Sistem akuntansi biaya proses digunakan oleh perusahaan yang mengelola bahan bakunya secara
kontinu yang diproses mengalir dari departemen yang 1 ke departemen berikutnya. Perusahaan seperti
Pertamina,Indofood,Coca Cola, dan sejenisnya menggunakan sistem biaya proses untuk menentukan
biaya produksi mereka. Perusahaan seperti ini mengolah bahan baku dari satu bagian ke bagian
lain,misalnya pada perusahaan minuman kaleng prosesnya dilakukan (1). Mencampur bahan baku
dengan air,(2) memasukan campuran kedalam kaleng, dan (3) membungkus kaleng dalam kotak
karton. Dengan demikian biaya produksi dikumpulkan perbagian (departemen) yaitu (1) bagian
percampuran (mixing),bagian pengisian (filling),dan bagian pengepakan (packaging).
Dalam sistem biaya proses,biaya produksi dilacak melalui rangkaian urutan proses produksi atau
departemen,tidak perindividu pesanan. Dengan demikian sistem biaya proses digunakan bilamana
volume produksi besar dan produknya relative homogen.
Sumber : Buku Materi Pokok Pengantar Akuntasi hal modul 11 hal 11.3- 11.4
Akuntansi Biaya adalah suatu proses pencatatan keuangan yang didalamnya terjadi
penggolongan dan peringkasan atas suatu biaya produksi, penjualan produk ataupun jasa
menggunakan suatu cara tertentu lengkap dengan penjelasannya.
Sumber : https://www.jurnal.id/id/blog/2017-pengertian-akuntansi-biaya-fungsi-dan-
klasifikasinya/
Akuntansi biaya merupakan penentuan harga pokok produksi suatu barang mulai dari awal
hingga akhir proses produksi dengan melakukan pencatatan, penggolongan, analisa dan
penyajianinformasi biaya ke dalam suatu laporan biaya. berdasarkan pengertian akuntansi
biaya tersebut, akuntansi biaya dapat dikatakan juga sebagai alat yang digunakan oleh pihak
manajemen perusahaan dalam melakukan pertimbangan, perencanaan, pengawasan serta
penilaian terhadap kegiatan pembiayaan perusahaan.
2. Penentuan harga pokok produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan dengan tepat dan teliti
Tujuan akuntansi biaya dalam penentuan harga pokok, karena dalam akuntansi biaya
menyediakan informasi-informasi biaya yang dibutuhkan dalam penentuan harga pokok
produk atau jasa.
Berdasarkan uraian diatas, akuntansi biaya tentunya memberikan manfaat dan perannya yang
sangat penting dalam perusahaan, khususnya perusahaan manufaktur. Karena dengan adanya
akuntansi biaya, maka pihak manjemen perusahaan dapat memperoleh infomasi biaya yang
dibutuhkan dalam menjalankan tugas nya sebagai pihak manajemen perusahaan.
Sumber : https://www.stanakuntansi.com/2018/06/pengertian-tujuan-dan-manfaat-
akuntansi.html
2. Gambarkan arus biaya dengan Metode Biaya Pesanan dan Metode Biaya Proses?
Jelaskan
Dalam sistem biaya pesanan,by. Produksi dibebankan pada setiap pesanan (job),sedangkan
dalam sistem biaya proses,biaya produksi dilacak melalui rangkaian urutan rangkaian urutan
proses produksi atau departemen,tidak perindividu pesanan. Dengan demikian sistem biaya
proses digunakan bilamana volume produksi besar dan produknya relatif homogeny. Arus
biaya produksi untuk sistem biaya pesanan dan sistem biaya proses dapat digambarkan
sebagai berikut:
Sumber : Buku Materi Pokok Pengantar Akuntasi hal modul 11 hal 11.4
Metode pengumpulan biaya, di dalam sebuah proses pembuatan sebuah produk atau barang
terdapat dua jenis kelompok biaya yaitu biaya non produksi dan biaya produksi. Yang
dimaksudkan biaya produksi disini adalah ketika seluruh biaya yang dikeluarkan di dalam
proses produksi bahan baku menjadi sebuah produk atau barang jadi. Sedangkan yang
dimaksudkan dengan biaya non produksi merupakan biaya yang dikeluarkan di luar dari
kegiatan produksi, misalnya saja pada kegiatan pemasaran, administrasi ataupun kegiatan-
kegiatan umum lainnya.
Biaya produksi akan membentuk sebuah kos produksi yang nantinya akan digunakan ketika
akan mengitung ataupun menentukan kos produk jadi dan yang masih di dalam proses hingga
pada akhir periode akuntansi. Sedangkan untuk biaya non produksi akan ditambahkan pada
kos produksi untuk menghitung total dari kos produk.
Pada dasarnya, pengumpulan kos produksi akan sangat ditentukan dari cara memproduksi
sebuah barang. Sehingga secara garis besar, proses memproduksi sebuah barang didasarkan
dari dua metode yaitu berdasarkan pesanan yang ada dan berdasar massa atau harga pokok
proses. Sehingga dalam sebuah perusahaan manufaktur atau industri yang aktivitas utamanya
memproduksi barang atau produk, memiliki dua tipe yaitu perusahaan yang melakukan
produksi berdasar dari pesanan dan perusahaan yang melakukan produksi berdasar pada
harga pokok produksi.
Berdasarkan Pesanan
Perusahaan yang melakukan produksi berdasarkan pesanan biasanya melakukan proses olah
produk sesuai dengan pesanan yang ada dari pihak luar. Biasanya perusahaan yang
berproduksi berdasar pesanan adalag perusahaan percetakan, mebel, mesin dan masih banyak
lainnya. Karakteristik dari perusahaan yang menggunakan metode produksi berdasar pesanan
adalah:
Proses produksi biasanya terjadi secara terputus-putus. Bila satu pemesanan telah
selesain dikejakan, maka proses produksi diberhentikan. Proses produksi baru berjalan lagi
ketika ada pesanan yang datang.
Proses produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan yang ada, bukan untuk
memenuhi persediaan di gudang.
Produk yang dihasilkan biasanya sudah sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan
pihak pemesan. Sehingga bisa saja barang yang dihasilkan akan berbeda dengan pesanan
lainnya
Metode pengumpulan biaya yang didasarkan pada pesanan biasanya memiliki produk dan
jasa yang mudah untuk diidentifikasi menurut unit atau kumpulan individu masing-masing
menerima masukan bahan baku, tenaga kerja, serta overhead pabrik. Pengumpulan biaya
yang didasarkan padatiap-tiap pemesanan digunakan kartu harga pokok. Dan untuk
memudahkan dalam mencatat biaya-biaya langsung ke kartu harga pokok, maka nomor order
produksi harus dituliskan diatas kartu harga pokok di masing-masing pesanan. Harga pokok
per barang yang dihasilkan di dapat dengan cara berikut ini.
Harga pokok persatuan= jumlah biaya produksi tiap pesanan : jumlah produk yang dipesan
Contoh: Sebuah perusahan mengerjakan pesanan 100 pesanan jas hujan, dan diperlukan
biaya-biaya berikut ini.
Dapat digunakan untuk menentukan harag yang akan diberikan kepada pihak pemesan
Memantau realisasi dari proses produksi
Mempertimbangkan penerimaan ataupun penolakan terhadap pesanan yang ada
Digunakan untuk menghitung keuntungan dan kerugian yang didapat perusahaan
Menentukan harga dari pokok persediaan produk jadi dan produk yang masih di
dalam tahap proses
Pengumpulan biaya produksi di dalam metode harga pokok pesanan terdiri dari beberapa
proses, yaitu:
1. Pencatatan biaya bahan baku utama, pada proses ini terbagi menjadi dua proses yaitu
proses pencatatan pembelian bahan baku utama dan catatan pemakaian dari bahan baku.
2. Pencatatan biaya tenaga kerja langsung. Biasanya memerlukan pengumpulan dua
jenis jam kerja yaitu, jam kerja total selama periode terentu dan jam kerja yang digunakan
hanya dalam setiap pengerjaan pesanan.
3. Pencatatan biaya overhead pabrik. Hal ini biasanya dibagi ke dalam beberapa
golongan, antara lain adalah biaya bahan penolong, biaya reparasi, biaya tenaga kerja tak
langsung, biaya yang timbul karena adanya penilai terhadap aktiva tetap, serta biaya lainnya
yang memerlukan uang tunai langsung.
4. Pencatatan produk selesai. Harga produk yang suda jadi nantinya akan dicatat dalam
kartu persediaan dan kartu harga pesanan.
Perusahaan yang melakukan proses produksi berdasar dari produksi massaa biasanya
melakukan proses olah produksi untuk memenuhi persediaan di dalam gudnag penyimpanan.
Biasanya perusahaan yang melakukan produksi berdasar harga pokok proses adalah
perusahaan tekstil, pupuk, semen, dan lainnya. Metode harga pokok proses biasanya akan
mengumpulkan kos produksi nya dengan menggunakan metode process cost method. Metode
ini akan mengumpilkan biaya produksi nya melalui departemen produksi. Karakteristik dari
perusahaan yang menggunakan metode harga pokok proses ini antara lain adalah:
Harga pokok persatuan= jumlah biaya produksi (pada periode tertentu) : jumlah produk
yang dihasilkan selama periode tertentu
Misalnya:
Perusahaan mebel A memproduksi meja selama bulan Februari 2017 dengan total biaya
seperti berikut:
Pada bulan Februari 2017 ini, perusahaan mebel A telah memproduksi sekitar 100 meja kayu,
sehingga harga pokok per unit nya adalah:
Manfaat dari adanya informasi yang di dapat dari metode harga pokok proses antara lain
adalah:
roses pengumpulan biaya produksi dari metode harga pokok proses antara lain adalah:
Perbedaan Dari Karakteristik Metode Harga Pesanan dan Harga Pokok Proses
Bila dilihat dari proses pengolahan produk, perusahaan yang proses produksi berdasarkan
pada pemesanan akan memiliki proses produksi yang terputus-putus (intermitten) sesuai
dengan pemesanan yang ada. Berbeda lagi dengan perusahaan yang memproduksi berdasar
pada harga pokok proses, proses produksi nya dilakukan secara terus menerus (kontinue)
tanpa memperhatikan adanya pesanan atau tidak.
Untuk tujuan dari proses produksi, pada perusahaan yang menggunakan metode harga
pesanan yaitu bertujuan untuk memenuhi pesanan yang ada. Sedangkan untuk perusahaan
yang berproduksi massa, biasanya proses produksi yang dilakukan adalah untuk mengisi
persediaan yang ada di dalam gudang penyimpanan. Untuk jenis produk yang dihasilkan pada
perusahaan berproduksi pemesanan biasanya tergantung dari spesifikasi yang diminta oleh
pihak pemesan. Sedangkan untuk perusahaan yang berproduksi massa, biasanya produk yang
dihasilkan hanyalah produk standar.
Pada pengumpulan biaya produksi, metode harga pokok pesanan akan mengumpulkan biaya-
biaya produksi berdasarkan apda pesanan yang ada. Sedangkan untuk metode harga pokok
proses, proses pengumpulan biaya produksi akan didasarkan pada biaya produksi yang
dihasilkan selama periode tertentu.
Pada perhitungan biaya produksi, untuk metode harga pokok proses akan melakukan
perhitungan setiap bulan ataupun pada periode tertentuuntuk menentukan harga pokok dari
produk yang dihasilkan. Sedangkan pada metode harga pokok pesanan, perhitungan biaya
produksi akan dilakukan ketika adanya pesanan yang datang.
Untuk menghitung biaya harga pokok produksi per unit nya, akan dilakukan setiap akhir
periode atau bulan pada mtode harga pokok proses. Sedangkan pada metode harga pesanan,
harga per unit dari barang yang dihasilkan akan dihitung ketika pesanan telah selesai
dikerjakan.
Untuk menghitung harga produk per unit, pada metode harga pokok proses akan
menggunakan cara dimana jumlah biaya produksi yang sudah dikeluarkan selama dalam
periode atau bulan tertentu akan dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan dalam bulan
atau periode tersebut. Sedangkan pada metode harga pokok pesanan, harga produk per unit
akan dihitung dengan cara membagi antara jumlah biaya produksi yang sudah dikeluarkan
dalam proses produksi sebuah pemesanan dengan jumlah unit yang dihasilkan dalam proses
produksi pesanan yang bersangkutan.
Pada penggolongan biaya produksi, dalam metode harga pokok pesanan akan terjadi
pemisahan antara biaya produksi menjadi biaya produksi langsung dan tak langsung. Biaya
produksi langsung akan dibebankan kepada produk yang dihasilkan berdasarkan pada biaya
real yang terjadi. Sedangkan pada biaya produksi tak langsung akan dibebankan kepada
produk berdasar pada tariff yang sudah ditentukan di muka. Untuk metode harga pokok
proses, pemisahan antara biaya langsung dan tak langsung terkadang tak terlalu diperlukan.
Apalagi pada perusahaan yang hanya menghasilkan satu jenis produk saja. Karena harga
pokok per unit akan dihitung setiap akhir periode atau bulan, maka biaya overhead pabrik
nantinya akan dibebankan kepada produk berdasar pada biaya yang terjadi sesungguhnya.
Untuk menentukan biaya apa saja yang masuk ke dalam biaya overhead pabrik, pada metode
harga pokok pesanan akan terdiri dari biaya bahan tambahan dan biaya tenaga kerja tak
langsung. Pada metode ini, biaya overhead pabrik biasanya akan dibebankan pada produk
yang tarif nya sudah ditentukan di awal pemesanan. Sedangkan pada metode harga pokok
proses, biaya overhead pabrik akan terdiri dari biaya yang dikeluarkan selama proses
produksi diluar dari biaya bahan baku utama, bahan penolong, serta biaya tenaga kerja baik
langsung maupun tidak langsung. Pada metode ini, biaya overhead pabrik akan dibebankan
pada produk sebesar biaya yang terjadi sesuungguhnya selama periode tersebut.
Sumber : https://dosenakuntansi.com/metode-pengumpulan-biaya
3. Jelaskan mengenai Just in Time?apa guna dari just in time untuk saat ini?
Pada intinya dalam sistem produksi JIT adalah menghasilkan produk yang tepat pada waktu
yang tepat. Pada sistem JIT bahan baku diterima tepat pada saat akan diproses,dan produk
jadi selesai tepat pada saat barang tersebut terjual. Demikian perusahaan tidak perlu
menyimpan bahan baku ataupun produk jadi.
Tujuan utama dari sistem JIT adalah mengurangi sampai dengan nol seluruh persediaan.
Persediaan dipandang berpengaruh jelek terhadap laba bersih,sebab persediaan memerlukan
dana dan tempat menyimpan (gudang) yang biaya nya tidak sedikit. Dengan menerapkan
sistem JIT ini,maka dana dan tempat yang ada dapat digunakan untuk tujuan produktif yang
lain. Sistem JIT yang diterapkan untuk menghilangkan persediaan dengan cara memakai
proses produksi “ Pull approach”.
a. Jumlah persedian produksi akan dapat diturunkan secara signifikan atau dapat
dihilangkan sama sekali.
Salah satu manfaat sistem JIT adalah penghapusan akun persediaan bahan baku dan barang
dalam proses.
Pengertian Sistem Produksi Just In Time (JIT) – Just In Time atau sering disingkat dengan
JIT adalah suatu sistem produksi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
tepat pada waktunya sesuai dengan jumlah yang dikehendakinya.Tujuan sistem produksi Just
In Time (JIT) adalah untuk menghindari terjadinya kelebihan kuantitas/jumlah dalam
produksi (overproduction), persediaan yang berlebihan (excess Inventory) dan juga
pemborosan dalam waktu penungguan (waiting). Dengan adanya sistem JIT, kita telah dapat
mengatasi 3 pemborosan (overproduction, excess inventory dan waiting) diantara 7
pemborosan (7 Waste) yang harus dihindari dalam sistem produksi Toyota.
Istilah “Just In Time” Jika diterjemahkan langsung ke dalam bahasa Indonesia adalah Tepat
Waktu, Jadi Sistem Produksi Just In Time atau JIT ini dalam bahasa Indonesia sering disebut
dengan Sistem Produksi Tepat Waktu. Tepat Waktu disini berarti semua persedian bahan
baku yang akan diolah menjadi barang jadi harus tiba tepat waktunya dengan jumlah yang
tepat juga. Semua barang jadi juga harus siap diproduksi sesuai dengan jumlah yang
dibutuhkan oleh pelanggan pada waktu yang tepat pula. Dengan demikian Stock Level atau
tingkat persedian bahan baku, bahan pendukung, komponen, bahan semi jadi (WIP atau
Work In Progress) dan juga barang jadi akan dijaga pada tingkat atau jumlah yang paling
minimum. Hal ini dapat membantu perusahaan dalam mengoptimalkan Cash Flow dan
menghindari biaya-biaya yang akan terjadi akibat kelebihan bahan baku dan barang jadi.
Dalam menjalankan sistem produksi Just In Time atau sistem produksi JIT ini, diperlukan
ketelitian dalam merencanakan jadwal-jadwal produksi mulai jadwal pembelian bahan
produksi, jadwal penerimaan bahan produksi, jadwal jalannya produksi, jadwal kesiapan
produk hingga ke jadwal pengiriman barang jadi. Pada umumnya, perusahaan-perusahaan
manufakturing modern saat ini menggunakan berbagai perangkat lunak (Software) yang
canggih dalam merencanakan jadwal produksi yang didalamnya juga termasuk mengeluarkan
pesanan pembelian (purchase order) dan pengendalian jumlah persedian (Inventory).
Software Produksi tersebut juga dapat melakukan penukaran informasi mulai dari Pemasok
(vendor) hingga ke Pelanggan (Customer) melalui Electronic Data Interchange (EDI) untuk
memastikan kebenaran sampai ke data-data yang paling rinci (detail).
Kebenaran dan ketepatan waktu pengiriman bahan-bahan produksi sangat diperlukan dalam
Sistem Produksi Just In Time ini. Contoh pada sebuah perusahaan manufaktur Handphone,
perusahaan tersebut harus dapat menerima model LCD display yang benar dan dalam jumlah
yang dibutuhkan untuk satu hari produksi, pemasok LCD Display tersebut diharapkan untuk
dapat mengirimkannya dan tiba di gudang produksi dalam batas waktu yang sangat singkat.
Sistem permintaan bahan-bahan Produksi demikian biasanya disebut dengan “Pull System”
atau “Sistem Tarik”.
Banyak kelebihan yang dapat dinikmati dalam menerapkan sistem produksi Just In Time,
diantaranya sebagai berikut :
1. Tingkat Persediaan atau Stock Level yang rendah sehingga menghemat tempat
penyimpanan dan biaya-biaya terkait seperti biaya sewa tempat dan biaya asuransi.
2. Bahan-bahan produksi hanya diperoleh saat diperlukan saja sehingga hanya
memerlukan modal kerja yang rendah.
3. Dengan Tingkat persedian yang rendah, kemungkinan terjadinya pemborosan akibat
produk yang ketinggalan zaman, lewat kadaluarsa dan rusak atau usang akan menjadi
semakin rendah.
4. Menghindari penumpukan produk jadi yang tidak terjual akibat perubahan mendadak
dalam permintaan.
5. Memerlukan penekanan pada kualitas bahan-bahan produksi yang dipasok oleh
Supplier (Pemasok) sehingga dapat mengurangi waktu pemeriksaan dan pengerjaan
ulang.
Meskipun banyak kelebihan yang bisa didapat, Sistem Produksi Just In Time ini masih
memiliki kelemahan, yaitu :
1. Sistem Produksi Just In Time tidak memiliki toleransi terhadap kesalahan atau “Zero
Tolerance for mistakes” sehingga akan sangat sulit untuk melakukan
perbaikan/pengerjaan ulang pada bahan-bahan produksi ataupun produk jadi yang
mengalami kecacatan. Hal ini dikarenakan tingkat persediaan bahan-bahan produksi
dan produk jadi yang sangat minimum.
2. Ketergantungan yang sangat tinggi terhadap Pemasok baik dalam kualitas maupun
ketepatan pengiriman yang pada umumnya diluar lingkup perusahaan manufakturing
yang bersangkutan. Keterlambatan pengiriman oleh satu pemasok akan
mengakibatkan terhambatnya semua jadwal produksi yang telah direncanakan.
3. Biaya Transaksi akan relatif tinggi akibat frekuensi Transaksi yang tinggi.
4. Perusahaan Manufaktring yang bersangkutan akan sulit untuk memenuhi permintaan
yang mendadak tinggi karena pada kenyataannya tidak ada produk jadi yang lebih.
Banyak Perusahaan Manufakturing yang menerapkan sistem produksi Just In Time ini
menikmati keuntungan yang signifikan seperti Toyota dan beberapa perusahaan manufaktur
Jepang yang telah menerapkannya sejak tahun 1950an . Namun keberhasilan Sistem Produksi
Just In Time sangat tergantung pada komitmen seluruh karyawan perusahaan mulai dari lebel
yang terendah hingga pada level yang tertinggi.
sumber: ilmumanajemenindustri.com
sumber : https://ipqi.org/pengertian-sistem-produksi-just-in-time-jit/
Just in Time (JIT), adalah cara produksi dengan menentukan jumlah produksi berdasar
jumlah barang yang benar-benar diminta, pada saat ada permintaan dengan tepat waktu.
Filosofi JIT digunakan pertama kali di Jepang oleh Toyota, kemudian diadopsi oleh
banyak perusahaan manufaktur di Jepang dan Amerika Serikat seperti
Hewlett Packard, IBM dan Harley Davidson.
Prinsip dasar JIT adalah meningkatkan kemampuan perusahaan secara terus-menerus
dengan tanggap terhadap perubahan dan mengurangi pemborosan. Ada empat aspek
pokok dalam konsep JIT, yaitu:
1. Menghilangkan semua aktivitas dan surnber-sumber yang tidak memberikan
nilai tambah terhadap produk yang dihasilkan
2. Menjaga komitmen terhadap kualitas
3. Mendorong perbaikan secara berkesinambungan untuk meningkatkan efisiensi.
4. Menyederhanakan aktivitas invisible dan meningkatkan
aktivitas visible yang memberikan nilai tambah.
Sistem ini ciri-cirinya antara lain adalah sebagai berikut:
1. Pemindahan material dengan pull method, artinya pemindahan material dari
bagian satu ke bagian berikutnya didasarkan atas jumlah yang dibutuhkan saat ini
saja. Penentuan jumlah produksi juga hanya didasarkan atas permintaan yang
sekaraag ada saja, tidak didasarkan pada ramalan penjualan.
2. Kualitas produk harus selalu bagus, dengan cara quality circle, yaitu setiap
barang yang dihasilkan di setiap bagian atau tahapan produksi harus selalu bagus.
Kalau tidak memenuhi persyaratan kualitas haras ditolak. Hal ini akan
meminimumkan kerasakan barang
3. Jumlah pemesanan harus rendah, untuk meminimumkan jumlah barang yang ada di dalam
pabrik.
4. Beban kerja seimbang sesuai kapasitas kerja mesin.
5. Standardisasi komponen dan metode kerja, artinya komponen yang dipergunakan harus
ada keseragaman ukuran, bentuk, dan sifat lain, sehingga dapat digunakan untuk
beberapa macam produk. Metode kerja yang standar akan memudahkan para karyawan
bekerja, dan meningkatkan efisiensi kerja.
6. Hubungan dengan supplir dekat, untuk menjaga pemenuhan kebutuhan bahan baku dan
bahan pembantu supaya ready stock.
7. Sumber daya manusia fleksibel, dapat melaksanakan beberapa macam pekerjaan, untuk
menjaga kemungkinan-kemungkinan kekurangan tenaga kerja atau kemacetan pada suatu
pusat kerja.
8. Produksi berfokus pada produk, artinya perencanaan proses serta arus barang sesuai
dengan urut-urutan pekerjaan dalam membuat suatu barang.
9. Automatisasi
10. Preventife maintenance.
Manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dengan menggunakan JIT antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Mengurangi biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung sebagai
akibat adanya penghapusan kegiatan seperti penyimpanan persediaan.
2. Mengurangi ruangan atau gudang untuk penyimpanan barang.
3. Mengurangi waktu set up dan penundaan jadwal produksi.
4. Mengurangi pemborosan baraag rusak dan barang cacat dengan mendeteksi
kesalahan pada sumbernya.
5. Mengurangi lead time karena ukuran lot yang kecil.
6. Penggunaan mesin dan fasilitas produksi lebih baik.
7. Dapat menciptakan hubungan yang lebih baik dengan supplier.
8. Layout pabrik menjadi lebih baik.
9. Integrasi dan komunikasi diantara fungsi-fungsi manejemen menjadi lebih baik.
10. Pengendalian kualitas dalam proses.
Sumber : http://www.pendidikanekonomi.com/2013/01/just-in-time-jit-dan-kanban.html