proses kedua Aplikasi yang dirancang akan digunakan untuk
pengukuran ini memerlukan dua tahap pengukuran menampilkan hasil pembacaan sensor HC-SRF04 dan
yaitu menimbang massa tubuh dan kemudian sensor loadcell dari mikrokontroler
mengukur tinggi badan. Hal ini juga menyebabkan
proses pengukuran memerlukan waktu yang lebih
lama.

Permasalahan tersebut mendasari sistem pengukuran


massa tubuh dan tinggi badan elektronik yang dapat
menjadikan dua alat ukur menjadi satu unit alat ukur
dengan dua fungsi. Sistem pengukur massa tubuh dan
tinggi badan terintegrasi dengan aplikasi android untuk
mengevaluasi gizi balita dengan memanfaatkan sensor
load cell dan sensor ultrasonik sehingga dapat lebih
efektif dalam melakukan pengukuran massa tubuh dan
tinggi badan balita. Pada penelitian ini akan dibahas
mengenai aplikasi alat ukur indeks massa tubuh untuk
mengevaluasi gizi balita berbasis android.

2. METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini dilakukan beberapa tahapan


penelitian untuk memperoleh rancang bangun alat ukur
indeks massa tubuh balita. Tahap pertama adalah
perancangan dan tahap selanjutnya adalah realisasi alat.
Tahap awal adalah perancangan database dan aplikasi
android.
Gambar 2. Flowchart Perancangan Android

Gambar 2. menunjukkan flowchart perancangan


program aplikasi monitoring. Aplikasi ini dirancang
dan dibuat dengan menggunakan android SDK dan
diberi nama “beratin”. Smartphone yang sudah
mengunduh aplikasi harus terhubung dengan internet
agar dapat menerima data sensor dari firebase.

Aplikasi penerima ini dapat menampilkan data sensor


HC-SRF04 dan sensor loadcell yang tersimpan dalam
firebase. Sebelum membuka aplikasi, smartphone
android harus terhubung dengan internet. Setelah
aplikasi dibuka, balita diukur di alat ukur indeks massa
tubuh untuk mendapatkan nilai tinggi badan dan berat
badan. Selanjutnya, data yang telah didapatkan dari alat
ukur indeks massa tubuh dikirim oleh ESP8266 ke
firebase. Di sisi penerima, setelah pengukuran selesai,
petugas posyandu menginput data identitas balita yang
diperlukan. Data ini akan menghasilkan ID yang
Gambar 1. Flowchart Perancangan Database didapatkan oleh masing-masing balita, apabila orang
tua atau petugas posyandu lupa dengan ID dari balita
Gambar 1. menunjukkan flowchart perancangan dapat diakses melalui aplikasi dan melihat rekapitulasi
database sistem alat ukur indeks massa tubuh balita data ID dari file google sheet DB IMT.
menggunakan firebase. Dalam pembuatan database Tahap selanjutnya yaitu membuat suatu aplikasi sesuai
firebase, diawali dengan membuat database. dengan rancangan yang telah dibuat dan melakukan
Selanjutnya membuat database dengan format realtime penerapan sistem dari perancangan yang telah dibuat.
Attribute “bb” dan “tb” berfungsi untuk menyimpan
data hasil pengukuran tinggi dan berat badan balita,
sedangkan attribute “id” berfungsi untuk menyimpan
id user dari setiap balita untuk mempermudah
penyimpanan di database. Setelah disimpan ke dalam
database, nilai-nilai tersebut dikirimkan ke aplikasi
android untuk ditampilkan dan diolah hasil pembacaan
sensor HC-SRF04 dan sensor loadcell dari
mikrokontroler. Dalam pembuatan aplikasi, tahapan-
tahapan yang harus dilakukan adalah membuat main
activity, input activity dan recap activity.
Gambar 4. Tampilan Input Activity
Main activity akan menampilkan pilihan untuk input
data dan menghitung IMT yang terdiri dari tiga tombol
Recap acitvity akan menampilkan hasil pengolahan dari
yang mewakili activity tersendiri, yaitu hitung untuk
input activity, berupa jenis kelamin, umur, tinggi badan
menghitung gizi balita, daftar untuk mendaftarkan
dan berat badan. Variabel dari input activity akan
balita, dan cek ID untuk mengecek ID yang sudah di
diolah pada bagian recap activity dan ditampilkan
input dalam bentuk spreadsheet, fungsi ini digunakan
dalam bentuk rekapitulasi data yang dipanggil dari
untuk rekap data dari input data utk menghindari
firebase. Gambar 5. menunjukkan tampilan dari recap
petugas posyandu yang lupa ID dari balita. Gambar 3.
activity.
Menunjukkan tampilan dari main activity.

Gambar 3. Tampilan Main Activity


Gambar 5. Tampilan Recap Activity
Input activity akan menampilkan pilihan untuk proses
input identitas pendukung data dari balita yang sedang Realisasi program Google sheets sebagai tempat
diukur. Proses yang terjadi di halaman ini yaitu dokumentasi otomatis bagi petugas posyandu. Di
mendapatkan user id dari firebase untuk setiap balita dalam google sheet disediakan bahasa pemrograman
yang diukur. Variabel “user” akan membungkus data yang disebut Google App Script (GAS). Kode GAS
dari pengukuran yang telah dikirimkan oleh akan dieksekusi secara remote di dalam google cloud.
mikrokontroler. Gambar 4. Menunjukkan tampilan dari Pada aplikasi terdapat dua file google sheets, file
input activity. pertama dengan nama file DB IMT dan file kedua
dengan nama file DB Final. Perbedaan kedua file ini
yaitu dari sisi aksesnya, DB IMT dapat diakses secara
langsung di aplikasi untuk memudahkan petugas
posyandu atau orang tua balita yang lupa dengan ID
yang didapatkan saat pengukuran. Sedangkan, DB
Final adalah file google sheet final yang hanya dapat
diakses oleh petugas posyandu. Gambar 6.
Menunjukkan tampilan dari google sheet DB IMT dan
Gambar 7. Menunjukkan tampilan google sheet DB
Final.
Pengujian QoS didapat dari data-data yang berhasil
direkam oleh wireshark dengan menggunakan provider
XL.QoS digunakan untuk mengukur throughput,
packet loss, dan delay yang didapatkan agar penguji
dapat mengetahui QoS dalam menerima dan mengirim
data kepada firebase.
Gambar 6. Tampilan Google Sheet DB IMT
Tabel 1. Hasil Tabel Pengujian QoS

Measurement Captured Display


Packets 2088 2088
Time Span (s) 36.990 36.990
Average pps 56.4 56.4
Average packet size 1108 1108
Gambar 7. Tampilan Google Sheet DB Final Bytes 2312674 2312674
Average byte/s 62 k 62 k
Average bits/s 500 k 500 k
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian yang dilakukan untuk akhir yaitu pengujian Perhitungan delay yang didapatkan sebesar:
aplikasi android, pengujian speed test, pengujian waktu pengiriman data
Quality Of Service (QOS) dan pengujian kinerja di Delay=
packet yang diterima
jaringan Long Term Evolution (LTE).
36.990
Delay= =0,0177 s
Nilai sensor pada aplikasi tampil ketika smartphone 2088
terhubung dengan tinggi badan 21.1 kg dan berat badan Delay=1.77 ms
105 cm dan status gizi kurang pada bagian recap
activity. Pada bagian recap activity terjadi Perhitungan throughtput yang didapatkan sebesar:
pengkalkulasian nilai tinggi badan dan berat badan dari
balita terjadi. Nilai ya jumlah data dikirim
ng dihasilkan pada aplikasi android sudah sesuai Throughput=
waktu pengiriman data
dengan penghitungan manual yang dilakukan oleh
2312674
penguji, yaitu sebagai berikut: Throughput= =62521 Byte /s =
36.990
Diketahui : 62.521 KB/s
Berat Badan = 21.14 kg = 62.521 x 8 = 500,168 Kb/s
Tinggi Badan = 1.05 m
-1SD = 13.9 Jumlah packet yang dikirim adalah 2088 dan packet
IMT Median = 15.3 yang diterima adalah 2088, maka dapat dihitung nilai
21.14 (kg) packet loss:
IMT aktual= =19.1383
1.052 (m 2) Paket dikirim− paket diterima
19.1383−15.3 Packet Loss= x 100 %
Ambang Batas ( Z−Score ) = =−2.741 paket dikirim
{( 13.9 ) −15.3} 2088−2088
Nilai -2.741 dikelompokkan dalam kategori gizi kurang Packet Loss= x 100 %=0 %
2088
atau underweight. Status yang diperoleh dari kalkulasi
Dari hasil pengujian performansi jaringan
manual dengan kalkulasi pada android sudah sesuai,
menggunakan software wireshark didapatkan delay
yaitu di kategori gizi kurang atau underweight.
yang kecil yaitu 1.77 ms, throughput 500,168 Kb/s
serta packet loss 0%. Dengan demikian hasil pengujian
Pengujian speedtest dilakukan untuk mengetahui
kualitas jaringan dengan parameter packet loss dan
kecepatan jaringan internet agar saling terhubung
delay dikatakan baik karena packet loss 0% dan nilai
sehingga mikrokontroler dapat mengirim data sensor
delay pada pengujian ini <150. Namun, nilai
HCSRF-04 dan loadcell ke aplikasi android.
throughput masih dalam kategori poor.
Pengujian menggunakan provider XL dengan
Pengujian RSRQ dan RSRP dilakukan untuk
kecepatan download sebesar 14.05 Mbps dan
mengetahui kecepatan jaringan internet di jaringan 4G
kecepatan upload sebesar 1.22 Mbps.
agar saling terhubung sehingga penguji dapat
mengetahui kinerja jaringan 4G dalam menerima dan 14.05 Mbps dan kecepatan upload sebesar 1.22
mengirim data kepada firebase. Mbps.
3. Performansi jaringan dengan provider XL dengan
throughput 308047 bit/s. Packet loss yang didapat
yaitu 0,25% dan delay sebesar 41,689 ms yang
mana pengujian kualitas pada performansi jaringan
ini sangat baik karena delay yang didapatkan <150
ms dan nilai packet loss 0%. Hasil RSRQ yang
Gambar 8. Hasil Pengujian RSRQ dan RSRP didapat dari termasuk dalam range kategori
“buruk” dengan nilai sebesar -98 dBm dan hasil
Hasil RSRQ yang didapat dari termasuk dalam range RSRQ sebesar -8 dB dengan kategori “normal”.
kategori “buruk” dengan nilai sebesar -98 dBm.
Kualitas buruk ini menjelaskan bahwa parameter yang 5. DAFTAR ACUAN
menyatakan tingkat kekuatan sinyal yang diterima oleh [1] Departemen Kesehatan. 2011. Standar
user adalah kurang atau dalam pengelompokkan yang Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta:
buruk. Hasil RSRP dengan kategori “normal” dengan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
nilai RSRP sebesar -8 dB. Kualitas normal ini
menjelaskan bahwa sinyal LTE power yang diterima [2] Kirthika.B, Prabhu.S dan Visalakshi.S (2018)
user dalam rentang frekuensi tertentu masih dalam “Android Operating System: A Review,” International
batas yang normal. Journal of Trend in Research and Development, 2 (5)
4. KESIMPULAN (5), hal. 260–264.
1. Data sensor loadcell dan HC-SRF04 yang
ditampilkan pada aplikasi android menunjukkan [3] Paramartha Warsika, I. D. G., Dewi Wirastuti,
bahwa data berhasil masuk ke aplikasi android. N. M. A. E. dan Sudiarta, P. K. (2019) “Analisa
2. Hasil pengujian speedtest didapatkan kecepatan Throughput Jaringan 4G Lte Dan Hasil Drive Test
internet menggunakan pengujian menggunakan Pada Cluster Renon,” Jurnal SPEKTRUM, 6(1), hal.
provider XL dengan kecepatan download sebesar 74. doi: 10.24843/spektrum.2019.v06.i01.p11

Anda mungkin juga menyukai