Anda di halaman 1dari 5

Javiera-03051200033-20L2

Mendirikan Perusahaaan yang Berbadan Hukum

Perusahaan Berbadan Hukum dalam dunia hukum sering disebut sebagai Badan Usaha Berbadan
Hukum.

Perusahaan yang Berbadan Hukum Publik :

 Yayasan
 Koperasi

Perusahaan yang Berbadan Hukum Privat :

 Perseroan Terbatas

Yayasan

Yayasan adalah suatu badan hukum yang memiliki maksud dan tujuan yang bersifat sosial,
kemanusiaan dan keagamaan, didirikan dengan memperhatikan persyaratan formal yang
ditentukan dalam undang-undang Di Indonesia, yayasan diatur dalam Undang-Undang No. 28
Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan.

Rapat paripurna DPR pada tanggal 7 September 2004 menyetujui undang-undang ini, dan
Presiden RI Megawati Soekarnoputri yang disahkan tanggal 6 Oktober 2004.

Cara/ Tahapan Mendirikan Yayasan

1. Tahap Persiapan
Di tahap persiapan, Anda bersama pendiri lainnya perlu menentukan berapa besaran
kekayaan yang hendak disisihkan untuk menjadi kekayaan awal yayasan. Selain
kekayaan yayasan, Anda juga perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

 Nama yang hendak Anda gunakan sebagai nama yayasan perlu dicek terlebih dahulu
ketersediaannya. Tidak seperti pengecekan nama perusahaan secara elektronik,
pengecekan nama yayasan dilakukan secara manual, sehingga memakan waktu lebih
lama.
 Yayasan dapat didirikan oleh satu orang atau lebih. Orang yang dimaksud disini adalah
orang perseorangan, baik Warga Negara Indonesia maupun asing atau badan hukum
Indonesia maupun asing.
 Alamat domisili. Dalam mendirikan yayasan, alamat domisili yang akan digunakan perlu
diperhatikan. Selain dicantumkan dalam akta pendirian yayasan, domisili ini juga
nantinya akan digunakan dalam setiap dokumen legalitas yayasan.
 Pembina Yayasan. Yang dapat menjadi pembina yayasan adalah orang perseorangan
yang juga merupakan pendiri yayasan dan/atau pribadi yang berdasarkan keputusan rapat
anggota pembina
 Pengurus merupakan organ yayasan yang dapat melakukan kepengurusan yayasan serta
tidak boleh merangkap sebagai pembina dan/atau pengawas. Biasanya pengurus
sekurang-kurangnya berjumlah tiga orang dengan jabatan masing-masing sebagai ketua,
sekretaris, dan bendahara.
 Fungsi pengawas adalah mengawasi dan memberi nasihat ke pengurus dalam
menjalankan kegiatan yayasan. Sekurang-kurangnya satu orang yang mampu melakukan
perbuatan hukum yang dapat menjadi pengawas yayasan dan tidak boleh merangkap
sebagai pembina dan/atau pengurus.
 Bidang usaha. Yayasan dapat bergerak di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan.
 Yayasan tidak mempunyai anggota.

2. Tahap Pendaftaran dan Pengesahan


Begitu nama yayasan yang Anda ajukan dinyatakan masih tersedia, langkah selanjutnya
adalah membuat akta notaris berbahasa Indonesia yang menjelaskan pendirian yayasan.
Untuk tahapan ini, Anda memerlukan jasa notaris. Bila syarat-syarat tersebut sudah
lengkap, maka para pendiri bersama-sama menghadap Notaris untuk menandatangani
akta pendirian. Yayasan ini sudah dianggap berdiri sejak ditandatanganinya akta
pendirian oleh para pendiri di hadapan Notaris. Namun Yayasan ini belum sah menjadi
Badan Hukum. Untuk itu Notarislah yang akan segera memproses pengesahan badan
hukum Yayasan ke Kementrian Hukum dan HAM RI.
3. Tahap Pengumuman
Akta pendirian yayasan yang telah disahkan sebagai badan hukum wajib diumumkan
dalam tambahan berita negara (besarnya biaya pengumuman akan ditetapkan dengan
peraturan pemerintah)
Pengumuman harus diajukan permohonannya paling lambat 30 hari sejak akta pendirian
disahkan. Selama pengumuman belum dilakukan, pengurus yayasan bertanggungjawab
secara tanggung renteng atas seluruh kerugian yayasan

Pendirian dan Pembubaran Yayasan

1. Pendirian Yayasan
Berdasarkan Pasal 9 ayat 1 UUY, dimana dalam tata cara mendirikan yayasan tersebut itu
terdapat berbagai syarat yang harus dilalui.
Pasal tersebut memuat bahwa mendirikan atau membentuk yayasan dapat dilakukan oleh
satu orang atau lebih dengan memisahkan sebagian dari harta kekayaan pendiriannya
sebagai dana awal.
Sedangkan penjelasan atau maksud dari orang berdasarkan penjelasan Pasal 9 ayat 1
UUY adalah rang perseorangan (person) dan badan hukum yang sesuai dengan Pasal 9
ayat 5 UUY orang yang dimaksud dengan orang asing atau bersama-sama orang asing.
Adapun syarat-syarat mendirikan yayasan adalah sebagai berikut:
 Orang Asing (WNA)
 Orang Indonesia (WNI)
 Bersama orang Asing
 Bersama orang Indonesia
A. Satu orang
 Orang Indonesia (Warga Negara Indonesia).
 Orang asing (Warga Negara Asing).
B. Lebih dari satu orang;
 Orang-orang Indonesia (Warga Negara Indonesia).
 Orang-orang asing (Warga Negara Asing)
 Orang-orang Indonesia (Warga Negara Indonesia) dan orang-orang asing (Warga
Negara Asing)
C. Satu badan hukum
 Badan hukum Indonesia
 Badan hukum asing
D. Lebih dari satu badan hukum;
 Badan-badan hukum Indonesia
 Badan-badan hukum asing
 Badan hukum-badan hukum Indonesia (Warga Negara Indonesia) dan badan
hukum-badan hukum asing (Warga Negara Asing)

Adapun yayasan yang dapat didirikan oleh satu orang ataupun perorangan karena:
 Kehendak orang yang masih hidup ntuk memisahkan (sebagian) harta
kekayaannya sebagai modal awal yayasan, dan
 Selain itu orang yang masih hidup dapat difungsikan sebagai modal awal yayasan
yang berlaku, ketika orang tersebut meninggal dunia dengan berdasarkan pada
surat wasiat. Dalam hal ini, penerima wasiat akan bertindak mewakili pemberi
wasiat.

Syarat-Syarat Mendirikan Yayasan – Berikut adalah syarat yang harus terpenuhi ketika
akan mendirikan sebuah yayasan.
 Mempunyai susunan pengurus sekurang-kurangnya seorang
 Tidak bertentangan dengan ketertiban umum
 Tidak bertentangan dengan susila
 Tidak melanggar peraturan perundang-undangan
 Yayasan harus memiliki Akta Notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia
 Yayasan harus memiliki tujuan sosial, keagamaan dan kemanusiaan

2. Pembubaran Yayasan
Undang-undang yayasan mengatur suatu kemungkinan pembubaran yayasan, baik atas
inisiatif organ yayasan sendiri atau sesuai dengan penepatan ataupun putusan pengadilan.
Terdapat beberapa hal yang mampu dalam menyebabkan yayasan bubar, yaitu:
 Jangka waktu yang ditetapkan dalam anggaran dasar berakhir
 Tujuan yayasan yang ditetapkan dalam anggaran dasar yang telah tercapai atau
tidak tercapai.
 Putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap sesuai dengan
alasan tertentu
a. Yayasan melanggar ketertiban umum dan kesusilaan
b. Tidak mampu dalam membayar utangnya setelah dinyatakan vailid
c. Harta kekayaan yayasan tidak cukup untuk melunasi utangnya setelah
pernyataan vailid dicabut.

Dalam hal yayasan bubar demi hukum karena jangka waktu yang ditetapkan dalam
anggaran dasar telah berakhir, ataupun tujuan yayasan yang telah tercapai ataupun tidak
tercapai, maka pembina menunjuk likuidator. Jika yayasan dinyatakan bubar, maka
yayasan tidak dapat melakukan perbuatan hukum, terkecuali dalam membereskan
kekayaan dalam proses likuidasi. Selama dalam proses likuidasi, maka seluruh surat
keluar harus mencantumkan frase dalam likuidasi dibelakang dalam nama yayasan.

Ketika yayasan bubar karena putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap, maka pengadilan yang menunjuk likuidator. Demikian halnya dengan pembubaran
yayasan karena vailid, maka akan berlaku suatu peraturan perundangan-perundangan
sesuai dengan benar atau tidaknya diperlukan suatu penunjuk kurator.

Tugas likuidator tersebut adalah membereskan harta kekayaan yang telah diubarkan,
kemudian memberikan suatu kewenangan sekaligus kewajiban bagi likuditaor dalam
melakukan beberapa tindakan dalam proses likuidasi sebagai berikut:
 Menginventarisir seluruh harta kekayaan yayasan termasuk utang-utang dan juga
piutang-piutang yayasan
 Memuat daftar utang-utang yayasan, menyusun peringkat utang tersebut
 Membuat suatu daftar piutang yayasan dan melaksanakan penagihan utang
(menjadikan uang)

Anda mungkin juga menyukai