Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KELARUTAN
I. TUJUAN
1. Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu :
2. Menerapkan faktor-faktoryang mempengaruhi kelarutan suatu zat.
3. Menjelaskan pengaruh pelarut campur terhadap kelarutan zat.
II. DASAR TEORI
1. pH
2. Suhu
3. Jenis pelarut
4. Bentuk dan ukuran partikel zat
5. Konstamta dielektrik bahan pelarut
6. Adanya zat-zat lain seperti surfaktan,pembentuk kompleks, ion
sejenis,dll
1. Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut)
kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan
kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tidak tepat habis bereaksi
dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat). Larutan tak jenuh terjadi
apabila bila hasil kali konsentrasi ion < Ksp berarti larutan belum jenuh
( masih dapat larut).
2. Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute
yang larut dan mengadakan kesetimbangn dengan solut padatnya. Atau
dengan kata lain, larutan KELARUTAN yang partikel- partikelnya tepat
habis bereaksi dengan pereaksi (zat dengan konsentrasi maksimal).
Larutan jenuh terjadi apabila bila hasil konsentrasi ion = Ksp berarti
larutan tepat jenuh.
3. Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh) yaitu suatu larutan yang
mengandung lebih banyak solute daripada yang diperlukan untuk larutan
jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat
terlarut sehingga terjadi endapan. Larutan sangat jenuh terjadi apabila
bila hasil kali konsentrasi ion > Ksp berarti larutan lewat jenuh
(mengendap). ( DirjenPOM.1979 )
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan antara lain jenis zat terlarut,
jenis pelarut, temperatur, dan tekanan.
1. Pengaruh Jenis Zat pada Kelarutan Zat-zat dengan struktur kimia yang
mirip umumnya dapat saling bercampur dengan baik, sedangkan zat-zat
yang struktur kimianya berbeda umumnya kurang dapat saling bercampur
(like dissolves like). Senyawa yang bersifat polar akan mudah larut dalam
pelarut polar, sedangkan senyawa nonpolar akan mudah larut dalam pelarut
nonpolar. Contohnya alkohol dan air bercampur sempurna (completely
miscible), air dan eter bercampur sebagian (partially miscible), sedangkan
minyak dan air tidak bercampur (completely immiscible). (Hardjadi,1993)
2. Pengaruh Temperatur(Suhu) pada Kelarutan Kelarutan gas umumnya
berkurang pada temperatur yang lebih tinggi. Misalnya jika air dipanaskan,
maka timbul gelembung-gelembung gas yang keluar dari dalam air,
sehingga gas yang terlarut dalam air tersebut menjadi berkurang.
Kebanyakan zat padat kelarutannya lebih besar pada temperatur yang lebih
tinggi. Ada beberapa zat padat yang kelarutannya berkurang pada
temperatur yang lebih tinggi, misalnya natrium sulfat dan serium sulfat.
Pada larutan jenuh terdapat kesetimbangan antara proses pelarutan dan
proses pengkristalan kembali. Jika salah satu proses bersifat endoterm,
maka proses sebaliknya bersifat eksoterm. Jika temperatur dinaikkan, maka
sesuai dengan azas Le Chatelier kesetimbangan itu bergeser ke arah proses
endoterm. Jadi jika proses pelarutan bersifat endoterm, maka kelarutannya
bertambah pada temperatur yang lebih tinggi. Sebaliknya jika proses
pelarutan bersifat eksoterm, maka kelarutannya berkurang pada suhu yang
lebih tinggi. (Anief,Moh.2003)
3. Pengaruh tekanan pada kelarutan Perubahan tekanan pengaruhnya kecil
terhadap kelarutan zat cair atau padat. Perubahan tekanan sebesar 500 atm
hanya merubah kelarutan NaCl sekitar 2,3 % dan NH4Cl sekitar 5,1 %.
Kelarutan gas sebanding dengan tekanan partial gas itu. Menurut hukum
Henry massa gas yang melarut dalam sejumlah tertentu cairan (pelarutnya)
berbanding lurus dengan tekanan yang dilakukan oleh gas itu (tekanan
partial), yang berada dalam kesetimbangan dengan larutan itu. Contohnya
kelarutan oksigen dalam air bertambah menjadi 5 kali jika tekanan partial-
nya dinaikkan 5 kali. Hukum ini tidak berlaku untuk gas yang bereaksi
dengan pelarut, misalnya HCl atau NH3 dalam air.(Ansel,Haward.1989)
4. Pengaruh Jumlah zat terlarut dan pelarut pada kelarutan Jika jumlah pelarut
lebih banyak maka kelarutannya akan makin besar, sedangkan bila jumlah
pelarut lebih sedikit maka kelarutan akan semakin kecil. D. Alat dan Bahan
1. Gelas Kimia 250 ml 2. Gelas Ukur 100 ml 3. Sendok plastik / spatula 4.
Air Suling 5. Garam dapur / NaCl (1 sendok teh) E. Cara Kerja 1.
Masukkan air suling 100 ml ke dalam gelas kimia 250 ml. 2. Masukkan
satu sendok teh garam ke dalamnya lalu aduk hingga garam terlarut. 3.
Ulangi langkah 1 hingga garam mulai tidak terlaurt lagi.
(Martin,Alfreddkk.1990)
III. Alat dan Bahan Percobaan
Alat Percobaan
Bahan Percobaan
Cara perhitungan :
Ukurlah berapa Suhu dan rata-rata dari pratikum yang telah dilakukan
sehingga mencapai tititk jenuh.
PERTANYAAN:
JAWABAN:
Suhu T1 T2 T3 Rata-rata
45° 7 5 5,5 17/3
35° 7 6 5 18/3
25° 8 6 5 19/3
15° 8 8 7 23/3
1. Kelautan adalah campuran yang terdiri dari pelarut dan zat pelarut
2. Konstanta dielektrik adalah suatu besaran tanpa dimensi dan merupakan
rasio antara kapasitas elektrik medium ( cx )
V. PEMBAHASAN
Kelarutan adalah kadar jenuh solute dalam sejumlah solven pada
suhu tertentu yang menunjukkan bahwa interaksi spontan satu atau lebih
solute atau solven telah terjadi dan membentuk dispersi molekuler yang
homogen.
Secara kuantitatif, kelarutan merupakan konsentrasi zat terlarut
dalam larutan jenuh pada temperatur tertentu, sedangkan secara kualitatif
didefinisikan sebagai interaksi spontan dari dua atau lebih zat untuk
membentuk dispersi molekuler homogen.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan adalah pH,
temperatur, jenis pelarut, bentuk dan ukuran partikel, konstanta dielekrik
pelarut, dan surfaktan, serta efek garam. Semakin tinggi temperature
maka akan mempercepat kelarutan zat, semakin kecil ukuran partikel zat
maka akan mempercepat kelarutan zat, dan dengan adanya garam akan
mengurangi kelarutan zat. Seringkali zat terlarut lebih lebih larut dalam
campuran pelarut daripada dalam satu pelarut saja.Gejala ini dikenal
dengan melarut bersama (cosolvency), dan pelarut yang dalam kombinasi
menaikkan kelarutan zat disebut cosolvent.
Pada praktikum ini, zat yang diuji sebagai sampel dan standar
adalah asam oksalat.Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pelarut campur dan pengaruh surfaktan terhadap kelarutan asam oksalat.
VI. KESIMPULAN
1. Semakin lama pengocokan maka kelarutan suatu zat semakin besar.
2. Semakin tinggi konstanta dialektrik suatu zat maka semakin tinggi
pulakelarutan suatu zat.
3. Semakin besar konsentrasi surfaktan yang ditambahkan maka
semakintinggi pula kelarutan suatu zat.
4. Semakin tinggi p, suatu zat maka semakin cepat pula kelarutan suatu
zat.
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia : Makassar.
Anief, Moh. 2003. Ilmu Meracik Obat, Gajah Mada University Press;
Yogyakarta.
Martin, Alfred dkk. 1990. Farmasi Fisika jilid I dan II Edisi III. Press;
Yogyakarta.