Anda di halaman 1dari 7

ISSN : 2354-5852

e-ISSN : 2579-5783
Efek Samping KB IUD (Nyeri Perut) dengan Kelangsungan Penggunaan KB IUD

Yuniasih Purwaningrum1*
1Prodi Kebidanan Jember, Indonesia
Email: yunipurwaningrum268@gmail.com*

Abstrak

Visi program KB nasional yaitu mewujudkan “Keluarga Berkualitas 2015” sasarannya adalah terkendalinya
pertumbuhan penduduk dan meningkatkan penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien
salah satunya KB IUD, namun dalam penggunaan KB IUD dapat menimbulkan efek samping salah satunya
nyeri perut. Di Puskesmas Wringin Kabupaten Bondowoso akseptor KB IUD yang mengalami efek samping
sebesar 25% (1800 dari 7202 akseptor) padahal target yang harus dicapai hanya 10% dari akseptor. Efek
samping KB IUD (nyeri perut) bisa ditanggulangi asalkan akseptor mau mengkonsultasikan masalah yang
dihadapi kepada petugas kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk menguji hubungan efek samping KB IUD (nyeri
perut) dengan kelangsungan penggunaan KB IUD.Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kolerasi
dengan pendekatan cross secsional dengan menggunakan studi retrospektif, data yang diambil dari data
dukomen pada bulan Juli sampai dengan bulan September 2015 dengan populasi 34 akseptor dan jumlah sampel
31 responden menggunakan teknik random sampling, analisa data menggunakan uji stastistik Chi kuadrat dan
tempat penelitian dilakukan di Puskesmas Wringin.Hasil Penelitian menunjukan bahwa 58,06% akseptor
mengalami efek samping KB IUD (nyeri perut) kadang- kadang dan 41,94% akseptor yang sering mengalami.
Sedangkan dari 48,3% akseptor KB IUD yang tetap memakai dan 51,61% akseptor KB IUD yang drop out.
Setelah dilakukan uji stastistik didapatkan hasil X 2 hitung 2,781821.Kesimpulan X 2 hitung lebih kecil dari
X 2 tabel Chi Kuadrat maka Ho diterima yang artinya tidak ada hubungan efek samping KB IUD (nyeri perut)
dengan kelangsungan penggunaan KB IUD. Saran yang diberikan untuk segera kontrol ulang ke petugas
kesehatan bila mengalami keluhan.

Kata kunci : Efek samping KB IUD, nyeri perut, kelangsungan KB

1. Pendahuluan yaitu, dengan menggunakan alat dan tanpa alat.


Keberhasilan program Keluarga Tanpa menggunakan alat yaitu, KB alamiah
Berencana (KB) yang di kenal sebagai gerakan (metode kalender, metode suhu basal, metode
keluarga berencana nasional, selama lendir serviks, Metode Amenorhea Laktasi
pembangunan Jangka Panjang Pertama (PJP I) /MAL), coitus interuptus atau senggama
telah membawa pengaruh yang besar terhadap terputus. Sedangkan menggunakan alat yaitu
kegiatan program Keluarga Berencana (KB) meliputi kondom, diafragma dan spermisid.
pada masyarakat umum dan diterima di mata Metode modern terdiri dari pil, IUD, suntik,
dunia Internasional. Tujuan dari program KB implan atau susuk, kontrasepsi mantap
dimaksudkan untuk membantu pasangan atau (Tubektomi dan Vasektomi) (Hanafi, 2004).
perorangan dalam mencapai tujuan reproduksi Metode kontrasepsi khususnya IUD
secara bertanggung jawab untuk membangun memenuhi syarat kontrasepsi yang baik
keluarga yang berkualitas. Tujuan tersebut diantaranya sangat efektif, reversible, berjangka
sesuai dengan visi program KB Nasional yaitu panjang, dapat dipakai semua perempuan usia
mewujudkan “Keluarga Berkualitas 2015”. reproduksi, murah dan cocok untuk ibu
Sasarannya adalah terkendalinya pertumbuhan menyusui, IUD berbentuk kecil terbuat dari
penduduk dan meningkatnya keluarga kerangka plastik yang fleksibel, berbentuk
berkualitas ditandai dengan meningkatnya huruf T diselubungi oleh kawat halus terbuat
penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, dari tembaga (Cu) dan dipasang dalam rahim
efektif dan efisien (BKKBN, 2004). (Syaifudin, 2003).
Kontrasepsi adalah upaya mencegah Penggunaan metode kontrasepsi
kehamilan yang bersifat sementara atau dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adapun
menetap. Kontrasepsi dibagi dalam 2 metode faktor-faktor yang mempengaruhi seorang
yaitu dengan metode sederhana dan metode dalam menggunakan alat kontrasepsi menurut
modern. Metode sederhana dibagi menjadi 2 Bruce yang dikutip oleh Ambar Widaningrum

Jurnal Kesehatan Vol. 5. No. 1. April 2017 | 45


ISSN : 2354-5852
e-ISSN : 2579-5783

diantaranya pengalaman berKB, peran alat kontrasepsi dalam hal ini kontrasepsi IUD
pengambil keputusan, adanya putus pakai, dapat dilihat dari tingkat kelangsungannya.
status sosial dalam masyarakat, faktor Adapun berbagai alasan yang di kemukakan
demografi tempat tinggal dan aktifitas oleh para akseptor KB, mereka berhenti
bermasyarakat (Widaningrum,1999). menggunakan alat kontrasepsi setelah 12 bulan
Setiap metode kontrasepsi mempunyai pemakaian karena kegagalan kontrasepsi, ingin
masa efektif yang berbeda, begitu pula dengan hamil, ingin ganti cara dan alasan lainnya.
IUD, IUD mempunyai masa efektif yang lama Sedangkan mereka yang berhenti setelah 5
sampai 10 tahun sehingga alat kontrasepsi IUD tahun pemakaian, alasan utama yang
mempunyai efek samping. Efek samping yang dikemukakan dalam SDKI 2012 adalah karena
mungkin terjadi ialah gangguan haid, infeksi efek samping (14,4%) dan kasus efek samping
keputihan, ekspulsi IUD, perforasi, rasa untuk IUD sendiri adalah sebesar 19.232 kasus
mulas/nyeri/kram pada perut bagian bawah, (27,7%).
rasa nyeri pada alat kelamin suami (DepKes Menurut data register yang diambil dari
RI, 2002). tahun 2015 di wilayah kerja Puskesmas
Kebanyakan kelangsungan pemakaian Wringin Kabupaten Bondowoso akseptor KB
alat kontrasepsi di daerah pedesaan alasan IUD mengalami efek samping sebesar 25%
berhenti menggunakan alat kontrasepsi setelah (1800 dari 7202 akseptor) dan yang tidak
pemakaian karena ingin tambah anak, mengalami efek samping sebesar 75 % (5401
berikutnya ganti cara kontrasepsi yang sesuai dari 7202 akseptor) Berdasarkan latar belakang
dan gangguan kesehatan. Widaningrum (1999) di atas menunjukkan angka kejadian efek
menyebutkan satu dari sekian banyak samping pada akseptor IUD sebanyak 25 %
pemutusan pemakaian kontrasepsi adalah padahal target yang hendak dicapai tahun 2015
persepsi terjadinya efek samping. untuk kejadian efek samping adalah 10 %, oleh
Beberapa studi menyimpulkan bahwa karena itu perlu kiranya di kaji kejadian efek
pelayanan yang baik merupakan faktor penting samping KB IUD terhadap kelangsungan
dalam penerimaan dan keberlangsungan penggunaan KB IUD.
pemakaian kontrasepsi, klien akan
menyalahkan problem-problem atau efek 2. Metode penelitian
samping kesehatan yang muncul sebagai akibat Desain penelitian ini adalah desain
dari kontrasepsi yang mereka pakai. Reaksi ini penelitian korelasi dengan pendekatan cross
muncul sebagai akibat miskinnya konsultasi sectional dengan menggunakan studi
dan informasi tentang metode kontrasepsi yang retrospektif, yaitu suatu penelitian dimana
dipakai (Widaningrum, 1999). Agar para variabel-variabel yang termasuk efek
provider mampu menyampaikan informasi atau diobservasi sekaligus pada waktu yang sama.
KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) kepada Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
klien atau para akseptor maka kegiatan akseptor KB IUD yang mengalami efek
sosialisasi harus di lakukan di kalangan samping nyeri perut di wilayah Puskesmas
provider dan diharapkan kesadaran para Wringin Kabupaten Bondowoso yang
provider untuk menyampaikan kepada para berjumlah 34 akseptor dan berdasarkan rumus
klien atau akseptor KB, dengan mengacu pada diambil sampel sebanyak 31 akseptor.
pola pemakaian kontrasepsi yang rasional, Teknik sampling pada penelitian ini
efektif dan efisien, di harapkan angka drop out, menggunakan random sampling yaitu dengan
keluhan mengenai efek samping/ masalah mengambil sampel secara acak.
kesehatan dapat ditanggulangi. Hasil perolehan data dimasukkan pada
Berdasarkan Survei Demografi dan lembar tabulasi data dan dianalisa dengan uji
Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, sebanyak 62 stastistik Chi Kuadrat.
persen peserta KB menggunakan alat
kontrasepsi modern dan tradisional. Pengguna 3. Hasil dan pembahasan
IUD baru 4 persen, susuk 3 persen, suntik 32
persen, dan pil 14 persen. Hal ini menunjukan 3.1 Hasil penelitian
bahwa penggunalan IUD masih sangat rendah.
Salah satu tolak ukur dari kualitas pemakaian

46| Jurnal Kesehatan Vol. 5. No. 1. April 2017


ISSN : 2354-5852
e-ISSN : 2579-5783

Pada penelitian ini, Jumlah akseptor KB perut), kelangsungan penggunaan KB IUD


IUD yang mengalami efek samping (nyeri dan hubungan efek samping KB IUD (nyeri
perut) ditunjukkan pada tabel 1. perut) dengan kelangsungan penggunaan KB
IUD.
Tabel 1. Jumlah Akseptor KB IUD yang
Mengalami Efek Samping (Nyeri Tabel 2. Distribusi Frekuensi Jumlah
Perut) Bulan Juli - September Akseptor KB IUD yang
Tahun 2015 Di Wilayah Kerja Mengalami Efek Samping
Puskesmas Wringin Kabupaten (Nyeri Perut) yang Terjadi
Bondowoso Kadang-Kadang dan yang
Sering di Wilayah Kerja
Jumlah akseptor Puskesmas Wringin
KB IUD yang Kabupaten Bondowoso Tahun
No Nama desa mengalami 2015
efek samping
(nyeri perut) Efek samping
Jumlah Persentase
1 Wringin 6 (nyeri perut)
Kadang-kadang 18 58,06%
2 Sumber 2
Sering 13 41,94%
3 Canting 4
Jumlah 31 100%
4 Banyu Wulu 2
5 Banyu Putih 3 Berdasarkan tabel 2. menunjukkan bahwa
6 Jatisari 1 dari 31 sampel akseptor KB IUD yang
mengalami efek samping (nyeri perut)
7 Bukor 3 kadang-kadang sebesar 18 responden
8 Glingseran 2 (58,06%) dan akseptor KB IUD yang
mengalami efek samping (nyeri perut) yang
9 Ambulu 2 sering sebesar 13 responden (41,94%).
10 Gubrih 1
11 Jati Tamban 3 Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kelangsung
12 Ampelan 3 -an KB IUD Yaitu Yang Tetap
Memakai Dan Yang Drop Out
13 Jambe Wungu 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas
Sumber Wringin Kabupaten Bondowoso
Tahun 2015
Malang
Jumlah 34 Kelangsungan
penggunaan Jumlah Persentase
KB IUD
Dari tabel 1. dapat diketahui bahwa jumlah Tetap memakai 15 48,39%
akseptor KB IUD yang mengalami efek
samping (nyeri perut) bulan Juli sampai Drop out 16 51,61%
dengan bulan September 2015 di wilayah Jumlah 31 100%
kerja Puskesmas Wringin Kabupaten
Bondowoso terdapat 34 responden. Dari Berdasarkan tabel 3. menunjukkan bahwa
populasi tersebut diperoleh sampel 31 dari 31 sampel akseptor KB IUD di wilayah
responden. kerja Puskesmas Wringin Kabupaten
Bondowoso yang tetap memakai 15
Selain itu ada beberapa data khusus yang responden (48,39%) yang drop out sebesar
juga diteliti, yaitu efek samping (nyeri 16 responden (51,61%).

Jurnal Kesehatan Vol. 5. No. 1. April 2017 | 47


ISSN : 2354-5852
e-ISSN : 2579-5783

Tabel 4. Tabel Kontingensi Efek Samping Penghitungan :


KB IUD (Nyeri Perut) dengan ( fo  fh) 2
Kelangsungan Penggunaan KB X2 
IUD Di Wilayah Kerja fh
Puskesmas Wringin Kabupaten X  X a  X 2b  X 2 c  X 2 d
2 2

Bondowoso Tahun 2015 = 2,781821

Kelangsungan Setelah dilakukan uji statistik Chi-


Efek
Penggunaan KB Kuadrat dengan taraf signifikan 0,05
samping
(nyeri
IUD Jumlah didapatkan X 2 sebesar 2,781821 sedangkan
Tetap Drop X 2 tabel Chi-Kuadrat dengan d.b=1 sebesar
perut)
memakai out
Kadang- 11 7 18 3,481. Jadi didapatkan hasil X 2 hitung lebih
kadang 4 9 13 kecil dari X 2 tabel Chi- Kuadrat maka
Sering hipotesa Ho diterima.
Jumlah 15 16 31 Kesimpulan yang diambil adalah efek
samping (nyeri perut) tidak ada hubungan
Berdasarkan tabel 4. menunjukkan bahwa yang signifikan dengan kelangsungan
akseptor yang mengalami efek samping penggunaan KB IUD. Berdasarkan
(nyeri perut) kadang-kadang 11 responden kesimpulan tersebut maka tidak dilakukan
yang masih tetap memakai dan 7 responden uji Koefisiensi Kontingensi.
yang drop out, sedangkan akseptor yang
mengalami efek samping (nyeri perut) yang 3.2 Pembahasan
sering 4 responden tetap memakai dan 9 Berdasarkan dari hasil penelitian
responden yang drop out. padajumlah akseptor KB IUD yang
mengalami efek samping (nyeri perut)
Kemudian dilakukan penghitungan sebagai kadang-kadang berjumlah 18 akseptor
berikut : (58,06%) dan jumlah akseptor KB IUD yang
Kelangsungan mengalami efek samping (nyeri perut ) yang
Efek sering berjumlah 13 akseptor (41,94%).
Penggunaan KB
samping Nyeri perut / rasa mules / kram perut
IUD Jumlah
(nyeri bagian bawah adalah rasa nyeri yang
Tetap Drop
perut) disebabkan karena adanya efek samping
memakai out
Kadang- 11 (a) 7 (b) 18 pemasangan IUD yang terjadi selama dan
kadang 4 (c) 9 (d) 13 sesudah pemasangan dilakukan.
Sering Mekanisme kerja IUD yaitu
melakukan insersi IUD ke dalam rahim
Jumlah 15 16 31
sehingga dapat menghambat kemampuan
Penghitungan :
sperma untuk masuk ke tuba falopi,
JumlahBaris
fh  xJumlahKolom mempengaruhi fertilitas sebelum ovum
jumlahSemua mencapai kavum uteri dan IUD berkerja
terutama mencegah sperma sulit masuk ke
Kelangsungan dalam alat reproduksi perempuan dan
Efek mengurangi kemampuan sperma untuk
Penggunaan KB
samping fertilitas sehingga mencegah implantasi sel
IUD Jumlah
(nyeri telur dalam uterus.
Tetap Drop
perut) Gejala dan keluhan yang dialami
memakai out
Kadang- 8,71 (a) 9,29 18 antara lain, (1) rasa mules didaerah perut
kadang (b) sesudah pemasangan dapat timbul rasa nyeri
Sering 6,29 (c) 6,71 13 seperti mules-mules kadang-kadang dapat
(d) menjadi rasa nyeri atau kram atau sakit
Jumlah 15 16 31 pinggang terutama pada hari-hari pertama
dan sesudah pemasangan, (2) rasa

48| Jurnal Kesehatan Vol. 5. No. 1. April 2017


ISSN : 2354-5852
e-ISSN : 2579-5783

nyeri/mules pada waktu haid; sewaktu haid 1. Pengalaman ber KB


mulai terasa nyeri yang berlebihan, tak Pengalaman menggunakan salah satu
tertahankan, (3) nyeri pada senggama ; alat kontrasepsi merupakan suatu faktor
sewaktu senggama terasa nyeri dan (4) nyeri yang menunjang pemahaman tentang
dapat timbul sewaktu-waktu selama masa metode kontrasepsi tersebut pengalaman
pemakaian. Penyebabnya yaitu psikis, yang buruk seperti efek samping yang
kemungkinan disebabkan letak IUD yang berat dari salah satu alat kontrasepsi akan
salah atau IUD tidak sesuai dengan rongga menjadi alasan yang kuat untuk berhenti
rahim dan IUD merangsang pembentukan atau sebaliknya pengalaman yang baik
prostaglandin pada waktu haid yang akan dijadikan pendorong untuk
menimbulkan rasa nyeri mengulangi kontrasepsi yang pernah
digunakan.
Penanggulangan dan pengobatan : 2. Peran pengambil keputusan
1. KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) Persetujuan suami merupakan faktor
a. Jelaskan penyebab terjadinya paling penting dalam memutuskan untuk
b. Motivasi agar tetap memakai IUD memakai atau tidak memakai
c. Memastikan penyebabnya dengan kontrasepsi, wanita juga sering menjadi
menganjurkan pemeriksaan dalam. pihak yang disalahkan apabila terjadi
2. Tindakan medis kesalahan pemanfaatan pelayanan
a. Inspekulo : apakah ada cairan kesehatan karena pendidikan, kemiskinan
keputihan yang berbau, erosi pada dan motivasi yang rendah.
porsio. 3. Adanya putus pakai
b. Pemeriksaan dalam apakah terdapat Berbagai alasan yang dikemukakan oleh
tanda-tanda radang di rahim, bila para peserta KB mereka berhenti setelah
terdapat tanda-tanda radang, AKDR 5 tahun pemakaian alasan utama mereka
harus segera dilepas, apabila pada adalah karena ingin hamil, efek samping,
pemeriksaan dalam terdapat benang masalah kesehatan, kegagalan, ingin
AKDR terlalu panjang maka ganti cara yang efektif.
tindakannya adalah dengan memotong 4. Status sosial
benang tersebut, nyeri dapat pula Wanita dengan pendidikan yang lebih
disebabkan oleh ekspulsinya AKDR tinggi cenderung untuk melaporkan
c. Bila diperlukan dapat diberi analgetik penerimaan informasi dan konsultasi
(salah satu) Asam mefenamat 3x 250- yang lebih baik dibandingkan dengan
500 mg perhari selama 3-5 hari atau wanita yang pendidikan lebih rendah,
antalgin 3x500 mg perhari selama 3-5 makin tinggi tingkat pengetahuan
hari. seseorang makin mudah menerima
d. Kalau rasa nyerinya berat, sebaiknya informasi tentang alat kontrasepsi.
diperiksa dokter, apakah IUD masih 5. Faktor demografi
ada didalam rahim, bila IUD terlihat Umur merupakan salah satu faktor yang
sedikit, berarti sebagaian sudah mempengaruhi seseorang menjadi
keluar, maka IUD dikeluarkan dan akseptor KB sebab umur berkaitan
diganti dengan IUD yang baru, dengan potensial reproduksi dan masih
(DepKes RI, 2002). dapat mempengaruhi akseptor dalam
penggunaan kontrasepsi yang digunakan.
Berdasarkan dari hasil penelitian pada 6. Tempat tinggal
bab 4 jumlah akseptor KB IUD yang tetap Tempat tinggal individu berada akan
memakai sejumlah 15 orang (48,39%) sangat mempengaruhi pandangannya
sedangkan yang memilih untuk drop out terhadap pelayanan-pelayanan sosial
sejumlah 16 orang (51,61%). yang diberikan, wanita yang tinggal di
Faktor-faktor yang sangat perkotaan cenderung untuk memiliki
mempengaruhi terjadinya pemutusan pandangan dan perilaku yang berbeda
pemakaian kontrasepsi seseorang antara lain terhadap kualitas pelayanan KB.

Jurnal Kesehatan Vol. 5. No. 1. April 2017 | 49


ISSN : 2354-5852
e-ISSN : 2579-5783

7. Aktifitas dalam masyarakat perlu ditingkatkan termasuk penanggulangan


Salah satu strategi untuk memberdayakan efek samping. Penanggulangan efek
wanita agar memiliki sikap memenuhi samping yang kurang benar dapat
kebutuhan kesehatan reproduksi mereka menimbulkan akibat yang tidak diinginkan
adalah memberi dukungan dalam seperti drop out dari program KB IUD dan
kegiatan pendidikan seperti perkumpulan timbulnya rumor/gosip yang berlebihan
kader-kader sehat, penyuluhan dan tentang program KB.
sebagainya sehingga menumbuhkan rasa
percaya diri mereka sehingga mereka 4. Kesimpulan
mampu untuk bertanya tentang masalah Berdasarkan Analisa Uji Statistik Chi
yang berkaitan dengan kebutuhan Kuadrat adalah efek samping KB IUD
kesehatan mereka termasuk kebutuhan (nyeri perut) tidak ada hubungan yang
pemahaman reproduksi, (Widaningrum, signifikan dengan kelangsungan penggunaan
1999). KB IUD di wilayah kerja Puskesmas
Penanganan akseptor KB IUD yang Drop Wringin Kabupaten Bondowoso tahun 2015.
out : Berdasarkan kesimpulan di atas maka tidak
1. KIE dilakukan uji Koefisiensi Kontingensi.
a. Kenalkan alat kontrasepsi lain Untuk meningkatkan target program
b. Jelaskan cara kerja masing-masing diharapkan dapat meningkatkan penyuluhan
alat kontrasepsi tentang KB IUD disertai dengan efek
2. Anjurkan untuk memakai alat kontrasepsi samping penggunaannya sehingga
sesuai pilihan ibu masyarakat tahu dan paham mengenai KB
3. Melakukan konsultasi dengan petugas IUD sehingga tercapainya program KB
kesehatan bila terjadi masalah. terutama KB IUD
Efek samping KB IUD (nyeri perut)
merupakan salah satu dari efek samping Daftar pustaka
penggunaan KB IUD, dalam masyarakat BKKBN. 1999. Informasi Pelayanan
efek samping KB IUD (nyeri perut) Kontrasepsi. Jakarta
menimbulkan persepsi yang negatif yaitu BKKBN. 2004. Peningkatan Partisipasi
dianggap ketidakcocokan dalam penggunaan Pria dalam KB dan Kesehatan
KB IUD. Pada dasarnya efek samping KB Reproduksi. Jakarta : BKKBN.
IUD (nyeri perut) merupakan hal yang biasa BKKBN. 2004. Gender dalam KB dan
dan bisa diatasi apabila akseptor mau Kesehatan Reproduksi. Jakarta :
mengkonsultasikan masalah yang sedang BKKBN
dihadapi dengan tenaga kesehatan, karena Departemen Kesehatan RI. 2002. Pedoman
tidak semua efek samping menimbulkan Penanggulangan Efek
dampak yang serius terhadap kesehatan Samping/Komplikasi Kontrasepsi.
akseptor. Efek samping KB IUD (nyeri Jakarta : Depkes RI
perut) bisa ditanggulangi sesuai keluhan Hartanto, hanafi. 2004. Keluarga Berencana
akseptor dan diharapkan akseptor proaktif dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka
dalam hal ini, bila dalam proses Sinar Harapan.
penanggulangan efek samping menemukan Hasan, Iqbal, 2003. Pokok-pokok materi
masalah atau komplikasi maka IUD bisa statistik 1 (Statistik Deskriptif), Jakarta
dilepas sesuai indikasi yang terjadi, (Dep : Bumi Aksara.
Kes RI, 2002). Lembaga Demografi FE UI, Dasar – dasar
Kelangsungan penggunaan KB IUD Demografi, Jakarta
diikuti oleh tuntutan akan peningkatan Manuaba, Ida Bagus Gde, 2002. Ilmu
kualitas pelayanan KB IUD dan kebidanan, penyakit kandungan dan
pengayoman medisnya, tuntutan ini tentu Keluarga Berencana untuk pendidikan
saja harus dipenuhi agar kelestarian Bidan. Jakarta : EGC.
pemakaian KB IUD tetap terjaga. Untuk itu Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodelogi
pengetahuan dan ketrampilan para petugas Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
dalam pelayanan KB terutama KB IUD Cipta.

50| Jurnal Kesehatan Vol. 5. No. 1. April 2017


ISSN : 2354-5852
e-ISSN : 2579-5783

Nursalam, 2003. Konsep dan Penerapan


Metodelogi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.
Saifuddin, 2003. Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka.

Widaningrum, Ambar. 1999. Kualitas


Pelayanan Keluarga Berencana
dalam Perspektif Klien. Yogyakarta :
Universitas Gadjah Mada.

Jurnal Kesehatan Vol. 5. No. 1. April 2017 | 51

Anda mungkin juga menyukai