Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

“ILMU TAUHID”

DISUSUN OLEH :

Nama : Rizka Tri Utami Mustamin

Nim : 210103004

Jurusan : PMH

Semester :I

INSTITUT GAMA ISLAM NEGRI AMBON ( IAIN )

TAHUN 2021
BAB II

PEMBAHASAN

 Dalil Naqli dan Aqli tentang kebenaran Yaumul Akhir

Aqli

Dalil ‘aqli merupakan argumen untuk memperkuat dalil naqli yang bersumber dari al-Quran dan
Sunnah, karena argumen al-Quran sendiri sudah sangat mampu mengatasi keragu-raguan
manusia tentang adanya hari kiamat tersebut. Mari kita tampilkan kemungkinan datangnya hari
akhir menurut teori para ahli pada bidangnya masing-masing.

Dalil Naqli

     Naqli menurut bahasa adalah dari (‫ )نقل الشيء‬yakni mengambil sesuatu dari satu tempat ke
tempat lain, dan (‫ )نَقَلَة الحديث‬yakni mereka yang menuliskan hadist-hadist dan menyalinkannya
dan menyandarkannya kepada sumber-sumbernya.

· Naqli secara istilah identik dengan dalil-dalil yang di nukil atau di ambil dari Kitab Allah yang
Maha Mulya dan dari sunnah yang suci atau dalil-dalil yang diriwayatkan kepada kita oleh
perawi-perawi.
Diantara landasan utama ditetapkannya al-Qur'an dan sunnah sebagai dalil naqli oleh para ulama
adalah sebuah hadist Rasulullah saw: "Telah aku tinggalkan dua perkara, yang apabila kalian
berpegang kepada keduanya maka kalian tidak akan tersesat : Kitab Allah (al-Qur'an) dan
Sunnah Nabi-Nya".

· Namun ketika naqli dihubungkan dengan ilmu tafsir maka disebut tafsir bi al-manqul atau bi al-
ma'tsur, yaitu penafsiran al-Qur'an yang disandarkan kepada riwayat-riwayat yang sahih secara
tertib, atau dengan cara menafsirkan al-Qur'an dengan al-Qur'an atau menafsirkannya dengan as-
Sunnah atau menafsirkannya dengan riwayat-riwayat yang di terima dari para sahabat atau para
tabi'in, seperti penafsirannya At-Thabari dan Ibnu Katsir.

Argumen-argumen rasional Qur’an mengenai ma’âd antara lain

1. Alam akhirat adalah keharusan dari kebertujuannya dunia yang berdasarkan kepada dan
tegak di atas prinsip keadilan serta sampainya manusia kepada kesempurnaan.
Sebagaimana Tuhan pertama kali menciptakan manusia dan membuat benih di bumi ini
menjadi tumbuh tentunya Tuhan juga mampu mengadakan ma’âd (membangkitkan
manusia di hari akhir).
2. Di antara argumen rasional al-Qur’an misalnya integralitas atau kesatuan setiap jiwa
manusia, bahwa dengan perubahan karekteristik badan tidak mempengaruhi ma’âd itu
sendiri. Kebaikan-kebaikan atau kesempurnaan-kesempurnaan rasional tidak akan
didapatkan ketika jiwa bergantung kepada badan, namun dengan adanya ma’âd maka
kesempurnaan-kesempurnaan seperti ini akan diraih. Matinya badan dikarenakan
tendensi jiwa kepada alam lainnya dan hal ini bermakna kembalinya jiwa kepada tempat
dan posisinya yang abadi. Keniscayaan penciptaan manusia adalah berpindahnya ia
kepada sebuah alam yang lebih sempurna. Kembalinya jiwa kepada mabdâ (asal mula)
adalah tuntutan kata “ma’âd“ itu sendiri. Kecendrungan jiwa terhadap mabdâ’ melebihi
kecendrungan jiwa terhadap badan itu sendiri dan kelezatan tertinggi adalah menyaksikan
realitas-realitas itu sendiri. Ma’âd merupakan locus manifestasi sebagian nama-nama
Tuhan seperti; Mu’id (Yang Mengembalikan), Muhyi (Yang Menghidupkan), Hâsyir
(Yang Menghimpun), Bâ’its (Yang Membangkitkan) dan sebagainya.

3. Argumen fitrah: Seluruh akar (ushul) dan cabang ( furu’ ) agama misalnya ma’âd
merupakan perkara fitri. Kecendrungan manusia kepada keabadian bersifat fitrah dan
kecendrungan ini akan mengaktual dengan adanya ma’âd. Tujuan manusia bukanlah
kelezatan materi. Takut terhadap kematian dan keniscayaannya merupakan bukti akan
fitrahnya kecendrungan manusia kepada keabadian.
 Kehidupan Setelah Mati

hidup dan mati adalah perjalanan yang harus ditempuh oleh setiap manusia namun lahir
dan hidup hanya berlangsung dengan waktu yang sangat singkat dan masih dapat dihitung
dengan jari.

Arti hidup dalam islam dapat di ambil dari kata hayat yang berasal dari kata hayiya yang
berarti hidup.Hidup bagi makhluk Allah pada dasarnya bermula dari air.Hidup dalam Islam juga
di katakan ibadah,keberadaan kita dunia ini tiada lain hanyalah untuk beribadah kepada
Allah.Namun  hidup juga Ujian.Allah berfirman:
Kewajiban hidup manusia dalam islam bersifat ibadah khusus.Manusia selama hidupnya
berada dalam kerangka masa yang di penuhi dengan jalur-jalur
kewajiban,anjuran,kewenangan,larangan.Hal ini berarti bahwa manusia didalam hidupnya di
lengkapi dengan seperangkat pola perilaku (cognitif,efektif,psycho-motorik) yang tidak bisa
keluar dari hukum Allah.Hanya saja manusia di beri kebebasan untuk memilih yang baik, atau
sekurang-kurangnya yang sesuai dengan kemampuan dirinya.sehingga dengan demikian manusia
diberi kesempatan untuk meningkatkan kualitas hidupnya sesuai dengan fitrahnya sebagai
manusia yang berada dalam kerangka-kerangka ketentuan atau kodrat atau iradat Allah SWT

· Makna Mati

Akhir hidup manusia pada umumnya di ambil pengertian dari kata mati.Dan itu terjadi
pada manusia yang akan di sambungkan dengan kehidupan di akhirat nanti.dengan lain
perkataan kematian adalah istirahat dari pekerjaan yang selalu mengukur dunia yang tidak
berbatas. [2]Jika dengan demikian maka pemikiran kita perlu di balikkan supaya sibuk
memikirkan kematian karena di sinilah letak kebahagiaan yang hakiki. Berdasarkan hal ini maka
sudah sewajarnya jika kita memandang bahwa kehidupan dunia adalah kehidupan yang sangat
singkat dan karenanya jangan dikotori dengan perbuatan-perbuatan yang tercela.

Semua manusia, baik mukmin maupun kafir,mengakui bahwa kematian pasti datang
namun sebagian besar di antara manusia takut menghadapinya. Hal ini disebabkan adanya
keraguan bahwa kehidupannya selama di dunia hanya diisi dengan sesuatu yang tidak
bermanfaat. Berlainan halnya dengan orang-orang yang taqwa dimana kematian merupakan
sesuatu yang sudah lama mereka rindukan.

Kehidupan Manusia Setelah Mati

Pada umumnya tempat manusia hidup adalah alam semesta.Sedangkan pada manusia
tempat hidup itu terbagi ke dalam :

1.      Alam Rahim

masa perpindahan sejak pertama dalam tulang sulbi para ayah dan rahim para ibu
sebelum dilahirkan dimana masa kehidupan manusia sejak dalam tulang sulbi ayah dan rahim
ibu.Allah berfirman surat Al-'Imran, juz ketiga ayat 6,

‫ُص ِّو ُر ُك ْم فِي األرْ َح ِام َك ْيفَ يَ َشا ُء ال إِلَهَ إِال ه َُو ْال َع ِزي ُز ْال َح ِكي ُم‬
َ ‫هُ َو الَّ ِذي ي‬
"Dialah yang membentuk (tubuh) kamu dalam rahim, sebagaimana dikehendaki- Ilah
(yang berhak disembah), melainkan Dia, Yang Maha Perkasa, lagi Maha Bijaksana." – (QS.3:6)

2.      Alam Dunia

Masa kehidupan di dunia sejak dilahirkan dan diwafatkan oleh Allah SWT, dimana
proses perpindahan dari Alam Rahim ke Alam Dunia bukanlah hal yang gampang. Selama
sembilan bulan di alam rahim itu, janin tumbuh dan membentuk diri sehingga menjadi bentuk
yang sempurna. Dengan izin Allah SWT kita terlahir ke dunia ini dengan perjuangan ibu yang
melahirkan kita antara hidup dan mati. Al-Quran menyebut perjuangan itu dengan istilah
“wahnan ‘ala wahnin” (kelemahan di atas kelemahan), saking sakitnya proses melahirkan itu.

Di alam dunia ini kita juga melalui proses pertumbuhan dari tahun ke tahun. Ibnu Jauzi
telah membagikan umur manusia pada lima masa:

1.      Masa kanak-kanak; dari sejak dilahirkan hingga mencapai umur lima belas tahun.

2.      Masa muda; dari umur limabelas tahun hingga umur tiga puluh lima tahun.

3.    Masa dewasa; dari umur tigapuluh lima tahun hingga umur lima puluh tahun.

4.    Masa tua; dari umur lima puluh tahun hingga umur tujuh puluh tahun.

5.     Masa usia lanjut; dari umur tujuh puluh tahun hingga akhir umur yang ditentukan
oleh Allah 3.      Alam Barzah

Suatu dunia lain yang dimasuki seseorang setelah meninggal dunia untuk menunggu
datangnya kebangkitan kembali pada hari kiamat. Pada alam kubur akan datang malaikat
mungkar dan nakir untuk memberikan pertanyaan seputar keimanan dan amal perbuatan kita.

Alam Barzah adalah kurun waktu (periode) di antara saat kematian manusia di dunia ini
dengan saat pembangkitan (dihidupkannya kembali) manusia di Hari Pembalasan. Kita tidak
mengetahui apa yang terjadi di dalam periode ini. Namun demikian, kita dapat menyimak dari
berbagai ayat didalam kitab suci Al-Qur-an dan Hadits Nabi Muhammad SAW mengenai
periode ini.

4.      Alam Akhirat

Setelah masa kebangkitan kembali pada hari kiamat,masa hisan dan masa pembalasan.
Masa kehidupan di alam yang kekal dalam kenikmatan syurga atau dalam kepedihan neraka.
Seseorang tidak mungkin memiliki pengetahuan yang sempurna mengenai persoalan-persoalan
yang belum ia alami atau belum mengetahuinya secara hudhuri, atau belum ia sentuh dengan
indranya. Berangkat dari kenyataan ini, kita tidak dapat meyakini hakikat alam akhirat dan
keadaan-keadaannya secara detail dan sempurna, kita juga tidak dapat menyingkap hakikat-
hakikatnya. Meski begitu, kita bisa mengetahui sifat-sifat akhirat melalui akal atau wahyu.    
SWT.

 Surga dan Neraka

Kita beriman kepada adanya Surga yang disediakan Allah bagi orang-orang beriman.Dan
kita juga beriman kepada adanya Neraka yang disediakan Allah bagi orang-orang kafir.Surga
dan Neraka adalah benar dan tidak ada keraguan akan (keberadaan) keduanya.Neraka adalah
tempat bagi musuh-musuh Allah.Sedangkan Surga adalah tempat bagi para kekasih Allah.Allah
berfirman:
َ‫ت لِ ْل َكافِ ِر ْين‬ ْ ‫ار الَّتِ ْي َوقُوْ ُدهَا النَّاسُ َو ْال ِح َجا َرةُ أُ ِع َّد‬
َ َّ‫فَإ ِ ْن لَّ ْم تَ ْف َعلُوْ ا َو لَ ْن تَ ْف َعلُوْ ا فَاتَّقُوا الن‬
 Maka jika kamu tidak dapat membuat, dan sekali-kali kamu tidak akan dapat membuat, maka
takutlah kamu kepada neraka yang penyalakannya ialah manusia dan batu, yang disediakan
untuk orang-orang yang kafir.(QS.Al-baqarah 24)
ِ ‫ت تَجْ ِريْ ِمن تَحْ تِهَا اأْل َ ْنهَا ُر ُكلَّ َما ر‬
ْ‫ُزقُوْ ا ِم ْنهَا ِم ْن ثَ َم َر ٍة ِّر ْزقًا قَالُوْ ا هَ َذا الَّ ِذي‬ ٍ ‫ت أَ َّن لَهُ ْم َجنَّا‬
ِ ‫َو بَ ِّش ِر الَّ ِذيْن آ َمنُوْ ا َو َع ِملُوا الصَّالِ َحا‬
َ‫رُز ْقنَا ِمن قَ ْب ُل َو أُتُوْ ا بِ ِه ُمتَ َشابِها ً َولَهُ ْم فِ ْيهَا أز َوا ٌج ُّمطه ََّرة َوه ْم فِ ْيهَا خَالِدوْ ن‬
ُ ُ ٌ َ ْ َ ِ
Dan gembirakanlah orang-orang yang beriman dan beramal shalih, bahwasanya untuk mereka
adalah surga-surga yang mengalir dibawahnya sungai sungai. Tiap-tiap kali diberikan kepada
mereka suatu pemberian dari semacam buah-buahan, mereka berkata : "Inilah yang telah
dijanjikan kepada kita dari dahulu". Dan diberikan kepada mereka akan dia serupa, dan untuk
mereka di dalamnya ada isterii steri yang suci, dan mereka akan kekal di dalamnya.(QS.Al-
baqarah 25)[4]                                                                                              

         Surga
Di dalam bahasa Arab surga disebut dengan al – jannah atau al-hadiqah zatusy syajar
(kebun atau taman yang terdiri dari berbagai macam pepohonan). Maka surga dipahami dengan
berbagai macam kenikmatan dan kelezatan yang luar biasa.
surga dalam 3 bagian :
1.      Jannatul Ikhtisas adalah surga yang disediakan bagi anak – anak kecil yang meninggal sebelum
dikenakan kewajiban. Yakni meninggal dibawah umur 6 tahun. Juga Allah akan menempatkan
siapa saja yang di kehendaki dalam surga Ikhtisas ini dan orang – orang yang hilang akalnya.
Yaitu orang yang baik kelakuannya ketika masih normal kemudian menderika sakit ingatan
sampai meninggal.
2.      Jannatul Mirats ialah tempat di surga yang mestinya disediakan bagi orang – orang kafir kalau
seandainya mereka beriman. Jelasnya, oleh karena tempat – tempat yang disediakan itu tidak jadi
diisi oleh orng – orang tak beriman, maka tempat –tempat tadi dibagikan kepada ahli surga,
sebagai pembagian tambahan (warisan). Setelah tempat – tempat yang telah di tentukan sendiri
bagi mereka masing – masing.
3.      Jannatul A’mal ialah surga yang disediakan bagi orang – orang mukmin berdasarkan amal –
amalnya. Surga inilah yang bagiannya tidak sama, bahkan menurut amalnya sendiri – sendiri.
Di dalam Al-Qur’an ditemukan bermacam – macam nama bagi surga. Nama – nama itu
adalah :
1.      Surga Fidaus, disebut dalam surat al-Kahfi ayat 107-108

‫ خَالِد ِينَ فِيهَا اَل يَ ْب ُغونَ َع ْنهَا ِح َواًل‬. ‫س نُزُاًل‬ ِ ْ‫ات ْالفِرْ دَو‬ ْ ‫ت َكان‬
ُ َّ‫َت لَهُ ْم َجن‬ ِ ‫إِ َّن الَّ ِذينَ َءا َمنُوا َو َع ِملُوا الصَّالِ َحا‬.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus
menjadi tempat tinggal, mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah daripadanya.
                                                                       
2.       Surga ‘Adnin, disebut dalam surat al-Kahfi ayat 30-31 :
‫ات َع ْد ٍن تَجْ ِري ِم ْن تَحْ تِ ِه ُم اأْل َ ْنهَا ُر ي َُحلَّوْ نَ فِيهَا‬ ُ َّ‫ك لَهُ ْم َجن‬َ ِ‫ أُولَئ‬. ‫ضي ُع أَجْ َر َم ْن أَحْ َسنَ َع َماًل‬ ِ ‫إِ َّن الَّ ِذينَ َءا َمنُوا َو َع ِملُوا الصَّالِ َحا‬
ِ ُ‫ت إِنَّا اَل ن‬
ِ ِ‫ق ُمتَّ ِكئِينَ فِيهَا َعلَى اأْل َ َرائ‬
‫ك نِ ْع َم‬ ٍ ‫ب َويَ ْلبَسُونَ ثِيَابًا ُخضْ رًا ِم ْن ُس ْن ُد‬
ٍ ‫س َوإِ ْستَ ْب َر‬ ِ ‫ِم ْن أَ َس‬
ٍ َ‫او َر ِم ْن َذه‬
ْ ‫الثَّ َوابُ َو َح ُسن‬.
ً‫َت ُمرْ تَفَقا‬

                                                                                                               
Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal saleh, tentulah Kami tidak akan menyia-
nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan (nya) dengan baik. Mereka itulah (orang-
orang yang) bagi mereka surga `Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu
mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan
sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah
pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat-istirahat yang indah;
3.       Surga Na’im, disebut dalam surat al-Luqman ayat 8-9 :

‫ خَ الِ ِدينَ فِيهَا َو ْع َد هَّللا ِ َحقًّا َوه َُو ْال َع ِزي ُز ْال َح ِكي ُم‬.‫ات النَّ ِع ِيم‬ ِ ‫إِ َّن الَّ ِذينَ َءا َمنُوا َو َع ِملُوا الصَّالِ َحا‬.
ُ َّ‫ت لَهُ ْم َجن‬
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, bagi mereka surga-
surga yang penuh keni`matan, Kekal mereka di dalamnya; sebagai janji Allah yang benar. Dan
Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Para ahli surga hidup rukun dan damai, aman sejahtera sepanjang masa, tidak ada usia tua dan
muda. Usia para penghuni surga sebaya, tidak pernah menjadi tua, semua dalam keadaan sehat
tidak pernah dihinggapi penyakit,. Seluruhnya merupakan balasan dari kebajikan yang telah
dilaksanakan di dunia.

·         Neraka
neraka disebut dengan al-nar (api yang menyala). Oleh sebab itu neraka dipahami sebagai tempat
yang berisi berbagai macam azab dan siksaan serta balasan bagi orang – orang yang berbuat dosa
atau kesalahan. Oleh sebab itu neraka disebut juga dengan mautin al- azab (tempat untuk
berlakunya siksaan).                             

Adapun nama – nama neraka yang disebut di dalam Al-Qur’an adalah sebagai berikut :
1.      Neraka Jahannam, disebut dalam surat At-Taubah ayat 63 :
‫ي ْال َع ِظي ُم‬
ُ ‫ك ْال ِخ ْز‬
َ ِ‫أَلَ ْم يَ ْعلَ ُموا أَنَّهُ َم ْن يُ َحا ِد ِد هَّللا َ َو َرسُولَهُ فَأ َ َّن لَهُ نَا َر َجهَنَّ َم خَالِدًا فِيهَا َذل‬.
Tidakkah mereka (orang-orang munafik itu) mengetahui bahwasanya barangsiapa menentang
Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya neraka Jahannamlah baginya, dia kekal di dalamnya.
Itu adalah kehinaan yang besar.
2.      Neraka Jahim, disebut dalam surat al-Dukhan ayat 56 :
َ ‫اَل يَ ُذوقُونَ فِيهَا ْال َموْ تَ إِاَّل ْال َموْ تَةَ اأْل ُولَى َو َوقَاهُ ْم َع َذ‬.
‫اب ْال َج ِح ِيم‬
mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya kecuali mati di dunia. Dan Allah memelihara
mereka dari azab neraka.
3.      Neraka Hawiyah, disebut dalam surat al-Qari’ah ayat 8-11 :
ِ ‫ فَأ ُ ُّمهُ ه‬.ُ‫ازينُه‬
ٌ‫ نَا ٌر َحا ِميَة‬.ْ‫ َو َما أَ ْد َراكَ َما ِهيَه‬.ٌ‫َاويَة‬ ْ َّ‫ َوأَ َّما َم ْن خَ ف‬.
ِ ‫ت َم َو‬
Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan) nya, maka tempat kembalinya
adalah neraka Hawiyah. Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat
panas
.
4.      Neraka Weil, disebut dalam surat al-Mutaffifin ayat 1-3 :
َ‫ َوإِ َذا َكالُوهُ ْم أَوْ َوزَ نُوهُ ْم ي ُْخ ِسرُون‬. َ‫اس يَ ْستَوْ فُون‬
ِ َّ‫ الَّ ِذينَ إِ َذا ا ْكتَالُوا َعلَى الن‬. َ‫ َو ْي ٌل لِ ْل ُمطَفِّفِين‬.
Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima
takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang
untuk orang lain, mereka mengurangi.     

 Manfaat Iman kepada Hari Akhir

5 Manfaat Iman kepada Hari Akhir


1. Dapat Meningkatkan Keimanan dan Ketakwaan

Kepercayaan terhadap adanya hari akhir akan membuat hidup menjadi teratur. Manusia akan
berusaha untuk selalu berperilaku baik dan menjauhi perbuatan dosa. Mereka sadar dan yakin
bahwa segala yan

2. Akan mendorong untuk senantiasa berbuat baik dan menghindari perbuatan dosa dan sia-sia
Sebagai buah dari keimanan dan ketakwaan, orang yang meyakini hari akhir akan berusaha
selalu berbuat baik dan menghindari perbuatan dosa. Perbuatan dosa akan mengantarkan kepada
kesengsaraan, sedangkan kebaikan akan mengantarkan kepada kebahagiaan.

3. Akan memotivasi untuk semangat dalam berkarya


Untuk menjalani kehidupan di akhirat, maka diperlukan bekal yang cukup. Oleh karena itu,
keyakinan terhadap hari akhir akan memotivasi seseorang untuk semangat berkarya sebagai
bekal bagi kehidupan akhirat

4. Mendidik manusia untuk belajar dalam rangka memprediksi dan mempersiapkan masa depan
Dunia adalah fana sedangkan akhirat itu kekal. Maka dari itu, kehidupan akhirat sebagai
kehidupan masa depan harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian,
kepercayaan terhadap hari akhir akan mendidik manusia agar senantiasa mempersiapkan yang
terbaik bagi kehidupan masa depannya. Tidak hanya kehidupan akhirat, tetapi juga masa depan
semasa hidup di dunia.

5. Memperjelas tujuan hidup manusia


Adanya kehidupan setelah kematian dapat membuat manusia memiliki tujuan hidup yang jelas.
Hal ini akan menentukan jalan ataupun langkah apa yang akan ditempuh semasa hidup di dunia
sebagai bekal untuk hidup di akhirat. Segala hal yang dilakukan di dunia akan mendapatkan
balasan kelak di akhirat.

Setelah mengetahui fungsi iman kepada hari akhir, semoga kita termasuk orang-orang yang
dirahmati Allah SWT dalam mempersiapkan bekal untuk kehidupan akhirat ya Sahabat Hikmah

Anda mungkin juga menyukai