Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN MAKALAH PENCEMARAN LINGKUNGAN

Diajukan sebagai menyelesaikan tugas study

Mata Kuliah Analisis Kualitas Lingkungsn

PENCEMARAN UDARA

Dosen pengampu :

Nila Puspita Sari,SKM,MKM.

Penyusun

Nirma Anisa 19011041

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT hingga saat ini masih
memberikan nafas kehidupan dan anugerah akal, sehingga kami dapat menyelesaikan
pembuatan makalah ini tepat pada waktunya. Terimakasih pula kepada semua pihak yang
telah ikut membantu hingga dapat disusunnya makalah ini.

Makalah sederhana ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Analisis
Kualitas Lingkungan. Dalam makalah ini membahas tentang pencemaran udara.
Akhirnya saya sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan
penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri saya sendiri dan khususnya
pembaca pada umumnya.

Akhirnya, tidak ada manusia yang luput dari kesalahan dan kekurangan. Dengan segala
kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat saya harapkan
dari para pembaca guna peningkatan kualitas makalah ini dan makalah-makalah lainnya
pada waktu mendatang.

Pekanbaru, 18 juni 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................iii

A. Latar Belakang ........................................................................................4


B. Rumusan Masalah....................................................................................5
C. Tujuan .....................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................iv

A. Pengertian pencemaran udara.................................................................6


B. Klasifiksi bahan pencemar udara...........................................................6
C. Zat-zat pencemaran udara......................................................................8

BAB III ISI....................................................................................................v

A. Penyebab pencemaran udara..................................................................10


B. Dampak pencemaran udara....................................................................11
C. Pencegahan pencemaran udara ..............................................................18
D. Upaya penanggulangan pencemaran udara...........................................21

BAB IV PENUTUP ......................................................................................vi

A. Kesimpulan............................................................................................25
B. Saran .....................................................................................................29

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................vii

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kerusakan lingkungan diakibatkan oleh berbagai faktor, antara lain oleh


pencemaran. Pencemaran ada yang diakibatkan oleh alam, dan ada pula yang
diakibatkan oleh perbuatan manusia. Pencemaran akibat alam antara lain letusan
gunung berapi. Bahan-bahan yang dikeluarkan oleh gunung berapi seperti asap
dan awan panas dapat mematikan tumbuhan, hewan bahkan manusia. Pencemaran
yang terjadi adalah akibat dari aktivitas yang dilakukan manusia. Lingkungan
dapat dikatakan tercemar jika terkontaminasi oleh bahan pencemar yang dapat
mengakibatkan gangguan pada mahluk hidup yang ada didalamnya. Gangguan itu
ada yang segera nampak akibatnya, dan ada pula yang baru dapat dirasakan oleh
keturunan berikutnya. Kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia di mulai
dari meningkatnya jumlah penduduk dari abad ke abad.

Populasi manusia yang terus bertambah mengakibatkan kebutuhan manusia


semakin bertambah pula, terutama kebutuhan dasar manusia seperti makanan,
sandang dan perumahan. Bahan-bahan untuk kebutuhan itu semakin banyak yang
diambil dari lingkungan. Disamping itu perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) memacu proses industrialisasi, baik di negara maju ataupun
negara berkembang. Untuk memenuhi kebutuhan populasi yang terus meningkat,
harus diproduksi bahan-bahan kebutuhan dalam jumlah yang besar melalui
industri. Kian hari kebutuhan-kebutuhan itu harus dipenuhi.

Akibat selanjutnya lingkungan semakin rusak dan mengalami pencemaran.


Pencemaran lingkungan terbagi atas tiga jenis, berdasarkan tempat terjadinya,
yaitu pencemaran udara, pencemaran air dan pencemaran tanah. Di Indonesia,
kerusakan lingkungan akibat pencemaran udara, air dan tanah sudah sangat kritis.

4
Pernah terjadi bencana lingkungan seperti sampah, banjir dan masih banyak lagi.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang jenis-jenis pencemaran dan penyebabnya
serta solusi yang ditawarkan agar kerusakan lingkungan akibat pencemaran dapat
diminimalisasi.

B. Tujuan dan manfaat

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memperluas pengetahuan tentang
pencemaran lingkungan beserta dampak yang ditimbulkannya terhadap lingkungan
dan kesehatan manusia juga cara mencegah dan menanggulanginya.

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah kita dapat mengetahui lebih dalam
tentang masalah pencemaran lingkungan beserta dampak yang ditimbulkannya
juga cara mencegah dan menanggulanginya.

C. Rumusan Masalah

1. Apa saja penyebab dari pencemaran udara ?


2. Bagaimana dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran udara pada lingkungan
dan kesehatan manusia?
3. Adakah cara untuk mencegah dan menaggulangi terjadinya pencemaran udara?

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pencemaran Udara

Pencemaran udara adalah bertambahnya bahan atau substrat fisik atau kimia ke dalam
lingkungan udara normal yang mencapai sejumlah tertentu, sehingga dapat dideteksi oleh
manusia (atau yang dapat dihitung dan diukur) serta dapat memberikan efek pada
manusia, binatang, vegetasi dan material karena ulah manusia.

B. Klasifikasi Bahan Pencemar Udara

Banyak faktor yang dapat menyebabkan pencemaran udara, diantaranya pencemaran


yang ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia atau kombinasi
keduanya. Pencemaran udara dapat mengakibatkan dampak pencemaran udara bersifat
langsung dan lokal, regional, maupun global atau tidak langsung dalam kurun waktu
lama.

Pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan pencemar sekunder :

1. Polutan primer

Polutan primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber
pencemaran udara atau polutan yang dikeluarkan langsung dari sumber tertentu, dan
dapat berupa:

a.       Polutan Gas terdiri dari:

 Senyawa karbon, yaitu hidrokarbon, hidrokarbon teroksigenasi, dan karbon


oksida (CO atau CO2) karena ia merupakan hasil dari pembakaran
 Senyawa sulfur, yaitu oksida.

6
 Senyawa halogen, yaitu flour, klorin, hydrogen klorida, hidrokarbon
terklorinasi, dan bromin.

b.      Partikel

Partikel yang di atmosfer mempunyai karakteristik yang spesifik, dapat


berupa zat padat maupun suspense aerosol cair sulfur di atmosfer. Bahan
partikel tersebut dapat berasal dari proses kondensasi, proses  (misalnya
proses menyemprot/ spraying) maupun proses erosi bahan tertentu.

2.      Polutan Sekunder

Polutan sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-
pencemar primer di atmosfer. sekunder biasanya terjadi karena reaksi dari dua atau lebih
bahan kimia di udara, misalnya reaksi foto kimia. Sebagai contoh adalah disosiasi NO 2
yang menghasilkan NO dan O radikal.

Proses  kecepatan dan arah reaksinya dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:

a. Konsentrasi relative dari bahan reaktran


b. Derajat fotoaktivasi
c. Kondisi iklim
d. Topografi lokal dan adanya embun.

7
C. Zat-zat Pencemaran Udara

Ada beberapa polutan yang dapat menyebabkan pencemaran udara, antara lain Karbon
monoksida, Nitrogen dioksida, Sulfur dioksida, Partikulat, Hidrokarbon, CFC,Timbal dan
Karbondioksida.

1. Karbon monoksida (CO)

Gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan bersifat racun. Dihasilkan dari pembakaran
tidak sempurna bahan bakar fosil, misalnya gas buangan kendaraan bermotor.

2. Nitrogen dioksida (NO2)

Gas yang paling beracun. Dihasilkan dari pembakaran batu bara di pabrik, pembangkit
energi listrik dan knalpot kendaraan bermotor.

3. Sulfur dioksida (SO2)

Gas yang berbau tajam, tidak berwarna dan tidak bersifat korosi. Dihasilkan dari
pembakaran bahan bakar yang mengandung sulfur terutama batubara. Batubara ini
biasanya digunakan sebagai bahan bakar pabrik dan pembangkit tenaga listrik.

4. Partikulat (asap atau jelaga)

Polutan udara yang paling jelas terlihat dan paling berbahaya. Dihasilkan dari
cerobong pabrik berupa asap hitam tebal.

Macam-macam partikel, yaitu :

a. Aerosol : partikel yang terhambur dan melayang di udara


b. Fog (kabut) : aerosol yang berupa butiran-butiran air dan berada di udara
c. Smoke (asap) : aerosol yang berupa campuran antara butir padat dan cair dan
melayang berhamburan di udara

8
d. Dust (debu) : aerosol yang berupa butiran padat dan melayang-layang di udara

5. Hidrokarbon (HC)

Uap bensin yang tidak terbakar. Dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang tidak

6. Chlorofluorocarbon (CFC)

Gas yang dapat menyebabkan menipisnya lapisan ozon yang ada di atmosfer
bumi.Dihasilkan dari berbagai alat rumah tangga seperti kulkas, AC, alat pemadam
kebakaran, pelarut, pestisida, alat penyemprot (aerosol) pada parfum dan hair spray.

7. Timbal (Pb)

Logam berat yang digunakan manusia untuk meningkatkan pembakaran pada


kendaraan bermotor. Hasil pembakaran tersebut menghasilkan timbal oksida yang
berbentuk debu atau partikulat yang dapat terhirup oleh manusia.

8. Karbon dioksida (CO2)

Gas yang dihasilkan dari pembakaran sempurna bahan bakar kendaraan bermotor dan
pabrik serta gas hasil kebakaran hutan.

9
BAB III

ISI

A. Penyebab Pencemaran Udara

Pembangunan yang berkembang pesat dewasa ini, khususnya dalam industri dan
teknologi, serta meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang menggunakan
bahan bakar fosil (minyak) menyebabkan udara yang kita hirup di sekitar kita
menjadi tercemar oleh gas-gas buangan hasil pembakaran.

Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam, yaitu :

1. Karena faktor internal (secara alamiah), contoh:


a. Debu yang beterbangan akibat tiupan angin.
b. Abu (debu) yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi berikut gas-gas
vulkanik.,
c. Proses pembusukan sampah organik, dll
2. Karena faktor eksternal (karena ulah manusia), contoh:
a. Hasil pembakar bahan bakar fosil.
b. Debu/serbuk dari kegiatan industry
c. Pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara

10
B. Dampak Pencemaran Udara
A. Terhadap Lingkungan Alam

Pencemaran udara dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan alam, antara


lain: hujan asam, penipisan lapisan ozon dan pemanasan global.

1. Hujan Asam

Istilah hujan asam pertama kali diperkenalkan oleh Angus Smith ketika ia menulis
tentang polusi industri di Inggris. Hujan asam adalah hujan yang memiliki kandungan pH
(derajat keasaman) kurang dari 5,6. Pencemar udara seperti SO 2 dan NO2 bereaksi dengan
air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini
antara lain:

 Mempengaruhi kualitas air permukaan


 Merusak tanaman
 Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga
mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan
 Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan

SO2 dan NOx (NO2 dan NO3) yang menguap ke udara akan bercampur dengan embun.
Dengan bantuan cahaya matahari, senyawa tersebut akan diubah menjadi tetesan-tetesan
asam yang kemudian turun ke bumi sebagai hujan asam. Namun, bila H 2SO2 dan HNO2
dalam bentuk butiran-butiran padat dan halus turun ke permukaan bumi akibat adanya
gaya gravitasi bumi, maka peristiwa ini disebut dengan deposisi asam.

SO2 dan NOx (NO2 dan NO3) yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar fosil
(kendaraan bermotor) dan pembakaran batubara (pabrik dan pembangkit energi listrik)
akan menguap ke udara. Sebagian lainnya bercampur dengan O 2 yang dihirup oleh
makhluk hidup dan sisanya akan langsung mengendap di tanah sehingga mencemari air
dan mineral tanah.

11
2. Penipisan Lapisan Ozon

Ozon (O3) adalah senyawa kimia yang memiliki 3 ikatan yang tidak stabil. Di
atmosfer, ozon terbentuk secara alami dan terletak di lapisan stratosfer pada ketinggian
15-60 km di atas permukaan bumi. Fungsi dari lapisan ini adalah untuk melindungi bumi
dari radiasi sinar ultraviolet yang dipancarkan sinar matahari dan berbahaya bagi
kehidupan.

Namun, zat kimia buatan manusia yang disebut sebagai ODS (Ozone Depleting
Substances) atau BPO (Bahan Perusak Ozon) ternyata mampu merusak lapisan
ozonsehingga akhirnya lapisan ozon menipis. Hal ini dapat terjadi karena zat kimia
buatantersebut dapat membebaskan atom klorida (Cl) yang akan mempercepat lepasnya
ikatan O3menjadi O2. Lapisan ozon yang berkurang disebut sebagai lubang ozon (ozone
hole).

Diperkirakan telah timbul adanya lubang ozon di Benua Artik dan Antartika. Oleh
karena itulah, PBB menetapkan tanggal 16 September sebagai hari ozon dunia dengan
tujuan agar lapisan ozon terjaga dan tidak mengalami kerusakan yang parah.

Lapisan ozon yang berada di statosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan


pelindung alami bumi yang berfungsi menyaring radiasi ultraviolet B dari matahari.
Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O 3) terjadi secara alami di
stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan
laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga
terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon. Kerusakan lapisan ozon menyebabkan sinar
UV-B matahari tidak tersaring dan dapat  mengakibatkan kanker kulit serta penyakit pada
tanaman.

12
3. Pemanasan Global

Kadar CO2 yang tinggi di lapisan atmosfer dapat menghalangi pantulan panas dari
bumi ke atmosfer sehingga permukaan bumi menjadi lebih panas. Peristiwa ini disebut
dengan efek rumah kaca (green house effect). Efek rumah kaca ini mempengaruhi
terjadinya kenaikan suhu udara di bumi (pemanasan global). Pemanasan global adalah
kenaikan suhu rata-rata di seluruh dunia dan menimbulkan dampak berupa berubahnya
pola iklim.

Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO 2, CFC, metana, ozon, dan N2O
di lapisan trofosfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh
permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan
menimbulkan fenomenapemanasan global.

Dampak dari pemanasan global adalah:

 Pencairan es di kutub
 Perubahan iklim regional dan global
 Perubahan siklus hidup flora dan fauna

4. Proses terjadinya efek rumah kaca

Permukaan bumi akan menyerap sebagian radiasi matahari yang masuk ke bumi dan
memantulkan sisanya. Namun, karena meningkatnya CO 2 di lapisan atmosfer maka
pantulan radiasi matahari dari bumi ke atmosfer tersebut terhalang dan akan kembali
dipantulkan ke bumi. Akibatnya, suhu di seluruh permukaan bumi menjadi semakin
panas (pemanasan global). Peristiwa ini sama dengan yang terjadi di rumah kaca. Rumah
kaca membuat suhu didalam ruangan rumah kaca menjadi lebih panas bila dibandingkan

13
di luar ruangan. Hal ini dapat terjadi karena radiasi matahari yang masuk ke dalam rumah
kaca tidak dapat keluar.

B. Dampak Pencemaran Udara Terhadap Manusia

1. Dampak kesehatan

Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui
sistem pernafasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada
jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian
atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-
paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.
Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ispa(infeksi saluran pernapasan
akut), termasuk di antaranya,asma,bronkkitis dan gangguan pernapasan lainnya.

Partikel yang mencemari udara dapat merusak lingkungan, manusia, tanaman, dan
hewan. Udara yang telah tercemar oleh partikel dapat menimbulkan berbagai penyakit
saluran pernapasan atau pneumokoniosis yang merupakan penyakit saluran pernapasan
yang disebabkan oleh adanya partikel yang masuk atau mengendap di dalam paru-paru
akan menentukan letak penempelan atau pengendapannya. (Wardhana, Wisnu Arya
1999)Penyakit pneumoconiosis banyak jenisnya, tergantung dari jenis partikel yang
masuk atau terhisap ke dalam paru-paru. Adapun jenis-jenis penyakit pneumoniosis
seperti :

a. Penyakit Antrakosis

Merupakan penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh pencemaran debu


batubara. Penyakit ini biasanya dijumpai pada pekerja tambang batubara atau
pekerja yang banyak melibatkan penggunaan batubara seperti power plant

14
(pembangkit listrik tenaga uap. Masa inkubasi penyakit ini antara 2-4 tahun yang
ditandai dengan sesak napas.

b. Penyakit Silikosis

Penyakit yang disebabkan oleh pencemaran debu silika bebas, berupa SiO 2, yang
terhisap masuk ke dalam paru-paru dan kemudian mengendap. Debu silika ini
banyak terdapat di industri besi baja, keramik, pengecoran beton, proses
permesinan seperti mengikir, menggerinda. Di samping itu debu silika juga
terdapat di penambangan bijih besi, timah putih, dan tambang batu bara. Penyakit
silikosis akan lebih buruk lagi, kalau penderita sebelumnya sudah menderita
penyakit TBC paru-paru, bronchitis kronis, astma broonchiale dan penyakit
pernapasan lainnya. Pada awalnya, penyakit silikosis ditandai dengan sesak napas
yang disertai dengan batuk-batuk tanpa dahak.

c. Penyakit Asbestosis

Merupakan penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh debu atau serat asbes yang
mencemari udara. Asbes merupakan campuran berbagai macam silikat terutama
selain mempengaruhi keadaan lingkungan alam, pencemaran udara juga membawa
dampak negatif bagi kehidupan makhluk hidup (organisme), baik hewan,
tumbuhan dan manusia.

Dampak pencemaran udara bagi manusia, antara lain:

1. Karbon monoksida (CO)

Mampu mengikat Hb (hemoglobin) sehingga pasokan O2 ke jaringan tubuh terhambat.


Hal tersebut menimbulkan gangguan kesehatan berupa; rasa sakit pada dada, nafas
pendek, sakit kepala, mual, menurunnya pendengaran dan penglihatan menjadi kabur.

15
Selain itu, fungsi dan koordinasi motorik menjadi lemah. Bila keracunan berat (70 – 80 %
Hb dalam darah telah mengikat CO), dapat menyebabkan pingsan dan diikuti dengan
kematian.

2. Nitrogen dioksida (SO2)

Dapat menyebabkan timbulnya serangan asma.

3. Hidrokarbon (HC)

Menyebabkan kerusakan otak, otot dan jantung.

4. Chlorofluorocarbon (CFC)

Menyebabkan melanoma (kanker kulit) khususnya bagi orang-orang berkulit terang,


katarak dan melemahnya sistem daya tahan tubuh.

5. Timbal (Pb)

Menyebabkan gangguan pada tahap awal pertumbuhan fisik dan mental serta
mempengaruhi kecerdasan otak.

6. Ozon (O3)

Menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan terasa terbakar dan memperkecil paru-
paru.

7. NOx

Menyebabkan iritasi pada paru-paru, mata dan hidung.

16
C. Dampak Pencemaran Udara Bagi Kehidupan Hewan

1. Penipisan lapisan ozon

Menimbulkan kanker mata pada sapi, terganggunya atau bahkan putusnya rantai
makanan pada tingkat konsumen di ekosistem perairan karena penurunan jumlah
fitoplankton.

2. Hujan asam

Menyebabkan pH air turun di bawah normal sehingga ekosistem air terganggu.

3. Pemanasan global

Penurunan hasil panen perikanan. Selain membawa dampak negatif pada kehidupan
hewan, pencemaran udara juga mampu merusakkan bangunan dan candi-candi. Iklim
dunia yang berubah polanya mengakibatkan timbulnya kemarau panjang, bencana alam
dan naiknya permukaan laut. Kemarau panjang memicu terjadinya kebakaran hutan dan
menurunnya produksi panen, bencana alam (banjir, gempa, tsunami) banyak terjadi dan
permukaan laut yang meninggi akan mengakibatkan tenggelamnya pulau-pulau kecil dan
daerah-daerah pesisir pantai.

D. Dampak Pencemaran Udara Bagi Tumbuhan

1. Hujan Asam

Merusak kehidupan ekosistem perairan, menghancurkan jaringan tumbuhan (karena


memindahkan zat hara di daun dan menghalangi pengambilan Nitrogen) dan
mengganggu pertumbuhan tanaman.

17
Melarutkan kalsium, potasium dan nutrient lain yang berada dalam tanah sehingga tanah
akan berkurang kesuburannya dan akibatnya pohon akan mati.

2. Penipisan Lapisan Ozon

Merusak tanaman, mengurangi hasil panen (produksi bahan makanan, seperti beras,
jagung dan kedelai), penurunan jumlah fitoplankton yang merupakan produsen bagi
rantai makanan di laut.

3. Pemanasan global

Penurunan hasil panen pertanian dan perubahan keanekaragaman hayati.


Keanekaragaman hayati dapat berubah karena kemampuan setiap jenis tumbuhan untuk
bertahan hidup berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya.

4. Gas CFC

Mengakibatkan tumbuhan menjadi kerdil, ganggang di laut punah, terjadi mutasi genetik
(perubahan sifat organisme).

C. Pencegahan Pencemaran Udara

            Pencegahan yang ditempuh terhadap pencemaran udara tergantung dari sifat dan
sumber polutannya. Pencegahan yang paling sederhana dan mudah dilakukan yaitu
menggunakan masker sebagai pelindung untuk menghindari terjadinya gangguan
kesehatan.

            Tindakan yang dilakukan untuk mencegah pencemaran udara seperti mengurangi
polutan, bahan yang mengakibatkan polusi dengan peralatan, mengubah polutan,
melarutkan polutan, dan mendispersikan-menguraikan polutan.

18
1. Mencegah pencemaran udara berbentuk gas

a. Adsorbsi

Adsorbsi merupakan proses melekatnya molekul polutan atau ion pada permukaan zat
padat-adsorben-seperti karbon aktif dan silikat. Adsorben mempunyai sifat dapat
menyerap zat lain sehingga menempel pada permukaannya tanpa reaksi kimia serta
memiliki daya kejenuhan yang bersifat disposal (sekali pakai buang) atau dibersihkan
dulu, kemudian digunakan lagi.

b. Absorbsi

Absorbsi merupakan proses penyerapan yang memerlukan solven yang baik untuk
memisahkan polutan gas dengan konsentrasinya. Metoe absorbs ini pada prinsipnya
hampir sama dengan metode adsorbsi, hanya bedanya bahwa emisi hidrokarbon
mengalami kontak dengan cairan di mana hidrokarbon akan larut atau tersuspensi.

c. Kondensasi

Kondensasi merupakan proses perubahan uap air atau bendda gas menjadi benda cair
pada suhu udara di bawah titik embun. Polutan gas diarahkan mencapai titik kondensasi
tinggi dan titik penguapan yang rendah, seperti hidrokarbon dan gas organic lainnya.

d. Pembakaran

Pembakaran merupakan proses untuk menghancurkan gas hidrokarbon yang terdapat di


dalam polutan dengan mempergunakan proses oksidasi panas yang disebut inceneration.
Iceneration merupakan salah satu metode dalam pengolahan limbah padat dengan
menggunakan pembakaran yang menghasilkan gas dan residu pembakaran.

2. Mencegah pencemaran udara berbentuk partikel

19
a. Filter
Filter udara dimaksudkan untuk menangkap debu atau polutan partikel yang
ikut keluar pada cerobong atau stack pada permukaan filter, agar tidak ikut
terlepas ke lingkungan sehingga hanya udara bersih saja yang keluar dari
cerobong. Penggunaan filter udara seharusnya disesuaikan dengan sifat gas
buangan yang keluar seperti berdebu banyak, besifat asam, bersifat alkalis dan
sebagainya. Beberapa contoh jenis filter yang banyak digunakan seperti cotton,
nylon, orlon, dacron, fiberglass, polypropylene, wool, nomex, tefloyn.
b. Filter basah
Cara kerja filter basah atau scrubbers/wat collectors adalah membersihkan udara
kotor dengan cara menyemprotkan air dari bagian atas alat, sedangakan udara
yang kotor dari bagian bawah alat.
c. Elektrostatik
Alat pengendap elektrostatik dapat digunakan untuk membersihkan udara kotor
dalam jumlah yang relative besar. Alat ini menggunakan arus searah (DC) yang
mempunyai tegangan antara 25-100 kv, berupa tabung silinder di mana
dindingnya diberi muatan positif sedangkan di tengah ada sebuah kawat yang
merupakan pusat silinder, sejajar dinding silinder, diberi muatan negative.
d. Kolektor Mekanik
Mengendapkan polutan partikel yang ukurannya relative besar dapat dengan
menggunakan tenaga gravitasi. Pengendap siklon atau cyclone Separators
adalah pengendap debu yang ikut dalam gas buangan atau udara dalam ruang
pabrik yang berdebu.

e. Program penghijauan

Tumbuh-tumbuhan menyerap hasil pencemaran udara berupa karbon dioksida (CO2) dan
melepaskan oksigen (O2). Tumbuh-tumbuhan akan menghisap dan mengurangi polutan,
dengan melepaskan gas oksigen maka akan mengurangi jumlah polutan di udara.

20
Semakin banyak tumbuh-tumbuhan ditanam sebagai paru-paru kota maka kualitas udara
akan semakin sehat sehingga akan mendukung program langit biru (prolabir). Program
penghijauan ini seharusnya merupakan gerakan nasional agar semua pihak dapat
berpartisipasi aktif.

f. fentilasi udara

Penggunaan dan penempatan ventilasi udara seharusnya disesuaikan dengan kebutuhan.


Perhatian utama yaitu tercukupnya kebutuhan gas oksigen (O 2) dalam ruangan serta
menjadikan udara dalam ruangan bebas dari berbagai polutan. Bila akan menggunakan
exhaust fan, maka usahakan dekat dengan sumber pencemaran, agar polutan segera dapat
keluar dalam ruangan.

D. Upaya Penanggulangan Pencemaran Udara

Upaya penanggulangan dilakukan dengan tindakan pencegahan (preventif) yang


dilakukan sebelum terjadinya pencemaran dan tindakan kuratif yang dilakukan sesudah
terjadinya pencemaran.

1. Usaha Preventif (sebelum pencemaran)

1. Mengembangkan energi alternatif dan teknologi yang ramah lingkungan.

2. Mensosialisasikan pelajaran lingkungan hidup (PLH) di sekolah dan masyarakat.

3. Mewajibkan dilakukannya AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) bagi


industri atau usaha yang menghasilkan limbah.

4. Tidak membakar sampah di pekarangan rumah.

21
5. Tidak menggunakan kulkas yang memakai CFC (freon) dan membatasi penggunaan
AC dalam kehidupan sehari-hari.

6. Tidak merokok di dalam ruangan.

7. Menanam tanaman hias di pekarangan atau di pot-pot.

8. Ikut berpartisipasi dalam kegiatan penghijauan.

9. Ikut memelihara dan tidak mengganggu taman kota dan pohon pelindung.

10. Tidak melakukan penebangan hutan, pohon dan tumbuhan liar secara sembarangan.

11. Mengurangi atau menghentikan penggunaan zat aerosol dalam penyemprotan ruang.

12. Menghentikan penggunaan busa plastik yang mengandung CFC.

13. Mendaur ulang freon dari mobil yang ber-AC.

2. Usaha kuratif (sesudah pencemaran)

Bila telah terjadi dampak dari pencemaran udara, maka perlu dilakukan beberapa
usahauntuk memperbaiki keadaan lingkungan, dengan cara:

1. Menggalang dana untuk mengobati dan merawat korban pencemaran lingkungan.

2. Kerja bakti rutin di tingkat RT/RW atau instansiinstansi untuk membersihkan


lingkungan dari polutan.

3. Melokalisasi tempat pembuangan sampah akhir (TPA) sebagai tempat/pabrik daur


ulang.

4. Menggunakan penyaring pada cerobong di kilang minyak atau pabrik yang


menghasilkan asap atau jelaga penyebab pencemaran udara.

22
5. Mengidentifikasi dan menganalisa serta menemukan alat atau teknologi tepat guna
yang berwawasan lingkungan setelah adanya musibah/kejadian akibat pencemaran udara,
misalnya menemukan bahan bakar dengan kandungan timbal yang rendah (BBG).

3. Program pemerintah

Selain usaha preventif dan kuratif, Pemerintah juga perlu mencanangkan


programprogram yang bertujuan untuk mengendalikan pencemaran, khususnya
pencemaran udara, yaitu :

1. PROGRAM LANGIT BIRU yang dicanangkan sejak Agustus 1996. Bertujuan untuk
meningkatkan kembali kualitas udara yang telah tercemar, misalnya dengan melakukan
uji emisi kendaraan bermotor.

2. Keharusan membuat cerobong asap bagi industri/ pabrik.

3. Imbauan mengurangi bahan bakar fosil (minyak, batu bara) dan menggantinya dengan
energi

Alternatif lainnya.

4. Membatasi beroperasinya mobil dan mesin pembakar yang sudah tua dan tidak layak
pakai.

5. Larangan menggunakan gas CFC.

6. Larangan beredarnya insektisida berbahaya seperti DDT (dikhloro difenil trikhloro


etana).

7. Melarang penggunaan CFC pada produksi kosmetika.

23
8. Menetapkan undang-undang dan hukum tentang pelaksanaan perlindungan lapisan
ozon

1. Secara nasional dan internasional

Solusi untuk mengatasi polusi udara kota terutama ditujukan pada pembenahan sektor
transportasi, tanpa mengabaikan sektor-sektor lain. Hal ini kita perlu belajar dari kota-
kota besar lain di dunia, yang telah berhasil menurunkan polusi udara kota dan angka
kesakitan serta kematian yang diakibatkan karenanya :

1. Pemberian izin bagi angkutan umum kecil hendaknya lebih dibatasi, sementara
kendaraan angkutan massal, seperti bus dan kereta api diperbanyak dan ditinjau
sesuai denga  kebutuhan.
2. Pembatasan usia kendaraan, terutama bagi angkutan umum, perlu
dipertimbangkan sebagai salah satu solusi. Sebab, semakin tua kendaraan,
terutama yang kurang terawat, semakin besar potensi untuk memberi kontribusi
polutan udara.
3. Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor adalah kemacetan lalu lintas dan
tanjakan. Karena itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan tegas
terhadap pelanggaran berkendaraan dapat membantu mengatasi kemacetan lalu
lintas dan mengurangi polusi udara.
4. Pemberian penghambat laju kendaraan di permukiman atau gang-gang yang sering
diistilahkan dengan “polisi tidur” justru merupakan biang polusi. Kendaraan
bermotor akan memperlambat laju.
5. Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada kendaraan umum maupun pribadi
meskipun secara uji petik (spot check). Perlu dipikirkan dan dipertimbangkan
adanya kewenangan tambahan bagi polisi lalu lintas untuk melakukan uji emisi di
samping memeriksa surat-surat dan kelengkapan kendaraan yang lain.

24
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

 NOMOR 41 TAHUN 1999tentang PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA


PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
 Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945
 Undang-undang nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup
(lembaran negara tahun 1997 nomor 68, tambahan lembaran negara nomor 3699)

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Menurut Mukono (2006), yang dimaksud pencemaran udara adalah bertambahnya


bahan atau substrat fisik atau kimia ke dalam lingkungan udara normal yang mencapai
sejumlah tertentu, sehingga dapat dideteksi oleh manusia (atau yang dapat dihitung dan
diukur) serta dapat memberikan efek pada manusia, binatang, vegetasi dan material
karena ulah manusia (man made).

Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam
udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya
(Wisnu, Dampak pencemaran lingkungan : 27)

Jadi, Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya


ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan
pada kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan.

25
Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam, yaitu : Karena faktor
internal (secara alamiah), contoh: debu yang beterbangan akibat tiupan angin, Abu (debu)
yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi berikut gas-gas vulkanik., Proses
pembusukan sampah organik, dll. Dan karena faktor eksternal (karena ulah manusia),
contoh: hasil pembakar bahan bakar fosil, debu/serbuk dari kegiatan industri, pemakaian
zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara

Pencemaran udara dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan alam, antara lain:
hujan asam, penipisan lapisan ozon dan pemanasan global.

Selain mempengaruhi keadaan lingkungan alam, pencemaran udara juga membawa


dampak negatif bagi kehidupan makhluk hidup (organisme), baik hewan, tumbuhan dan
manusia.

Dampak pencemaran udara bagi manusia, antara lain: mampu mengikat Hb


(hemoglobin) sehingga pasokan O2 ke jaringan tubuh terhambat. Hal tersebut
menimbulkan gangguan kesehatan berupa; rasa sakit pada dada, nafas pendek, sakit,
kepala, mual, menurunnya pendengaran dan penglihatan menjadi kabur. Selain itu, fungsi
dan koordinasi motorik menjadi lemah. Bila keracunan berat (70 – 80 % Hb dalam darah
telah mengikat CO), dapat menyebabkan pingsan dan diikuti dengan kematian.

Dampak pencemaran udara terhadap kehidupan tumbuhan, antara lain: – Merusak


kehidupan ekosistem perairan, menghancurkan jaringan tumbuhan (karena memindahkan
zat hara di daun dan menghalangi pengambilan Nitrogen) dan mengganggu pertumbuhan
tanaman.

            Pencegahan yang ditempuh terhadap pencemaran udara tergantung dari sifat dan
sumber polutannya. Pencegahan yang paling sederhana dan mudah dilakukan yaitu
menggunakan masker sebagai pelindung untuk menghindari terjadinya gangguan
kesehatan.

26
            Tindakan yang dilakukan untuk mencegah pencemaran udara seperti mengurangi
polutan, bahan yang mengakibatkan polusi dengan peralatan, mengubah polutan,
melarutkan polutan, dan mendispersikan-menguraikan polutan.

Upaya penanggulangan dilakukan dengan tindakan pencegahan (preventif) yang


dilakukan sebelum terjadinya pencemaran dan tindakan kuratif yang dilakukan sesudah
terjadinya pencemaran.

Usaha Preventif (sebelum pencemaran) yang dapat dilakukan yaitu :

1. Mengembangkan energi alternatif dan teknologi yang ramah lingkungan.

2. Mensosialisasikan pelajaran lingkungan hidup (PLH) di sekolah dan masyarakat.

3. Mewajibkan dilakukannya AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) bagi


industri atau usaha yang menghasilkan limbah.

Usaha kuratif (sesudah pencemaran) yang dapat dilakukan :

1. Menggalang dana untuk mengobati dan merawat korban pencemaran lingkungan.

2. Kerja bakti rutin di tingkat RT/RW atau instansiinstansi untuk membersihkan


lingkungan dari polutan.

3. Melokalisasi tempat pembuangan sampah akhir (TPA) sebagai tempat/pabrik daur


ulang.

Selain usaha preventif dan kuratif, Pemerintah juga perlu mencanangkan


programprogram yang bertujuan untuk mengendalikan pencemaran, khususnya
pencemaran udara, yaitu; PROGRAM LANGIT BIRU yang dicanangkan sejak Agustus
1996. Bertujuan untuk meningkatkan kembali kualitas udara yang telah tercemar,
misalnya dengan melakukan uji emisi kendaraan bermotor.

27
B.    Saran

Pencemaran udara memiliki dampak yang sangat menbahayakan kehidupan di bumi,


dampak yang terjadi tidak hanya bagi manusia, hewan  dan tumbuhan saja tetapi juga
kepada lapisan ozon bumi.

Jika melihat besarnya dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran udara maka
sebaiknya perlunya pengetahuan yang mendalam terhadap pencemaran udara. Perlunya
pengetahuan tentang cara – cara mencegah serta menganggulangi efek dari pencemaran
lingkungan perlu dipelajari dengan seksama. Hal ini dilakukan agar dampak yang terjadi
akibat pencemaran udara dapat di tanggulangi dan di cegah sedini mungkin.

28
 DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 2004. Masalah Pencemaran. Bandung : TARSITO.

Anonim. 2009. Polusi Udara.

http://oerleebook.files.wordpress.com/2009/10/polusi-udara.pdf

[di unduh pada tanggal 27 Oktober 2013]

Anonim. 2011. Pencemaran Udara.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21023/4/Chapter%20II.pdf

[di unduh pada tanggal 27 Oktober 2013]

Rahman. 2012.  Dampak Pencemaran Lingkungan.

http://rahmankesling.blogspot.com/2012/12/dampak-pencemaran-udara-dan-
solusinya_4719.html

[di unduh pada tanggal 30 Oktober 2013]

29
Anonim. 2013. Upaya Penanggulangan Polusi Udara

30

Anda mungkin juga menyukai