RPP Kelas X Sma TMJ Bab Iii
RPP Kelas X Sma TMJ Bab Iii
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran Discovery Learning, diharapkan siswa dapat menerapkan
prinsip penjumlahan vektor sebidang, memiliki sikap jujur, disiplin, tanggung jawab,
kerjasama, santun, peduli, menumbuhkan rasa ingin tahu dan proaktif dalam pembelajaran.
D. Materi Ajar
Vektor:
Notasi Vektor
Operasi Vektor
2) Alat / Bahan
a. LCD
b. Laptop
c. Neraca pegas 3 buah
d. Benang
e. Kertas grafik
f. Papan triplek
g. Paku payung
h. Busur derajat
3) Sumber Belajar
a. Kanginan, Marthen. 2013. Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga
b. Nugroho Aris Prasetyo. 2016. Fisika Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu
Alam Untuk SMA/MA Kelas X. Surakarta: CV Mediatama
c. Internet
G. Langkah Pembelajaran
H. Penilaian
Materi Ajar
Besaran yaitu segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka.Besaran-
besaran fisika terdiri dari besaran skalar dan besaran vektor.Besaran skalar adalah besaran yang
memiliki besar atau nilai tanpa memiliki arah.Sedangkan, besaran vektor adalah adalah besaran
yang mempunyai besar atau nilai dan arah. Contoh – contoh umum besaran skalar adalah massa
jenis, volume dan suhu. Sedangkan contoh-contoh umum besaran vektor adalah perpindahan,
kecepatan, percepatan dan gaya.
A. Notasi Vektor
a) Untuk tulisan tangan, lambang suatu vektor biasanya dituliskan dengan satu huruf besar
dan di atas huruf ini diberi tanda anak panah.
Contoh:
A → dibaca vektor A
⃗
b).Untuk buku cetakan atau segala sesuatu yang diketik, lambang vektor umumnya
dituliskan dengan huruf kapital yang dicetak tebal.
Contoh:
A → dibaca vektor A
B. Penggambaran Vektor
Ketentuan-ketentuan dalam vektor yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut:
Dua vektor sama
Jika dua vektor memiliki nilai dan arah yang sama, misalnya vektor Adan B, maka A = B,
serta vektor A dan B dikatakan sama. Kedua vektor dapat digambarkan sebagai berikut:
A
B
5 cm
P Q
A
C. Operasi Vektor
1. Penjumlahan dan Pengurangan Vektor
Dua buah vektor masing-masing A dan B dapat dijumlahkan dan menghasilkan sebuah
vektor baru yang disebut resultan. Penjumlahan dua buah vektor dinyatakan dengan
persamaan sebagai berikut:
A+B=R
Penjumlahan vektor mempunyai arti yang berbeda dengan penjumlahan bilangan skalar,
tetapi penjumlahan vektor memenuhi hukum komutatif dan asosiatif penjumlahan.
R=A+B≠B+A
A+B=B+A
A+(B+C)=(A+B)+C
Contoh :A – B = A + ( - B )
a) Metode Geometri
Penjumlahan dan pengurangan vektor secara geometri terdiri dari metode segitiga,
metode polygon dan metode jajargenjang.
Metode Segitiga
Langkah-langkah penjumlahan dengan metode segitiga antara lain sebagai berikut:
Menggambar vektor pertama A
Vektor kedua B digambar dengan cara pangkal dari vektor kedua B diletakkan
di ujung vektor pertama
Vektor hasil penjumlahan (resultan) digambarkan dari pangkal vektor pertama
ke ujung vektor kedua.
A + B = A B
R=A+B
A - B = A B
= B
R =A-B
Metode Jajargenjang
Langkah-langkah penjumlahan dengan metode jajargenjang antara lain sebagai
berikut:
Dua vektor A dan B digambar dengan pangkal kedua vektor berhimpit
Gambar sebuah jajargenjang dengan vektor A dan B sebagai sisi-sisinya
Resultan vektor merupakan diagonal yang pangkalnya sama dengan pangkal
kedua vektor penyusunnya
Cara yang sama digunakan untuk pengurangan vektor, misalnya, ingin menentukan
resultan dari A – B.
Metode Poligon
Metode poligon dapat digunakan untuk menjumlahkan lebih dari dua buah
vektor.Metode ini merupakan pengembangan dari metode segitiga.Cara
penjumlahan vektor yaitu pangkal dari ujung vektor berikutnya, diletakkan pada
ujung dari vektor sebelumnya.Vektor resultan digambarkan dari pangkal vektor
pertama ke ujung vektor terakhir.
b) Metode Analitik
Menentukan Resultan Dua Vektor dengan Rumus Kosinus
Dasar dari menentukan resultan dua vektor dengan rumus kosinus adalah rumus
kosinus dan rumus sinus dalam suatu segitiga sembarang.
F 2
F 2 R
F 1
F 1
Dengan 00 ≤ α ≤ 180⁰ disebut sudut apit, yaitu sudut terkecil yang dibentuk oleh
vektor F1 dan F2.Adapun arah vektor resultan R terhadap salah satu vektor,
misalnya F1 yaitu B dihitung dengan rumus sinus. Nilai vektor resultan dari dua
buah vektor R = F1 + F2memiliki batas sebagai berikut:
Besar resultan vektor:
Rmin ≤ R ≤ Rmaks
Dengan :
F
X
Fx
F diuraikan menjadi dua buah vektor yang saling tegak lurus. Vektor ⃗
Vektor ⃗ F
dapat diuraikan menjadi komponen pada sumbu X, disebut ⃗ F x , dan komponen
sumbu Y, disebut ⃗ F dengan sumbu X positif adalah ,
F y. Misalkan sudut antara ⃗
maka besar komponen F x , dan F y:
⃗ ⃗
Fₓ
Cos θ =
F
Fx = F cos α
Fᵧ
Sin θ =
F
Fy = F cos α
Besar vektor:
Arah vektor:
Menentukan Resultan Dua Vektor
y F 1y
F1
F2 F2 y
2 1
F2 x F1x x
Konsep penting:
Uraikan setiap vektor menjadi komponennya.
Hitung besar setiap vektor komponenya.
D. Perkalian Vektor
Vektor satuan adalah vektor yang nilainya satu satuan dan berfungsi untuk menunjukkan arah.
Dalam koordinat Cartesian (Koordinat tegak)
Vektor satuan arah sumbu x: i^
A x+⃗
A=⃗
⃗ Ay + ⃗
Az
A = A x i^ + A y ^j + A z k^
⃗
A . B = A B cos θ
Dengan:
A = besar vektor A
B = besar vektor B
θ = sudut antara A dan B
Dalam fisika, usaha merupakan contoh besaran yang dihasilkan dari perkalian titik antara
gaya dengan vektor perpindahan dan dinyatakan dengan persamaan berikut ini:
W = F .x cosθ
Aturan perkalian dot (.)
i^ . i^ = 1 i^ . ^j = 0
^j . ^j = 1 ^j . k^ = 0
k^ . k^ = 1 k^ . i^ = 0
b. Perkalian Silang Vektor
Perkalian silang adalah perkalian antara dua vektor yang hasil perkaliannya merupakan
besaran vektor.Perkalian silang dua buah vektor ⃗A dan ⃗B yang mengapit sudut θ
dirumuskan menjadi :
Ax⃗
⃗ B= |⃗
A||⃗
B| sin θ
Adan ⃗
Dimana θ adalah sudut antara ⃗ B.
A sejajar ⃗
Apabila ⃗ B maka ⃗ Ax⃗ B= |⃗
A||⃗
B| sin 0◦ = 0
A tegak lurus ⃗
Apabila ⃗ B maka ⃗Ax⃗ B= |⃗A||⃗
B| sin 90◦ =|⃗
A||⃗
B|
^j
^ i^ = 0
i× ^ ^j = k^
i× ^ k^ = − ^j
i×
^j × ^j = 0 ^j × k^ = i^ k^ × ^j = −i^
k^ × k^ = 0 k^ × i^ = ^j ^j × i^ = −k^
i^
^k
Dalam fisika momen gaya merupakan contoh besaran yang dihasilkan dari perkalian silang
antara vektor lengan momen dengan vektor gaya dan besarnya adalah:
τ = │r x F │= r F sin θ
Lampiran 1c
C
A
B
Tentukan gambaran vektor A , B, C berdasarkan pendekatan grafis.
C.
Tentukan :
7. Diberikan dua buah vektor masing-masing vektor dan besarnya adalah A = 8 satuan dan B =
10 satuan. Kedua vektor ini membentuk sudut 370. Tentukan hasil dari:
a. A . B
b. A x B
9. Dua buah gaya setitik tangkap saling tegak lurus besarnya masing-masing 12 N dan 5 N.
Besar resultan gaya tersebut adalah….
10. Dua buah vektor gaya F1 dan F2 masing-masing besarnya 15 N dan 9 N bertitik tangkap
sama dan saling mengapit sudut 600. Nilai resultan dari kedua vektor tersebut adalah….
Lampiran 1d
Kunci Jawaban
1. Skor : 5 poin
a). Besaran vektor adalah adalah besaran yamg memiliki nilai (besar) dan juga arah
b). Besaran skalar adalah besaran yang hanya memiliki nilai saja tanpa memiliki arah.
2. Skor : 5 poin
Penyelesaian:
3. Skor : 10 poin
Penyelesaian :
Jawab:
= ( 5, 0, 6 )
Jadi, A + B + C = ( 5, 0, 6 )
4.Skor : 15 poin
Penyelesaian:
Diketahui: F1 = 15 satuan
F2 = 10 satuan
θ = 600
Jawab:
R = √ 225+100+150
R = √ 475
R = 5 √ 19 satuan
Yang dimaksud arah resultan adalah sudut β pada gambar dibawah ini:
Penyelesaian:
Diketahui: F1 = 10 N, F2 = 25 N, dan F3 = 15 N
Jawab:
a) Uraikan semua vektor ke sumbu x dan sumbu y (kecuali vektor yang sudah garis
lurus lurus dengan sumbu x atau sumbu y seperti F2 ).
b) Cari jumlah vektor pada sumbu x
c) Cari jumlah vektor pada sumbu y
d) Masukkan rumus resultan vektor
Vektor yang dalam perhitungan selanjutnya tidak digunakan lagi karena sudah
diuraikan tadi dihapus agar tidak keliru dalam perhitungan:
Jumlah komponen vekor-vektor pada sumbu x dan sumbu y:
ΣFx = 8 – 9 = -1 N
ΣFy = 6 + 12 – 25 = -7 N
R = √ ΣF x 2 + ΣFy ²
R = √ (−1 )2+(−7)²
R= √ 50N
R = 5 √ 2N
tan θ = 7
θ = arc tan 7
θ = 81,870
6.Skor : 7 poin
Penyelesaian:
a) d = a + b + c
b) d = a + b – c
c) d = a – b + c
7. Skor : 15 poin
Penyelesaian:
Diketahui: A = 8 satuan
B = 10 satuan
θ = 370
Ditanya: a. A . B
b. A x B
Jawab:
8. Skor : 3 poin
Contoh besaran skalar : jarak, waktu, luas, kelajuan, volume, energi dan massa jenis
9. Skor : 10 poin
Penyelesaian:
Diketahui: A = 12 N , B = 5 N , θ = 900
Jawab:
R = √ A 2 +B 2+ 2. A . B . cos 90⁰
R = √ 144+25+120 . 0
R = √ 169
R = 13 N
Penyelesaian:
Diketahui: F1 = 15 N ; F2 = 9 N ; θ = 600
R = √ 225+81+270 . 0,5
R = √ 306+135
R = 21 N
Nilai :
∑ poin x 100
skor total
Lampiran 1e
Waktu Pengamatan:
Rubrik Penilaian:
Penilaian :
b. Penilaian Laporan
Kelompok :
Kelas :
Tanggal :
Penilaian :
Rubrik :
Skor 1 : Jika tidak pernah berperilaku dalam kegiatan
Skor 2 : Jika kadang-kadang berperilaku dalam kegiatan
Skor 3 : Jika sering berperilaku dalam kegiatan
Skor 4 : Jika selalu berperilaku dalam kegiatan
Catatan: Cara pengisian lembar penilaian sikap adalah dengan memberikan skor pada
kolom-kolom sesuai hasil pengamatan terhadap siswa-siswi selama kegiatan.
Penilaian sikap untuk sikap peserta didik menggunakan rumus dan predikat berikut:
jumlah skor
Nilai = x 100
12
Predikat Nilai
Sangat Baik 80 ≤ skor ≤ 100
Baik 60 ≤ skor ≤ 79
Cukup 40 ≤ skor ≤ 59
Kurang ≤ 39
Lampiran 1g
Tujuan : Menemukan resultan dua buah vektor dalam bentuk rumus kosinus
Langkah-Langkah Percobaan:
2. Kaitkan neraca pegas pada tiap ujung tali sehingga membentuk gambar berikut
3. Siapkan papan tripleks, tancapkan paku paying kemudian kaitkan dua neraca pegas pada
paku payung. Tarik neraca pegas ketiga, ikat pada paku payung. Catat ketiga gaya
tersebut, masukan ke dalam tabel. Lalu gambarkan garis penghubung seperti pada
gambar berikut.
F1
α
F3
F2
4. Ukurlah sudut α yaitu sudut antara F1 dan F2. Karena sistem dalam keadaan setimbang
maka F3 dan FR.
F1
FR α
F3
F2
5. Lakukan percobaan sampai 3 kali dengan cara merubah-rubah tarikan pada neraca ketiga
(F3)
Rata-rata
Pertanyaan: