Anda di halaman 1dari 4

Cara Mengajukan Permohonan Non-Efektif Wajib Pajak

Satu  hal yang menjadi perhatian sebagai Wajib Pajak, termasuk pengusaha, adalah
kewajiban membayar pajak. Bagi pengusaha pemula, sering kali muncul
kekhawatiran, bagaimana kewajiban perpajakan saat usaha yang dijalani ternyata
tutup. Haruskah seorang pengusaha tetap melakukan pelaporan pajak? Atau ada
ketentuan lain yang mengatur tentang hal ini?
Negara sudah mengantisipasi masalah tersebut sehingga pengusaha tidak perlu
risau. Bagi pengusaha yang sudah tidak aktif lagi menjalankan usaha, bisa
mengajukan permohonan nonefektif wajib pajak.
Dikutip dari klikpajak.id, wajib pajak non-efektif sebelumnya diatur dalam SE-
60/PJ/2013, kini sudah diubah dalam SE-27/PJ/2020 tentang petunjuk teknis
pelaksanaan administrasi NPWP, Sertifikat Elektronik dan pengukuhan Pengusaha
Kena Pajak (PKP).
Guna kepastian hukum dan meningkatkan pelayanan, terdapat Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor PER-04/PJ/2020 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Administrasi Nomor Pokok Wajib Pajak, Sertifikat Elektronik, dan Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak.
Lantas, bagaimana proses untuk mengajukan permohonan nonefektif wajib pajak
tersebut?
Ada beberapa tahapan yang perlu dilalui. Namun, sebelum mengajukan
permohonan nonefektif, pastikan terlebih dahulu bahwa status Anda sebagai
pengusaha memenuhi kriteria berikut.
Kriteria Wajib Pajak Non-Efektif

Kriteria WP Non Efektif


Wajib Pajak yang dapat ditetapkan sebagai Wajib Pajak Non-Efektif adalah Wajib
Pajak yang memenuhi kriteria:

 Wajib Pajak Orang Pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas,
tetapi secara nyata tidak lagi menjalankan kegiatan usaha atau tidak lagi
melakukan pekerjaan bebas.
 Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan
bebas dan penghasilannya di bawah Penghasilan Tidak Kena Pajak.
 Wajib Pajak Orang Pribadi yang bertempat tinggal atau berada di luar negeri
lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas)
bulan dan tidak bermaksud meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya.
 Wajib Pajak yang mengajukan permohonan penghapusan dan belum
diterbitkan keputusan.
 Wajib Pajak Orang Pribadi wanita kawin yang telah memiliki NPWP yang
berbeda dengan suami dan tidak berniat melakukan pemenuhan kewajiban
perpajakan secara terpisah.
 Orang Pribadi yang memiliki NPWP sebagai anggota keluarga atau
tanggungan, yaitu NPWP dengan kode cabang "001", "999", "998", dan
seterusnya.
 Wajib Pajak Bendahara Pemerintah yang tidak lagi memenuhi syarat sebagai
Wajib Pajak karena yang bersangkutan sudah tidak lagi melakukan pembayaran
dan belum dilakukan penghapusan NPWP.
 Wajib Pajak yang tidak diketahui atau ditemukan lagi alamatnya.
Setelah memastikan status Wajib Pajak Anda memenuhi kriteria di atas, tahap
selanjutnya adalah mengajukan permohonan nonefektif melalui tahapan di bawah
ini.

Prosedur Permohonan Pengajuan Menjadi Wajib Pajak Non-Efektif

Dalam SE-27/PJ/2020 disebutkan bahwa permohonan NE ini bisa diajukan


menggunakan Formulir Permohonan Penetapan Wajib Pajak Non Efektif dan dapat
diajukan melalui cara sebagai berikut:

1. Untuk mengajukan permohonan menjadi Wajib Pajak Non-Efektif, terlebih


dahulu mengisi Formulir Permohonan Penetapan Wajib Pajak Non Efektif mulai
dari jenis penetapan WP NE, identitas, alasan, dan lainnya.
2. Datang langsung ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat wajib pajak
terdaftar secara langsung atau melalui KP2KP, sambil membawa dokumen yang
dipersyaratkan dan surat permohonan yang sudah ditandatangani.
3. Melalui pos, atau perusahaan jasa ekspedisi dengan memperhatikan
kelengkapan dokumen yang disyaratkan. 
Berikut cara pengisian formulirnya, yaitu:

1. Jenis Penetapan Wajib Pajak Non Efeketif:


 Ttanda silang (x) pada kotak Permohonan WP jika formulir diisi dan
ditandatangani oleh WP, atau;
 Kotak Penetapan Secara Jabatan jika formulir diisi dan ditandatangai oleh
Petugas.
2. Nomor Laporan Penelitian:
Diisi dengan nomor Laporan Penelitian yang mendasari penetapan Wajib Pajak
Non Efektif
3. Identitas Wajib Pajak
 Nomor Pokok Wajib Pajak:
Diisi dengan dengan nomo NPWP WP yang mengajukan permohonan penetapan
WP Non Efektif atau WP yang ditetapkan secara jabatan.

 Nama Wajib Pajak:


Diisi dengan nama WP yang mengajukan permohonan penetapan WP Non Efektif
atau WP yang ditetapkan secara jabatan sesuai yang tertulis dalam Kartu NPWP
atau Surat Keterangan terdaftar (SKT).
Gelar ditulis dalam hal WP Orang Pribadi memiliki gelar.
4. Alasan Permohonan Penetapan Wajib Pajak Non Efektif
Diisi dengan tanda silang (x) pada kotak yang sesuai dengan alasan penetapan WP
Non Efektif. Jika memilih alasan lain, uraian alasan dituliskan secara jelas.
5. Pernyataan
Cukup jelas.
Cara Ubah Status Wajib Pajak Non-Efektif agar Aktif Kembali
Jika dalam perjalanan usaha yang sempat setop ternyata bisa beroperasi kembali,
Wajib Pajak bisa mengajukan pengaktifan kembali status Wajib Pajaknya. Untuk
kembali mengaktifkan NPWP Non-Efektif, Anda harus datang langsung ke kantor
pajak kemudian isi formulir pengaktifan kembali NPWP.
Prosesnya berlangsung saat itu juga. Jadi, Anda bisa langsung menggunakan
NPWP Anda keesokan harinya. Wajib Pajak yang mengajukan untuk pengaktifan
kembali harus memenuhi kriteria berikut.
 Terdapat data dan/atau informasi yang menunjukkan bahwa Wajib Pajak
yang telah ditetapkan sebagai Wajib Pajak Non-Efektif tidak lagi memenuhi
kriteria sebagai Wajib Pajak Non-Efektif.
 Pengaktifan kembali secara jabatan oleh Direktorat Jenderal Pajak karena
terdapat data atau informasi berkaitan dengan Wajib Pajak tersebut.
Baca Juga: Persiapan dan Cara Lapor SPT Tahunan Pribadi Terbaru 2021
NPWP Non-Efektif Tidak Perlu Lapor SPT Tahunan
Jika NPWP statusnya Non-Aktif, Anda tidak wajib lapor SPT Tahunan, baik secara
manual maupun secara online. Dengan kata lain, kewajiban melaporkan SPT
Tahunan pun telah gugur.
Pahami Proses Pengajuan Non-Efektif Wajib Pajak
Wajib pajak yang akan mengajukan permohonan nonefektif wajib pajak perlu
memahami prosedur dan syarat yang diperlukan agar lancar dalam prosesnya.
Selain itu, Wajib Pajak juga perlu paham manfaat dan kerugian perubahan status
tersebut.
Jika NPWP yang Anda miliki sudah berstatus nonaktif, seluruh kewajiban
perpajakan akan ditangguhkan sehingga Anda tidak wajib untuk membayar
ataupun melaporkan pajak. Juga tidak akan dikenakan denda karena tidak
membayar atau melapor pajak.
Di sisi lain, dalam keadaan NPWP nonaktif, semua transaksi perpajakan yang
berhubungan dengan nomor NPWP Anda tidak akan terproses. Hal ini sangat
merugikan bila ternyata Anda masih menggunakan NPWP tersebut untuk transaksi
dengan rekanan Anda dalam usaha dalam rangka mencoba membuka kembali
usaha yang sempat tutup tersebut

Anda mungkin juga menyukai