Anda di halaman 1dari 6

PERTEMUAN 8

PEMILIHAN MESIN, JUMLAH KAPASITAS

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan tentang “Pemilihan Mesin, Jumlah
Kapasitas”. Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan:
1. Mampu memberikan penjelasan tentang pemilihan mesin
2. Mampu memberikan penjelasan tentang jumlah kapasitas.

B. URAIAN MATERI

Fasilitas produksi yang dominan di dalam pabrik adalah mesin dan


peralatan. Untuk melakukan pembelian mesin atau peralatan, harus
dipertimbangkan secara ekonomis dan disesuaikan dengan jumlah produksi
barang atau jasa yang dihasilkan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan mesin atau peralatan adalah:


1. Kapasitas mesin
2. Kecocokan (compatibility)
3. Tersedianya peralatan pelengkap yang diperlukan
4. Keterandalan dan purna jual
5. Kemudahan persiapan dan instalasi, penggunaan dan pemeliharaan
6. Keamanan
7. Penyerahan
8. Keadaan pengembangan
9. Pengaruh terhadap organisasi yang ada.

Faktor-faktor tersebut menjadi hahan pertimbangan manajer operasi sehingga tidak


terjadi pembelian mesin yang kelebihan atau kekurangan beban dan
terlalu mahal dibanding dengan tingkat produksi yang dihasilkan. Selain faktor
pemilihan mesin, juga dipertimbangkan penentuan jumlah mesin karena terkait
dengan jumlah sumber daya manusia yang dimiliki, khususnya operasi mesin,

DISUSUN: KETUA TEAM TEACHING RINI ALFATIYAH, S.T., M.T ,


ANGGOTA: SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T DAN SUDIMAN, S.T.
pertimbangan lain didasarkan pada ternis dan ekonomis.

Dalam pembelian jumlah mesin, perlu dipertimbangkan:


1. Jumlah produksi yang direncanakan
2. Perkiraan jumlah produk cacat pada setiap proses produksi
3. Waktu kerja standard setiap unit produk dan jam operasi mesin.

Jenis mesin dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:


1. Mesin yang bersifat umum atau serbaguna
Mesin-mesin ini dapat digunakan untuk mengerjakan pelbagai macam
pekerjaan. Misalnya mesin gergaji pada perusahaan pemotong kayu.
2. Mesin yang bersifat khusus
Mesin bersifat khusus yaitu mesin-mesin yang penggunaannya hanya
satu macam pekerjaan saja. Misalnya mesin pembuat gula pasir.

Pada prakteknya sering kita jumpai perusahaan mengkombinasikan kedua


jenis mesin tersebut, hal ini bertujuan agar dapat dicapai efisiensi penggunaan
mesin.

Automation
Automation pertama kali dipakai oleh Delnar S. Harder dari Ford Motor Company
untuk menyatakan suatu perpindahan yang otomatis dan bersifat terarah dari satu
kegiatan ke kegiatan lainnya. Kebaikan automation bagi pengguna produk atau
konsumen adalah sebagai berikut:
1. Kualitas produksi menjadi lebih baik, karena kesalahan yang
disebabkan oleh manusia dapat dihindarkan,
2. Mengurangi pemborosan dan menekan biaya-biaya yang disebabkan
oleh kelalaian manusia,
3. Memungkinkan dihasilkannya produk dalam jumlah besar dan bersifat
standar,
4. Meningkatkan efisiensi produksi,
5. Menghemat waktu kerja.

DISUSUN: KETUA TEAM TEACHING RINI ALFATIYAH, S.T., M.T ,


ANGGOTA: SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T DAN SUDIMAN, S.T.
Automation, juga dapat menimbulkan kesulitan-kesulitan bagi manajemen, yaitu:
1. Tingkat kepastian terhadap pasar yang besar, karena produk yang
dihasilkan secara besar-besaran,
2. Mesin tidak bersifat fleksibel, sehingga manajemen operasi tidak dapat
merubah begitu saja mesin-mesin tanpa adanya penambahan biaya,
3. Diperlukan tenaga ahli yang benar-benar berpengalaman, sehingga mesin-
mesin mampu dioperasikan dengan optimal.

Penggunaan automation memerlukan ketelitian, ketepatan, dan kecermatan dalam


pengoperasian, perencanaan dan analisa kemampuan manajemen yang lebih tinggi,
karena permasalahan yang mungkin timbul lebih rumit serta resikonya lebih
besar. Oleh karena itu, pemilihan penggunaan automation perlu
mempertimbangkan hal-hal berikut:
1. Produk yang dihasilkan cukup besar
2. Aliran bahan cukup besar
3. Persediaan bahan dalam proses cukup rendah melebihi jenis produksi
secara terus-menerus
4. Kegiatan perawatan dilakukan secara prefentif.

Kapasitas produksi dapat diartikan sebagai jumlah maksimum output yang dapat
diproduksi atau dihasilkan dalam satuan waktu tertentu, misalnya sebuah pesawat
airbus boing 737 memiliki kapasitas tempat duduk 300 seat setiap kali trip, atau
sebuah Rumah Sakit memiliki kapasitas rawat inap sebanyak 50 kamar, dan
sebagainya.

Kapasitas produksi tersebut ditentukan berdasarkan kapasitas sumber daya yang


dimiliki antara lain: kapasitasi mesin, kapasitas tenaga kerja, kapasitas bahan
baku, kapasitas modal.

Kapasitas produksi juga berkaitan erat dengan skedul atau jadwal produksi yang
tertuang dalam jadwal produksi induk (master production shedule), karena jadwal
produksi induk mencerminkan apa dan berapa yang harus diproduksi dalam
jangka waktu tertentu.
3

DISUSUN: KETUA TEAM TEACHING RINI ALFATIYAH, S.T., M.T ,


ANGGOTA: SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T DAN SUDIMAN, S.T.
Perencanaan Kapasitas Jangka Pendek

Perencanaan kapasitas jangka pendek digunakan untuk menangani secara


ekonomis hal-hal yang bersifat mendadak dimasa yang akan dating, misalnya
untuk memenuhi permintaan yang bersifat mendadak atau seketika dalam jangka
waktu pendek. Menghadapi kondisi diatas jika kapasitas produksi tidak mampu
memenuhi maka perusahaan dapat melakukan sub-kontrak kepada perusahaan lain
pada saat terjadi lonjakan jumlah permintaan.

Jika perusahaan ingin meningkatkan kapasitas produksi jangka pendek maka ada
lima cara yang dapat dilakukan:
1. Meningkatkan jumlah sumber daya.
2. Memperbaiki penggunaan sumber daya
3. Memodifikasi produk
4. Memperbaiki permintaan
5. Tidak memenuhi permintaan

Perencanaan Kapasitas Jangka Panjang

Perencanaan kapasitas jangka panjang merupakan strategi operasi dalam


menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi dan sudah dapat diperkirakan
sebelumnya. (dari hasil forecasting).

Tujuan utamanya adalah perusahaan dapat menentukan jumlah produksi yang


dapat menghasilkan biaya minimum dengan memperhatikan antara lain : pola
permintaan jangka panjang dan siklus kehidupan produk yang dihasilkan. Untuk
mengantisipasi gejolak kapasitas jangka panjang terdapat dua strategi yang dapat
ditempuh perusahaan yaitu (1) Strategi melihat dan menunggu perkembangan
(wait and see strategy). (2). Strategi ekspansionis, yaitu berproduksi dengan
kapasitas produksi yang selalu melebihi atau diatas volume permintaan.

DISUSUN: KETUA TEAM TEACHING RINI ALFATIYAH, S.T., M.T ,


ANGGOTA: SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T DAN SUDIMAN, S.T.
Metode Perencanaan Kapasitas Produksi

Untuk menentukan kapasitas produksi optimum, terdapat berbagai macam factor


yang harus diperhatikan, faktor2 tersebut umumnya disebut sebagai factor
produksi antara lain:
(1). kapasitas bahan baku
(2), Kapasitas jam kerja mesin
(3). Kapasitas jam tenaga kerja
(4). Kapasitas modal kerja.

Dari beberapa faktor tersebut diusahakan untuk memperoleh kombinasi jumlah


dan jenis produksi yang akhirnya dapat menghasilkan keuntungan maksimal atau
beban biaya yang paling minimal.

Metode Break Even Point

Metode break event point (BEP) baik linear maupun non linear dapat digunakan
untuk menentukan kapasitas produksi optimum. BEP dapat diartikan suatu
keadaan dimana total pendapatan besarnya sama dengan total biaya (TR = TC)
atau dapat juga dikatakan laba (revenue) p = 0.

C. LATIHAN SOAL/TUGAS
1. Apa yang anda ketahui tentang pemilihan mesin!
2. Jelaskan yang dimaksud dengan kapasitas!
3. Berilah contoh tentang pemiihan mesin dalam industri kecil
menengah!

D. DAFTAR PUSTAKA
Fred Meyers, 2003, Plant Layout & Material Handling, Prentice Hall

J.M.Apple, 2007, Facility Layout and Material Handling, John Wiley

J.M.Apple, 2009, Material Handling System Design, The Roland Press

DISUSUN: KETUA TEAM TEACHING RINI ALFATIYAH, S.T., M.T ,


ANGGOTA: SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T DAN SUDIMAN, S.T.
Jay Heizer & Barry Render, 2006, Operation Management, Sixth Edition,
Prentice Hall

Lee J. Krajewski & Larry P. Ritzman, 2006, Operation Management Process and
Value Chains, International Edition, 7th Edition

R.L.Francis & J.A.White, 2004, Facility Layout and Location, Analytical


Approach, Prentice Hall

Richard Muther, 2004, Practical Plant Layout, Mc.GrowHill

Sritomo Wignjosoebroto, 2009, Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan,


Gunawidya, Surabaya

Tompkins & J.A.White, 2004, Fasilities Planning, John Wiley & Sons

DISUSUN: KETUA TEAM TEACHING RINI ALFATIYAH, S.T., M.T ,


ANGGOTA: SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T DAN SUDIMAN, S.T.

Anda mungkin juga menyukai