Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN WILM TUMOR

Disusun Oleh : Kelompok 1

1. Agung sisen miliyanto (18220002)

Dosen Pengampu: Ns. Nila Alfa Fauziah, S.Kep., M.Kep

Ns. Eka Rora Wisudawatai, S.Kep., M.Kep

YAYASAN KADER BANGSA

UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG

FAKULTAS KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
segala rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN WILM TUMOR”. Meskipun banyak
tantangan dan hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tetapi kami
berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah meluruskan
penulisan makalah ini, baik dosen maupun teman-teman yang secara langsung
maupun tidak langsung memberikan kontribusi positif dalam proses pengerjaannya.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
diharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah kami ini untuk ke
depannya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi peningkatan proses belajar mengajar
dan menambah pengetahuan kita bersama. Akhir kata kami mengucapkan terima
kasih.

Palembang, 26 Januari 2021

penulis

A.     Konsep Penyakit

1.      Definisi

Tumor wilms (Nefroblostoma) adalah tumor ginjal yang tumbuh dari sel

embrional primitive diginjal. Tumor wilms biasanya ditemukan pada


anak–anak yang berumur kurang dari 5 tahun, tetapi kadang ditemukan

pada anak yang lebih besar atau orang dewasa. Tumor wilms merupakan

tumor ganas intraabdomen yang tersaring pada anak–anak.

Tumor wilm adalah tumor ginjal campuran ganas yang tumbuh dengan cepat,

terbentuk dari unsur embrional, biasanya mengenai anak-anak sebelum

5 tahun (kamus kedokteran Dorland).

2.      Etiologi

Penyebabnya tidak diketahui pasti, tetapi diduga melibatkan faktor genetic.

Tumor wilms berasal dari poliferasi patologik blastema meta nefron

akibat tidak adanya stimulasi yang normal dari duktus metanefron untuk

menghasilkan tubuli dan glomeruli yang berdiferensiasi baik.

Perkembangan blastema renalis untuk membentuk struktur ginjal terjadi

pada umur kehamilan 8-34 minggu. Sehingga diperkirakan bahwa

kemampuan blastema primitive untuk merintis jalan kearah pembentukan

tumor wilms, apakah sebagai mutasi germinal atau somatic, itu terjadi

pada usia kehailan 8-34 minggu.

Sekitar 1,5% penderita mempunyai saudara atau anggota lain yang juga

menderita tumor wilms. Hampir semua kasus unilateral tidak bersifat

keturunan yang berbeda dengan kasus tumor bilateral. Sekitar 7-10%

kasus tumor wilms diturunkan secara autosomal dominan.

3.      Penentuan Stadium Tumor Wilms

a.    Stdium I
Tumor terbatas pada ginjal dan dapat disekresi total.

b.    Stadium II

Tumor meluas hingga diluar ginjal tetapi masih dapat disekresi total

c.    Stadium III

Tumor non hematogen yang tersisa terbatas pada daerah abdomen

d.    Stadium IV

Metastasis hematogen, adanya deposit tumor diluar stadium III yaitu pada

paru, hati, tulang dan otot

e.    Stadium V

Tumor sudah mengenai kedua ginjal (lesi, bilateral). Pada saat diagnosis.

4.      Patofisiologi

Terlampir

5.      Tanda dan Gejala

Keluhan utama biasanya hanya benjolan perut, jarang dilaporkan adanya

nyeri perut dan hematuria, nyeri perut dapat timbul bila terjadi infasi

tumor yang menembus ginjal sedangkan hematuria terjadi karena infasi

tumor yang menembus system velveo kalises. Demam dapat terjadi

sebagai reaksi anafilaksis tubuh terdapat protein tumor dan gejala lain

yang bisa muncul adalah:

a.      Adanya massa dalam perut (tumor abdomen)

b.      Hematuri akibat infiltrasi tumor ke dalam sistem kaliks


c.      Hipertensi diduga karena penekanan tumor atau hematom pada

pembuluh- pembuluh darah yang mensuplai darah ke ginjal, sehingga

terjadi iskemi jaringan yang akan merangsang pelepasan renin atau

tumor sendiri mengeluarkan rennin

d.      Anemia

e.      Penurunan berat badan

f.       Infeksi saluran kencing

g.      Demam

h.      Malaise

i.       Anoreksia

j.       Nyeri perut yang bersifat kolik, akibat adanya gumpalan darah

dalamsaluran kencing

Tumor Wilms tidak jarang dijumpai bersama kelainan kongenital

lainnya,seperti aniridia, hemihiperttofi, anomali saluran kemih atau

genitalia danretardasi mental

6.      Pemeriksaan Penunjang

Tumor Wilms harus dicurigai pada setiap anak kecil dengan massa di

abdomen. Pada 10-25% kasus, hematuria mikroskopik memberi kesan

tumor ginjal.
a.       IVP

Dengan pemeriksaan IVP tampak distorsi sistem pielokalises (perubahan

bentuk sistem pielokalises) dan sekaligus pemeriksaan ini berguna untuk

mengetahui fungsi ginjal.

b.      Foto thoraks (Rontgen)

Merupakan pemeriksaan untuk mengevaluasi ada tidaknya metastasis ke

paru-paru. Arteriografi khusus hanya diindikasikan untuk pasien dengan

tumor Wilms bilateral atau termasuk horseshoe kidney.

c.       Ultrasonografi

Merupakan pemeriksaan non invasif yang dapat membedakan tumor solid

dengan tumor yang mengandung cairan. Dengan pemeriksaan USG,

tumor Wilms nampak sebagai tumor padat di daerah ginjal. USG juga

dapat digunakan sebagai pemandu pada biopsi. Pada potongan sagital

USG bagian ginjal yang terdapat tumor akan tampak mengalami

pembesaran, lebih predominan digambarkan sebagai massa hiperechoic

dan menampakkan area yang echotekstur heterogenus.

d.      CT-Scan

Memberi beberapa keuntungan dalam mengevaluasi tumor Wilms. Ini

meliputi konfirmasi mengenai asal tumor intrarenal yang biasanya

menyingkirkan neuroblastoma; deteksi massa multipel; penentuan

perluasan tumor, termasuk keterlibatan pembuluh darah besar dan


evaluasi dari ginjal yang lain. CT scan memperlihatkan massa

heterogenus di ginjal kiri danmetastasis hepar multiple. CT scan dengan

level yang lebih tinggi lagi menunjukkan metastasishepar multipel dengan

thrombus tumor di dalam vena porta.

e.      Magnetic Resonance Imaging (MRI)

MRI dapat menunjukkan informasi penting untuk menentukan perluasan

tumor di dalam vena cava inferior termasuk perluasan ke daerah

intarkardial. Pada MRI tumor Wilms akanmemperlihatkan hipointensitas

(low density intensity) dan hiperintensitas (high density intensity).

f.        Laboratorium

Hasil pemeriksaan laboratorium yang penting yangmenunjang untuk tumor

Wilms adalah kadar lactic dehydro genase (LDH) meninggi dan Vinyl

mandelic acid (VMA) dalam batas normal. Urinalisis juga dapat

menunjukkan bukti hematuria, LED meningkat, dan anemia dapat juga

terjadi, terlebih pada pasien dengan perdarahan subkapsuler. Pasien

dengan metastasis di hepar dapat menunjukkan abnormalitas pada

analisa serum.

7.      Penatalaksanaan Medis

Tujuan pengobatan tumor Wilms adalah mengusahakan penyembuhan

dengan komplikasi dan morbiditas serendah mungkin. Biasanya

dianjurkan kombinasi pembedahan, radioterapi dan kemoterapi. Dengan


terapi kombinasi ini dapat diharapkan hasil yang memuaskan. Jika

secara klinis tumor masih berada dalam stadium dini dan ginjal di

sebelah kontra lateral normal, dilakukan nefrektomiradikal. Ukuran tumor

pada saat datang menentukan cara pengobatan. Masing-masing jenis

ditangani secara berbeda, tetapi tujuannya adalah menyingkirkan tumor

dan memberikan kemoterapi atau terapi radiasi yang sesuai. Apabila

tumor besar maka pembedahan definitive mungkin harus di tunda sampai

kemoterapi atau radiasi selesai. Kemoterapi dapat memperkecil tumor

dan memungkinkan reaksi yang lebih akurat dan aman.

a.      Farmakologi

1)     Kemoterapi

Tumor Wilms termasuk tumor yang paling peka terhadap obatkemoterapi.

Prinsip dasar kemoterpai adalah suatu cara penggunaan obat sitostatika

yang berkhasiat sitotoksik tinggi terhadap sel ganas danmempunyai efek

samping yang rendah terhadap sel yang normal.Terapi sitostatika dapat

diberikan pra maupun pasca bedah didasarkan penelitian sekitar 16-32%

dari tumor yang mudah ruptur. Biasanya, jika diberikan prabedah selama

4–8 minggu. Jadi tujuan pemberian terapi adalah untuk menurunkan

resiko ruptur intraoperatif dan mengecilkan massa tumor sehingga lebih

midah direseksi total. Ada lima macam obat sitostatika yang terbukti

efektif dalam pengobatan tumor Wilms, yaitu Aktinomisin D, Vinkristin,

Adriamisin, Cisplatin dan siklofosfamid. Mekanisme kerja obat tersebut


adalah menghambat sintesa DNA sehingga pembentukan protein tidak

terjadi akibat tidak terbentuknya sintesa RNA di sitoplasma kanker,

sehingga pembelahan sel-sel kanker tidak terjadi.

2)     Aktinomisin D

Golongan antibiotika yang berasal dari spesies Streptomyces, diberikan lima

hari berturut-turut dengan dosis 15 mg/KgBB/hari secara intravena. Dosis

total tidak melebihi 500 mikrogram. Aktinomisin D bersama dengan

vinkristin selalu digunakan sebagai terapi prabedah.

3)     Vinkristin

Golongan alkaloid murni dari tanaman Vina rossa, biasanya diberikan dalam

satu dosis 1,5 mg/m2setiap minggu secara intravena (tidak lebihdari 2

mg/m2). Bila melebihi dosis dapat menimbulkan neurotoksis, bersifat

iritatif, hindarkan agar tidak terjadi ekstravasasi pada waktu pemberian

secara intravena. Vinkristin dapat dikombinasi dengan obat lain karena

jarang menyebabkan depresi hematologi, sedangkan bila digunakan

sebagai obat tunggal dapat menyebab relaps.

4)     Adriamisin

Golongan antibiotika antrasiklin diisolasi dari streptomyces pencetius,

diberikan secara intravena dengan dosis 20 mg/m2/hari selama tiga hari

berturut-turut. Dosis maksimal 250 mg/m2. obat ini tidak dapat melewati

sawar otak dapat menimbulkan toksisitas pada miokard bila

melebihidosis. Dapat dikombinasi dengan Aktinomisin


5)     Cisplatin Dosis yang umum digunakan adalah 2-3 mg/KgBB/hari atau

20mg/m2/hari selama lima hari berturut-turut.

6)     Siklofosfamid Dari nitrogen mustard golongan alkilator. Dosis 250-1800

mg/m2/hari secara intravena dengan interval 3-4 mg. Dosis peroral 100-

300mg/m2/hari.

b.      Non Farmakologi

1)     Pembedahan

Keperawatan Perioperatif

Karena banyak anak dengan tumor wilms mungkin mendapat obatkemoterapi

kardiotoksik, maka mereka harus diperiksa oleh ahli onkologidan di

izinkan untuk menjalani operasi. Mereka perlu menjalani pemeriksaan

jantung yang menyeluruh untuk menentukan status fungsi jantung.

Tumor wilms jangan di palpasi untuk menghindari rupture dan pecahnya

sel-sel tumor. Pasien di letakkan dalam posisi telentang dengan sebuah

gulungan di bawah sisi yang terkena. Seluruh abdomen dan dada di

bersihkan.

Hasil akhir pada pasien pasca operatif

Pasien tumor wilms menerima kemoterapi dan terapi radiasi yang sesuai

dengan lesi. Gambaran histologik lesi merupakan suatu indikator penting

untuk prognosis, karena gambaran tersebut menentukan derajat


anaplasia. Anak yang histologiknya relative baik. Maka memiliki

prognosis baik. Sedangkan anak yang gambaran histologiknya buruk,

maka memiliki prognosis buruk. Terapi dibuat sespesifik mungkin untuk

masing-masing anak, karena terapi yang lebih sedikit menghasilkan

kualitas hidup yang lebih baik dengan lebih sedikit efek sampingnya.

Nefrektomi radikal dilakukan bila tumor belum melewati garis tengah dan

belum menginfiltrasi jaringan lain. Pengeluaran kelenjar limferetro

peritoneal total tidak perlu dilakukan tetapi biopsi kelenjar di daerah hilus

dan para aorta sebaiknya dilakukan. Pada pembedahan perlu

diperhatikan ginjal kontra lateral karena kemungkinan lesi bilateral cukup

tinggi. Apabila ditemukan penjalaran tumor ke vena kava, tumor tersebut

harus diangkat. Tumor Wilms dikenal sebagai tumor yang radiosensitif,

tapiradioterapi dapat mengganggu pertumbuhan anak dan menimbulkan

penyulit jantung, hati dan paru. Karena itu radioterapi hanya diberikan

pada penderita dengan tumor yang termasuk golongan patologi

prognosis buruk atau stadium III dan IV. Jika ada sisa tumor pasca bedah

juga diberikan radioterapi. Radioterapi dapat juga digunakan untuk

metastase ke paru, otak, hepar serta tulang.

B.     Konsep Asuhan Keperawatan

1.      Pengkajian

a.    Identitas
b.    Riwayat kesehatan

1)  Riwayat kesehatan sekarang

Klien mengeluh kencing berwarna seperti cucian daging, bengkak sekitar

perut. Tidak nafsu makan, mual, muntah dan diare. Badan panas hanya

1 hari pertama sakit.

2)  Riwayat kesehatan dahulu

Apakah klien pernah mengeluh kelainan pada ginjal sebelumnya, atau gejala-

gejala tumor wilms.

3)  Riwayat kesehatan keluarga

Apakah ada riwayat keluarga klien pernah mengidap kanker atau tumor

sebelumnya.

c.    Pemeriksaan Fisik

Melakukan pemeriksaan TTV pada klien, melakukan pemeriksaan secara

head to toe yang harus diperhatikan adalah palpasi abdomen yang

cermat dan pengukuran tekanan darah pada klien. Tumor dapat

memproduksi rennin atau menyebabkan kompresi vaskuler sehingga

mengakibatkan hipertensi pada anak.

d.    Analisa Data

Data Etiologi Masalah


Pre Operasi
Data subjektif : Tumor wilms Nyeri
  Anak mengatakan ↓
nyeri di daerah Tumor belum
perutnya menembus kapsul
Data objektif : ginjal
  Anak tampak ↓
memegangdaerah Berdiferensiasi
perutnya Nyeri akut ↓
  Tekanan darah Tumor menembus
140/110mmHg kapsul ginjal
  Takikardi dan (perineal, hilus,
takipnea vena renal

Nyeri

Data subjektif : Tumor wilms Perubahan nutrisi:


  Anak mengatakan ↓
kurang dari kebutuhan
tidak mau makan Tumor belum
tubuh.
Data objektif : menembus kapsul
  Terjadi penurunan ginjal
berat bada ↓
  Makanan tidak di Berdiferensiasi
habiskan ↓
Tumor menembus
kapsul ginjal
(perineal, hilus,
vena renal

Disfungsi ginjal

Gangguan
keseimbangan
asam dan basa

Asidosis metabolic

Mual dan muntah

Nafsu makan
berkurang

Data Subjektif: Tumor wilms Kecemasan


  Keluarga klien selalu ↓
bertanya tentang Pre operasi
kesehatan anaknya ↓
Data Objektif: Kurang
  Orang tua terlihat pengetahuan
cemas dan gelisah Keluarga dan anak
dengan keadaan ↓
anaknya Kecemasan
  TTV meningkat

Data subjektif : Tumor wilms Intoleransi aktivitas


  Anak mengatakan ↓
lemas dan lelah Tumor belum
Data objektif : menembus kapsul
  Terbaring lemas di ginjal
tempat tidur ↓
  Anak kurang Berdiferensiasi
bersemangatdalam ↓
beraktivitas Tumor menembus
  Malaise kapsul ginjal
(perineal, hilus,
vena renal

Post Operasi
Data subjektif: Tumor wilms Nyeri
  Klien mengeluh nyeri ↓
Data Objektif Sayatan operasi
  Wajah tampah ↓
meringis Terputusnya
  Skala nyeri 0-10 kontinuitas jaringan
  TTV meningkat ↓
  Gangguan Tidur Merangsang
pengeluaran zat
proteolitik
(bradikinin,
histamine, serotin)

Nyeri

Data Objektif: Tumor wilms Resiko Tinggi Infeksi


  Adanya tanda infeksi ↓
(bengkak, Sayatan operasi
kemerahan, nyeri, ↓
demam) Adanya luka operasi
  Peningkatan suhu ↓
tubuh Luka terbuka

Resiko tinggi infeksi
2.      Diagnosa Keperawatan

a.    Pre operasi

1)    Nyeri akut berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia

2)    Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan

peningkatan kebutuhan metabolime, kehilangan protein dan penurunan

intake

3)    Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan orang tua tentang

penyakit dan prosedur pembedahan

4)    Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kurangnya nutrisi tubuh

b.    Pasca operasi

1)    Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan

2)    Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi


3.      Rencana Asuhan Keperawatan

Pre Operasi
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasio

Keperawatan
Nyeri Pasien tidak1.   Kaji tingkat nyeri 1.   Menentukan tindak
berhubungan mengalami nyeri
2.    Lakukan teknik pengurangan2.   Sebagai analgesik
dengan efek atau nyeri menurun
nyeri nonfarmakologis 3.   Mengurangi rasa s
fisiologis dari sampai tingkat
neoplasia yang dapat3.    Berikanan analgesik sesuai4.   Untuk mencega
diterima anak.
ketentuan nyeri
Dalam waktu :
4.    Berikan obat dengan jadwal5.   Karena aspirin
.....x24 jam,
dengan kriteria: preventif kecenderungan pen
 Nyeri hilang
5.    Hindari aspirin atau senyawanya
 Tekanan darah
dalam batas
normal
 Tidak Takikardi dan
takipnea

Perubahan Dalam waktu …x


1.       Catat intake dan output makanan
1.    Monitoring asupa
Nutrisi :Kurang
24 jam, secara akurat tubuh
dari Kebutuhan
kebutuhannutrisi 2.       Kaji adanya tanda-tanda
2.    Gangguan nutris
berhubungan
dengan tubuh dapat perubahan nutrisi : Anoreksi, secara berlahan
peningkatan
terpenuhi dengan Letargi, hipoproteinemia. 3.    Diare sebagai r
kebutuhan
kriteria: 3.       Beri diet yang bergizi intestine dapat
metabolime,
kehilangan protein  Anak mau makan 4.       Beri makanan dalam porsi status nutrisi
dan penurunan  Tidak Terjadi
keciltapi sering 4.    Mencegah status
intake penurunan berat
5.       Beri suplemen vitamin dan besi lebih buruk
badan
  Porsi makan habis sesuai instruksi 5.    Membantu d

17
metabolisme
Kecemasan Setelah dilakukan1.   Kaji tingkat kecemasan klien 1.   Untuk mengetahui

berhubungan perawatan selama2.   Gunakan media untuk kecemasan yang d

dengan kurangnya …x24 jam, menjelaskan mengenai penyakit 2.   Untuk

pengetahuan pasiecemas 3.   Jelaskan tentang pengobatan pemahaman orang

orang tua tentang berkurang sampai yang diberikan dan prosedur3.   Untuk menguran

penyakit dan dengan hilang, tindakan pada orang tua

prosedur dengan kriteria: 4.   Dorong orang tua untuk4.   Untuk menge

pembedahan   Keluarga klien tidak mengungkapkan perasaan dan kecemasan oran


bertanya tentang
dengarkan dengan penuh memberi solusi
kesehatan anaknya
perhatian kecemasan orang t
  Orang tua terlihat
tenang dengan
keadaan anaknya
  TTV dalam batas
normal

Intoleransi Setelah dilakukan1.    Pertahankan tirah baring bila1.   Mengurangi penge


2.   Mengurangi ke
aktivitas perawatan selama terjadi edema berat
pasien
berhubungan …x 24 jam,2.    Seimbangkan istrahat dan
3.   Untuk menghemat
dengan kurangnya pasiendapat aktivitas bila ambulasi

nutrisi tubuh istirahat dengan3.    Intrusikan pada anak untuk

adekuat dengan istrahat bila anak merasa lelah

kriteria:

  Anak tampak segar


bersemangat
dalam beraktivitas

Pasca Operasi

Nyeri Pasien tidak1.   Kaji tingkat nyeri 1.   Menentukan tindak

18
berhubungan mengalami nyer2.   Lakukan tehnik pengurangan2.   Sebagai analgesik
iatau nyeri
dengan nyeri nonfarmakologis 3.   Mengurangi rasa s
menurunsampai
inkontinuitas 3.   Berikanan algesik sesuai4.   Untuk mencega
tingkat yang dapat
jaringan diterima ketentuan nyeri
anak.Dalam
4.   Berikan obatdengan jadwal5.   Karena aspirin
waktu : .....x24 jam,
preventif kecenderungan pen
dengan kriteria:
 Nyeri hilang 5.   Hindariaspirin atau senyawanya
 Tekanan darah
dalam batas
normal
 Tidak Takikardi dan
takipnea

Resiko tinggi Pasien tidak1.   Pantau tanda-tanda vital 1.   Peningkatan


mengidentifikasi ad
infeksi mengalami resiko2.   Kaji tanda-tanda infeksi
2.   Mengidentifikasi
berhubungsn infeksi Dalam3.   Lakukan perawatan luka dengan
lebih dini sehingg
dengan adanya waktu : .....x24 jam, tekhnik aseptic diatasi
3.   Perawatan yang
insisi dengan kriteria: 4.   Kolaborasi pemberian antibiotic
mempercepat
pembedahan   Tidak Adanya tanda
penyembuhan yang
infeksi (bengkak,
4.   Mencegah perkem
kemerahan, nyeri,
demam)
  Suhu dalam batas
normal

19

Anda mungkin juga menyukai