TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1, Bu Arbidah
TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1, Bu Arbidah
DOSEN PENGAMPU :
DI SUSUN OLEH :
TINGKAT :
2B DIII keperawatan
JURUSAN KEPERAWATAN
T.A 2020/2021
KASUS
Ny. E. Umur 50 tahun, agama islam, tinggal di alamat telanaipura kota jambi. Pasien
datang kerumah sakit dengan keluhan pusing dan penglihatannya kabur, penglihatan kabur
dirasakan sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu. Penglihatan kabur/tidak jelas dan seperti ada
kabut serta terkadang pasien merasa silau saat melihat cahaya. Klien juga mengalami
kesulitan melihat pada jarak jauh atau dekat, pandangan ganda, susah melihat pada malam
hari. Setelah dilakukan pengkajian pupil berwarna putih dan ada dilatasi pupil, nucleus pada
lensa menjadi coklat kuning, lensa menjadi opak, retina sulit dilihat, terdapat gangguan
keseimbangan pada susunan sel lensa oleh factor fisik dan kimiawi sehingga kejernihan lensa
berkurang.klien disarankan oleh dokter untuk dilakukan tindakan pembedahan atau dikoreksi
dengan dilator pupil dan refraksi kuat sampai ke titik di mana pasien melakukan aktivitas
sehari-hari.klien jg mengalami hiperglikemia karena panyakit diabetes yang dideritanya.
TD : 150/ 110mmHg
ND : 90 x/i
RR :22 1x/i
BB : 50 kg
TB : 155 cm
1. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama : Ny. W
Umur : 50 th
Agama : islam
Status Perkawinan : kawin
Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : swasta
B. Penanggung Jawab
Nama : Tn. F
Umur : 56 th
Pekerjaan : swasta
C. Keluhan utama
Pasien datang kerumah sakit dengan keluhan pusing dan penglihatannya kabur,
penglihatan kabur dirasakan sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu. Penglihatan kabur/tidak
jelas dan seperti ada kabut serta terkadang pasien merasa silau saat melihat cahaya. Klien
juga mengalami kesulitan melihat pada jarak jauh atau dekat, pandangan ganda, susah
melihat pada malam hari. Setelah dilakukan pengkajian pupil berwarna putih dan ada dilatasi
pupil, nucleus pada lensa menjadi coklat kuning, lensa menjadi opak, retina sulit dilihat,
terdapat gangguan keseimbangan pada susunan sel lensa oleh factor fisik dan kimiawi
sehingga kejernihan lensa berkurang.klien disarankan oleh dokter untuk dilakukan tindakan
pembedahan atau dikoreksi dengan dilator pupil dan refraksi kuat sampai ke titik di mana
pasien melakukan aktivitas sehari-hari.klien jg mengalami hiperglikemia karena panyakit
diabetis yang dideritanya.
Pasien memiliki riwayat penyakit Diabetes Mellitus, didiagnosis sejak kurang lebih 1
tahun yang lalu.
Ada dari keluarga pasien yang menderita penyakit Diabetes Melitus /gejala-gejala
yang sama seperti yang diderita oleh pasien saat ini.
F. Pemeriksaan Fisik
Keuarga klien takut akan penyakit yang diderita klien, dan berharap agar bisa cepat
sembuh
Penggunaan tembakau (bungkus/hari, pipa, cerutu, berapa lama, kapan berheti) : tidak
menggunakan tembakau
Alkohol : tidak mengkonsmsi alkohol
Alergi (obat-obatan, makanan, plster dll) : makanan
2) Pola nutrisi dan metabolisme
3) Pola eliminasi
BAB :
Frekuensi : lebih dari 3x sehari
Warna : kuning
Waktu : tidak teratur
Konsistensi : cair
Kesulitan (diare, konstipasi, inkontinensia) : inkontinensia
BAK :
Frekuensi : lebih dari 8x perhari jika dalam keadaan kejang
Kesulitan : inkotinensia
Perasaan klien tentang masalah kesehatan ini : klien merasa malu dan minder
Pekerjaan : swasta
Sistem pendukung : keluarga
Hal yang dilakukan saat ada masalah : cerita dengan orang terdekat atau keluarga
Penggunaan obat untuk menghilangkan stress : ada
Keadaan emosi dalam sehari-hari : tegang
Agama : islam
Pengaruh agama dalam kehidupan : segala sesuatu dalam kehidupannya diserahkan
pada agamanya
11) Pemeriksaan fisik
2) Tanda-tanda vital
TD : 150/ 110mmHg
ND : 90 x/i
RR :22 1x/i
S : 36,5 derajat celcius
3) Kulit
4) Kepala :
5) Mata
Inspeksi : kekeruhan, berkabut atau opak pada lensa mata. Pada inspeksi visual
katarak Nampak abu-abu atau putih susu. Pada inspeksi pada lampu senter, tidak
timbul refeksi merah.
Fungsi penglihatan : gangguan penglihatan
Ukuran pupil : pupil dilatasi
Konjungtiva : anemis
Sklera : putih
6) Telinga
9) Leher
Trakea : simetris
Kelenjar limfe : ada
Kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran
10) Thorak/paru
11) Jantung
12) Abdomen
Inspeksi : simetris
Auskultasi : peristaltik usus
Palpasi : tidak ada benjolan atau massa, tidak ada ascites
13) Ekstremitas
Kesadaran (GCS) :
Status mental : penurunan kesadaran
Motorik : kejang
Sensorik : gangguan pada sistem penglihatan,mata kabur ,pengelihatan silau dan
gangguanpendengaran
Refleks fisiologis : mengalami penurunan terhadap respon stimulus
3. ANALISA DATA
DO:
DO:
-Hiperglikemia
DO:
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
N
Diagnosa Tujuan Kriteria hasil Intervensi Rasional
o
·
Kolaborasi:
1. berikan obat
sesuai indikasi
-mual, muntah
· antiemetik dapat
contoh: meningkatkan
proklorprazin TIO, memerlukan
asetazolamid(dio tindakan segera
mox) untuk mencega
cedera okuler
·
analgesik contoh
empirin dengam - diberikan untuk
kodein, menurun TIO bila
asetaminofen(tyno terjadi
l) peningkatan,
membatasi kerja
enzim pada
produksi akueus
humor
· digunakan
untuk ketidak
nyamanan ringan,
mencega gelisah
yang dapat
mempengaruhi
TIO
3. Tekankan
pentingnya
untuk tidak
3. Mencegah
menyentuh atau
kontaminasi dan
menggarut mata
kerusakan sisi
yang di operasi
operasi
4. Obserpasi
4. Infeksi mata
tanda terjadinya
terjadi 2-3 hari
infeksi contah setelah prosedur
kemerahan, dan memerlukan
kelopak mata upaya intervensi
bengkak, drainase yang tepat
purulen.
Kolaborasi:
1. Berikan obat
sesuai indikasi
· sediakan
· antibiotik(top
topical yang
ical, perenteral,
digunakan sevara
atau
profilaksis,
subkunjungival)
dimana
steroid
terapi lebih akresi
f diperlukan bila
terjadi infeksi.
Catatan steroid
mungkin
ditambahkan
pada antibiotic
topical bila pasien
mengalami
implantasi.
· Digunakan
untuk
menurunkan
implamasi
4. Memberikan
6. Ingatkan rangsangan
pasien sensori tepat
menggunakan terhadap isolasi
kacamata dan menurunkan
katarakyang bingung
tujuannya
5. Gangguan
memperbesar
penglihatan atau
kurang lebih 25%
iritasi dapat
penglihatan
berakhir 1-2 jam
perifer hilang dan
setelah diberikan
buta titik mungkin
pengobatan tetapi
ada
secara bertahap
menurunkan
dengan pengguna
an.
Catatan :
6. perubahan
ketajaman dan
kedalaman
persepsi dapat
menyebabkan
bingung
penglihatan atau
meningkatkan
resiko cedera
sampai pasien
belajar untuk
mengkompensasi.
5. IMPLEMENTASI
Diagnosa
No Implementasi Evaluasi
Keperawatan
1. Memberikan obat
sesuai indikasi
· antiemetik contoh
proklorprazin
· asetazolamid(diomox)
Kolaborasi:
1. Memberikan obat
sesuai indikasi
· antibiotik(topical,
perenteral, atau
subkunjungival)
· Steroid
3. Mengobservasi
tanda-tanda dan gejala-
gejala disorientasi,
pertahankan pagar tempat
tidur sampai benar-benar
sembuh dari anastesia
5. Memperhatikan
tentang suram atau
penglihatan kabur dan
iritasi mata
6. Mengingatkan
pasien menggunakan
kacamata katarakyang
tujuannya memperbesar
kurang lebih