Anda di halaman 1dari 3

Proses Masuknya Agama Islam ke Indonesia

Masuknya islam ke daerah-daerah Indonesia tidak dalam waktu yang bersamaan.


Disamping itu, keadaan politik dan sosial budaya-budaya daerah ketika didatangi islam
juga berlainan. Pada abad ke-7 sampai ke-10 M, kerajaan sriwijaya meluaskan kekuasaannya
kedaerah semenanjung Malaka sampai Kedah. Hal itu erat hubungannya dengan usaha
penguasaan Selat Malaka yang merupakan kunci bagi pelayaran dan perdagangan
internasional. Datangnya orang-orang islam kedaerah itu sama sekali belum
memperlihatkan dampak- dampak politik, karena mereka datang memang hanya untuk
usaha-usaha pelayaran dan perdagangan. Keterlibatan orang- orang islam dalam bidang
politik baru terlihat pada abad ke-9 M, ketika mereka terlibat dalam pemberontakan petani-
petani china terhadap kekuasaan T’ang pada masa pemerintahan Kaisar Hi-Tsung (878-
889M). Akibat pemberontakan itu, kaum muslimin banyak yang dibunuh, sebagian lainnya
lari ke Kedah, wilayah yang masuk kekuasaan Sri Wijaya, bahkan ada yang kepalembang
dan membuat perkampungan muslim di sini. Masuknya agama islam ke Indonesia hingga
saat ini tidak diketahui waktunya dengan pasti. Terlepas dari banyaknya perbedaan
pendapat mengenai awal masuknya islam di Indonesia, menurut kenyataan nilai- nilai
tradisional Hindu Budha telah banyak mempengaruhi substansi dan pelaksanaan hukum
islam di Indonesia atau 1082M .

Cara-Cara Masuknya Islam ke Indonesia


Secara umum, islam masuk keindonesia dengan cara-cara berikut ini:
a. Perdagangan
Masuknya islam ke Indonesia melalui perdagangan terjadi pada tahap awal yaitu, sejalan
dengan ramainya lalu lintas perdagangan laut pada abad ke- 7M hingga abad ke- 16 M. Pada
masa itu, pedagang muslim yang berdagang ke Indonesia semakin banyak sehingga akhirnya
membentuk pemukiman yang disebut “Pekojan”, dari tempat ini, , mereka berinteraksi
dan berasimilasi dengan masyarakat asli seraya menyebarkan agama islam.
b. Perkawinan
Para pedagang islam yang dating ke Indonesia banyak yang menikah dengan wanita pribumi.
Sebelum perkawin- an berlangsung wanita-wanita pribumi diminta mengucap- kan syahadat
sebagai tanda menerima islam sebagai agama- nya.

Perkembangan Islam di Indonesia


Masuk dan berkembangnya agama islam di Indonesia tidak terlepas dari peranan para
pedagang, khususnya para pedagang Islam dari Gujarat dan Persia. Mereka datang ke daerah-
daerah di Indonesia untuk berdagang sekaligus menyebarkan agama Islam. Kerajaan Samudra
Pasai adalah kerajaan Islam pertama di In- donesia. Pada Abad ke-14,Malaka telah tumbuh
menjadi pusat perdagangan terbesar di Asia Tenggara.
Perkembangan Islam dipulau Jawa relatif cepat seiring dengan semakin lemahnya
kerajaan majapahit.komunitas islamdi Jawa kemudian mendirikan kerajaan Islam pertama di
pulau Jawa, yakni kerajaan Demak. Dalam perkembangannya, kerajaan Demaktumbuh
menjadi pusat penyebaran agama islam keberbagai daerah ke indonesia, seperti Maluku,
Sulawesi, dan kalimntan. Ada beberapa factor yang menyebabkan agama islam dapat
berkembang di Indonesia. Diantaranya Syarat untuk masuk agamaIslam sangat mudah,
Agama Islam tidak mengenal sistem Kasta, Penyebaran Islam dlakukan dengan jalan damai,
Sifat bangsa Indonesia yang ramah tamah meberi peluang untuk bergaul lebih erat dengan
bangsa lain, Upacar keagamaan Islam lebih sederhana.

Perkembangan Islam di Beberapa Wilayah Nusantara


1. Sumatra
Kesimpulan hasil seminar di Medan tersebut di atas, dijelaskan bahwa wilayah Nusantara
yang mula-mula dimasuki Islam adalah pantai barat pulau Sumatra dan daerah Pasai yang
terletak di Aceh utara yang kemudian di masing-masing kedua daerah tersebut berdiri . Ahli
sejarah lain telah sepakat, Samudra Pasailah kerajaan Islam yang pertama di Nusantara
dengan rajanya yang pertama adalah Sultan Malik Al-Saleh (memerintah dari tahun 1261 s.d
1297 M). Sultan Malik Al-Saleh sendiri semula bernama Marah Silu. Setelah mengawini
putri raja Perlak kemudian masuk Islam berkat pertemuannya dengan utusan Syarif Mekkah
yang kemudian memberi gelar Sultan Malik Al-Saleh.
Kerajaan Pasai sempat diserang oleh Majapahit di bawah panglima Gajah Mada, tetapi
bisa dihalau. Munculnya kerajaan baru di Aceh yang berpusat di Bandar Aceh Darussalam,
hampir bersamaan dengan jatuhnya kerajaan Malaka karena pendudukan Portugis.
Saudagar-saudagar muslim yang semula berdagang dengan Malaka memindahkan
kegiatannya ke Aceh. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan
Iskandar Muda MahkotaAlam(1607-1636).
Kerajaan Aceh ini mempunyai peran penting dalam penye- baran Agama Islam ke seluruh
wilayah Nusantara. Kapal-kapal dan ekspedisi dari Aceh terus berlayar menuju Timur
Tengah pada awal abad ke 16. Bahkan pada tahun 974 H. atau 1566 M dilaporkan ada
5 kapal dari kerajaan Asyi (Aceh) yang berlabuh di bandar pelabuhan Jeddah. Ukhuwah yang
erat antara Aceh dan Timur Tengah itu pula yang membuat Aceh mendapat sebutan
Serambi Mekah.

2. Pulau Jawa
Benih-benih kedatangan Islam ke tanah Jawa sebenarnya sudah dimulai pada abad pertama
Hijriyah atau abad ke 7 M. Hal ini dituturkan oleh Prof. Dr. Buya Hamka dalam bukunya
Sejarah Umat Islam, bahwa pada tahun 674 M sampai tahun 675 M. sahabat Nabi, Muawiyah
bin Abi Sufyan pernah singgah di tanah Jawa (Kerajaan Kalingga) menyamar sebagai
pedagang. Bisa jadi Muawiyah saat itu baru penjajagan saja, tapi proses dakwah selanjutnya
dilakukan oleh para da’i yang berasal dari Malaka atau kerajaan Pasai sendiri. Sebab saat
itu lalu lintas atau jalur hubungan antara Malaka dan Pasai disatu pihak dengan Jawa
dipihak lain sudah begitu pesat.

3. Sulawesi
Ribuan pulau yang ada di Indonesia, sejak lama telah menjalin hubungan dari pulau ke pulau.
Baik atas motivasi ekonomi maupun motivasi politik dan kepentingan kerajaan. Hubungan ini
pula yang mengantar dakwah menembus dan merambah Celebes atau Sulawesi. Meski
belum terlalu banyak, namun upaya dakwah terus berlanjut dilakukan oleh para da’i di
Sumatra, Malaka dan Jawa hingga menyentuh raja-raja di kerajaan Gowa dan Tallo atau yang
dikenal dengan negeri Makasar, terletak di semenanjung barat daya pulau Sulawesi.

bergelar Sultan Alaudin Al Awwal (1591-1636 ) dan diikuti oleh perdana menteri atau Wazir
besarnya, Karaeng Matopa.
Setelah resmi menjadi kerajaan bercorak Islam Gowa Tallo menyampaikan pesan Islam
kepada kerajaan-kerajaan lain seperti Luwu, Wajo, Soppeng dan Bone. Raja Luwu
segera menerima pesan Islam diikuti oleh raja Wajo tanggal 10 Mei 1610 dan raja Bone
yang bergelar Sultan Adam menerima Is- lam tanggal 23 November 1611 M. Hal ini
mendatangkan keuntungan yang luar biasa bagi kerajaan Gowa (Makasar). Puncak
kejayaan kerajaan Makasar terjadi pada masa Sultan Hasanuddin (1653-1669).

4. Kalimantan
Islam masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo melalui tiga jalur. Jalur
pertama melalui Malaka yang dikenal sebagai kerajaan Islam setelah Perlak dan Pasai.
Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis kian membuat dakwah semakin menyebar sebab
para muballig dan komunitas muslim keba- nyakan mendiamai pesisir barat Kalimantan.
Jalur kedua, Islam datang disebarkan oleh para muballig dari tanah Jawa. Demak
mengirimkan banyak Muballig ke negeri ini. Para da’i tersebut berusaha mencetak
kader-kader yang akan melanjutkan misi dakwah ini. Maka lahirlah ulama besar, salah
satunya adalah Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari.
Jalur ketiga para da’i datang dari Sulawesi (Makasar) terutama da’i yang terkenal saat itu
adalah Datuk Ri Bandang dan Tuan Tunggang Parangan.

Anda mungkin juga menyukai