Saya menyatakan bahwa asesmen ujian akhir semester ini adalah merupakan karya saya sendiri, dan belum
diserahkan untuk keperluan nilai kredit akademik di institusi lain, dan menyatakan bahwa penilai dapat
mempergunakannya untuk:
I declare that this Final Examination Assessment item is my own work, and has not been submitted for
academic credit elsewhere, and acknowledge that the assessor of this item may, for the purpose of assessing
this item
a. Memperbanyak hasil penilaian ujian akhir semester ini dan memberikan salinannya kepada pihak terkait
lainnya dalam Universitas; dan/atau
Reproduce this final examination assessment item and provide a copy to another member of the
University; and/or,
b. Menyerahkan salinan dari hasil penilaian ujian akhir semester ini kepada layanan pemeriksaan plagiarisme
(untuk disimpan sebagai arsip dalam pemeriksaan plagiarisme di masa mendatang) Communicate a copy of
this final examination assessment item to a plagiarism checking service (which may then retain a copy of the
final examination assessment item on its database for the purpose of future plagiarism checking).
c. Saya menyatakan bahwa saya telah membaca dan memahami Peraturan Universitas sehubungan dengan
Pelanggaran Akademik Mahasiswa
I certify that I have read and understood the University Rules in respect of Student Academic
Misconduct.
Disusun oleh:
JAVIERA - 03051200033
20L2
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat
dan karunia-Nya kepada kita semua , sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah “Tujuan Hukum Dan Kaidah-Kaidah Sosial Beserta Hubungannya Dalam Hukum”
ini dengan lancar dan tepat waktu.
Saya berharap makalah ini dapat berguna nantinya bagi kita semua , saya juga sangat
berharap bahwa makalah “Tujuan Hukum Dan Kaidah-Kaidah Sosial Beserta Hubungannya
Dalam Hukum” ini dapat menambah wawasan kita semua.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih
memiliki banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang saya
miliki . Oleh sebab itu , saya memohon maaf bila ada kesalahan dalam tutur kata maupun
kesalahan dalam bentuk lainnya . Saya mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
maupun kritikan yang membangun dari berbagai pihak.
Akhir kata, saya ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang
telah mendukung saya dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Javiera
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk sosial (Zoon Politicon) , yang mana artinya manusia hidup
dengan saling membutuhkan satu sama lain. Dalam kehidupan sehari-hari manusia akan
saling berinteraksi , dan selama proses interaksi tersebut berlangsung , tidak bisa dipungkiri
bahwa ketidaksepahaman akan terjadi. Ketidaksepahaman tersebut dapat menimbulkan
konflik-konflik yang dapat merugikan. Konflik-konflik yang terjadi tidak bisa didiamkan
begitu saja, maka disitulah peran Hukum diperlukan.
Hukum adalah suatu sistem kompleks yang berisi peraturan-peraturan yang mengatur
kehidupan masyarakat dan tingkah laku manusia agar tercapai keadilan,kedamaian, dan
ketertiban. Tujuan Hukum secara universal adalah untuk menyelesaikan setiap pekara yang
ada melalui setiap peraturan yang terkandung didalamnya serta ketentuan yang berlaku dalam
Hukum.
Hukum terdiri dari kaidah-kaidah yang disebut sebagai kaidah-kaidah sosial. Kaidah-
kaidah sosial terdiri dari beberapa kaidah yaitu kaidah agama, kaidah kesusilaan, kaidah
kesopanan dan kaidah Hukum. Masing-masing dari kaidah tersebut memiliki nilai yang
berbeda-beda dan sumber yang berbeda-beda pula. Kaidah-kaidah tersebut juga berhubungan
satu sama lain, kaidah-kaidah tersebut bisa saling mendukung (pro) begitu pula sebaliknya ,
kaidah-kaidah tersebut bisa tidak saling mendukung (kontra).
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas , maka hal-hal yang akan menjadi
pembahasan adalah sebagai berikut :
1
4. Apa saja Tatanan-tatanan yang ada di dalam Masyarakat ?
5. Apa saja Kaidah-kaidah Sosial di dalam Hukum ?
6. Bagaimana hubungan antara Kaidah-kaidah Sosial tersebut ?
2
BAB II PEMBAHASAN
Hukum ialah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan
kelembagaan dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan
masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama dalam hubungan
sosial antar masyarakat terhadap kriminalisasi dalam hukum pidana, hukum pidana yang
berupayakan cara negara dapat menuntut pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan
kerangka kerja bagi penciptaan hukum, perlindungan hak asasi manusia dan memperluas
kekuasaan politik serta cara perwakilan di mana mereka yang akan dipilih. (Pakdosen, 2020)
Secara sederhana, hukum adalah peraturan yang mengatur norma dan sanksi dari
setiap pelanggaran yang dilakukan. Setiap negara mempunyai aturan-aturan hukum tersendiri
yang berbeda antara satu dan yang lainnya.
Pengertian hukum secara umum adalah seluruh aturan tingkah laku berupa
kaidah/norma baik tertulis maupun tidak tertulis yang dapat mengatur dan menciptakan tata
tertib dimasyarakat yang harus ditaati oleh setiap anggota masyarakat.
Dalam pengertian lain, Hukum adalah sebuah aturan norma-norma yang berisikan
petunjuk mengenai mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan
manusia dalam kehidupan bermasyarakat. (Dtf, 2020)
1
Ainun Dtf, Pengertian Hukum : Tujuan, Unsur, Sumber & Macam Macam Jenis Hukum
(https://salamadian.com/pengertian-hukum/ , 30 Juni 2020)
3
3. Menurut Mochtar Kusumaatmadja
Hukum ialah keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah yang mengatur kehidupan
manusia dalam masyarakat, dan juga mencakupi lembaga-lembaga (institutions) dan
proses-proses (processes) yang mewujudkan berlakunya kaidah-kaidah itu dalam
kenyataan.
4. Menurut Aristoteles
Hukum merupakan kumpulan beraturan yang tidak hanya mengikat tapi juga hakim
untuk masyarakat, dimana undang-undang akan mengawasi hakim dalam
menjalankan tugasnya untuk menghukum para pelanggar hukum.
5. Menurut Plato
Hukum adalah seperangkat peraturan-peraturan yang tersusun dengan baik dan teratur
dan bersifat mengikat hakim dan masyarakat.
4
4. Hukum dalam arti gejala sosial, adalah hukum itu dimana ada masyarakat disana ada
hukum.
5. Hukum dalam arti Tata Hukum
Hukum dalam arti tata hukum, sering disebut sebagai hukum positif yaitu sebagai
hukum yang berlaku pada waktu tertentu di suatu tempat tertentu pula, misalnya
berlaku sekarang (bukan masa silam dan bukan waktu mendatang), tempatnya di
Indonesia.
6. Hukum dalam arti Ilmu Hukum
Hukum berarti ilmu tentang norma atau normwissenschaft atau sallenwissenschaft,
yaitu ilmu yang menelaah hukum sebagai norma atau system norma-norma dengan
dogmatika hukum dan system hukum. Perkembangan hukum mengikuti
perkembangan masyarakat sehingga dapat menjelaskan hukum secara obyektif,
mampu menjelaskan keadaan hukum setiap waktu, demi dapat berperannya hukum
sebagai sarana ketertiban, keadilan, dan pendorong pembangunan (Ibid)
7. Hukum dalam arti Disiplin Ilmu Hukum
Disiplim adalah system ajaran mengenai kenyataan atau gejala-gejala yang dihadapi.
Hukum dalam arti disiplin berarti memandang hukum sebagai gejala dan kenyataan
yang berada di tengah masyarakat. Apab2ila pembicaraan dibatasi pada disiplin
hukum maka secara umum disiplin hukum menyangkut:
- Ilmu Hukum, artinya ilmu pengetahuan yang berusaha menelaah hukum itu
- Politik Hukum, menyangkut kegiatan-kegiatan mencari dan memilih nilai-nilai
tersebut bagi hukum
- Filsafat Hukum, adalah perenungan dan perumusan nilai-nilai, misalnya
penyesuaian antara ketertiban dengan ketentraman, antara kebendaan dengan
keakhlakan dan antara kelestarian/kelanggengan dengan pembaruan
(Pakdosen, 2020)
2
Pakdosen, Hukum Adalah
(https://pakdosen.pengajar.co.id/hukum-adalah/ , 12 September 2020)
5
2. Menciptakan keseimbangan dan ketertiban.
Dengan tercapainya ketertiban dalam masyarakat diharapkan keputusan manusia akan
terlindungi. Dalam mencapai tujuannya hukum bertugas membagi hak dan kewajiban
antar perorangan di dalam masyarakat , membagi wewenang dan mengatur cara
memecahkan masalah hukum serta memelihara kepastian hukum.
3. Untuk mencapai kedamaian, keadilan, dan untuk kebaikan, dan untuk kepastian
hukum.
(Siringoringo, 2011)
1. Teori etis, Menurut teori ini Hukum semata-mata mewujudkan keadilan. Teori ini
dikemukakan oleh seorang filsuf yunani yaitu Aristoteles dalam karyanya Etika dan
Retonika.
a. Hakikat keadilan terletak pada penilaian terhadap suatu perlakuan atau
tindakan
b. Hakikat keadilan dilihat dari dua pihak yang terlibat dalam suatu peristiwa
hukum
c. Ada kecenderungan hanya melihat keadilan dari perspektif pihak yang
menerima perlakuan.
d. “Perlakuan yang sama secara sama dan perlakuan yang berbeda secara
berbeda”
2. Teori utility, Menurut teori ini Hukum bertujuan semata-mata mewujudkan yang
berfaedah, hukum bertujuan menjamin adanya kebahagiaan pada orang sebanyak-
banyaknya.
a. Mengedepankan kemanfaatan hukum bagi masyarakat
b. The greatest good of the greatest number
3. Teori dogmatik, Menurut teori ini tujuan Hukum adalah semata-mata untuk
mencipatakan kepastian hukum.
a. Melegalkan kepastian hak dan kewajiban
b. Menjaga setiap kepentingan manusia agar tidak diganggu dan terjamin
kepastiannya
4. Teori Pengayoman
a. memberikan pengayoman atau perlindungan kepada manusia.
6
b. Pengayoman atau perlindungan di sini berarti melindungi manusia dalam arti
pasif dan aktif.
c. Hukum bertujuan untuk menciptakan kondisi kemasyarakatan yang manusiawi
yang memungkinkan proses-proses kemasyarakatan berjalan secara wajar.
5. Teori campuran
a. Tujuan pokok hukum adalah ketertiban
b. Ketertiban adalah syarat agar masyarakat teratur
c. Keadilan yang dituju hukum berbeda-beda menurut hukum dan
masyarakatnya.
6. Teori Peace , Menurut teori ini Hukum harus dapat menciptakan damai dan sejahtera
bukan sekedar ketertiban.
a. Yang kuat tidak menindas yang lemah
b. Orang yang berhak , benar-benar mendapatkan haknya
c. Adanya perlindungan bagi rakyat
3
Alfonsius JP Siringoringo, Tujuan dan Fungsi Hukum
(http://alfonsiusjojo-siringoringo.blogspot.com/2011/10/tujuan-dan-fungsi-hukum.html?m=l , 3 Oktober 2011)
7
Tujuan hukum menurut teori ini adalah mengabdi pada tujuan negara yang intinya
adalah mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan negara.
5. Gustav Radbruch , terdapat 3 sendi Hukum :
a. Keadilan
b. Kegunaan
c. Kepastian
Kaidah sosial terdiri dari kata “Kaidah” dan “Sosial” . Kaidah merupakan tata tertib
atau aturan , kaidah juga dapat diartikan sebagai patokan atau pedoman dalam melakukan
sesuatu atau pedoman dalam bertindak. Sosial berasal dari kata society yang berarti
masyarakat. Gabungan dari kedua kata tersebut yaitu Kaidah dan Sosial menjadi Kaidah
Sosial yang dapat diartikan sebagai suatu tata kelakuan yang ada dalam masyarakat.
(Student, 2016)
Kaidah adalah perilaku yang dilakukan secara terus menerus dalam kurun waktu yang
lama sehingga membentuk pola tertentu dan diterima di dalam kehidupan masyarakat. Kaidah
4
mempunyai perumusan yang tegas dan dapat dipaksakan oleh instansi resmi.
4
IndonesiaStudent, Pengertian, Jenis, dan Contoh Kaidah sosial (Susila+Kesopanan+Agama+Hukum)
(https://www.indonesiastudents.com/kaidah-sosial/ , 23 Desember 2016)
8
1. Tatanan Kebiasaan yang terdiri dari norma-norma yang dekat sekali kenyataan.Kaidah ini
tidak lain diangkat dari dunia kenyataan juga. Apa yang biasa dilakukan orang-orang
kemudian menjelma menjadi norma kebiasaan,melalui ujian keteraturan , keajegan dan
kesadaran untuk menerimanya sebagai kaidah oleh masyarakat.
2. Tatanan Hukum yang berpegangan kepada tatanan yang mulai menjauh daari pegangan
kenyataan sehari-hari. Namun, proses penjauhan dan pelepasan diri itu belum berjalan secara
seksama. Pada proses pembuatan hukum ini kita mulai melihat,bahwa tatanan ini didukung
oleh norma-norma yang secara sengaja dan sadar dibuat untuk menegakkan suatu jenis
ketertiban tertentu dalam masyarakat. Kehendak manusia merupakan faktor sentral yang
memberikan ciri kepada tatanan hukum. Sebagai unsur pengambil keputusan, maka kehendak
manusia ini bisa menerima dan juga bisa menolak.
3. Tatanan Kesusilaan yang sama mutlaknya dengan kebiasaan hanya saja dalam
kedudukannya terbalik. Kalau tatanan kebiasaan mutlak berpegangan pada kenyataan tingkah
laku orang-orang, maka kesusilaan justru berpegangan pada ideal yang masih harus
diwujudkan dalam masyarakat. Ideal-lah yang merupakan tolak ukur tatanan ini bagi menilai
tingkah laku anggota-anggota masyarakat.5
(Nainggolan, 2018)
Secara kodratnya, manusia itu merupakan makhluk sosial, yang selalu ingin hidup
bersama secara berkelompok. Kelompok manusia yang tinggal di suatu wilayah tertentu
disebut dengan 'masyarakat'.
Aristoteles menyebut manusia adalah 'zoon politicon', artinya bahwa manusia sebagai
makhluk pada dasarnya ingin selalu berkumpul dengan sesamanya.
5
Syawaluddin Nainggolan, Kaidah Sosial
(http://syawaluddinnainggolan.blogspot.com/2018/01/makalah-kaidah-sosial.html , Januari 2018)
9
Perilaku manusia dalam relasinya dapat menimbulkan suatu akibat, baik yang bersifat
positif (keuntungan) maupun yang bersifat negatif (kerugian). Perilaku manusia dapat
menimbulkan ketidakpastian (terutama yang bersifat negatif), oleh karena itu manusia
membutuhkan kepastian dalam berperilaku
Tuntutan berperilaku itu memiliki daya berlaku secara umum, berlaku bagi setiap
orang yang berada dalam situasi sosial yang sama. Tuntutan berperilaku dengan cara tertentu
yang mempunyai kekuatan berlaku secara obyektif itu disebut Kaidah atau Norma.
10
b. Keluarga Luas (extended family), yaitu suami, isteri, anak, saudara kandung,
sepupu, dan lain lain.
c. Suku Bangsa.
d. Bangsa.
1. Kaidah Hukum
Hukum menjadi salah satu unsur pokok yang dipergunakan dalam mengatur kehidupan
manusia, hukum sendiri menjadi pembahasan yang cukup signifikan pengeruhnya
dibandingkan dengan kaidah sosial lainnya, hal ini lantaran dengan hukum suatu negara atau
daerah akan aman dari pentimpangan sosial, seperti halnya pertikaian
Contoh dalam kaidah hukum sendiri yang ada di Indonesia adalah Pancasila. Pancasila
sebagai salah satu idiologi yang menjadi sumber hukum bagi masyarakat Indonesia secara
umum, penerapan Pancasila secara utuh merupakan salah satu hal yang mutlak di lakukan.
2. Kaidah Asusila
Kaidah asusila berhubungan erat dengan bentuk prilaku keseharian yang dilakukan oleh
setiap manusia, kaidah ini dianggap paling tua dibandingkan dengan kaidah lainnya. Asusila
menjadi nilai pokok yang terus dikembangkan dalam masyarakat.
Contoh yang termasuk dalam kaidah asusila ini misalnya saja adalah berbuat jujur yang
memiliki pengaruh besar dalam kepercayaan yang diberikan manusia. Jujur menjadi pedoman
hidup yang bisa memberikan gambaran secara tuntas mengenai bentuk prilaku yang baik.
3. Kaidah Kesopanan
Kaidah sosial dalam bentuk lain, adalah kesopanan. Pengertian kaidah ini adalah aturan
hidup manusia yang berlaku di masyarakat. Aturan ini memiliki ciri khas tidak tertulis dan
bersifat nonformal, meskipun demikian bagi masyarakat yang melanggar akan diberikan
saksi, dengan saksi yang bersifat sosial.
Contoh yang bisa dikemukakan dalam kaidah kesopanan ini misalnya saja adanya
pemuda yang harus menghormati orang tua. Sikap ini setidaknya dimiliki setiap manusia,
khususnya jika ia ingin dianggap di lingkungannya. Prilaku yang diberikan misalnya dengan
menundukan tubuh saat melewati orangtua, atau bersalaman sekalis mencium tangan pada
saat bertemu dengan orang yang lebih tua.
11
4. Kaidah Agama
Terkahir, yang menjadi bagian daripada kaidah sosial adalah agama. Pengertian kaidah
agama ini berhubungan erat dengan tingkat kepercayaan yang harus dimiliki oleh setiap
manusia, kepercayaan berhubungan dengan rohani dan tidak bisa ditentukan nilainya.
Meskipun demkian dalam sudut tertentu manusia penting untuk memiliki kaidah agama ini.
Contoh mengenai kaidah agama, yang bisa diberikan misalnya saja dilarang mengatakan
“Ah” saat disuruh orang tua. Aturan yang bisa dijalanan dengan berpedoman pada Al-Qur’an
bagi umat Islam, pada intinya apa yang menjadi pedoman pada setiap agama, denga “Kitab
Sucinya” adalah bagian daripada kaidah agama dalam kaidah sosial. 6
(DosenSosiologi, 2018)
1. Tujuan
Kaidah hukum bertujuan untuk menciptakan tata tertib masyarakat dan memberi
perlindungan terhadap manusia beserta kepentingannya. Kaidah agama, kaidah kesusilaaan
bertujuan untuk memperbaiki pribadi manusia agar menjadi manusia baik.
2. Isi
Kaidah hukum memberikan hak dan kewajiban. Mengatur tingkah laku dan perbuatan lahir
manusia di dalam hukum akan dirasakan puas kalau perbuatan manusia itu sudah sesuai
dengan peraturan hukum. Kaidah agama, kaidah kesusilaan hanya memberikan kewajiban
saja, dan berisi aturan yang ditujukan kepada sikap batin manusia. Kaidah kesopanan juga
hanya memberikan kewajiban saja, yang isi aturannya ditujukan kepada sikap lahir manusia.
Kaidah hukum asal-usul sanksinya berasal dari luar dan dipaksakan oleh kekuasaan dari luar
diri manusia, yaitu alat perlengkapan negara. Kaidah agama asal-usul sanksinya berasal dari
luar dan dipaksakan oleh kekuasaan dari luar diri manusia, yaitu dari Tuhan. Kaidah
kesusilaan asal-usul sanksinya berasal dari diri sendiri dan dipaksakan oleh suara hati
6
DosenSosiologi, 4 “Kaidah Sosial” Pengertian, Jenis, dan Contohnya Lengkap
(https://dosensosiologi.com/kaidah-sosial-pengertian-jenis-dan-contohnya-lengkap/ , 21 Maret 2018)
12
masing-masing pelanggarnya. Kaidah kesopanan asal-usul sanksinya juga berasal dari
kekuasaan luar yang memaksa, yaitu masyarakat.
4. Sanksi
Kaidah agama sanksinya dipaksakan oleh Tuhan. Kaidah kesusilaan sanksinya dipaksakan
oleh diri sendiri. Kaidah kesopanan sanksinya dipaksakan oleh masyarakat secara tidak
resmi.
5. Sasarannya
Kaidah hukum dan kaidah kesopanan sasaran aturannya ditujukan kepada perbuatan konkret
(lahiriah). Kaidah agama dan kaidah kesusilaan sasaran aturannya ditujukan kepada sikap
batin.
13
2.7 Hubungan antar kaidah-kaidah sosial dalam Hukum
Antara keempat kaidah tersebut terdapat hubungan yang bersifat positif dan
hubungan yang bersifat negatif
Hubungan Negatif antar kaidah yaitu apa yang dilarang oleh kaidah sosial lainnya
tidak dilarang oleh kaidah hukum, demikian juga sebaliknya , misalnya : pergi ke tempat
pelacuran, kumpul kebo, eksekusi pidana mati (Kristen), daluwarsa, dan lain-lain
Sebagian besar Kaidah Hukum merupakan kaidah kesusilaan yang diberi sanksi
hukum. Hampir semua isi KUHP berasal dari Kaidah Agama dan Kaidah Kesusilaan.Batas
antara Kaidah Hukum dengan kaidah Kesopanan selalu berubah, misalnya pertunangan.
Contoh: dulu pertunangan merupakan lembaga hukum, sekarang berubah menjadi kaidah
adat.
Ada kalanya Kaidah Kesopanan diakui dan ada kalanya diberantas oleh Kaidah
Hukum. Kaidah Kesopanan akan menjadi Kaidah Hukum jika masyarakat menganggapnya
atau mengakuinya sebagai peraturan tentang perilaku manusia yang harus diberlakukan.
Fungsi khusus kaidah hukum dalam hubungannya dengan ketiga kaidah sosial yang
lain ada dua, yaitu: pertama untuk memberikan perlindungan secara lebih tegas terhadap
kepentingan-kepentingan manusia yang telah dilindungi oleh ketiga kaidah sosial yang lain;
kedua untuk memberikan perlindungan terhadap kepentingan-kepentingan manusia yang
belum dilindungi oleh ketiga kaidah sosial yang lain Kaidah hukum memberikan
perlindungan secara lebih tegas terhadap kepentingan-kepentingan manusia yang telah
dilindungi oleh ketiga kaidah sosial yang lain. Adapun caranya dengan memberi perumusan
yang jelas, disertai dengan sanksi yang tegas dan dapat dipaksakan oleh instansi yang
berwenang. Dengan demikian seseorang yang melanggar larangan-larangan tersebut di atas
dapat dikenakan dua macam sanksi. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
14
1. Antara kaidah hukum dan kaidah agama. Sanksi sesuai dengan kaidah hukum, yaitu si
pelanggar akan dijatuhi pidana penjara dan atau denda akibat telah melakukan perbuatan
pidana. Sanksi sesuai dengan kaidah agama, yaitu bahwa si pelanggar adalah berdosa dan
nantinya akan mendapatkan hukuman dari Tuhan di akhirat, disamping itu juga dapat terjadi
akibat pelanggaran tersebut yang bersangkutan mendapatkan penderitaan batin sewaktu
hidup di dunia.
2. Antara kaidah hukum dan kaidah kesusilaan. Dalam hal ini di samping dapat dikenai
sanksi karena pelanggaran kaidah hukum, si pelanggar dapat juga akan mendapatkan sanksi
dari dirinya sendiri, yaitu berupa tekanan batin. Bahkan dapat terjadi, sebagai akibat tekanan
batin yang terlalu berat seseorang terpaksa mengambil jalan pintas untuk mengakhiri
hidupnya dengan bunuh diri.
3. Antara kaidah hukum dan kaidah kesopanan. Hubungan antara kaidah hukum dengan
kaidah kesopanan itu saling kait mengkait, bahkan sering terjadi geser-menggeser. Sebagai
contoh, soal pertunangan yang disertai pemberian hadiah pertunangan dahulu adalah
merupakan suatu lembaga hukum, tetapi sekarang hanyalah sebagai lembaga kesopanan atau
tatacara adat. Sebaliknya banyak yang dahulu sebagai kesopanan atau sopan santun berlalu
lintas, sekarang banyak diantaranya yang sudah dijadikan ketentuan hukum lalu lintas jalan.
Menghina agama atau pemeluk agama lain yang sedang beribadat, dahulu hanya dilarang
oleh adat tetapi sekarang masuk kedalam lapangan hukum.
Orang yang melanggar hukum (contoh membunuh, mencuri, atau berzina) dapat
terjadi si pelanggar yang telah dijatuhi pidana penjara, namun setelah ia bebas masyarakat
masih menghukumnya. Hukuman dari masyarakat yang tidak resmi ini, dapat berupa
cemoohan atau yang bersangkutan dikucilkan.
15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembentukan serta isi konkrit dari kaidah-kaidah yang mengatur perilaku manusia itu
dipengaruhi oleh berbagai faktor kenyataan kemasyarakatan yang riil, seperti kemauan dan
aspirasi manusia, keyakinan keagamaan, kondisi sosial ekonomi dan sosial politik, kondisi
kebudayaan dan peradaban pada umumnya. Terdapat Hubungan positif dan negatif antar
kaidah-kaidah sosial .
Sifat kaidah sosial yaitu deskriptif, preskriptif dan normatif; sedangkan kaidah sosial
itu terdiri dari kaidah agama, kaidah kesusilaan, kaidah kesopanan dan kaidah hukum. Dalam
masyarakat sifat hubungannya adalah saling membutuhkan, pengaruh mempengaruhi dan
tergantung satu sama lain. Hidup bermasyarakat agar kepentingan pribadi dan sosial
terpenuhi dan terlindungi. Kedamaian dalam masyarakat terealisasi apabila ada ketenteraman
dan ketertiban. Perilaku yang biasa dilakukan dalam kurun waktu yang lama dan diterima
masyarakat dapat menjadi kaidah. Kaidah hukum perumusannya tegas dan disertai sanksi
yang tegas dan dapat dipaksakan oleh instansi resmi. Orang bunuh diri menggambarkan, bagi
yang bersangkutan sanksi dari kaidah kesusilaan lebih berat dibanding sanksi yang berasal
dari kaidah hukum.
3.2 Saran
Sebagai warga negara Indoensia , kita harus paham akan hukum karena Indonesia
adalah negara yang berlandaskan hukum . Pentingnya kaidah social dalam hukum agar
kepentingan pribadi dan sosial terpenuhi dan terlindungi. Kedamaian dalam masyarakat
terealisasi apabila ada ketenteraman dan ketertiban . Kita harus memiliki kesadaran akan
pentingnya hukum . Kita harus memhami bahwa keberadaan hukum memang diperlukan dan
sangat dibutuhkan .
16
DAFTAR PUSTAKA
DosenSosiologi. (2018, March 21). 4 “Kaidah Sosial” Pengertian, Jenis, dan Contohnya
Lengkap. Retrieved from DosenSosiologi.com: https://dosensosiologi.com/kaidah-
sosial-pengertian-jenis-dan-contohnya-lengkap/
Dtf, A. (2020, June 30). Pengertian Hukum : Tujuan, Unsur, Sumber & Macam Macam Jenis
Hukum. Retrieved from Salamadian: https://salamadian.com/pengertian-hukum/
Siringoringo, A. J. (2011, October 3). Tujuan dan Fungsi Hukum . Retrieved from Alfonsius
Jokomartin Pampang Siringoringo: http://alfonsiusjojo-
siringoringo.blogspot.com/2011/10/tujuan-dan-fungsi-hukum.html?m=1
Student, I. (2016, Desember 23). Pengertian, Jenis, dan Contoh Kaidah sosial
(Susila+Kesopanan+Agama+Hukum). Retrieved from IndonesiaStudents.com:
https://www.indonesiastudents.com/kaidah-sosial/
17
Lembar Pertanyaan wajib dikumpulkan
kembali bersama Lembar Jawaban.
Pastikan kembali Anda telah menuliskan Nama, Student ID/NIM, nama matakuliah, Kelas,
(nama) Dosen, tanggal penyerahan dan tanda tangan pada lembar pengantar UAS (Cover
Sheet) Anda. Tidak akan ada toleransi apabila Anda lupa menuliskan hal tersebut yang
mengakibatkan lembar jawaban Anda tidak teridentifikasi. Setiap lembar jawaban harus
menyertakan cover sheet, soal dan jawaban dalam bentuk pdf.
SELAMAT UJIAN