Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

“DISTORSI INFORMASI DALAM SCM”

DOSEN PENGAMPU:

NUR AHMADI BI RAHMANI, SE, M.SI

DISUSUN OLEH :
Mursalati Urfa (0506183074)

Wahdatun Thoibah (0506183051)

MANAJEMEN VI-B
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Distorsi Informasi

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.

Medan, 6
Juli2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata pengantar.......................................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan masalah.....................................................................................................2
C. Tujuan ......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................3
A. Pengertian Distorsi Informasi Dan Bullwhip Effect
....................................................................................................................................
3
B. Pengaruh Dari Bullwhip Effect
....................................................................................................................................
3
C. Cara Mengatasi Bullwhip Effect
....................................................................................................................................
5..................................................................................................................................

BAB III PENUTUPAN..........................................................................................................7

A. Kesimpulan
....................................................................................................................................
7
B. Saran
....................................................................................................................................
7

DAFTAR FUSTAKA............................................................................................................8

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam era globalisasi dan perkembangan perekonomian saat ini, pengaruh perubahan
kondisi sosial dan ekonomi serta persaingan yang ketat merupakan beberapa tantangan
tersebut. Masuknya kompetitor, baik dari dalam maupun luar negeri yang lebih siap
dalam berbagai bidang, seperti sumber daya manusia yang lebih berkualitas, model
finansial yang besar, jaringan pemasaran yang luas, serta teknologi dan sumber informasi
yang lebih maju adalah akibat dari perkembangan perekonomian di era globalisasi.
Konsumen akan sangat diuntungkan karena tingginya tingkat persaingan, seperti
banyaknya pilihan produk atau jasa yang ada, serta konsumen akan semakin kritis
terhadap kualitas produk/jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Oleh karena hal-hal
tersebut suatu perusahaan dituntut harus mampu mengambil langkah-langkah strategi
untuk memenangkan pasar, sebab perusahaan sebagai salah satu unit ekonomi, biasanya
bertujuan mengejar keuntungan yang maksimal dengan mengelola semua kegiatan
sebaik- baiknya.
Supply Chain Management (SCM) merupakan salah satu strategi yang
dikembangkan dalam menghadapi permasalahan ketidakpastian dalam dunia
perekonomian. Rantai ini juga merupakan jaringan atau jejaring dari berbagai organisasi
yang saling berhubungan yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin
menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang tersebut. Mampu memenuhi
kepuasan pelanggan, mengembangkan produk tepat waktu, mengeluarkan biaya yang
rendah dalam bidang 2 persediaan dan penyerahan produk, mengelola industri secara
cermat dan fleksibel merupakan keharusan bagi perusahaan dalam menerapkan supply
chain management.
Fungsi dari sistem supply chain adalah memberikan kontribusi yang optimal bagi
perusahaan, serta menyediakan produk/jasa yang tepat, pada tempat yang tepat, pada
waktu yang tepat, dan pada kondisi yang diinginkan. Koordinasi dari pihak – pihak yang
terlibat dalam supply chain tentunya sangat dibutuhkan.

1
Koordinasi yang kurang baik akan menimbulkan kebiasan informasi yang sering
disebut dengan fenomena bullwhip. Kekacauan di rantai supply mulai dari supplier,
manufacturer, distributors, Wholesaler, retailer hingga konsumen diakibatkan
kekurangan informasi yang bias. Terdapat beberapa elemen pokok di dalam supply
chain dimana masing-masing elemen mempunyai fungsi tersendiri. Dengan
perkembangan arus perdagangan, maka rantai tersebut sekarang bisa saja tidak hanya
terdiri dari empat rantai itu saja.
Rantai tersebut mulai berkembang seperti ditambahkannya distributors,
manufacturer yang terpisah dari pemasok dan sebagainya. Tetapi secara umum fungsi
rantai tersebut dapat dibagi menjadi empat buah seperti di atas. Informasi yang
terdistorsi dari salah satu unsur kepada unsur lainnya dapat mengakibatkan
ketidakefisienan yang besar, seperti inventory yang berlebihan atau penumpukan di
gudang, keterlambatan pengadaan barang, layanan pelanggan (customer service) yang
kurang baik, salah menentukan perencanaan kapasitas, penjadwalan produksi yang
salah, pendapatan yang terbuang dan transportasi yang tidak efektif. Distorsi aliran
informasi inilah yang merupakan bullwhipeffect.

B. RumusanMasalah

a. Untuk Mengetahui Pengertian distorsi informasi dan bullwhip effect

b. Memahami pengaruh dari bullwhip effect

c. Mengetahui cara mengatasi bullwhips effect

C. Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui distorsi informasi &bullwhip effect dan pengaruh dari bullwhip
effect serta cara mengatasi bullwhip effect dan hubungan bullwhip effect dengan
supplaychain.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Distorsi Informasi

Distorsi informasi adalah salah satu sumber kendala dalam menciptakan supply
chain yang efisien.

Bullwhip Effeck adalah fenomena dimana terjadi peningkatan ketidak stabilan atau
fluktuasi pesanan di bagian hulu Supply Chain dan semakin ke hulu peningkatan
tersebut semakain besar, namun pada kenyataannya pemintaan di retail cendrung stabil.

Bullwhip konsepnya adalah suatu keadaan yang terjadi dalam supply chain, dimana
permintaan dari customer mengalami perubahan, baik semakin banyak atau semakin
sedikit, perubahan ini menyebabkan distorsi permintaan dari setiap stage supply chain.
Distorsi tersebut menimbulkan efek bagi keseluruhan efek dari kondisi ini adalah
semakin tidak akuratnya datapermintaan.

B. Pengaruh Bullwhip Effect

Ada banyak penyebab terjadinya bullwhip effect. Studi yang dilakukan Levi,
Kaminsky, dan Levi (2009) mengidentifikasi beberapa faktor utama yang menjadi
penyebab terjadinya bullwhip effectini.

1. Peramalan permintaan

Mengapa peramalan permintaan bisa menyebabkan terjadinya bullwhip


effect? Penjelasannya seperti ini, setiap peramalan persediaan akan memasukkan
parameter tingkat base-stock. Tingkat base- stock ini untuk mengantisipasi rata-rata
kebutuhan permintaan persediaan selama periode lead time proses pemesanan
persediaan ditambah deviasi standar permintaan selama periode lead time. Tingkat
base-stock ini sering disebut sebagai safetystock.

3
Umumnya, dalam melakukan peramalan permintaan digunakan teknik standard
forecast smoothing, untuk mengestimasi rata-rata permintaan dan variabilitas
permintaan. Hal penting yang perlu dicatat disini adalah bahwa setiap teknik
peramalan umumnya menggunakan banyak data yang diobservasi untuk
mendapatkan hasil ramalan dengan distribusi data normal, dengan cara
mengestimasi rata-rata (mean) dan deviasi standar (dus, variabilitas) permintaan
konsumen yang secara periodik dilakukan modifikasi.1 Karena, safety stock yang
merupakan tingkat base-stock, sangat bergantung pada estimasi peramalan ini, akan
mendorong untuk melakukan penyesuaian atau perubahan permintaan persediaan,
dus akan menyebabkan terjadinya variabilitas.

2. Lead time

Lead time yang semakin lama akan memicu perubahan estimasi variabilitas
permintaan persediaan, yang akan mendorong perubahan secara signifikan dalam
kuantitas pemesanan persediaan. Dus, tentu saja akan menyebabkan terjadinya
peningkatan variabilitas.

3. Pemesanan persediaan dalam jumlah batch

Pemesanan persediaan dalam jumlah besar atau batch dari toko pengecer biasanya
didorong oleh pemanfaatan diskon volume atau efisiensi biaya transportasi karena
mengangkut barang dalam jumlah besar. Karena pemasanan persediaan dalam besar,
pada periode selanjutnya sangat dimungkinkan pemesanan persediaan dalam jumlah
kecil, atau bahkan tidak ada pemesanan persediaan sama sekali. Pedagang besar yang
menangkap pola pemesanan persediaan dari toko pengecer seperti ini, akan
menyebabkan distorsi dalam estimasi kebutuhan pemesanan persediaan dari toko
pengecer. Pola pemesanan permintaan yang sepertiini akan menyebabkan variabilitas
dari sisi penyiapan ketersediaan persediaan oleh pedagang besar.

1
Rohaida, 2017, distori informasi dan bullwhip effect , hal-112
4
4. Fluktuasi harga

Fluktuasi harga barang-barang akan direspon oleh toko pengecer untuk


melakukan keputusan menahan persediaan tidak melakukan penjualan pada kondisi
ketika harga barang rendah atau mulai menurun sampai harga barang mulai naik
karena kelangkaan persediaan. Pada kondisi harga barang-barang menurun,
permintaan persediaan dari toko pengecer ke pedagang besar akan berkurang,
sehingga mendorong pedagang besar memberikan diskon untuk meningkatkan
volume penjualan ke took pengecer.

Sebaliknya, ketika harga barang cenderung naik, toko pengecer akan gencar
melakukan penjualan ke pembeli akhir, sehingga permintaan pemesanan persediaan
dari toko pengecer ke pedagang besar akan meningkat. Dus, fluktuasi harga akan
mendorong variabilitas dalam sistem rantaipasok.

5. Inflated orders

Permintaan pemesanan persediaan yang cenderung meningkat dari toko pengecer


ke pedagang besar pada periode shortage akan mendorong terjadinya bullwhip effect.

C. Cara Mengurangi Bullwhip Effect

Pemahaman mengenai penyebab bullwhip effect akan mengarahkan pada solusi


mengurangi bullwhip effect. Levi, Kaminsky, dan Levi (2009) memberikan beberapa
solusi praktis dalam mengurangi bullwhip efffect ini2.

1. Mengurangi ketidakpastian

Bullwhip effect terjadi karena ketidakpastian (informasi) yang cukup tinggi.


Ketidakpastian informasi dapat dikurangi dengan melakukan sentralisasi sistem
manajemen informasi persediaan dalam sistem rantai pasok. Sentralisasi saluran
pemasaran dan distribusi akan

2
Susilo. 2008, Analisa Bullwhip Effect pada Supply Chain .hal-96.

5
memudahkan dalam melakukan peramalan persediaan. Persediaan yang berlebih (excess
stock) di suatu gudang lokasi saluran distribusi tertentu akan segera dipindahkan ke
gudang lokasi saluran distribusi lain yang mengalami kekurangan persediaan (shortage).

Sayangnya, sentralisasi sistem manajemen informasi persediaan harus dibayar


(trade-off) dengan menurunnya efektivitas sistem rantai pasok. Sentralisasi saluran
pemasaran dan distribusi akan mendorong kelambatan dalam merespon kebutuhan
konsumen, karena keputusan bisnisterpusat.

2. Mengurangi variabilitas
Pengurangan bullwhip effect dilakukan dengan cara mengurangi variabilitas yang
inherentdalam proses permintaan konsumen. Contoh aplikasi adalah menerapkan
program “everyday low pricing”. Alih-alih menerapkan promosi melalui diskon harga,
toko pengecer menerapkan program everyday low pricing ini untuk menciptakan harga
yang stabil, sehingga tidak akan menghadapi panic order atau rush order dari konsumen
yang berperilaku membeli banyak pada program diskon.

Dengan harga yang stabil akan berimplikasi pada permintaan barang dari konsumen
yang relatif stabil, dus akan mengurangi variabilitas.

3. Mengurangi lead time


Lead time dapat dikurangi dengan menerapkan sistem informasi yang terintegrasi
dalam proses tahapan rantai pasok. Contoh aplikasi adalah menerapakan sistem EDI
(Electronic Data Interchange), yang menyediakan pertukaran data secara realtime atas
setiap proses pergerakan barang dari pemasok ke pabrikan sampai ke konsumenakhir

6
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Distorsi informasi adalah salah satu sumber kendala dalam menciptakan supply chain
yang efisien.

Bullwhip Effeck adalah fenomena dimana terjadi peningkatan ketidakstabilan atau


fluktuasi pesanan di bagian hulu Supply Chain dan semakin ke hulu peningkatan tersebut
semakain besar, namun pada kenyataannya pemintaan di retail cendrungstabil.

Bullwhip effect terjadi karena ketidakpastian (informasi) yang cukup tinggi.


Ketidakpastian informasi dapat dikurangi dengan melakukan sentralisasi sistem manajemen
informasi persediaan dalam sistem rantai pasok.

B. SARAN
Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Masih
banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik yang kami sengaja
maupun yang tidak kami sengaja. Maka dari itu sangat kami harapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga dengan berbagai
kekurangan yang ada ini tidak mengurangi nilai-nilai dan manfaat dari mempelajari
manajemen perubahan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Pujawan, I. N. 2005. Supply Chain Management, Edisi Pertama. Surabaya Guna Widya.

Rohaida, 2017, distorsi informasi dan bullwhip effect, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.

Susilo, Tri. 2008, Analisa Bullwhip Effect pada Supply Chain . Istana Cipta bada Sidoarjo.

Sutedi, Adrian. 2012. distorsi informasi dan Supply Chain Management. Jakarta: Bumi
Aksara.

Anda mungkin juga menyukai