Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

FISIKA DASAR 1
GESEKAN STATIS DAN GESEKAN KINETIS

Tanggal Pengumpulan : Minggu, 15 Oktober 2017


Tanggal Praktikum : Selasa, 10 Oktober 2017
Waktu Praktikum : 10.15 – 11.20 WIB

Nama : Aida Nur Azki Utami


NIM : 11170163000017
Kelompok/ Kloter : 2 (Dua) / 1 (Satu)
Nama Anggota :
1. M Adam Bukhori (11170163000003)
Kelas : Pendidikan Fisika 1A

LABORATORIUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
GESEKAN STATIS DAN GESEKAN KINETIS

A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat lebih memahami tentang Hukum Newton
2. Mahasiswa dapat menentukan koefisien gesek statis dan gesek kinetis
3. Mahasiswa dapat menentukan percepatan benda yang bergerak di atas
bidang miring
4. Mahasiswa dapat mengetahui alat- alat yang digunakan dalam prinsip
gaya gesek
5. Mahasiswa dapat menghitung besarnya tegangan tali yang dihasilkan
pada gesekan kinetis
6. Mahasiswa dapat lebih memahami tentang konsep dinamika pada mata
perkuliahan fisika dasar 1

B. Dasar Teori
Gaya sebagai suatu bentuk tarikan atau dorongan pada benda.
Sebagai contoh jika kita mendorong mobil atau troli di supermarket, pada
saat itu kita mengerahkan gaya kepada benda tersebut. Gaya yang
dikerahkan in biasa disebut dengan gaya kontak karena gaya dikerahkan
ketika sebuah benda mengalami kontak dengan benda lain. (Giancoli,
2014: 93)
Jika sebuah benda pada awalnya diam maka untuk membuatnya
mulai bergerak diperlukan yang namanya gaya. Gaya sangat dibutuhkan
untuk mempercepat sebuah benda dari kecepatan nol sampai kecepatan
bukan nol. Dan bagi benda yang sudah bergerak, maka gaya dibutuhkan
untuk mengubah kecepatannya baik arah ataupun magnitudonya.
(Giancoli, 2014: 93)
Gaya termasuk vektor maka gaya memiliki arah dan magnitudo.
Sehingga ketika gaya dikerahkan dalam arah yang berbeda akan memiliki
pengaruh. Dan cara menghitung gaya mengikuti aturan penjumlahan
vektor. (Giancoli, 2014: 93)
1. Hukum pertama Newton tentang gerak
Aristoteles (384- 322 SM) meyakini bahwa gaya diperlukan
untuk mempertahankan benda bergerak pada suatu bidang
horizontal. Menurutnya keadaan alami benda adalah diam dan
dia berpendapat bahwa semakin besar gaya yang bekerja pada
benda tersebut, maka akan semakin besar juga kelajuannya.
(Giancoli, 2014: 94)
Sekitar 2000 tahun kemudian, Galileo menyangkal
pemikiran ini, menurut Galileo sama alaminya bagi sebuah
benda untuk bergerak dengan kecepatan konstan atau untuk
diam. Jadi menurutnya, jika tidak ada gaya yang diberikan pada
sebuah benda yang sedang bergerak, maka benda itu akan terus
bergerak dengan kecepatan yang konstan di sepanjang lintasan
yang lurus. (Giancoli, 2014 : 94)
Isaac Newton membangun teori besarnya tentang gerak
yang dirngkumnya menjadi “tiga hukum tentang gerak”. Yang
dipublikasikan pada tahun 1687. (Giancoli, 2014: 94)
Bunyi hukum I Newton “Setiap benda akan terus berada
dalam keadaan diam, atau terus bergerak lurus dengan
kecepatan seragam selama tidak ada gaya neto yang bekerja
padanya.” Hukum I Newton juga sering disebut dengan “Law
of inertia.” Inersia diartikan sebagai kecenderungan sebuah
benda untuk mempertahankan keadaan diamnya atau kecepatan
seragamnya disepanjang sebuah benda garis lurus. Adapun
persamaannya adalah

2. Hukum kedua Newton tentang gerak


Adapun bunyi Hukum II Newton “Percepatan sebuah benda
berbanding lurus dengan gaya neto yang bekerja padanya, dan
berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatannya
searah dengan gaya neto yang bekerja pada benda.”
Pada Hukum Newton II ini mengaitkan gerak dengan sebab
terjadinya gerak yaitu gaya. Dapat ditarik kesimpulan bahwa
gaya adalah suatu tindakan yang mampu mempercepat sebuah
benda. Hukum Newton dapat dirumuskan:

3. Hukum ketiga Newton tentang gerak


Adapun bunyi Hukum Newton III “Jika sebuah benda
mengarahkan gaya pada benda kedua, maka benda kedua akan
memberikan gaya yang sama besar kepada benda pertama
namun berlawanan arah dengan benda pertama.”.
Hukum Newton III ini juga sering disebut
Faksi = Freaksi
Maksud negatif (–) pada gaya yang bekerja pada reaksi itu
artinya berlawanan dengan gaya aksinya. Syarat bekerja pada
benda yang berbeda. (Young, 2002: 95)
Gaya gesek adalah gaya yang berlawanan arah dengan arah gerak
benda. Gaya gesek sendiri tidak dapat dihindari dalam kehidupan sehari-
hari. Sebagai contohnya jika tidak ada gaya gesek maka kita tak akan
bisa berjalan di lantai, tak bisa memegang pensil dan menulis di buku.
Jika kita tak dapat melawan gaya gesek, maka gaya gesek ini akan
menghentikan setiap benda yang bergerak dan untuk setiap benda
berporos yang berotasi. (Halliday, 2010: 128)
Terdapat 2 jenis gaya gesek yakni gaya gesek statis (Fs) dan gaya
gesek kinetis (Fk). Ketika meja didorong tetapi meja belum bergerak
maka gaya gesek yang bekerja adalah gaya gesek statis. Sebaliknya,
ketika meja bergerak maka gaya gesek yang bekerja adalah gaya gesek
kinetis. Apabila meja yang sedang bergerak lalu tidak tetap didorong,
maka meja akan berhenti dikarenakan gaya gesek kinetis yang
menghambat gerakan meja (Tipler, 2001: 122)
1. Gaya gesek statis
Gaya gesek statis adalah gaya yang merujuk pada gaya
yang bekerja sejajar terhadap kedua permukaan dan dapat muncul
ketika kedua benda tidak saling meluncur. Jadi gaya gesek statis ini
bekerja ketika dua permukaan benda bersentuhan dan benda
tersebut belum bergerak. Adapun persamaan gaya gesek statis
adalah:
Fs = s x N
2. Gaya gesek kinetis
Gaya gesek kinetis adalah gaya gesek yang ada ketika
benda meluncur pada suatu permukaan. Gaya gesek kinetis ini
bekerja ketika dua permukaan benda bersentuhan ketika benda
tersebut bergerak. Adapun persamaan gaya gesek kinetis adalah:
Fk = k x N
Magnitudo gaya gesek statis lebih besar dibanding gaya gesek
kinetis. Jadi, jika kita menginginkan balok bergerak di atas permukaan
dengan laju konstan maka kita harus mengurangi magnitudo gaya yang
diberikan pada balok saat balok mulai bergerak. (Halliday, 2010: 129)
Adapun besarnya gaya gesek yang bekerja dipengaruhi oleh:
a. Kekasaran permukaan benda, semakin kasar permukaan
benda maka semakin besar gaya geseknya, begitupun
sebaliknya semakin halus permukaan benda akan semakin
kecil gaya geseknya.
b. Massa benda, semakin besar massa benda maka akan
semakin besar juga gaya geseknya. Begitupun sebaliknya.
c. Luas permukaan benda, semakin luas permukaan benda
akan semakin besar pula gaya geseknya. Begitupun
sebaliknya. Maka luas permukaan benda berbanding lurus
dengan gaya gesek. (Halliday, 2010: 130)
Untuk menemukan suatu koefisien gesek statis ( s) dapat dilakukan
penurunan rumus sebagai berikut:

Fstatis = m x g x sin
s x N = m x g x sin
sx m x g x cos m x g x sin
s= Tan

s=

Untuk menemukan suatu koefisien gesek kinetis ( k) dapat


dilakukan penurunan rumus sebagai berikut:

Ditunjukkan bahwa massa balok kedua (m2) lebih besar dibanding


massa balok 1 (m1)

k = -

k = -

k = - [ ]
C. Alat dan Bahan
No. Nama Alat Jumlah Gambar

Papan inklinasi
1. 1
berkatrol

2. Balok 3

3. Neraca digital 1

4. Benang nilon 1

Penahan papan
5. 1
inklinasi

6. Stopwatch 1
7. Mistar 1

D. Langkah Kerja
1. Percobaan 1 (Gesekan statis)
No Langkah Kerja Gambar

Menyiapkan semua alat dan bahan


1.
yang dibutuhkan untuk praktikum

Meletakkan balok kayu di atas


2.
papan inklinasi yang telah ditahan

Menggeser penyangga secara


3. perlahan sampai balok kayu tepat
akan mulai bergerak

Mengukur jarak sumbu x dan


4. sumbu y pada kemiringan sudut
tersebut

Mencatat hasil pengukuran dalam


5.
laporan sementara
Melakukan percobaan tersebut
6. hingga 10 kali pada permukaan
licin dan permukaan kasar

2. Percobaan ke 2 (Gesekan kinetis)


No Langkah Kerja Gambar

Menyiapkan semua alat dan bahan


1.
yang dibutuhkan untuk praktikum

Menghubungkan balok satu (m1)


2. dengan balok 2 (m2) dengan seutas
tali sepanjang 80 cm.

Letakkan balok 1 di atas papan


3. inklinasi. Diketahui bahwa balok 2
lebih berat dibanding balok 1.

Letakkan balok 2 menggantung


4. bebas. Dan tahan balok 1 sehingga
sistem mula-mula diam

Mengukur jarak balok 1 terhadap


5. ujung katrol papan inklinasi
sebagai panjang x
Melepaskan balok 1 dan hitung
waktu yang dibutuhkan balok 1
6.
sampai menyentuh ujung katrol
dengan menggunakan stopwatch

Catat hasil pengukuran jarak x


7.
serta waktu yang ditempuh t

Melakukan percobaan tersebut


8. hingga 10 kali pada permukaan
licin dan permukaan kasar

E. Data Percobaan
1. Percobaan 1 (Gesekan statis)
a) Permukaan licin
Ulangan x (m) y (m) s

1. 19,6 x 0,510
2. 19,5 x 0,512
3. 19,5 x 0,512
4. 19,6 x 0,510
5. 19,6 x 0,510
6. 19,6 x 0,510
7. 19,5 x 0,512
8. 19,3 x 0,518
9. 19,2 x 0,520
10. 19,4 x 0,515
0,513 1,1x
Rerata 19,48 x
b) Permukaan kasar
Ulangan x (m) y (m) s

1. 18,6 x 0,537
2. 17,7 x 0,564
3. 18,1 x 0,552
4. 17,9 x 0,558
5. 17,9 x 0,558
6. 17,6 x 0,568
7. 17,5 x 0,571
8. 17,7 x 0,564
9. 17,8 x 0,561
10. 15,0 x 0,667
0,57 3,5x
Rerata 17,58x

2. Percobaan 2 (Gesekan kinetis)


1. Permukaan licin
 Tabel 1
Percepatan
Ulangan x (m) Waktu (s)
a (m/s2)
1. 2x 0,28 2,55
2. 2x 0,31 2,08
3. 2x 0,34 1,73
4. 2x 0,27 2,74
5. 2x 0,25 3,20
6. 2x 0,22 4,13
7. 2x 0,31 2,55
8. 2x 0,21 4,53
9. 2x 0,22 4,13
10. 2x 0,22 4,13
Rerata
2x 0,27 3,18 0,0284

 Tabel 2
Koefisien Gesek Kinetis
Rerata SD
0,94 2,84 x

 Tabel 3
Tegangan Tali
Rerata SD
0,78 5x

2. Permukaan kasar
 Tabel 1
Percepatan
Ulangan x (m) Waktu (s)
a (m/s2)
1. 2x 0,40 1,25
2. 2x 0,37 1,46
3. 2x 0,37 1,46
4. 2x 0,44 1,03
5. 2x 0,40 1,25
6. 2x 0,41 1,18
7. 2x 0,45 0,98
8. 2x 0,37 1,46
9. 2x 0,37 1,46
10. 2x 0,36 1,54
Rerata
2x 0,39 1,31
 Tabel 2
Koefisien Gesek Kinetis
Rerata SD
1,48 0,62 x

 Tabel 3
Tegangan Tali
Rerata SD
0,99 5x

F. Pengolahan Data
Percobaan 1
Mencari Koefisien Gesek Statis
1. Koefisien gesek statis pada permukaan licin
Data 1 s = = = 0,510

Data 2 s = = = 0,512

Data 3 s = = = 0,512

Data 4 s = = = 0,510

Data 5 s = = = 0,510

Data 6 s = = = 0,510

Data 7 s = = = 0,512

Data 8 s = = = 0,518

Data 9 s = = = 0,520

Data 10 s= = = 0,515
2. Koefisien gesek statis pada permukaan kasar
Data 1 s = = = 0,537

Data 2 s = = = 0,564

Data 3 s = = = 0,552

Data 4 s = = = 0,558

Data 5 s = = = 0,558

Data 6 s = = = 0,568

Data 7 s = = = 0,571

Data 8 s = = = 0,564

Data 9 s = = = 0,561

Data 10 s= = = 0,667

Percobaan 2
Mencari Koefisien Gesek Kinetis
1. Koefisien gesek kinetis pada permukaan licin
Step 1: Mencari percepatan (a) terlebih dahulu

a. Data 1 a= = = = 2,55 m/s2

b. Data 2 a= = = = 2,08 m/s2

c. Data 3 a= = = = 1,73 m/s2

d. Data 4 a= = = = 2,74 m/s2

e. Data 5 a= = = = 3,2 m/s2

f. Data 6 a= = = = 4,13 m/s2

g. Data 7 a= = = = 2,55 m/s2


h. Data 8 a= = = = 4,53 m/s2

i. Data 9 a= = = = 4,13 m/s2

j. Data 10 a= = = = 4,13 m/s2

Step 2: Mencari koefisien gesek kinetis (licin)

a. Data 1 k = - [ ]= - [ ]

1,86 – 0,26 [ ] = 1,86 – 0,74 = 1,12

b. Data 2 k = - [ ]= - [ ]

1,86 – 0,21 [ ] = 1,86 – 0,60 = 1,26

c. Data 3 k = - [ ]= - [ ]

1,86 – 0,18 [ ] = 1,86 – 0,51 = 1,34

d. Data 4 k = - [ ]= - [ ]

1,86 – 0,28 [ ] = 1,86 – 0,80 = 1,06

e. Data 5 k = - [ ]= - [ ]

1,86 – 0,33 [ ] = 1,86 – 0,94 = 0,92

f. Data 6 k = - [ ]= - [ ]

1,86 – 0,42 [ ] = 1,86 – 1,20 = 0,66

g. Data 7 k = - [ ]= - [ ]

1,86 – 0,26 [ ] = 1,86 – 0,74 = 1,12

h. Data 8 k = - [ ]= - [ ]

1,86 – 0,46 [ ] = 1,86 – 1,31 = 0,55

i. Data 9 k = - [ ]= - [ ]

1,86 – 0,42 [ ] = 1,86 – 1,20 = 0,66

j. Data 10 k = - [ ]= - [ ]

1,86 – 0,42 [ ] = 1,86 – 1,20 = 0,66


2. Koefisien gesek kinetis pada permukaan kasar
Step 1: Mencari percepatan (a) terlebih dahulu

a. Data 1 a= = = = 1,25 m/s2

b. Data 2 a= = = = 1,46 m/s2

c. Data 3 a= = = = 1,46 m/s2

d. Data 4 a= = = = 1,03 m/s2

e. Data 5 a= = = = 1,25 m/s2

f. Data 6 a= = = = 1,18 m/s2

g. Data 7 a= = = = 0,98 m/s2

h. Data 8 a= = = = 1,46 m/s2

i. Data 9 a= = = = 1,46 m/s2

j. Data 10 a= = = = 1,54 m/s2

Step 2: Mencari koefisien gesek kinetis (kasar)

a. Data 1 k = - [ ]= - [ ]

1,86 – 0,13 [ ] = 1,86 – 0,38 = 1,48

b. Data 2 k = - [ ]= - [ ]

1,86 – 0,15 [ ] = 1,86 – 0,43 = 1,43

c. Data 3 k = - [ ]= - [ ]

1,86 – 0,15 [ ] = 1,86 – 0,43 = 1,43

d. Data 4 k = - [ ]= - [ ]

1,86 – 0,10 [ ] = 1,86 – 0,29 = 1,57

e. Data 5 k = - [ ]= - [ ]
1,86 – 0,13 [ ] = 1,86 – 0,37 = 1,49

f. Data 6 k = - [ ]= - [ ]

1,86 – 0,12 [ ] = 1,86 – 0,34 = 1,52

g. Data 7 k = - [ ]= - [ ]

1,86 – 0,10 [ ] = 1,86 – 0,29 = 1,57

h. Data 8 k = - [ ]= - [ ]

1,86 – 0,15 [ ] = 1,86 – 0,43 = 1,43

i. Data 9 k = - [ ]= - [ ]

1,86 – 0,15 [ ] = 1,86 – 0,43 = 1,43

j. Data 10 k = - [ ]= - [ ]

1,86 – 0,16 [ ] = 1,86 – 0,46 = 1,40

Mencari Standar Deviasi (SD)


1. SD Koefisien gesek statis permukaan licin
No. Data ke-i (xi) Rerata ( ) (xi - ) (xi - )2
1. 0,510 0,513 -0,003 9x
2. 0,512 0,513 -0,001 1x
3. 0,512 0,513 -0,001 1x
4. 0,510 0,513 0,003 9x
5. 0,510 0,513 -0,003 9x
6. 0,510 0,513 -0,003 9x
7. 0,512 0,513 -0,001 1x
8. 0,518 0,513 0,005 25 x
9. 0,520 0,513 0,007 49 x
10. 0,515 0,513 0,002 4x

∑ 11,7 x

s=√ =√ = 1,1 x

2. SD Koefisien gesek statis permukaan kasar


No. Data ke-i (xi) Rerata ( ) (xi - ) (xi - )2
1. 0,537 0,57 -0,033 10,89 x
2. 0,564 0,57 -0,006 0,36 x
3. 0,552 0,57 -0,018 3,24 x
4. 0,558 0,57 -0,012 1,44 x
5. 0,558 0,57 -0,012 1,44 x
6. 0,568 0,57 -0,002 0,04 x
7. 0,571 0,57 0,001 0,04 x
8. 0,564 0,57 -0,006 0,36 x
9. 0,561 0,57 -0,009 0,81 x
10. 0,667 0,57 0,097 94 x

∑ 11,26 x


s=√ =√ = 3,5 x

3. SD Koefisien gesek kinetis permukaan licin


No. Data ke-i (xi) Rerata ( ) (xi - ) (xi - )2
1. 1,12 0,94 0,18 3,24 x
2. 1,26 0,94 0,32 10,24 x
3. 1,34 0,94 0,40 16 x
4. 1,06 0,94 0,12 1,44 x
5. 0,92 0,94 -0,02 0,04 x
6. 0,66 0,94 -0,28 7,84 x
7. 1,12 0,94 0,18 3,24 x
8. 0,55 0,94 -0,39 15,21 x
9. 0,66 0,94 -0,28 7,84 x
10. 0,66 0,94 -0,28 7,84 x

∑ 7,3 x


s=√ =√ = 2,84 x

4. SD Koefisien gesek kinetis permukaan kasar


No. Data ke-i (xi) Rerata ( ) (xi - ) (xi - )2
1. 1,48 1,48 0 0
2. 1,43 1,48 -0,05 25 x
3. 1,43 1,48 -0,05 25 x
4. 1,57 1,48 0,09 81 x
5. 1,49 1,48 0,01 1x
6. 1,52 1,48 0,04 16 x
7. 1,57 1,48 0,09 81 x
8. 1,43 1,48 -0,05 25 x
9. 1,43 1,48 -0,05 25 x
10. 1,40 1,48 -0,08 64 x

∑ 34,3 x


s=√ =√ = 0,62 x
5. SD Percepatan permukaan licin
No. Data ke-i (xi) Rerata ( ) (xi - ) (xi - )2
1. 2,55 3,18 -0,63 0,4
2. 2,08 3,18 -1,10 1,21
3. 1,73 3,18 -1,45 2,1
4. 2,74 3,18 -0,44 0,2
5. 3,20 3,18 0,02 0,0004
6. 4,13 3,18 0,95 0,9
7. 2,55 3,18 -0,63 0,4
8. 4,53 3,18 1,35 1,8
9. 4,13 3,18 0,95 0,9
10. 4,13 3,18 0,95 0,9

∑ 0,88


s=√ =√ =√ = 0,09

6. SD Percepatan permukaan kasar


No. Data ke-i (xi) Rerata ( ) (xi - ) (xi - )2
1. 1,25 1,31 -0,06 0,0036
2. 1,46 1,31 0,15 0,0225
3. 1,46 1,31 0,15 0,0225
4. 1,03 1,31 -0,28 0,0784
5. 1,25 1,31 -0,06 0,0036
6. 1,18 1,31 -0,13 0,0169
7. 0,98 1,31 -0,33 0,1089
8. 1,46 1,31 0,15 0,0225
9. 1,46 1,31 0,15 0,0225
10. 1,54 1,31 0,23 0,0529
∑ 3,5 x


s=√ =√ = 0,019

7. SD Tegangan tali pada permukaan licin


No. Data ke-i (xi) Rerata ( ) (xi - ) (xi - )2
1. 0,85 0,78 0,07 0,0049
2. 0,90 0,78 0,12 0,0144
3. 0,94 0,78 0,16 0,0256
4. 0,82 0,78 0,04 0,0016
5. 0,77 0,78 -0,01 0,0001
6. 0,67 0,78 -0,11 0,0121
7. 0,85 0,78 0,07 0,0049
8. 0,62 0,78 -0,16 0,0256
9. 0,67 0,78 -0,11 0,0121
10. 0,67 0,78 -0,11 0,0121

∑ 45 x

∑ –
s=
√ =√ =5x

8. SD Tegangan tali pada permukaan kasar


No. Data ke-i (xi) Rerata ( ) (xi - ) (xi - )2
1. 0,99 0,99 0 0
2. 0,98 0,99 -0,01 0,0001
3. 0,98 0,99 -0,01 0,0001
4. 1,03 0,99 0,04 0,0016
5. 0,99 0,99 0 0
6. 1,00 0,99 0,01 0,0001
7. 1,03 0,99 0,04 0,0016
8. 0,98 0,99 -0,01 0,0001
9. 0,98 0,99 -0,01 0,0001
10. 0,96 0,99 -0,03 0,0009

∑ 4,6 x

∑ –
s=
√ =√ =5x

Mencari Tegangan tali


1. Tegangan tali pada permukaan licin

a. Data 1 T = = =

= 0,85

b. Data 2 T = = =

= 0,90

c. Data 3 T = = =

= 0,94

d. Data 4 T = = =

= 0,82

e. Data 5 T = = =

= 0,77

f. Data 6 T = = =

= 0,67

g. Data 7 T = = =

= 0,85
h. Data 8 T = = =

= 0,62

i. Data 9 T = = =

= 0,67

j. Data 10 T = = =

= 0,67

2. Tegangan tali pada permukaan kasar

a. Data 1 T = = =

= 0,99

b. Data 2 T = = =

= 0,98

c. Data 3 T = = =

= 0,98

d. Data 4 T = = =

= 1,03

e. Data 5 T = = =

= 0,99

f. Data 6 T = = =

= 1,00

g. Data 7 T = = =

= 1,03

h. Data 8 T = = =

= 0,98
i. Data 9 T = = =

= 0,98

j. Data 10 T = = =

= 0,96

G. Pembahasan
Pada percobaan 1, kami menggunakan prinsip hukum Newton 1
yang mana atau gaya gesek diabaikan. Sehingga jika benda diam
maka benda akan tetap diam. Namun sebaliknya jika benda bergerak maka
benda itu akan terus bergerak.
Dalam percobaan ini ternyata permukaan benda mempengaruhi
gaya gesek. Jika kita perhatikan balok dengan permukaan licin akan
mudah meluncur. Sebaliknya balok dengan permukaan kasar lebih lama
untuk bergerak, hal ini disebabkan karena pada balok yang permukaannya
licin gaya gesek semakin kecil sehingga tidak perlu banyak gaya kita
kerahkan untuk membuatnya meluncur.
Pada percobaan 2, kami melakukan percobaan gaya gesek kinetis.
Yang mana pada percobaan ini kami ingin membuktikan hukum Newton 2
tentang gerak dengan hubungannya dengan gaya gesek. Pada percobaan 2
gaya total tidak sama dengan nol. Sehingga yang terjadi adalah perubahan
kecepatan perwaktu yang ditempuh, yang sering kita sebut dengan
percepatan. Percepatan berbanding lurus dengan gaya total, namun
berbanding terbalik dengan massa benda. Sehingga semakin besar massa
benda maka makin kecil percepatannya.
Dalam percobaan ke-2 ini kami juga mencari waktu, yang mana
waktu bisa ketahui pada saat kita melepas balok dengan massa yang lebih
kecil bersamaan dengan itu kita hidupkan stopwatch untuk menghitung
waktu yang di perlukan balok melalui lintasan papan inklinasi. Pada
percobaan inilah gaya gesek kinetis terjadi.
Dari percobaan ini kami dapat mengetahui bahwa balok dengan
permukaan licin mempunyai percepatan lebih besar daripada balok dengan
permukaan kasar. Dalam hal ini kami telah membuktikan bahwa kekasaran
permukaan benda yang bersentuhan akan mempengaruhi gaya gesek yang
bekerja. Semakin besar percepatannya maka akan semakin kecil gaya
gesek yang bekerja padanya.
Pada percobaan kedua ini kami telah membuktikan bahwa
percepatan akan searah dengan gaya yang diberikan, balok pertama
tertarik oleh tali yang dipasang menuju ke arah gravitasi (bawah) karena
adanya resultan gaya yang konstan. Hal ini menyebabkan sistem bergerak
dengan kecepatan konstan sehingga balok akan jatuh dipercepat dari
keadaan semula.
Pada percobaan ini kita juga telah membuktikan hukum Newton 3
yang mana terjadi tegangan tali. Adanya tegangan tali dikarenakan adanya
gaya aksi dan reaksi antar balok pertama dan kedua yang dihubungkan
oleh benang nilon (tali penghubung).
Namun pada prakikum kali ini kami tidak dapat membuktikan
bahwa koefisien gesek statis lebih besar dibanding koefisien gesek kinetis.
dikarenakan perhitungan jarak x saat benda mulai bergerak bukan ketika
benda meluncur sehingga jarak x yang didapat besar dan mengakibatkan
gaya gesek statisnya kecil.
H. Tugas Pasca Praktikum
1. Buatlah grafik antara jarak terhadap percepatan pada percobaan
gesekan kinetis! (Menggunakan Ms. Excel dan jelaskan)
Jawab:

Grafik Jarak terhadap Percepatan


(Permukaan licin)
0,2 4,13
0,2 4,13
0,2 4,53
0,2 2,55
0,2 4,13
0,2 3,2
0,2 2,74
0,2 1,73
0,2 2,08
0,2 2,55
0 1 2 3 4 5

Penjelasan :
Pada permukaan licin, percepatan akan lebih besar dibanding dengan
percepatan pada permukaan benda yang kasar, dikarenakan tingkat
kekasaran permukaan benda akan mempengaruhi gaya gesek yang
bekerja padanya. Tingkat kekasaran suatu benda akan berbanding lurus
dengan gaya gesek yang bekerja. Adapun pada data ini walau sama
jarak yang ditempuh oleh sebuah balok yang licin, akan tetapi terjadi
perbedaan angka pada percepatan dikarenakan waktu yang diperlukan
balok tersebut hingga ke ujung katrol yang berbeda. Semakin banyak
waktu yang dibutuhkan maka akan semakin kecil percepatannya.
Adapun dilakukan 10 kali pengulangan guna untuk mencari data yang
benar-benar akurat.
Grafik Jarak terhadap Percepatan
(Permukaan kasar)
0,2 1,54
0,2 1,46
0,2 1,46
0,2 0,98
0,2 1,18
0,2 1,25
0,2 1,03
0,2 1,46
0,2 1,46
0,2 1,25
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 1,8

Penjelasan:
Pada percepatan di permukaan kasar terjadi perbedaan nominal pada
percepatan yang dialami oleh sebuah benda. Hal ini dikarenakan waktu
yang ditempuh oleh si benda berbeda-beda. Adapun waktu yang
ditempuh berbanding terbalik dengan percepatan sebuah benda.
Semakin besar waktu yang ditempuh maka akan semakin kecil
percepatannya.

2. Dari percobaan yang dilakukan apakah ada perbedaan koefisien gesek


statis pada permukaan balok licin dan kasar?
Jawab:
Ada. Pada percobaan yang kami lakukan koefisien gesek statis lebih
besar koefisien gesek statis pada permukaan benda yang kasar. Hal ini
dikarenakan kekasaran suatu permukaan pada benda akan
mempengaruhi gaya gesek yang bekerja. Semakin kasar permukaan
benda maka akan semakin besar pula gaya geseknya.
3. Dari percobaan yang dilakukan apakah ada perbedaan koefisien gesek
kinetis pada permukaan balok licin dan kasar?
Jawab:
Ada. Koefisien gaya gesek pada permukaan benda yang kasar lebih
besar daripada yang permukaannya licin. Pada benda yang kasar ikatan
molekul yang terbentuk akan lebih banyak yang dapat menyebabkan
gesekan menjadi lebih besar.

4. Dari percobaan diatas manakah nilai koefisien gesek terbesar antara


koefisien gesek statis dan kinetis?
Jawab:
Koefisien gesek statis lebih besar daripada gesek kinetis. Karena saat
benda diam gaya gesek yang memengaruhinya besar, sedangkan saat
benda bergerak gaya gesek yang memengaruhinya kecil. Namun pada
praktikum kali ini, kami belum bisa membuktikannya, dikarenakan
perhitungan jarak x saat benda mulai bergerak bukan ketika benda
meluncur sehingga jarak x yang didapat besar dan mengakibatkan gaya
gesek statisnya kecil.

5. Sebuah benda 20 kg berada diatas bidang miring yang membentuk


sudut 30º terhadap horizontal. Tentukan percepatan yang dialami
benda itu sewaktu bergeser kebawah!
Jawab:
Diket: m = 20 kg, = 30º, = 0,30, g = 9,8 m/s2
Dit: a?
Pembahasan:
Fk = k x N

k x m x g x cos

k= =
0,30 =

0,30 =

a = 0,30 x 9,8 x√

a = 5,09 ⁄

I. Kesimpulan
Dari praktikum gesekan statis dan gesekan kinetis dapat
disimpulkan bahwa:
1. Hukum Newton sebagai titik acuan dalam praktikum gaya gesek.
Adapun pada hukum 1 benda awalnya diam atau bergerak akan
mempertahankan posisinya (law of inertia). Pada hukum ke 2 ini
benda akan mengalami percepatan ketika ada gaya yang bekerja pada
benda. Pada hukum ketiga terdapat gaya aksi dan reaksi yang besarnya
sama hanya saja berlawanan arah dengan syarat kedua bendanya harus
berbeda.
2. Koefisien gesek statis dan kinetis dapat diketahui dengan melihat
aspek kekasaran permukaan benda, luas permukaan benda, serta massa
suatu benda. Dari ketiga aspek tersebut, semuanya berbanding lurus
dengan gaya gesek. Sebagai contoh, semakin kasar permukaan benda
maka akan semakin besar gaya gesek yang bekerja padanya.
3. Percepatan benda di pengaruhi oleh tingkat kekasaran permukaan
benda. Permukaan yang licin akan mengalami percepatan yang lebih
besar dibanding permukaan yang kasar.
4. Alat yang digunakan pada praktikum kali ini cukup mudah di dapat.
Hanya terdapat balok, tali penghubung, papan, penahan papan,
stopwatch, dll. Dengan kegunaan masing-masing di setiap alatnya.
5. Tegangan tali pada permukaan kasar lebih besar dibanding pada
permukaan yang licin.
6. Disetiap gerak pasti terdapat gaya gesek yang selalu mengikutinya.
Adapun arah gaya gesek selalu berlawanan arah dengan arah gerak
benda. Gaya gesek diperlukan oleh setiap manusia untuk membantu
melakukan aktivitasnya. Sebagai contoh, gaya gesek yang bekerja
antara lantai dan kaki. Apabila tidak ada gaya gesek antara lantai
dengan kaki, kita akan terjatuh karena tidak ada gaya yang menahan
gerakan kaki kita.

J. Kritik dan Saran


A. Kritik
1. Tidak membawa tissue untuk membersihkan alat yang sudah
dipakai
2. Diharapkan praktikum bisa dilaksanakan tepat waktu
B. Saran
1. Hendaknya praktikan selalu mengecek alat sebelum memulai
praktikum
2. Hendaknya praktikan menguasai materi tentang gesekan statis dan
gesekan kinetis guna untuk mempermudahnya dalam praktikum
3. Bertindak cepat dan tepat dalam proses berlangsungnya praktikum
DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, Doughlas C. 2014. Fisika : Prinsip dan Aplikasi edisi 7. jilid 1.


Jakarta : Erlangga
Halliday, David, dkk. 2010. Fisika Dasar Jilid 1 Edisi Ketujuh. Jakarta:
Erlangga
Tipler, Paul A. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 1 Edisi Ketiga.
Jakarta: Erlangga
Young, Hugh D. 2002. Fisika Universitas Jilid 1 Edisi Kesepuluh. Jakarta:
Erlangga
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai