Anda di halaman 1dari 6

BAB III.

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif

laboratory.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Universitas

Muhammadiyah Semarang. Waktu penelitian akan dilaksanakan mulai bulan

April 2008 sampai selesai.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah kotoran cicak. Sampel penelitian yang

digunakan adalah kotoran cicak yang akan diambil 5 buah dari tiap rumah

masing-masing secara proposif yang terkontaminasi oleh bakteri Salmonella

sp.

3.4. Jenis Pengolahan Data

Jenis data yang dikumpulkan adalah data sekunder, karena data

diambil dari hasil penelitian dengan sebanyak 5 sampel ( kotoran cicak) tiap

rumah masing-masing.

3.5. Bahan, Media dan Alat.


3.5.1. Bahan

Bahan pada penelitian ini adalah kotoran cicak yang diambil dari tiap

rumah masing-masing.
10

3.5.2. Media
Pada penelitian ini digunakan media Brain Heart Infution, Mac

Conkey, Salmonella Shigella Agar dan media uji biokimia ( tryptophan

broth, metil red, voges proskaur, simon citrat, motilitas, urea, Triple

Sugar Iron Agar), media gula-gula (glukosa, Laktosa, sukrosa,

maltosa, manitol), cat gram (Kristal Violet, lugol, alkohol absolut,

Safranin).

3.5.3. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cawan petri, tabung

reaksi untuk media, lampu spirtus, rak tabung, ose mata, ose jarum,

obyek glass, inkubator, pipet volume, erlenmeyer, batang pengaduk,

oven, autoclave dan mikroskop.

3.6. PROSEDUR PEMERIKSAAN

3.6.1. Sterlisasi Alat.

Tabung reaksi, cawan petri, pipet volume, dicuci bersih kemudian

setelah kering dibungkus dengan kertas dan dimasukkan dalam oven

pada suhu 100°C selama kurang lebih 2 jam. Media disterilkan dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121°C dengan tekanan 1 atm

selama 15 menit.

3.6.2 Penanganan Sampel 

Pengambilan sampel dilakukan secara acak (random) yaitu dengan

mengambil kotoran cicak tiap rumah yang posisinya kurang lebih telah

ditentukan ( lihat gambar hal 22). Dari sampel ini diambil 5 buah
11

kotoran cicak pada hari kedua dan hari ke lima. Masing-masing sampel

dihaluskan sampai dihomogenkan, dicampur dengan aquades steril.

Ambil sampel 1 gram atau semuanya dihomogenkan dan disaring

airnya. Dari sampel yang telah disaring masing-masing diambil 1 ml

sebanyak 2 kali. Kemudian ditanam pada media BHI 5 ml, diinkubasi

pada suhu 37°C selama 24 jam dan dilakukan penanaman pada media

BAP. Dari masing-masing media MC diamati koloni, kemudian dari

media BAP ditanam pada media MC diinkubasi pada suhu 37°C

selama 24 jam. Untuk mengidentifikasi lebih jelas maka dilakukan uji

biokimia, uji katalase dan pengecatan gram. Dilakukan Uji Pelengkap

(uji biokimia):

a. Uji Indol

Secara aseptis diinokulasikan biakan bakteri dari media MC kemudian

tryptophan broth, inkubasi 37°C selama 24 jam, kemudian ditambah

3-4 tetes reagen kovac melalui dinding tabung reaksi uji indol positif,

jika bentuk cairan merah di permukaan media bakteri tersangka

Salmonella sp uji indol positif.

b. Uji MR ( Metil Red)

Secara aseptis diinokulasikan biakan bakteri dari media MC ke media

NR, inkubasi 37°C selama 24 jam, kemudian ditambah 3-4 tetes

reagen MR dan dikocok, uji MR positif jika bentuk warna merah pada

media bakteri tersangka Salmonella sp uji MR positif.


12

c. Uji VP ( Voges Proskauer)

Secara aseptis diinokulasikan biakan bakteri dari media MC ke media

VP, diinkubasi 37°C selama 24 jam, kemudian ditambah 2-3 tetes alfa

naptol 5% dan 3-4 tetes KOH 40% dikocok. Uji VP positif jika

terbentuk warna merah pada media. Bakteri tersangka Salmonella sp

uji VP positif.

d. Uji Citrat, Motilitas dan Urease.

Secara aseptis diinokulasikan biakan bakteri dari media MC ke media

semi solid dengan cara ditusukkan serta diinokulasikan ke media

simon citrat dan urea agar dengan cara digoreskan, kemudian

diinkubasi 37°C selama 24 jam. Uji citrat positif jika warna media

simon citrat berubah warna dari hijau menjadi biru, uji motilitas positif

jika pada semi solid terdapat kekeruhan pada bekas tusukan, uji urease

positif jika warna media urea agar berubah dari pink menjadi ungu.

Bakteri tersangka Salmonella sp uji citrat negatif, uji motilitas dan uji

urease negatif.

e. Uji produksi H2S pada media TSIA

Secara aseptis diinokulasikan biakan bakteri dari media MC ke media

TSIA, diambil 1 ose ditanam dengan cara digoreskan pada lereng

media dan ditusukkan sampai dasar media, diinkubasi 37°C selama 24

jam. Bakteri tersangka Salmonella sp lereng media berwarna merah

karena tidak memfermentasikan glukosa, H2S positif dan bisa negatif

dan berbentuk gas.


13

f. Uji Fermentasi Gula-Gula

Secara aseptis diinokulasikan biakan bakteri dari media MC ke media

gula-gula (glukosa, laktosa, sukrosa, maltosa, manitol ), inkubasi 37°C

selama 24 jam. Uji gula-gula positif jika terjadi perubahan warna dari

merah menjadi kuning disertai pembentukkan gas pada tabung

durham. Bakteri tersangka Salmonella sp uji fermentasi glukosa

positif, laktosa negatif, maltosa positif, dan manitol positif.

g. Uji Katalase dan Oksidase

Bakteri Salmonella sp pada uji katalase positif ditandai dengan tidak

terbentuknya gelembung-gelembung O2 setelah penambahan reagen

H2O2 3%, karena Salmonella sp mempunyai enzim katalase. Bakteri

Salmonella sp pada uji oksidase negatif ditandai dengan tidak

terbentuknya warna hitam dengan reagen dimethyl parapethyl diamin

hydroklorit 1%, karena Salmonella sp tidak mempunyai enzim

oksidase.

3.7. Definis Operasional

Kotoran cicak merupakan kotoran yang banyak mengandung mikro

organisme yang dikeluarkan dari proses pencernaan tersebut. Kotoran juga

sebagai tempat potensial pertumbuhan mikroorganisme yang dapat

menimbulkan dan menularkan penyakit. (Djamalin dan Sulistyani., 1985)

Salmonella sp merupakan bakteri berbentuk batang gram negative,

bergerak dengan penitrik, berukuran 0,5 sampai 0,2 x 0,6 µm, aerob atau
14

anaerob fakultatif, memfermentasi glukosa, manitol menghasilkan asam atau

asam dan gas serta menghasilkan H2S atau tidak, tidak memfermentasi laktosa

dan sukrosa, tidak membentuk indol. (Depkes., 1989)

Anda mungkin juga menyukai