1737 3700 1 PB
1737 3700 1 PB
2 ISSN : 1979-5564
DOI : 10.24853/elektum.14.2.43-48 e-ISSN : 2550-0678
Abstract –
Pada sistem distribusi tenaga listrik terdapat penyulang tegangan menengah yang
berguna untuk mendistribusikan tenaga listrik dari gardu induk ke konsumen. Tetapi tidak
terlepas dari masalah, masih terdapat gangguan yang perlu dianalisa, diantaranya
gangguan hubung singkat. Untuk melokalisasi gangguan tersebut diperlukan sistem proteksi
yang memenuhi persyaratan sensitifitas, keandalan, selektifitas dan kecepatan. Peralatan
proteksi yang sering digunakan pada sistem distribusi adalah over current relay (OCR) dan
ground fault relay (GFR), yaitu relai yang berfungsi memberi perintah PMT untuk membuka,
sehingga saluran yang terganggu dipisahkan dari jaringan. Di dalam penelitian ini studi
kasus di ambil di PLN Gardu Induk Jababeka pada penyulang Rambutan dimana selektifitas
kerja relai diambil dari empat titik gangguan pada penyulang. Semua dilakukan untuk
peningkatan kerja relai. Pada Tugas Akhir ini akan membahas mengenai perbandingan
antara setting relai proteksi hasil dari perhitungan dengan setting proteksi yang terpasang
(existing) pada jaringan distribusi 20 kV GI Jababeka di penyulang Rambutan.
Kata kunci : Over Current Relay, Ground Fault Relay, koordinasi relai, setting relai
43
Jurnal Elektum Vol. 14 No. 2 ISSN : 1979-5564
DOI : 10.24853/elektum.14.2.43-48 e-ISSN : 2550-0678
4 HASIL ANALISIS
45
Jurnal Elektum Vol. 14 No. 2 ISSN : 1979-5564
DOI : 10.24853/elektum.14.2.43-48 e-ISSN : 2550-0678
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Waktu Kerja Relai 1 lapangan hal ini dikarenakan adanya sistem
Fasa perhitungan yang berbeda maka arus hubung
singkat existing lebih kecil jika dibandingkan
dengan arus hubung singkat hasil perhitungan,
Hal ini disebabkan sistem perhitungan arus
hubung singkat existing tidak memperhatikan
hubungan trafo yang berada di GI dan hanya
melihat belitannya saja.
5 KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa
besarnya arus gangguan hubung singkat
dipengaruhi oleh jarak titik gangguan. Ketika titik
jarangan gangguan semakin jauh, maka arus
gangguan hubung singkatnya semakin kecil,
begitu pula sebaliknya.
Waktu kerja relai pada penyulang lebih
cepat jika dibandingkan dengan waktu kerja pada
sisi incoming dengan selisih waktu rata-rata
sebesar 0,4 detik untuk sisi gangguan satu fasa.
Namun untuk sisi gangguan tiga fasa dan dua
fasa, waktu kerja relai memiliki selisih waktu 0,4
detik dan berangsur meningkat dengan rata-rata
kenaikan 0,1 detik ketika panjang kabel semakin
jauh (ditinjau pada jarak 0%, 25%, 50%, 75% dan
100%).
Hasil perhitungan dengan data existing di
lapangan masih dalam kondisi yang sesuai dengan
perbedaan yang tidak terlalu jauh, sehingga dapat
disimpulkan bahwa secara keseluruhan setting
pada Overcurrent Relay (OCR) – Ground Fault
Relay (GFR) yang ada di lapangan dalam kondisi
baik.
DAFTAR PUSTAKA
[1] IEEE Std.242-2001, Recommended Practice
for Protection and Coordination of
Industrial and Commercial Power Systems.
RIT Libraries
[2] Afandi, Irfan. 2009. Analisa Setting relai Arus
Lebih Dan Relai gangguan Tanah Pada
Penyulang Sadewa Di GI Cawang. Depok :
Universitas Indonesia
[3] Budi Utomo, Heri. Ir. 2004. Modul
Perkuliahan : Proteksi Penyulang Tegangan
Menengah. Bandung : Politeknik Negeri
Bandung
[4] Gonen, Turan. 1986. Electrical Power
Distribution System Engineering. New
York : McGraw-Hill Book Company
[5] T. S. Hutauruk, Pengetanahan Netral Sistem
Tenaga dan Pengetanahan Peralatan : Er
48