Anda di halaman 1dari 10

BAB III

HIGIENE INDUSTRI DAN KESEHATAN KERJA

 Capaian Pembelajaran Mata Kuliah


Menjelaskan tentang higiene industri dan kesehatan kerja, ergonomi dan
perancangan kerja, pencegahan kebakaran dan tanggap darurat di rumah sakit.
 Sub Capaian Pembelajaran Mata Kuliah
Menjelaskan dan menjawab pertanyaan tentang higiene industri dan kesehatan
kerja, ergonomi dan perancangan kerja, pencegahan kebakaran dan tanggap
darurat di rumah sakit.
 Waktu
 Kegiatan belajar dengan tatap muka 3 x 50 menit/ minggu
 Kegiatan belajar dengan penugasan terstruktur 3 x 50 menit/ minggu
 Kegiatan belajar mandiri 3 x 60 menit/ minggu
 Materi Pembelajaran
Higiene industry dan Kesehatan kerja.

A. Pengertian Hiperkes
Pengertian Higiene Perusahaan adalah spesialisasi dalam ilmu higiene beserta
prakteknya yang dengan mengadakan penilaian kepada faktor-faktor penyebab
penyakit kualitatif & kuantitatif dalam lingkungan kerja dan perusahaan melalui
pengukuran yang hasilnya dipergunakan untuk dasar tindakan korektif kepada
lingkungan tersebut serta lebih lanjut pencegahan agar pekerja dan masyarakat
sekitar suatu perusahaan terhindar dari akibat bahaya kerja serta dimungkinkan
mengecap derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Soeripto, Ir., DIH., 1992).

Ruang Lingkup Hiperkes


Hiperkes merupakan penggabungan dua disiplin ilmu yang berbeda yaitu medis
dan teknis, dan mempunyai tujuan untuk menciptakan tenaga kerja yang sehat
dan produktif. Faktor yang mempengaruhi sehat dan produktifitas yaitu:
 Beban kerja (fisik, mental, sosial)
 Beban tambahan dari lingkungan (fisik, kimia, biologis, fisiologis, psikologi)
 Kapasitas kerja berupa keterampilan, kesegaran jasmani, kesehatan tingkat
gizi, jenis kelamin, umur, ukuran tubuh.
Ilmu higiene perusahaan ruang lingkupnya adalah mengenali, mengukur dan
melakukan penilaian terhadap faktor penyebab PAK (Penyakit Akibat Kerja).

Tujuan Hiperkes
Higiene perusahaan merupakan spesialisasi kesehatan lingkungan yang meliputi
tindakan pencegahan dan pengendalian terhadap faktor-faktor pengganggu
kesehatan karyawan yang bersifat medis.
1. Meningkatkan derajat kesehatan karyawan setinggi-tingginya melalui
pencegahan dan penanggulangan penyakit dan kecelakaan akibat kerja serta
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi karyawan.
2. Meningkatkan produktivitas karyawan dengan memberantas kelelahan kerja,
meningkatkan kegairahan kerja dan memberikan perlindungan kepada karyawan
dan masyarakat sekitarnya terhadap bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan
oleh perusahaan.

Penanggungjawab Kesehatan Kerja


B. Penyakit Akibat Kerja
Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan/atau
lingkungan kerja. Diagnosis jenis Penyakit Akibat Kerja dilakukan oleh: dokter
atau dokter spesialis.
Aspek penegakan diagnosis penyakit akibat kerja diatur dalam Peraturan Menteri
Kesehatan No. 56 tahun 2016 tentang Penyelengaraan Penyakit Akibat Kerja.

Jenis-jenis Penyakit Akibat Kerja (PAK)


Adapun terdapat 4 (empat) jenis Penyakit Akibat Kerja yaitu :
 Penyakit yang disebabkan pajanan faktor yang timbul dari aktivitas pekerjaan,
yaitu: disebabkan faktor kimia, fisika, dan biology.
 Penyakit berdasarkan sistem target organ, yaitu: penyakit saluran nafas, kulit,
otot rangka, gangguan mental dan perilaku.
 Penyakit kanker akibat kerja, meliputi penyakit kanker yang disebabkan oleh
9 (sembilan) jenis zat, antara lain asbestos.
 Penyakit spesifik lainnya, yaitu penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau
proses kerja.

Penyakit Akibat Kerja


 Penyakit paru dan saluran pernafasan, akibat partikel-partikel yang
mencemari udara.
 Kelainan pendengaran, akibat lingkungan kerja yang bising.
 Penyakit akibat keracunan bahan kimia.
 Penyakit mata, karena benda asing atau radiasi computer.
 Penyakit otot dan rangka, karena pekerjaan fisik yang melebihi kapasitas
tubuh.
 Kelainan genetic, karena paparan zat radioaktif.
 Penyakit kulit, karena paparan sinar matahari atau bahan kimia.
 Infeksi, karena luka yang didapat saat bekerja.
 Alergi, karena perubahan suhu dan polusi udara.

Contoh Penyakit Akibat Kerja


1) Pneumokoniosis yang disebabkan debu mineral pembentuk jaringan parut
(silicosis, antrakosilikosis, asbestosis) dan silikotuberkolosis yang silikosisnya
merupakan faktor utama penyebab cacat atau kematian.
2) Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkopulmoner) yang disebabkan
oleh debu logam keras.
3) Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkopulmoner) yang disebabkan
oleh debu dan kapas.
4) Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat
perangsang yang dikenal yang berada dalam proses pekerjaan.
5) Alveolitis alergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat
penghirupan debu organic.
6) Penyakit yang disebabkan oleh berilium atau persenyawaannya yang
beracun.
7) Penyakit yang disebabkan oleh cadmium atau persenyawannya yang
beracun.
8) Penyakit yang disebabkan fosfor atau persenyawaannya yang beracun.

10 Gangguan Di Tempat Kerja Yang Diprioritaskan(Naosh, 1983)


1) Penyakit Paru Akibat Kerja
2) Penyakit Muskuloskeletal
3) Kanker Akibat Kerja
4) Akibat Kecelakaan Kerja yang Berat, seperti amputasi, patah tulang,
kebutaan.
5) Penyakit hipertensi koroner
6) Penyakit Reproduksi
7) Penyakit neurotoksis
8) Tuli Akibat Kerja
9) Penyakit Kulit Akibat Kerja
10)Penyakit Jiwa Akibat Kerja

Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya penyakit akibat kerja:

Faktor Bahaya Fisik


 Kebisingan: ketulian
 Getaran: Reynaud’s Disease (white Finger), ganguan metabolisme,
Polineurutis,
 Suhu: heat stroke, heat exhaustion
 Pencahayaan : kesilauan pada mata, katarak
 Suhu ekstrem :
 Kelainan kulit:
 heat edema: biasanya terjadi pada pekerja yang menyesuaikan dengan
lingkungan panas tanpa melakukan aklimatisasi, biasanya terjadi di daerah
kaki
 heat rash (milaria): obstruksi saluran kelenjar keringat yg mengakibatkan
timbunya warna merah dan pepel-pepel kecil di permukaan kulit,
 intertigo rash: Eritema di sekitar ketiak, lipatan
 siku, lutut & leher karena keringat yg berlebihan
 Erytema ag igne: nodul-nodul hiperkeratosis yg berlanjut menjadi luka bakar
 Heat cramps: Rasa nyeri tajam di otot yang dapat terjadi sendiri atau terjadi
bersama sama kelainan akibat panas yang lain. Diakibatkan karena yubuh
gagal mengganti kehilangan NaCl dlm tubuh
 Heat Exhaustion: kegagalan tubuh utk bereaksi karena darah mengalir
serentak ke permukaan tubuh akibat vasodilatasi pada kulit. Gejalanya
keringat berlebih, lemah, penglihatan gelap, rasa haus, mual, muntah, diare
rasa kesemutan, sulit bernapas, kram otot,palpitasi
 Heat Syncope: kesadaran menurun secara mendadak akibat kehilangan
cairan yg berlebihan & terjadinya insufisiensi aliran darah pd saat berdiri
akibat terjadinya vasodilatasi pembuluh darah kulit secara serentak sihingga
darah menumpuk di tungkai.
 Heat Stroke: Kondisi ketika tubuh mengalami peningkatan suhu tubuh secara
dramatis dalam waktu yang cepat.
 Faktor Bahaya Radiasi: Gangguan reproduksi, gangguan kardiovaskuler
 Faktor Bahaya Kimia
Semua bahan kimia yang dapat menyebabkan PAK baik dalam bentuk gas,
uap, fume, dan aerosol. Bahan kimia masuk kedalam tubuh melalui beberapa
cara yaitu: peroral, kulit, mata dan injeksi. Efek terhadap tubuh: iritasi, alergi,
korosif, asphyxia, keracunan sistematik, kanker.
 Faktor Ergonomi (Fisiologi)
o Sebagai akibat dari cara kerja, posisi kerja, alat kerja, lingkungan
kerja yang salah, dan kontruksi yang tidak sesuai.
o Nyeri pinggang (low back pain), Discogenic pain, Hernia nucleus
pulposus, Occupational overuse syndrome, Hand Arm Vibration
syndrome
 Faktor Biologi
o Disebabkan karena terpajan oleh mikroorganisme
o Kontak dengan individu Terinfeksi
o Contohnya: AIDS, Hepatitis, Tuberkulosis, dll
o Penularan dari binatang. Contohnya: Leptospirosis, antraks,
toksoplasmosis
o Polusi udara yang mengandung mikroorganisme.

 Faktor Psikologi
Faktor yang bersumber dari keadaan psikologis setiap pekerja dari hubungan
kerja atau organisasi kerja yang kurang mendapat perhatian
o Stress Kerja
o Kelelahan Kerja

PEDOMAN DIAGNOSIS PAK


1) Menentukan diagnosis klinis.
2) Menentukan pajanan yang dialami oleh tenaga kerja selama ini
3) Menentukan apakah pajanan memang dapat menyebabkan penyakit tersebut
4) Menentukan apakah jumlah pajanan yang dialami cukup besar untuk dapat
mengakibatkan penyakit tersebut.
5) Menentukan apakah ada faktor-faktor lain yang mungkin dapat
mempengaruhi.
6) Mencari adanya kemungkinan lain yang dapat merupakan penyebab
penyakit.
7) Membuat keputusan apakah penyakit tersebut disebabkan oleh
pekerjaannya.
Program Kesehatan Kerja
 Pemeriksaan kesehatan
o Pre employment
o Berkala
o Pemeriksaan kesehatan khusus
 Tugas Khusus
o Pemeriksaan kesehatan karyawan sehabis sakit serius
o Pemeriksaan kesehatan karyawan sehabis kecelakan
 Surveillance Kesehatan
o Melakukan pemeriksaan berkesinambungan
o Sistem informasi administrasi sempurna
o Dapat diketahui data penyakit / penyakit akibat kerja
o Konseling untuk menurunkan resiko penyakit
 Melakukan pengendalian:
o Standarisasi
-Peraturan pemerintah
-Peraturan internasional
o Lingkungan
 Program lain :
o Program-program administrasi kesehatan / laporan-laporan
o House keeping
o Pendidikan kesehatan (penyakit menular)
o Olahraga

Upaya Kesehatan Kerja (UKK)


 Sektor informal menyerap tenaga kerja 76,69 juta jiwa
 Beberapa penelitian menyebutkan pekerja sektor informal banyak mengalami
PAK
 Sekitar 60% tenaga kerja sektor formal yang terlindungi sementara tenaga
kerja sektor informal baru mencapai 1%
 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal
158 dan 159 menyebutkan bahwa setiap tenaga kerja yang bekerja di dalam
hubungan kerja sektor informal dan luar hubungan kerja berhak untuk
memperoleh jaminan sosial tenaga kerja dan memperoleh keselamatan
dalam melakukan pekerjaan.
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2016
Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Penyakit Akibat Kerja.
 Bentuk pemberdayaan masyarakat di kelompok pekerja informal untuk
melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan
serta pengaruh buruk yang diakibatkan pekerjaan (Kemenkes,2012)
 Syarat terbentuknya UKK:
 Minimal 10 pekerja dan maksimal 50 pekerja dan diutamakan dari jenis
pekerjaaan yg sama.
o Ada kelompok kerja yang membutuhkan pelayanan kesehatan.
o Ada keiinginan masyarakat pekerja untuk membentuk pos UKK.
o Ada kesediaan masyarakat pekerja menjadi kader pos UKK.
o Ada tempat untuk dijadikan pos UKK.
o Ada P3K dan P3P.
o Ada APD sesuai jenis pekerjaannya.

Soal Latihan
1. Sebutkan contoh-contoh Penyakit Akibat Kerja yang sering terjadi di RS!
2. Jelaskan tentang faktor-faktor yang berkontribusi pada penyakit akibat kerja!

Kesimpulan
Higiene Perusahaan adalah spesialisasi dalam ilmu higiene beserta prakteknya yang
dengan mengadakan penilaian kepada faktor-faktor penyebab penyakit kualitatif &
kuantitatif dalam lingkungan kerja dan perusahaan melalui pengukuran yang hasilnya
dipergunakan untuk dasar tindakan korektif kepada lingkungan tersebut serta lebih
lanjut pencegahan agar pekerja dan masyarakat sekitar suatu perusahaan terhindar
dari akibat bahaya kerja serta dimungkinkan mengecap derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.

Anda mungkin juga menyukai