Disusun Oleh :
1. Rohiman (193106700077)
2. Nurlaila (193106700069)
3. Siti Jamilah (193106700081)
Tahun 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat-
Nya sehingga Penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Hukum Syara’.”
Mungkin saat menulis, Penulis banyak menyusun kata-kata yang kurang tepat
sehingga sulit untuk dipahami oleh para Pembaca. Penulis juga menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kesempurnaan, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah
SWT dan kekurangan hanyalah milik kita sebagai hamba-Nya.
Oleh karena itu kritik dan saran dari Pembaca sangat diharapkan oleh Penulis
demi memperbaiki makalah selanjutnya
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Segala amal perbuatan manusia dan tutur katanya tidak lepas dari ketentuan
hokum syari’at, baik hukum syari’at yang tercantum didalam al-Quran dan as-
Sunnah, maupun yang tidak tercantum dalam keduanya, akan tetapi terdapat pada
hokum syari’at yang lain.
2. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dari hukum syara’?
b. Ada berapa pembagian hukum syara’?
c. Apa saja pembagian hukum syara’?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2) Sunnah : Suatu perbuatan yang apabila dikerjakan mendapat pahala dan
apabila tidak dikerjakan tidak mendapat dosa
3) Haram : Suatu perbuatan yang jika dilakukan akan mendaoat dosa dan jika
tidak dikerjakan akan mendapat pahala
4) Makruh : Suatu perbuatan yang jika dikerjakan tidak mendapat dosa dan
jika tidak dikerjakan dapat pahala
5) Mubah : Suatu perbuatan yang jika dikerjakan tidak mendapat pahala dan
dosa dan jika tidak dikerjakan juga tidak mendapat pahala ataupun dosa
b) Hukum Wadh’i
Hukum wadh’i ialah hukum syara’ yang menjadikan dua hal saling berkaitan
dan salah satu dijadikan sebab terhadap yang lain
Contoh hukum wadh’i ialah melihat tanggal bulan ramadhan menjadi sebab
wajib berpuasa, sesuai dengan hadist Nabi SAW
3
memenuhi syarat-syarat dan tidak ada penghalang dalam melaksanakannya.
Sebaliknya, hukum tidak ada apabila sebab dan syarat-syaratnya tidak ada atau
adanya halangan untuk mengerjakannya.
Sebagai misal, Sholat dzuhur wajib dikerjakan apabila telah tergelincir
matahari (sebab) dan telah berwudhu (syarat) tetapi karena orang yang akan
mengerjakan itu sedang haid (mani’), maka sholat dzuhur itu tidak sah
dikerjakan
4
BAB III
KESIMPULAN
Hukum syara’ adalah hukum dari kitab Allah dan Rasul-Nya yang berhubungan dengan
hukum fiqh atau ilmu fiqh dan bukan hukum yang membicarakan tentang aqidah dan akhlak.
Hukum syara’ terbagi menjadi 2 yaitu, hukum taklifi dan hukum wadh’i. hukum taklifi ialah
hukum taklifi ialah hukum syara’ yang mengandung perintah yang wajib, sunnah, haram,
makruh, dan mubah. Hukum wadh’i ialah hukum syara’ yang menjadikan dua hal saling
berkaitan dan salah satu dijadikan sebab terhadap yang lain. Hukum wadh’i terbagi 3 yaitu
sebab, syarat, dan mani’.
5
DAFTAR PUSTAKA
https://www.ilmusaudara.com/2016/05/pengertian-hukum-syara-serta-macam.html?m=1
https://irameblog.wordpress.com/20017/06/07/pengertian-dan-pembagian-hukum-syara-amp/
iii