Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“PENDIDIKAN DI ERA PANDEMI COVID-19”

Di susun Oleh :

KELOMPO I

KETUA : Apisa Loilatu (202114122)

ANGGOTA : Zulfikar (202102119)

Maemuna Zaman (202114114)

Hermiati (202114124)

Jurmia Souwakil (202114110)

UNIVERSITAS DARUSALAM AMBON

Tahun 2021/2022
KATA PENGANTAR
1
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadapan Allah SWT karena berkat rahmatNyalah
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pendidikan Di Era Pandemi Covit-19 ”
tepat pada waktunya.
Makalah ini tim penulis susun untuk melengkapi tugas Matakuliah. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membimbing mata kuliah .
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu setiap pihak
diharapkan dapat memberikan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun.

Ambon, Oktober 2021


Penyusun

KELOMPOK I

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................            


DAFTAR ISI..........................................................................................            

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................            

1. Latar Belakang................................................................................            


2. Tujuan........................................................................     
3. Rumuasan Masalah       

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................            

1. Coronavirus ( Covid-19 )…………………………….............      


2. Penyelenggaraan Pendidikan di Masa Pandemi..............................................

Bab III  PENUTUP...............................................................................    

        DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pandemi Covid-19 menghantam berbagai sektor di Indonesia. Tak hanya sektor ekonomi
yang mulai kewalahan, sektor pariwisata, sektor transportasi, dan sektor manufaktur pun
kebakaran jenggot menghadapi pandemi ini. Sektor pendidikan juga mengalami perubahan besar.
Kini, sektor pendidikan di Indonesia memiliki wajah dan sistem baru yang sekaligus
menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Mengacu pada Surat Edaran Kemendikbud Nomor
40 Tahun 2020 Tentang “Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran
Corona Virus Disease (Covid-19)”, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem
Makarim, mengambil sejumlah kebijakan untuk menghadapi pandemi. Kebijakan tersebut di
antaranya adalah penghapusan Ujian Nasional; perubahan sistem Ujian Sekolah; perubahan
regulasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB); dan penetapan belajar dari rumah
(pembelajaran daring). Dari beberapa kebijakan tersebut, penetapan pembelajaran daring adalah
kebijakan yang paling menuai pro dan kontra di masyarakat.

Tidak sedikit lembaga pendidikan mulai dari perguruan tinggi hingga sekolah dasar
dengan cepat merespon intruksi pemerintah, tentang pencegahan penyebaran corona virus
diesease (Covid-19) di lingkungan pendidikan. Di surat edaran itu ada 10 poin dan salah satunya
adalah anjuran untuk menerapkan pembelajaran daring (Yandwiputra, 2020). Ada sekitar 65
perguruan tinggi di Indonesia yang telah melaksanakan pembelajaran daring dalam
mengantisipasi penyebaran Covid-19 (CNNIndonesia, 2020). Jamaluddin, D., Ratnasih, T.,
Gunawan, H., & Paujiah, E. (2020) menyatakan bahwa pembelajaran daring memiliki kekuatan,
tantangan dan hambatan tersendiri.

Berdasarkan informasi yang dihimpun penulis, pada mulanya kebijakan ini dirasa tepat di
masa awal pandemi. Wali murid dan pegiat pendidikan menilai bahwa ini adalah cara terbaik
untuk melindungi para siswa dari paparan Covid-19. Namun, kegelisahan mulai timbul selaras
dengan diperpanjangnya waktu pembelajaran daring. Kegelisahan pertama digadangi oleh wali
murid yang merasa kerepotan dengan tugas-tugas dari pengajar. Khususnya, untuk siswa TK dan
SD, yang mana peran wali murid sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas daring.

4
Pembelajaran dirasa tidak efektif karena siswa menganggap “rumah” adalah tempat untuk
bermain dan bersantai. Wali murid yang tidak mawas teknologi juga agaknya turut pening
dengan pembelajaran daring yang serba digital.

1.2 Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas matakuliah dan
menambah pengetahuan kita mengenai penyelenggaraan pendidikan di masa pandemic Covid-19

1.3 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dibuat rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa pengertian Covid-19 ?


2. Bagaimana Penyelenggaraan Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19 ?
3. Efektifitas Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19

5
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Coronavirus ( Covid-19 )
Coronavirus atau coronavirus adalah sekumpulan virus dari sub
famili Orthocoronavirinae dalam keluarga Coronaviridae dan ordo Nidovirales. Kelompok virus
ini yang dapat menyebabkan penyakit pada burung dan mamalia (termasuk manusia).
Koronavirus ditemukan pada tahun 1960-an. Virus yang paling awal ditemukan adalah
virus bronkitis infeksius pada ayam dan dua virus dari rongga hidung manusia dengan flu biasa
yang kemudian diberi nama human coronavirus 229E dan human coronavirus OC43. Sejak saat
itu, anggota koronavirus yang lain mulai diidentifikasi, termasuk SARS-CoV pada 2003, HCoV
NL63 pada 2004, HKU1 pada 2005, MERS-CoV (sebelumnya dikenal sebagai 2012-nCoV) pada
2012, dan SARS-CoV-2 (sebelumnya dikenal sebagai 2019-nCoV) pada 2019; sebagian besar
dari virus-virus ini terkait dengan infeksi saluran pernapasan yang serius.
Nama coronavirus berasal dari bahasa Latin corona yang berarti mahkota atau lingkaran
cahaya. Namanya mengacu pada penampilan karakteristik virion (bentuk infektif virus)
dalam mikroskop elektron, yang memproyeksikan pinggiran permukaan virus yang besar dan
bulat yang menghasilkan gambar yang mengingatkan pada mahkota atau korona matahari.
Morfologi ini diciptakan oleh peplomer tonjolan protein permukaan virus (S), yang
menentukan tropisme inang.
Coronavirus menyebabkan pilek dengan gejala utama seperti demam dan sakit
tenggorokan akibat pembengkakan adenoid, terutama pada musim dingin dan awal musim
semi. Koronavirus dapat menyebabkan pneumonia, baik pneumonia virus langsung atau
pneumonia bakterial sekunder, dan dapat menyebabkan bronkitis, baik bronkitis virus langsung
atau bronkitis bakterial sekunder.
Coronavirus manusia yang ditemukan pada tahun 2003, SARS-CoV, yang menyebabkan
sindrom pernafasan akut berat (SARS), memiliki patogenesis yang unik karena menyebabkan
infeksi saluran pernapasan bagian atas dan bawah. Belum ada vaksin atau obat antivirus untuk
mencegah atau mengobati infeksi koronavirus manusia. Penularan koronavirus dari manusia ke
manusia diperkirakan terjadi melalui kontak langsung dalam jarak dekat via tetesan kecil
atau percikan (droplet) dari saluran pernapasan yang dihasilkan penderita saat bersin dan batuk.
2.2 Penyelenggaraan Pendidikan di Masa Pandemi

6
a. Pembelajaran Daring
Secara umum pembelajaran online adalah suatu pembelajaran yang dilakukan secara
elektronik dengan menggunakan media berbasis komputer serta sebuah jaringan. Belajar online
dikenal juga dengan istilah pembelajaran elektronik, e-Learning, on-line learning, internet
Sumbernya bisa berasal dari website, internet, intranet, CD-ROM, dan DVD. Selain memberikan
instruksi, e-learning juga dapat memonitor kinerja peserta didik dan melaporkan kemajuan
peserta didik. E-learning tidak hanya mengakses informasi, tetapi juga membimbing peserta
didik untuk mencapai hasil belajar yang spesifik.-enabled learning, virtual learning, atau web-
based learning.
Penggunaan smartphone dan laptop dalam pembelajaran daring dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik (Anggrawan, A., 2019). Pangondian, R. A., Santosa, P. I., & Nugroho, E.
(2019) menyatakan banyak kelebihan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam
pelaksanaan pembelajaran daring diantaranya adalah tidak terikat ruang dan waktu. Penelitian
telah banyak dilakukan yang meneliti tentang penggunaan gawai serpti smartphone dan laptop
dalam pembelajaran. Kemampuan smartphone dan laptop dalam mengakses internet membantu
mahasiswa untuk mengikuti pembelajaran daring (Kay & Lauricella, 2011; Gikas & Grant, 2013;
Chan, Walker, & Gleaves, 2015; Gokfearslan, Mumcu, Ha§laman, & £evik, 2016). Penggunaan
pembelajaran daring menggunakan zoom cloud meeting memiliki kelebihan dapat berinteraksi
langsung antara mahasiswa dan dosen serta bahan ajar tetapi memiliki kelemahan boros kuata
dan kurang efektif apabila lebih dari 20 peserta didik (Naserly, M. K.,2020).
Lebih lanjut, tantangan pembelajaran daring adalah ketersediaan layanan internet.
Sebagian mahasiswa mengakses internet menggunakan layanan selular, dan sebagian kecil
menggunakan layanan WiFi. Ketika kebijakan pembelajaran daring diterapkan di Kampus,
mahasiswa pulang kampung. Mereka mengalami kesulitan sinyal selular ketika di daerah
masing-masing, jikapun ada sinyal yang didapatkan sangat lemah. Hal ini menjadi tantangan
tersendiri dalam penerapan pembelajaran daring di perguruan tinggi. Pembelajaran daring
memiliki kelemahan ketika layanan internet lemah, dan intruksi dosen yang kurang dipahami
oleh mahasiswa (Astuti, P., & Febrian, F.,2019).
Tantang lain yang dihadapi adalah kendala dalam pembiayaan pembelajaran daring.
Mahasiswa mengungkapkan bahwa untuk mengikuti pembelajaran daring, mereka harus

7
mengeluarkan biaya cukup mahal untuk membeli kuota data internet. Menurut mereka,
pembelajaran dalam bentuk konferensi video telah menghabiskan banyak kuota data, sementara
diskusi online melalui applikasi pesan instan tidak membutuhkan banyak kuota. Rata-rata
mahasiswa menghabiskan dana Rp. 100.000 sampai Rp. 200.000 per minggu, tergantung
provider seluler yang digunakan. Penggunaan pembelajaran daring menggunakan konferensi
video membutuhkan biaya yang cukup mahal (Naserly, M. K., 2020).

b. Efektifitas pembelajaran daring


Pembelajaran daring yang dilaksanakan di baik di sekolah dasar hingga perguruan tinggi
dalam upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 menggunakan aplikasi-aplikasi
pembelajaran yang dapat diakses dengan jaringan internet. Secara keseluruhan, mahasiswa puas
dengan pembelajaran yang fleksibel. Dengan pembelajaran daring, mahasiswa tidak terkendala
waktu dan tempat dimana mereka dapat mengikuti perkuliahan dari rumah masing-masing
maupun dari tempat dimana saja. Dengan pembelajaran daring, dosen memberikan perkuliahan
melalui kelas-kelas virtual yang dapat diakses dimana pun dan kapan pun tidak terikat ruang dan
waktu. Kondisi ini membuat mahasiswa dapat secara bebas memilih mata kuliah yang dikuti dan
tugas mana yang harus dikerjakan lebih dahulu. Penelitian Sun et al., (2008) menginformasikan
bahwa fleksibilitas waktu, metode pembelajaran, dan tempat dalam pembelajaran daring
berpengaruh terhadap kepuasan mahasiswa terhadap pembelajaran.
Ditemukan hasil penelitian yang unik dari penelitian ini yaitu mahasiswa merasa lebih
nyaman dalam mengemukakan gagasan dan pertanyaan dalam pembelajaran daring. Mengikuti
pembelajaran dari rumah membuat mereka tidak merasakan tekanan psikologis dari teman
sebaya yang biasa mereka alami ketika mengikuti pembelajaran tatap muka. Ketidakhadiran
dosen secara langsung atau fisik juga menyebabkan mahasiswa merasa tidak canggung dalam
mengutarakan gagasan. Ketiadaaan penghambat fisik serta batasan ruang dan waktu
menyebabkan peserta didik lebih nyaman dalam berkomunikasi (Sun et al., 2008). Lebih lanjut,
pembelajaran secara daring menghilangkan rasa cangung yang pada akhirnya membuat
mahasiswa menjadi berani berekpresi dalam bertanya dan mengutarakan ide secara bebas.
Pembelajaran daring juga memiliki kelebihan mampu menumbuhkan kemandirian belajar
(self regulated learning). Penggunaan aplikasi on line mampu meningkatkan kemandiri belajar
(Oknisih, N., & Suyoto, S., 2019). Kuo et al., (2014) menyatakan bahwa pembelajaran daring

8
lebih bersifat berpusat pada siswa yang menyebabkan mereka mampu memunculkan tanggung
jawab dan otonomi dalam belajar (learning autuonomy). Belajar secara daring menuntut
mahasiswa mempersiapkan sendiri pembelajarannya, mengevaluasi, mengatur dan secara
simultan mempertahankan motiviasi dalam belajar (Sun, 2014; Aina, M.,2016). Sobron, A. N., &
Bayu, R. (2019) menyatakan bahwa pembelajaran daring dapat meningkatkan minat peserta
didik.
Pembelajaran daring memiliki tantangan khusus, lokasi mahasiswa dan dosen yang
terpisah saat melaksanakan menyebabkan dosen tidak dapat mengawasi secara langsung kegiatan
mahasiswa selama proses pembelajaran. Tidak ada jaminan bahwa mahasiswa sunguh-sungguh
dalam mendengarkan ulasan dari dosen. Szpunar, Moulton, & Schacter, (2013) melaporkan
dalam penelitiannya bahwa mahasiswa menghayal lebih sering pada perkuliahan daring
dibandingkan ketika kuliah tatap muka. Oleh karena itu disarankan pembelajaran daring
sebaiknya diselenggarakan dalam waktu tidak lama mengingat mahasiswa sulit mempertahankan
konsentrasinya apabila perkuliahan daring dilaksanakan lebih dari satu jam (Khan.,2012).
Hasil penelitian juga melaporkan bahwa tidak sedikit mahasiwa yang kesulitan dalam
memahami materi perkuliahan yang diberikan secara daring. Bahan ajar biasa disampaikan
dalam bentuk bacaan yang tidak mudah dipahami secara menyeluruh oleh mahasiswa (Sadikin,
A., & Hakim, N., 2019). Mereka berasumsi bahwa materi
dan tugas tidak cukup karena perlu penjelasan secara langsung oleh dosen. Garrison &
Cleveland-Innes (2005) dan Swan (2002) melaporkan bahwa kelas yang dosennya sering masuk
dan memberikan penjelasan memberikan pembelajaran lebih baik dibandingkan kelas yang
dosennya jarang masuk kelas dan memberikan penjelasan.

c. Pembelajaran daring memutus mata rantai Penyebaran Covid-19 di Perguruan


Tinggi
Wabah Covid-19 adalah jenis wabah yang tingkat penyebarannya sangat tinggi dan cepat.
Wabah ini menyerang sistem imun dan pernapasan manusia (Rothan & Byrareddy, 2020).
Pencegahan wabah ini dilakukan dengan menghindari interkasi langsung orang yang terinfeksi
dengan orang-orang yang beresiko terpapar virus corona ini (Caley, Philp, & McCracken, 2008).
Mengatur jarak dan kontak fisik yang berpeluang menyebarkan virus disebut social distancing
(Bell et al., 2006).

9
Berbagai upaya untuk menekan mata rantai penyebaran Covid-19 di lingkungan kampus,
Universitas Jambi menerapkan aturan pembelajaran daring. Perkuliahan dilakukan menggunakan
internet sehingga memudahkan dosen dan mahasiswa berinterkasi secara on line. Dosen dapat
membuat bahan ajar yang dapat diakses oleh mahasiswa dimana saja dan kapan saja. Menurut
Bell et al., (2017) pembelajaran daring memungkin adanya interaksi melalui web walaupun
mereka berada ditempat yang jauh dan berbeda (Arzayeva, et al., 2015). Keberadaan dosen dan
mahasiswa yang berada ditempat yang berbeda selama pembelajaran menghilangkan kontak fisik
dan mampu mendorong muculnya perilaku social distancing. Menurut Stein (2020) melakukan
social distancing sebagai solusi yang baik untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Pelaksanaan pembelajaran daring memungkinan mahasiswa dan dosen melaksanakan
perkuliahan dari rumah masing-masing. Mahasiswa dapat mengakses materi perkuliahan dan
mengirim tugas yang diberikan dosen tanpa harus bertemu secara fisik di kampus. Tindakan ini
bisa mengurangi timbulnya kerumunan massa di kampus seperti yang terjadi pada perkuliahan
tatap muka. WHO (2020) merekomendasi bahwa menjaga jarak dapat mencegah penularan
Covid-19.
Sayangnya, di daerah-daerah yang pelosok dan tidak mempunyai akses internet yang baik
pelaksanaan pembelajaran daring menunjukkan kecenderungan yang berbeda. Dalam menyiasati
kondisi ini, mahasiswa yang tinggal didaerah yang sinyal internet lemah akan mencari wilayah-
wilayah tertentu seperti perbukitan dan wilayah kecamatan untuk dapat terjangkau oleh akses
internet.

10
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Dalam rangka memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di lingkungan pendidikan
maka melaksanakan pembelajaran daring sebagai solusi pelaksanaan pembelajaran. Hasil
penelitian menunjukkan mahasiswa memiliki sarana dan prasarana untuk melaksanakan
pembelajaran daring. Pembelajaran daring efektif untuk mengatasi pembelajaran yang
memungkinan dosen dan mahasiswa berinteraksi dalam kelas virual yang dapat diakses dimana
saja dan kapan saja. Pembelajaran daring dapat membuat mahasiswa belajar mandiri dan
motivasinya meningkat. Namun, adakelemahan pembelajaran daring mahasiswa tidak terawasi
dengan baik selama proses pembelajaran daring. Lemah sinyal internet dan mahalnya biaya
kuato menjadi tantangan tersendiri pembelajaran daring. Akan tetapi pembelajaran daring dapat
menekan penyebaran Covid-19 di perguruan tinggi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Naserly, M. K. (2020). IMPLEMENTASI ZOOM, GOOGLE CLASSROOM, DAN


WHATSAPP GROUP DALAM MENDUKUNG PEMBELAJARAN DARING (ONLINE)
PADA MATA KULIAH BAHASA INGGRIS LANJUT (Studi Kasus Pada 2 Kelas Semester 2,
Jurusan Administrasi Bisnis, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bina Sa. Aksara Public,
4(2), 155-165.
Oknisih, N., & Suyoto, S. (2019). PENGGUNAAN APLEN (APLIKASI ONLINE)
SEBAGAI UPAYA KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA. In SEMINAR NASIONAL
PENDIDIKAN DASAR (Vol. 1, No. 01)

Yandwiputra, A. R. (n.d.). Kuliah Jarak Jauh karena Virus Corona, UI: Bukan Lockdown.
Retrieved from https://metro.tempo.co/read/1319537/kuliah-jarak-jauh-karena-virus- corona-ui-
bukan-lockdown

Kanal Pengetahuan. 2015. Pengertian Belajar Online. Diakses melalui


https://www.kanal.web.id/pengertian-belajar-online

Wismarin, Bening. 2020. Pembelajaran Daring Di Masa Pandemi, Solusi Atau Masalah?.
International Association for Public Participation. Diakses melaluiL

https://iap2.or.id/pembelajaran-daring-di-masa-pandemi-solusi-atau-masalah/

12

Anda mungkin juga menyukai