Anda di halaman 1dari 4

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Gender dan Seksualitas
1. Gender
Peran sosial dimana peran laki-laki dan perempuan ditentukan perbedaan fungsi,
perandan tanggung jawab laki-laki dan perempuan sebagai hasil konstruksi sosial
yang dapat berubah atau diubah sesuai perubahan zaman peran dan kedudukan
sesorang yang dikonstrusikan oleh masyarakat. dan budayanya karena sesorang lahir
sebagai laki-laki atau perempuan. (WHO 1998).
Gender adalah pandangan masyarakat tentang perbedaan peran, fungsi dan tanggung
jawab antara perempuan dan atau laki–laki yang merupakan hasil konstruksi sosial
budaya dan dapat berubah dan atau diubah sesuai dengan perkembangan
zaman.Gender (Bahasa Inggris) yang diartikan sebagai jenis kelamin. Namun jenis
kelamin di sini bukan seks secara biologis, melainkan sosial budaya dan psikologis,
tetapi lebih memfokuskan perbedaan peranan antara pria dengan wanita, yang
dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan norma sosial dan nilai sosial budaya
masyarakat yang bersangkutan.
2. Seks ( Jenis Kelamin )
Jenis kelamin merupakan perbedaan antara perempuan dengan laki-laki secara
biologis sejak seseorang lahir. jenis kelamin berkaitan dengan tubuh laki-laki dan
perempuan, dimana laki-laki memproduksikan sperma, sementara perempuan
menghasilkan sel telur dan secara biologis mampu untuk menstruasi, hamil dan
menyusui.
Seks adalah perbedaan jenis kelamin yang telah ditentukan oleh Allah SWT
berdasarkan fungsi biologis.Seks berarti pria ataupun wanita yang pembedaannya
berdasar pada jenis kelamin, sex lebih merujuk pada pembedaan antara pria dan
wanita berdasar pada jenis kelamin yang ditandai oleh perbedaan anatomi tubuh dan
genetiknya. Perbedaan seperti ini lebih sering disebut sebagai perbedaan secara
biologis atau bersifat kodrati dan sudah melekat pada masing-masing individu sejak
lahir.
B. Reproduksi Remaja
Banyak orang dan tokoh remaja tidak siap membantu remaja menghadapi masa pubertas,
akibatnya remaja tidak memiliki cukup pengetahuan dan keterampilan untuk menghadapi
perubahan, gejolak dan masalah yang sering timbul pada masa remaja. Hal ini menyebabkan
remaja sering terjebak dalam masalah fisik, psikologis, dan emosional yang kadang - kadang
sering merugikan seperti stress, depresi, KTD, penyakit dan infeksi menular seksual.

Menurut WHO batasan usia remaja adalah 10 - 19 tahun. Berdasarkan UN (PBB) batasan
usia remaja adalah 15 - 24 tahun. Sedangkan BKKBN menggunakan batasan usia remaja 10
-24 tahun

Hal-hal yang sering dianggap sebagai isu gender sebagai berikut :


a. Ketidakadilan dalam membagi tanggung jawab. Pada pergaulan yang terlalu bebas, remaja
putri selalu menjadi korban dan menanggung segala akibatnya (misalnya kehamilan yang
sering tidak dikehendaki dan putus sekolah). Ada kecenderungan pula untuk menyalahkan
pihak perempuan, sedangkan remaja putranya seolah-olah terbebaskan dari segala
permasalahan, walaupun ikut andil dalam menciptakan permasalahan tersebut.
b. Ketidakadilan dalam aspek hukum. Dalam tindakan aborsi ilegal, yang diancam oleh
sanksi dan hukuman adalah perempuan yang menginginkan tindakan aborsi tersebut,
sedangkan laki-laki yang menyebabkan kehamilan tidak tersentuh oleh hukum.

Isu gender di masa remaja


Isu gender yang berkaitab dengan remaja perempuan, antara lain: kawin muda, kehamilan
remaja, umumnya remaja putri kekurangan nutrisi, seperti zat besi anemia. Menginjak
remaja, gangguan anemia merupakan gejala umum dikalangan remaja putri. Gerakan serta
interaksi sosial remaja putri seringkali terbatasi dengan datangnya menarche. Perkawinan dini
pada remaja putri daat memberi tanggung jawab dan beban melampaui usianya. Belum lagi
jika remaja putri mengalami kehamilan, menempatkan mereka pada resiko tinggi terhadap
kematian. Remaja putri juga beresiko terhadap pelecehan dan kekerasan seksual, yang bisa
terjadi di dalam rumah sendiri maupun di luar rumah. Remaja putri juga bisa terkena isu
berkaitan dengan kerentanan mereka yang lebih tinggi terhadap perilaku-perilaku stereotip
maskulin, seperti merokok, tawuran, kecelakaan dalam olahraga, kecelakaan lalu lintas,
eksplorasi seksual sebelum nikah yang beresiko terhadap penyakit -penyakit yang berkaitan
dengan IMS, HIV/AIDS.

Kesehatan reproduksi remaja dianggap penting karena beberapa hal berikut :


a. Untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran remaja tentang kesehatan reproduksi.
b. Mempersiapkan remaja menghadapi dan melewati masa pubertas yang sering cukup berat.
c. Melindungi anak dan remaja dari berbagai resiko kesehatan reproduksi seperti IMS, HIV
AIDS serta kehamilan tidak diinginkan (KTD)

Sedangkan sumber masalah kesehatan reproduksi pada remaja adalah :


a. Seks dengan sembarangan orang
b. Seks tanpa alat pengaman
c. Melakukan hubungan seksual saat perempuan sedang haid.
d. Oral seks dengan penderita gonore, menyebabkan faringitis gonore
e. Seks pada usia terlalu muda, bisa mengakibatkan kanker serviks.
f. Perilaku hidup tidak sehat dapat mendatangkan penyakit (tekanan darah tinggi, jamtung
koroner, diabetes melitus) yang dapat memicu disfungsi ereksi (DE)
h. Kehidupan seks menimbulkan trauma psikologis juga faktor pemicu DE

C. Kesehatan Pascareproduksi

Anda mungkin juga menyukai