Makalah
Oleh
NIS : 18809
Penulis
© 2014 Paltzky | 2
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR......................................................................................2
DAFTAR ISI ..................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................5
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................5
D. Metode Pengumpulan Data........................................................................6
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Tenaga kerja, Kesempatan Kerja, Angkatan kerja, dan
Pengangguran .................................................................................................7
B. Faktor Penyebab Timbulnya Pengangguran di Indonesia.........................9
C. Keadaan Pengangguran di Indonesia.........................................................10
D. Keadaan Angkatan Kerja dan Keadaan Kesempatan Kerja..................13
E. Pengangguran Mengakibatkan Kemiskinan...............................................13
F. Upaya Peningkatan Kualitas Angkatan Kerja............................................16
G. Sistem Upah...............................................................................................18
H. Dampak Pengangguran Di Indonesia Terhadap Pertumbuhan
ASEAN...........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................31
BAB I
PENDAHULUAN
© 2014 Paltzky | 3
A. Latar Belakang
Perekonomian Indonesia sejak krisis ekonomi pada pertengahan
1997membuat kondisi ketenaga kerjaan Indonesia ikut memburuk.
Sejak itu,pertumbuhan ekonomi Indonesia juga tidak pernah
mencapai 7-8 persen. Padahal, masalah pengangguran erat kaitannya
dengan pertumbuhan ekonomi. Jika pertumbuhan ekonomi ada,
otomatis penyerapan tenaga kerja juga ada. Setiap pertumbuhan
ekonomi satu persen, tenaga kerja yang terserap bisa mencapai 400
ribu orang. Jika pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 3-4 persen,
tentunya hanya akan menyerap 1,6 juta tenaga kerja, sementara
pencari kerja mencapai rata-rata 2,5 juta pertahun. Sehingga, setiap
tahun pasti ada sisa pencari kerja yang tidak memperoleh pekerjaan
dan menimbulkan jumlah pengangguran di Indonesia bertambah.
B. Rumusan Masalah
© 2014 Paltzky | 4
Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang, maka penulis
mengambil rumusan masalah sebagai berikut
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulis membuat makalah yang berjudul ”Masalah
Penganggurandi Indonesia” adalah sebagai berikut:
BAB II
© 2014 Paltzky | 6
PEMBAHASAN
-Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang siap melakukan
pekerjaan. Dalam hal ketenagakerjaan, sensus penduduk membagi
penduduk ke dalam 2 kelompok;
1) penduduk yang termasuk angkatan kerja
2) penduduk bukan angkatan kerja.
Angkatan kerja adalah orang yang usia nya lebih dari 15 tahun
lebih yang sedang bekerja atau mencari pekerjaan, dan klo bukan
angkatan kerja adalah orang yang usia nya lebih dari 15 tahun lebih
yang tidak sedang bekerja atau tidak sedang mencari pekerjaan.
-Angkatan Kerja
Angkatan kerja adalah penduduk yang sudah memasuki usia kerja.
Baik yang sudah bekerja maupun belum bekerja atau sedang mencari
pekerjaan. Menurut ketentuan pemerintah indonesia, penduduk yang
sudah memasuki usia kerja adalah berusia minimal 15 tahun sampai
65 tahun. Akan tetapi tidak semua penduduk yang memasuki usia
kerja termasuk angkatan kerja. Sebab penduduk yang tidak akif dalam
kegiatan ekonomi tidak termasuk dalam kelompok angkatan kerja.
Misalnya ibu rumah tangga, pelajar, mahasiswa dsb.
-Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja adalah memenfaatkan sumber daya manusia untuk
menghasilkan barang dan jasa. Kegiatan ekonomi di masyarakat
membutuhkan tenaga kerja. Kebutuhan akan tenaga kerja itu dapat
juga di sebut sebagai kesempatan kerja ( demand for labor ). Semakin
meningkat pembangunan, semakin besar pula kesempatan kerja yang
© 2014 Paltzky | 7
tersedia. Hal ini berartti semakin besar pula pemintaan akan tenaga
kerja. Sebalik nya, semakin besar jumlah penduduk, semakin besar
pula kebutuhan akan lowongan pekerjaan ( kesempatan kerja ).
-Pengangguran
Pengangguran adalah angkatan kerja yang tidak melakukan kegiatan
kerja. Secara garis besar, Pengangguran dapat di bedakan menjadi 2
golongan, menurut lama waktu dan menurut penyebabnya.
© 2014 Paltzky | 8
2) Pengangguran siklikal
yaitu pengangguran terjadi karena naik turunya aktifitas atau karena
perekonomian suatu negara
3) Pengangguran musiman
yaitu pengangguran terjadi karena perubahan permintaan terhadap
tenaga kerja yang sifat nya berkala
4) Pengangguran friksional
yaitu pengangguran terjadi karena pergantian pekerjaan atau
pergeseran tenaga kerja.
© 2014 Paltzky | 9
penciptaan SDM oleh perguruan tinggi yang belum memadai, atau
belum mencapai standar yang ditetapkan.
Pengangguran intelektual di Indonesia cenderung terus meningkat
dan semakin mendekati titik yang mengkhawatirkan. Pengangguran
intelektual ini tidak terlepas dari persoalan dunia pendidikan yang
tidak mampu menghasilkan tenaga kerja berkualitas sesuai tuntutan
pasar kerja sehingga seringkali tenaga kerja terdidik kita kalah
bersaing dengan tenaga kerja asing. Fenomena inilah yang sedang
dihadapi oleh bangsa kita di mana para tenaga kerja yang terdidik
banyak yang menganggur walaupun mereka sebenarnya menyandang
gelar. Salah satu penyebab pengangguran di kalangan lulusan
perguruan tinggi adalah karena kualitas pendidikan tinggi di
Indonesia yang masih rendah. Akibatnya lulusan yang dihasilkanpun
kualitasnya rendah sehingga tidak sesuai dengan tuntutan dan
kebutuhan masyarakat. Pengangguran terdidik dapat saja dipandang
sebagai rendahnya efisiensi eksternal sistem pendidikan. Namun bila
dilihat lebih jauh, dari sisi permintaan tenaga kerja, pengangguran
terdidik dapat dipandang sebagai ketidakmampuan ekonomi dan pasar
kerja dalam menyerap tenaga terdidik yang muncul secara bersamaan
dalam jumlah yang terus berakumulasi.
© 2014 Paltzky | 10
Menurut data BPS angka pengangguran pada tahun 2002,
sebesar 9,13 juta penganggur terbuka, sekitar 450 ribu diantaranya
adalah yangberpendidikan tinggi. Bila dilihat dari usia penganggur
sebagian besar (5.78 juta)adalah pada usia muda (15-24 tahun). Selain
itu terdapat sebanyak 2,7 jutapenganggur merasa tidak mungkin
mendapat pekerjaan (hopeless). Situasiseperti ini akan sangat
berbahaya dan mengancam stabilitas nasional. Masalah lainnya adalah
jumlah setengah penganggur yaitu yang bekerja kurang dari jam kerja
normal 35 jam per minggu, pada tahun 2002 berjumlah 28,87 juta
orang. Sebagian dari mereka ini adalah yang bekerja pada jabatan
yang lebihrendah dari tingkat pendidikan, upah rendah, yang
mengakibatkan produktivitas rendah. Dengan demikian masalah
pengangguran terbuka dan setengahpenganggur berjumlah 38 juta
orang yang harus segera dituntaskan.
Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(P2ELIPI) memprediksi bahwa jumlah pengangguran tahun ini akan
meningkatmenjadi 11,833 juta orang. Angka tersebut belum termasuk
eks tenaga kerjaIndonesia (TKI) yang kembali ke Tanah Air dari
Malaysia dan pengangguran akibat bencana tsunami di Aceh.
© 2014 Paltzky | 11
Dengan target pertumbuhan ekonomi 2005 sebesar 5,5 persen, tenaga
kerja yang dapat diserap hanya 1,375 juta orang. "Tambahan
pengangguran pada 2005 akanberkisar pada angka 1,125 juta orang,"
ujarnya. "Ditambah stok penganggur pada tahun-tahun sebelumnya,
diperkirakan jumlah penganggur pada 2005 akan berkisar 11,833 juta
orang."
Penelitian LIPI tersebut belum memperhitungkan pengangguran
pasca tsunami di Aceh. Akibat bencana ini, boleh jadi angka
pengangguran diIndonesia akan lebih besar. Sebab, menurut
Organisasi Buruh Internasional (ILO), ada 600 ribu pengangguran
pasca bencana tersebut. ILO memperkirakan, tingkat pengangguran di
provinsi-provinsi yang terkena dampak bencana ini diperkirakan 30
persen atau lebih, meningkat drastis dari tingkat 6,8 persen diprovinsi-
provinsi tersebut sebelum tertimpa bencana (Koran Tempo,
24/1).Wijaya membenarkan bila memperhitungkan eks TKI dan
pascatsunami, angka pengangguran bisa lebih besar lagi. "Perkiraan
saya ada tambahan pengangguran sekitar 500 ribu orang," tuturnya.
Di sisi lain, ia menjelaskan, masalah ketenagakerjaan menjadi
semakin pelik karena setiap tahun upah buruh diwajibkan naik.
Padahal penentuan upah buruh tidak dikaitkan secara langsung
dengan produktivitas tenaga kerja. Dalam batas tertentu, kata dia, hal
itu akan menyebabkan biaya produksi meningkat dan pada gilirannya
akan mempengaruhi daya saing. Padahal di berbagai negara pesaing
Indonesia, seperti Vietnam, upah buruh relatif lebih rendah dengan
produktivitas tenaga kerja lebih tinggi atau sama. Menurut dia, jika
persoalan initidak diselesaikan, konflik antara pengusaha dan tenaga
kerja akan tetap berlanjut." Dalam jangka panjang hal ini akan
merugikan," katanya, "sebab salah satu pertimbangan hengkangnya
investor ke luar negeri berkaitan dengan masalah ketenagakerjaan.
© 2014 Paltzky | 12
Masalah pengangguran dan setengah pengangguran tersebut di
atassalah satunya dipengaruhi oleh besarnya angkatan kerja.
Angkatan kerja diIndonesia pada tahun 2002 sebesar 100,8 juta orang.
Mereka ini didominasi oleh angkatan kerja usia sekolah (15-24 tahun)
sebanyak 20,7 juta. Pada sisi lain, 45,33 juta orang hanya
berpendidikan SD kebawah, ini berarti bahwa angkatan kerja di
Indonesia kualitasnya masih rendah.
Keadaan lain yang juga mempengaruhi pengangguran dan
setengah pengangguran tersebut adalah keadaan kesempatan kerja.
Pada tahun 2002, jumlah orang yang bekerja adalah sebesar 91,6 juta
orang. Sekitar 44,33 persen kesempatan kerja ini berada disektor
pertanian, yang hingga saat ini tingkat produktivitasnya masih
tergolong rendah. Selanjutnya 63,79 juta dari kesempatan kerja yang
tersedia tersebut berstatus informal.Ciri lain dari kesempatan kerja
Indonesia adalah dominannya lulusan pendidikanS LTP ke bawah. Ini
menunjukkan bahwa kesempatan kerja yang tersedia adalah bagi
golongan berpendidikan rendah.
Seluruh gambaran di atas menunjukkan bahwa kesempatan kerja
di Indonesia mempunyai persyaratan kerja yang rendah dan
memberikan imbalan yang kurang layak. Implikasinya adalah
produktivitas tenaga kerja rendah.
© 2014 Paltzky | 13
menyebar bak virus ganas, mulai dari lapis masyarakat pedesaan,
kaum urban perkotaan, penganggur, hingga ke kampung-kampung
nelayan.
Lepas dari perdebatan indikator yang digunakan, data
kemiskinan dinegeri ini terus menunjukkan trend memburuk. Jumlah
orang miskin di Indonesia mencapai 17 persen dari populasi
penduduk yang kini telah mencapai angka 220 juta jiwa. Menurut data
resmi Susenas (BPS, 2006), jumlah penduduk miskinmeningkat dari
35,10 juta jiwa (15,97 persen) menjadi 29,05 juta jiwa (17,75persen).
Sementara jumlah penganggur menurut data Sakernas (BPS, 2006)
juga terus meningkat dari 10,9 juta jiwa (10,3 persen) pada Februari
2005 menjadi 11,1 juta jiwa (10,4 persen) pada Februari 2006.
Padahal, perang melawan kemiskinan sudah ditabuh sejak lama
di negeriini. Di era Orde Baru, misalnya, pemerintah menggalang
berbagai sarana dancara untuk mengatasi kemiskinan. Pembangunan
fisik digenjot di berbagai bidang, pertumbuhan ekonomi menjadi
fokus perhatian, investasi asing digalakkan, berbagai jenis skema
kredit investasi kecil dan kredit modal kerja digelar, bahkan utang
luar negeri pun ditempuh sebagai alternatif untuk menopang idea of
progress bernama pembangunan. Akan tetapi, karena keberpihakan
ideologis pemerintah tak jelas, hasil pembangunan ala Orde Baruitu
tak bisa sepenuhnya bisa dirasakan rakyat lapis bawah. Yang terjadi,
seluruhangka-angka keberhasilan pembangunan yang digarap secara
intens selama 30tahun itu, rontok tersapu krisis ekonomi dan gejolak
politik tahun 1998.
Meski pemerintahan terus berganti, kemiskinan tetap saja
menjadi virus endemis yang terus mendera rakyat. Secara empirik,
data pemerintah menunjukkan, 70 persen rakyat kita menggantungkan
sumber penghidupannya dari sektor ekonomi mikro berbasis sumber
daya alam terbarukan. Di sektor pertanian, petani kita telah sejak lama
mengembangkan tanaman pangan, holtikultura, perkebunan, dan
peternakan. Di sektor kelautan dan perikanan, nelayan kita sanggup
© 2014 Paltzky | 14
mengembangkan perikanan budi daya, perikanan tangkap, industri
bioteknologi kelautan, dan non-conventional ocean resources.
Sementara di sektor kehutanan, masyarakat kita mampu
mengoptimalkan pengelolaan hutan alam, hutan tanaman industri,
dan agroforestry.
Pada level teknis, data tahun 2006 menunjukkan bahwa hanya
23 persenanggaran pembangunan pemerintah yang tergunakan.
Akibatnya, dana pembangunan yang berjumlah lebih dari Rp 50
triliun parkir di Bank Indonesia. Sementara di bank pembangunan
daerah (pengelola dana pemerintah daerah), lebih dari Rp 40 triliun
juga parkir dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Dana
“menganggur” ini semestinya bisa digunakan untuk membantu
percepatan pertumbuhan sektor riil agar mampu menyerap tenaga
kerja dan mengentaskan kemiskinan.
Pada level global, Indonesia juga telah masuk dalam kategori
negara yang paling gagal dalam pencapaian target-target Millenium
Development Goals(MDGs), sebuah komitmen global yang ikut
ditandatangani pemerintah Indonesia guna mengatasi masalah
kemiskinan akut. Padahal, kucuran dana yang datang dari World
Bank, IMF, ADB, CGI, dan donor bilateral (baik dalam bentuk hibah
maupun utang) yang mengatasnamakan penanggulangan kemiskinan
mencapai angka puluhan milyar dolar. Di sini, komitmen melawan
kemiskinan menjadi patut dipertanyakan.
Contoh nyata melawan kemiskinan sebenarnya telah terbentang
di depan mata. Pada aras global, gerakan masyarakat sipil anti
globalisasi-neoliberal (sejak Seattle, Cancun, Hongkong, hingga
Singapura) terus menyerukan ”GlobalCall to Action Against
Poverty”. Mereka dengan gamblang menunjukkan berbagai metode
dan aksi-aksi politik nyata guna melawan sumber-sumber kemiskinan.
Juga Ikhtiar seorang Muhammad Yunus, pemenang nobel perdamaian
2006, yang mendesain model ”Bank Grameen” (dan fungsi
intermediasi)-nya sebagaisolusi efektif memerangi kemiskinan di
© 2014 Paltzky | 15
Bangladesh, sejatinya bisa menjadisumber inspirasi mutakhir bagi
kita dalam melawan kemiskinan.
Masalahnya sekarang, apakah para elite, politisi, dan birokat
kita punya keberpihakan ideologis untuk melawan kemiskinan?
Adakah komitmen tegas daripara penentu kebijakan negara untuk
memberantas KKN secara radikal? Jika negara tak sanggup
menyatakan perang terhadap kemiskinan, gagal dalam memerangi
korupsi, dan tetap malas melaksanakan agenda reformasi sebagai
perintah konstitusi, maka kemiskinan bangsa—yang di masa kolonial
pernah disebut ”nation van Koelis”—mungkin akan menjadi simbol
abadi negeri ini.
Pemerintah
© 2014 Paltzky | 16
Upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu tenaga kerja anatar
laindengan mendirikan berbagai pusat latihan kerja. Upaya ini
bertujuan untuk melatih orang menjadi manusia terampil,berinisiatif,
dan kreatif. Usaha ini disertai pula dengan usaha peningkatan mutu
sekolah kejuruan, penciptaan kondisi yang kondusif bagi penanaman
modal, transmigrasi, dan keluarga berencana.
Individu
Beberapa langkah yang harus diambil oleh setiap individu dalam
meningkatkan mutu dirinya adalah sebagai berikut.
Membekali diri dengan berbagai hal yang dikehendaki oleh
perusahaan.
Dalam mencari kerja, seseorang harus membekali diri dengan
berbagai keterampilan dan pengetahuan yang disyaratkan oleh
perusahaan secara umum, seperti keterampilan komputer, bahasa
inggris, dan keahlian khusus sesuai peerjaan yang ditawarkan.
Menanamkan jiwa wirausaha.
Bekerja bukan hanya berarti bergabung dengan suatu instansi atau
perusahaan. Bila belum atau tidak bekerja pada instansi atau
perusahaan, seseorang bisa bekerja secara mandiri dengan
© 2014 Paltzky | 17
berwirausaha, seperti berternak ayam, budidaya anggrek,atau
berdagang.
G. Sistem Upah
Sistem upah merupakan kebijakan dan strategi yang
menentukan kompensasi yang diterima pekerja. Kompensasi ini
merupakan bayaran atau upah yang diterima oleh pekerja sebagai
balas jasa atas hasil kerja mereka. Bagi pekerja, masalah sistem upah
merupakan masalah yang penting karena menyangkut
keberlangsungan dan kesejahteraan hidup mereka. Oleh karenannya
tidak heran bila dari buruh hingga direktur, tidak ada topik yang lebih
menarik dan sensitif daripada masalah gaji. Isu – isu dikriminasi dan
kesenjangan sosial bisa muncul karena adanya perbedaan gaji, buruh
seringkali unjuk rasa menuntut kenaikan upah/gaji atau menuntut
bonus belum keluar. Bahkan sering terjadi karyawan-karyawan
dengan potensi baik pindah ke perusahaan lain karena merasa kurang
dihargai secara finansial.
© 2014 Paltzky | 18
Untuk itulah dibentuk suatu sistem upah yang diatur dengan
baik sehingga mampu memenuhi kebutuhan pekerja dengan tetap
menjaga pengeuaran perusahaan.
Penghitungan Upah
© 2014 Paltzky | 19
evaluasi pekerjaan untuk menentukkan seberapa penting peerjaan
tersebut di dalam oerusahaan.
Performa Karyawan, dasar pemberian upah berdasarkan hasil kerja
pegawai adalah masalah pertambahan nilai, jika pegawai dapat
meningkatkan kinerjanya sehinggaperusahaan dapat mencapai target
yang ditetapkan maka karyawan tersebut layak diberikan upah yang
lebih baik.
© 2014 Paltzky | 20
Penetapan Upah Minimum
Besarnya upah minimum ini ditiap-tiap daerah tidak sama hal ini
didasrkan atas faktor-faktor yang mempengaruhi di tiap daerah, faktor
tersebut antara lain: Kebutuhan Hidup Minimum (KHM), Indeks
Harga Konsumen (IHK), serta kondisi pasar dan tingkat
perkembangan ekonomi dan pendapatan per kapita.
© 2014 Paltzky | 21
Fasilitas dan Tunjangan
Selain menerima gaji seorang pekerja biasanya mendapatkan fasilitas-
fasilitan dan tunjangan lain, ini merupakan kompensasi tidak langsung
yang diberikan kepada perusahaan kepada pekerja. Macam bentuknya
beragam sesuai dengan kebiasaan dan kemampuan perusahaan.
© 2014 Paltzky | 22
itu jelas sangat mengkhawatirkan dan sungguh memerlukan
kewaspadaan.
Dari sudut pandang tersebut Kepala Negara mengajak para
menteritenaga kerja ASEAN untuk menyimak lebih dekat persoalan
ketenagakerjaan dikawasan ASEAN. Presiden memahami pemulihan
ekonomi yang besar peranannya dalam penciptaan lapangan kerja
akan sangat berkaitan dengankebijakan di banyak aspek, seperti
fiskal, investasi, pembiayaan dan perbankan, hukum dan keamanan.
Sejak lebih dari tiga dasawarsa yang lalu, kata Megawati, para
pendahulu ASEAN telah bekerja keras membangun dasar-dasar
kerjasamadan solidaritas bangsa-bangsa di kawasan ini, dengan
keyakinan bahwa hanyadengan stabilitas politik dan keamanan di
kawasan masing- masing dapat membangun kehidupan yang sejahtera
dan maju.
Dengan perkembangan dan kemajuan yang dialami saat ini,
bangsa-bangsa dan negara ASEAN telah semakin berubah menjadi
masyarakat besar yang kian terbuka. Sekecil apa pun perkembangan
negatif yang terjadi di suatunegara akan menjalar dan memberi
pengaruh terhadap bangsa-bangsa lainnyadi kawasan. Presiden
menggambarkan di Indonesia bahwa pemerintahannyabaru saja
selesai memperbaiki pengaturan mengenai perlindungan
dankesejahteraan tenaga kerja terutama soal pengupahan, jaminan
sosial, PHK ataupun mekanisme tripartit dan lain-lainnya dalam
rangka penyeimbangan antara hak dan kewajiban tenaga kerja dan
pemberi kerja.
Presiden juga memberikan gambaran tentang ragam dan tingkat
kesulitan yang harus diatasi hampir oleh setiap negara anggota
ASEAN dalam lima tahunterakhir ini. Menurut Presiden, ada yang
telah selesai menormalisasi keadaan dan mulai bangkit lagi, ada yang
sudah pada tahap akhir pemulihan, tetapi ada juga yang masih harus
bergulat dengan banyak persoalan baik yang lamaataupun yang
belakangan timbul sebagai dampak dari persoalan itu sendiri."Akhir-
© 2014 Paltzky | 23
akhir ini jerih payah tadi malah mulai tampak memudar atau malah
tertimbun oleh kesulitan baru yang bersumber dari ancaman terorisme
ataupun wabah penyakit,” kata Megawati. Pertemuan Menaker ke-17
tersebut akan berlangsung hingga 9 Mei 2003.Indonesia sebelumnya
pernah menjadi tuan rumah untuk pertemuan serupa yang pertama dan
yang ketujuh. Sedangkan pertemuan ke-16 tahun 2002 berlangsung di
Laos, dan pertemuan ke 18 tahun2004 direncanakan berlangsung di
Brunei, tetapi belum diputuskan.
Pengangguran di Indonesia sudah menjadi ancaman di
ASEANmengingat kontribusi Indonesia pada angka pengangguran di
kawasan AsiaTenggara itu sudah mencapai 60 persen.
Wakil Sekjen Dewan Pengurus Nasional Asosiasi Pengusaha
Indonesi (Apindo) , Haryono Darudono, di Medan, Jumat,
mengatakan, tingginya pengangguran menunjukkan Indonesia tidak
menarik bagi investor sebagai tempat investasi yang berakibat pada
tidak berjalannya sektor riil.
Menurut dia, tidak menariknya Indonesia sebagai tempat
investasi karenadipicu banyak hal mulai dari infrastruktur yang tidak
memadai hingga birokrasi perizinan yang masih berbelit.
"Bagaimana investor baru mau masuk atau pengusaha
mengembangkan investasinya kalau listrik dan gas sulit didapat
seperti saat ini," katanya di sela-sela rapat tahunan Apindo Sumut.
Dia tidak merinci data pengangguran di Asean, tapi di
Indonesiadisebutkan sekitar 40 jutaan bahkan lebih karena tahun ini
jumlahnya semakin bertambah menyusul banyaknya industri yang
melakukan PHK menyusul kesulitan gas dan listrik.
"Pemerintah diharapkan melakukan tindakan nyata untuk
mengtasi angkapengangguran itu karena pengangguran itu berdampak
luas seperti kepada tingginya tingkatan kriminilitas," katanya.
Sekretaris Umum DPD Apindo Sumut, Laksamana Adiyaksa,
mengatakandi Sumut, tahun ini PHK terjadi pada ribuan tenaga kerja
menyusul krisis listrikdan gas yang masih berlanjut. PHK, katanya
© 2014 Paltzky | 24
terbesar terjadi pada industrisarungtangan karet dan keramik yang
memang menggunakan atau memerlukangas dalam volume yang
besar.
© 2014 Paltzky | 25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengangguran di Indonesia kondisinya saat ini sangat
memprihatnkan,banyak sekali terdapat pengangguran di mana-mana.
Penyebab penganggurandi ndonesia ialah terdapat pada masalah
sumber daya manusia itu sendiri dantentunya keterbatasan lapangan
pekerjaan. Indonesia menempati urutan ke 133dalam hal tingkat
pengangguran di dunia, semakin rendah peringkatnya makasemakin
banyak pulah jumlah pengangguran yang terdapat di Negara
tersebut.Untuk mengatasi masalah pengangguran ini pemerintah telah
membuat suatuprogram untuk menampung para pengangguran. Selain
mengharapkan bantuandari pemerintah sebaiknya kita secara pribadi
juga harus berusaha memperbaiki kualitas sumber daya kita agar tidak
menjadi seorang pengangguran dan menjadi beban pemerintah.
© 2014 Paltzky | 27
Kepribadian yang matang, dinamis dan kreatif memiliki tujuan
dan visiyang jauh ke depan, berani mengambil tantangan serta
mempunyai mindset yang benar. Itu merupakan tuntutan utama dan
mendasar di era globalisasi daninformasi yang sangat kompetitif
dewasa ini dan di masa-masa mendatang.
Perlu diyakini oleh setiap orang, kesuksesan yang hakiki
berawal darisikap mental kita untuk berani berpikir dan bertindak
secara nyata, tulus, jujur matang, sepenuh hati, profesional dan
bertanggung jawab. Kebijakan ini dapat diimplementasikan menjadi
gerakan nasional melalui kerja sama dengan lembaga pelatihan yang
kompeten untuk itu.
Kedua,segera melakukan pengembangan kawasan-kawasan,
khususnyayang tertinggal dan terpencil sebagai prioritas dengan
membangun fasilitastransportasi dan komunikasi. Ini akan membuka
lapangan kerja bagi para penganggur di berbagai jenis maupun
tingkatan. Harapan akan berkembangnya potensi wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baik potensisumber daya alam,
sumber daya manusia maupun keuangan (finansial).
Ketiga, segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamin
kehidupan penganggur. Hal itu dapat dilakukan serentak dengan
pendirian Badan Jaminan Sosial Nasional dengan embrio mengubah
PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek) menjadi Badan
Jaminan Sosial Nasional yangterdiri dari berbagai devisi menurut
sasarannya. Dengan membangun lembagaitu, setiap penganggur di
Indonesia akan tercatat dengan baik dan mendapatperhatian khusus.
Secara teknis dan rinci, keberadaaan lembaga itu dapat disusun
dengan baik.
Keempat, segera menyederhanakan perizinan karena dewasa ini
terlalubanyak jenis perizinan yang menghambat investasi baik
Penanamaan ModalAsing (PMA), Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN) dan investasi masyarakat secara perorangan maupun
berkelompok. Itu semua perlu segeradibahas dan disederhanakan
© 2014 Paltzky | 28
sehingga merangsang pertumbuhan investasiuntuk menciptakan
lapangan kerja baru.
Kelima, mengaitkan secara erat (sinergi) masalah pengangguran
dengan masalah di wilayah perkotaan lainnya, seperti sampah,
pengendalian banjir, dan lingkungan yang tidak sehat. Sampah,
misalnya, terdiri dari bahan organik yangdapat dijadikan kompos dan
bahan non-organik yang dapat didaur ulang.
Sampah sebagai bahan baku pupuk organik dapat diolah untuk
menciptakan lapangan kerja dan pupuk organik itu dapat
didistribusikan kewilayah-wilayah tandus yang berdekatan untuk
meningkatkan produksi lahan.Semuanya mempunyai nilai ekonomis
tinggi dan akan menciptakan lapangan kerja.
© 2014 Paltzky | 29
peluang di negara lain. Di samping itu, perlu dibuat peraturan
tersendiritentang pengiriman TKI ke luar negeri seperti di Filipina.
Kedelapan, segera harus disempurnakan kurikulum dan
sistempendidikan nasional (Sisdiknas). Sistem pendidikan dan
kurikulum sangat menentukan kualitas pendidikan. Karena itu,
Sisdiknas perlu reorientasi supayadapat mencapai tujuan pendidikan
secara optimal.
Kesembilan, upayakan untuk mencegah perselisihan hubungan
industrial (PHI) dan pemutusan hubungan kerja (PHK). PHI dewasa
ini sangat banyak berperan terhadap penutupan perusahaan,
penurunan produktivitas, penurunanpermintaan produksi industri
tertentu dan seterusnya. Akibatnya, bukan hanyatidak mampu
menciptakan lapangan kerja baru, justru sebaliknya bermuara pada
PHK yang berarti menambah jumlah penganggur.
Pihak-pihak yang terlibat sangat banyak dan kompleks sehingga
hal ituperlu dicegah dengan berbagai cara terutama penyempurnaan
berbagaikebijakan.
Kesepuluh, segera mengembangkan potensi kelautan kita.
NegaraKesatuan Republik Indonesia (NKRI) mempunyai letak
geografis yang strategisyang sebagian besar berupa lautan dan pulau-
pulau yang sangat potensial sebagai negara maritim. Potensi kelautan
Indonesia perlu dikelola lebih baiksupaya dapat menciptakan
lapangan kerja yang produktif dan remuneratif.
Hal-hal yang paling sedikit yang dapat dikembangkan untuk
menciptakan lapangan kerja bagi para penggemar sesuai
pendidikannya, keterampilannya,umurnya penganggur terbuka atau
setengah penganggur, atau orang yang barumasuk ke pasar kerja, dan
sebagainya. Diharapkan ke depan kebijakan ketenagakerjaan dapat
diubah (reorientasi) kembali agar dapat berfungsi secaraoptimal untuk
memerangi pengangguran.
© 2014 Paltzky | 30
DAFTAR PUSTAKA
http://www.andisite.com, 2014
http://www.datastatistik-indonesia.com, 2014
http://www.dephan.go.id, 2014
http://www.google.co.id , 2014
http://id.wikipedia.co.id, 2014
http://www.instruments.worldpress.com, 2014
http://www.suarapembaruan.com, 2014
http://www.tempointeraktif.com, 2014
© 2014 Paltzky | 31
Tenaga Kerja : Penduduk dalam usia kerja yang siap melakukan
pekerjaan (No Space)
Angkatan Kerja : Penduduk yang sudah memasuki usia kerja (No
Space)
Kesempatan Kerja : Kebutuhan akan tenaga kerja (No Space)
Pengangguran : Angkatan kerja yang tidak melakukan kegiatan kerja
Ekonomi : Ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi,dan
pemakaian barang-barang serta kekayaan
Kemiskinan : Keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar
Sistem Upah : Kebijakan dan strategi yang menentukan kompensasi
yang diterima pekerja (No Space)
Individu : Pribadi orang
Usaha : Kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan
untuk mencapai suatu maksud
Kerja : Sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah, mata
pencaharian
Bonus : Upah tambahan yang diberikan kepada karyawan disamping
gaji tetap
Laba : Selisih lebih antara harga penjualan yg lebih besar dan harga
pembelian atau biaya produksi
Fasilitas : Sarana untuk melancarkan pelaksanaan fungsi
Kemakmuran : Keadaan kehidupan bahagiaan jasmani dan rohani
akibat terpenuhi kebutuhannya
Uang : Alat tukar atau standar pengukur nilai yang sah, dikeluarkan
oleh pemerintah suatu negara
Jasa : Perbuatan yang baik atau berguna dan bernilai bagi orang lain,
negara, instansi, dsb
Mutualisme : Simbiosis saling menguntungkan
Negosiasi : Proses tawar-menawar dengan jalan berunding guna
mencapai kesepakatan bersama
Harta : Barang (uang dsb) yang menjadi kekayaan
© 2014 Paltzky | 32
Karyawan : Orang yang bekerja pada suatu lembaga (kantor,
perusahaan, dsb) dng mendapat gaji
UMP : Upah paling rendah pada area Provinsi
© 2014 Paltzky | 33