Anda di halaman 1dari 17

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang:

Pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah proses dan kegiatan yang

dirancang untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap profesional

kepala sekolah/madrasah yang dilaksanakan berjenjang, bertahap, dan berkesinam-

bungan dalam rangka meningkatkan manajemen dan kepemimpinan sekolah/ madrasah.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru

Sebagai Kepala Sekolah/Madrasah menempatkan Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan (PKB) Kepala Sekolah/Madrasah sebagai salah satu komponen dalam

system penjaminan dan peningkatan mutu kepala sekolah di Indonesia. Pengembangan

Keprofesian Berkelanjutan dilaksanakan melalui pengembangan diri, publikasi ilmiah

dan/atau karya inovatif.

Dunia pendidikan identik dengan guru. Dimana guru menjadi titik  sentral

dalam maju mundurnya Sumber Daya Manusia (SDM) di dunia ini. guru sebagai tenaga

pendidik senantiasa meningkatkan kompetensinya agar daoat memberikan pelayanan

yang baik dan berkualitass pada peserta didiknya, terlebih apabila dikaitkan dengan

Permeneg PAN RB Nomor 16 Tahun 2009.

Guru sebagai tenaga pendidik profesional adalah guru yang tidak hanya merasa

puas dengan keterampilan yang telah dimiliki. Berbagai hal dilakukan oleh seorang

guru untuk dapat meningkatkan profesionalisme, mulai dari mengikuti kegiatan

pendidikan dan latihan (diklat), seminar, workshop, menyusun karya tulis bahkan

membuat karya inovatif pembelajaran.


2

Kegiatan pengembangan diri bisa dilakukan melalui dua kegiatan yaitu diklat

fungsional dan Kegiatan Kolektif Guru (KKG). Kegiatan pengembangan diri atau

pengembangan keprofesian berkelanjutan dilakukan dalam rangka meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan sebagai seorang guru juga mendapat penghargaan angka

kredit yang dapat diperhitungkan untuk perkembangan kariernya.

B.   Tujuan:

Berdasarkan paparan di atas, pengembangan diri dilakukan oleh penulis dengan


tujuan :
1. Mendapatkan pengetahuan dan keterampilan untuk dapat memberikan

pelayanan yang lebih baik dan berkualitas kepada peserta didik.

2. Mengumpulkan angka kredit yang disyaratkan untuk kenaikan pangkat / jabatan

setingkat lebih tinggi.


3

BAB II

KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI

Beberapa pengembangan diri yang dilakukan sejak tahun 2013 sampai 2019

dapat dilaporkan sebagai berikut:

1. Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah Tahun 2013

a.    Latar Belakang

Kepala Sekolah/Madrasah merupakan tenaga kependidikan yang paling strategis

untuk menggerakkan garda terdepan dalam system pendidikan nasional. Oleh karena itu

berbagai upaya telah dilaksanakan agar kesenjangan kualifikasi dan kompetensi kepala

sekolah/madrasah antar daerah di Indonesia dapat ditekan bahkan dihilangkan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 tentang

Standar Kepala Sekolah/Madrasah merupakan awal dari upaya standarisasi kepala

sekolah/madrasah.Dalam Permendiknas ini telah ditetapkan standar minimal kualifikasi

dan kompetensi kepala sekolah/madrasah yang berlaku pada TK/RA, SD/MI,

SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK di seluruh Indonesia. Disamping itu, Kepmendiknas

Nomor 162/U/2003 tentang Pedoman Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah perlu

diselaraskan dengan Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007. Oleh karena itu,

Kementerian Pendidikan Nasional menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah/Madrasah.

Hal-hal pokok yang diatur dalam Permendiknas Nomor 28 Tahun 2010 meliputi:

syarat-syarat guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah,

penyiapan calon Kepala Sekolah/Madrasah, proses engangkatan kepala

sekolah/madrasah, masa tugas, pengembangan keprofesian berkelanjutan, penilaian


4

kinerja kepala sekolah/madrasah, dan mutasi dan pemberhentian tugas guru sebagai

kepala sekolah/madrasah.

b.   Tujuan Pengembangan diri

Tujuan dari diklat ini adalah ada calon kepala sekolah memperoleh wawasan

yag luas tentang materi Latihan Kepemimpinan, Kompetensi Manajerial. Supervisi

Akademik, Pembukaan/Penutupan, Orientasi Program, Rencana Tindak Kepemimpina

Pre-Test dan Post Test, Evaluasi, Pelaksanaan Rencana Tindakan di Sekolah di Sekolah

Magang dan Sekolah Tempat Calon Kepala Sekolah, Penjelasan Kriteria Kelulusan,

Presentasi Hasil on the job learning, Penilaian portofolio Refleksi pelatihan, Evaluasi.

c.   Pelaksanaan

Tempat : LPMP NTB


Bentuk Kegiatan : Diklat
Waktu : Tahun 2013
Peserta : Utusan Guru SDN 14 Kota Bima

Materi Kegiatan :

1. Kebijakan Kementrian Pendididikan dan Kebudayaan

2. Kebikanan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

3. Latihan Kepemimpinan

4. Kompetensi Manajerial

5. Supervisi Akademik

6. Pembukaan/Penutupan

7. Orientasi Program

8. Rencana Tindak Kepemimpinan

9. Pre-Test dan Post Test

10. Evaluasi
5

11. Pelaksanaan Rencana Tindakan di Sekolah di Sekolah Magang dan Sekolah

Tempat Calon Kepala Sekolah

12. Penjelasan Kriteria Kelulusan

13. Presentasi Hasil on the job learning

14. Penilaian portofolio

15. Refleksi pelatihan

16. Evaluasi

17. Penutupan

d.   Tindak Lanjut

Output kegiatan Calon Kepala Sekolah diharapkan mendapatkan Peningkatan Kompetensi.

Program Penyiapan Calon Kepala Sekolah merupakan sebuah rangkaian kegiatan yang dimulai dari

Seleksi Substansi hingga Pelaksanaan Diklat secara In-On-In.

e.   Dampak Pengembangan diri

Setelah mengikuti diklat ini diharapkan dapat meningkatnya kompetensi calon

kepala sekolah dan kepala sekolah dari Kompetensi Profesional, Pedagogik,

Kepribadian dan Sosial, yang akan berdampak pada kualitas hasil belajar siswa.

2. Diklat Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)

a. Latar Belakang

Beberapa hasil pelatihan guru yang diadakan direktorat jenderal guru dan

tenaga kependidikan utamanya pelatihan atau bimtek tingkat nasional sebagian besar

materinya diarahkan ke Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) bagi guru.

Hal ini membuktikan bahwa PKB sangat penting untuk diimplementasikan didunia

pendidikan khususnya di satuan pendidikan berbagai level. Ini juga yang mendorong

penulis untuk mempublikasikannya melalui media komunikasi ini.


6

PKB adalah bentuk pembelajaran berkelanjutan bagi guru yang merupakan

kendaraan utama dalam upaya membawa perubahan yang diinginkan berkaitan dengan

keberhasilan siswa. Dengan demikian semua siswa diharapkan dapat mempunyai

pengetahuan lebih, mempunyai keterampilan lebih baik, dan menunjukkan pemahaman

yang mendalam tentang materi ajar serta mampu memperlihatkan apa yang mereka

ketahui dan mampu melakukannya. PKB mencakup berbagai cara dan/atau pendekatan

dimana guru secara berkesinambungan belajar setelah memperoleh pendidikan dan/atau

pelatihan awal sebagai guru.

Melalui kesadaran untuk memenuhi standar kompetensi profesinya serta upaya

untuk memperbaharui dan meningkatkan kompetensi profesional selama periode

bekerja sebagai guru, PKB dilakukan dengan komitmen secara holistik terhadap

struktur keterampilan dan kompetensi pribadi atau bagian penting dari kompetensi

profesional. Dalam hal ini adalah suatu komitmen untuk menjadi profesional dengan

memenuhi standar kompetensi profesinya, selalu memperbaharuimya, dan secara

berkelanjutan untuk terusberkembang. PKB merupakan kunci untuk mengoptimalkan

kesempatan pengembangan karir baik saat ini maupun ke depan. Untuk itu, PKB harus

mendorong dan mendukung perubahan khususnya di dalam praktik-praktik dan

pengembangan karir guru.PKB tidak terjadi secara ad-hoc tetapi dilakukan melalui

pendekatan yang diawali dengan perencanaan untuk mencapai standar kompetensi

profesi (khususnya bagi guru yang belum mencapai standar kompetensi sesuai dengan

hasil penilaian kinerja, atau dengan kata lain berkinerja rendah), mempertahankan/

menjaga dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan perolehan pengetahuan

dan keterampilan baru. PKB dalam rangka pengembangan pengetahuan dan

keterampilan merupakan tanggung-jawab guru secara individu sesuai dengan


7

masyarakat pembelajar, jadi sangat penting bagi guru yang berada di ujung paling

depan pendidikan.

b. Tujuan Pengembangan diri

Tujuan pengembangan diri Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah agar calon

kepala sekolah dan kepala sekolah dapat menyusun: Dokumen 1 KTSP, dan Dokumen

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di sekolah masing-masing. Dari aspek supervise

diharapkan dapat melakukan Perencanaan Supervisi Akademik, Pelaksanaan Supervisi

Akademik, Analisis Hasil Supervisi Akademik, Pemberian umpan Balik/feed back dan

Rencana Tindak Lanjut, dan Penyusunan Laporan Supervisi Akademik.

c.  Pelaksanaan

Tempat : LPMP Provinsi


Bentuk Kegiatan : Diklat
Waktu : tanggal 27 September s.d 12 Desember 2014
Peserta : Guru SDN 43 Kota Bima

Materi Kegiatan:

Bahan Pembelajaran Utama Pengelolaan Kurikulum-Tingkat 1

1. Topik 1 : Dokumen 1 KTSP

2. Topik 2 : Dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Bahan Pembelajaran Utama Supervisi Akademik -Tingkat 1

1. Topik 1 : Perencanaan Supervisi Akademik

2. Topik 2 : Pelaksanaan Supervisi Akademik

3. Topik 3 : Analisis Hasil Supervisi Akademik

4. Topik 4 : Pemberian umpan Balik/feed back dan Rencana Tindak Lanjut

5. Topik 5 : Penyusunan Laporan Supervisi Akademik

d. Tindak Lajut
8

Setelah pertemuan ini diharapkan peserta dapat melakukan tindak lanjutinya

sesuai dengan tema pertemuan adalah diharapkan calon kepala sekolah atau kepala

sekolah melakukan penyusunan program tindak lanjut diawali dengan melakukan

analisis kebutuhan peserta berdasarkan analisis hasil supervisi akademik. Analisis

kebutuhan merupakan upaya menentukan perbedaan antara pengetahuan, ketrampilan

dan sikap yang dipersyaratkan dan yang secara nyata dimiliki.

e.  Dampak Pengembangan diri

Dampak pengembangan diri ini dalam rangka membentuk kepala sekolah yang

profesional yang memahami tupoksinya utamanya dalam melakukan pengelolaan

kurikulum dan melakukan supervise akademik.

1. Diklat Penguatan Kepala Sekolah

a. Latar Belakang

Diklat Penguatan Kepala Sekolah merupakan kegiatan yang dikoordinasikan

oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan melalui Direktorat Pembinaan

Tenaga Kependidikan melibatkan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala

Sekolah (LPPKS), Lembaga Penyelenggara Diklat (LPD), Dinas Pendidikan

Propinsi/Kabupaten/Kota, serta satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh

masyarakat.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menunjuk Lembaga Pengembangan

dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) untuk menyelenggarakan Pendidikan dan

Pelatihan Penguatan Kepala Sekolah sesuai Surat Edaran Direktur Jenderal Guru dan

Tenaga Kependidikan Nomor 19998/B.B1.3/GT/2018 tentang Tata Kelola Kepala

Sekolah dan Pengawas Sekolah. LPPKS dapat bekerjasama dan berkoordinasi dengan

Dinas Pendidikan Propinsi/Kabupaten/Kota sesuai kewenangannya, dengan


9

penyelenggara satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat dan dengan

Lembaga Penyelenggara Diklat yang telah mendapatkan persetujuan dari Direktur

Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.

Kegiatan Diklat Penguatan Kepala Sekolah bertujuan untuk memperdalam

kemampuan kepala sekolah dalam memimpin dan mengelola satuan pendidikannya,

serta memiliki performa sebagai kepala sekolah bagi seluruh warga sekolah. Setelah

mengikuti kegiatan ini, diharapkan Kepala Sekolah dapat : (1) memimpin dan

mengelola sekolah; (2) menguasai seluruh kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala

sekolah dalam menjalankan tugasnya;(3)menumbuhkembangkan sikap, pengetahuan,

dan keterampilan pada dimensi kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan,

supervisi, dan sosial; (4) memiliki performa sebagai kepala sekolah yang profesional

bagi seluruh warga sekolah; dan (5) menjadi contoh ketangguhan, optimisme, dan

kreatifitas bagi seluruh warga sekolah di satuan pendidikan yang dipimpin.

Kepala sekolah merupakan pimpinan sebuah lembaga pendidikan formal yang

hendaknya memiliki lima kompetensi berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Kepala Sekolah yaitu:

kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervise dan sosial. Kelima

kompetensi kepala sekolah tersebut diharapkan dapat membuat perubahan yang positif

di sekolah yang mereka pimpin. Karena kepala sekolah memiliki posisi strategis yang

sangat penting dala paradigm peningkatan kualitas pendidikan terutama berkaitan

dengan upaya mengembangan sekolah. Kepala sekolah yang memiliki lima kompetensi

tersebut dapat melihat kekurangan dan kelebihan lembaga pendidikan yang

dipimpinnya dan dapat mengembangkan sumberdaya manusia yang ada di sekolahnya.

Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah
10

sebagai pengganti peraturan Menteri Pendiidkan Nasional Nomor 28 Tahun 2010,

menyatakan bahwa salah satu syarat mengikuti proses pengangkatan menjadi calon

kepala sekolah harus memiliki Surat Tanda Tamat Pendidikan Calon Kepala Sekolah

(STTP). Bagi kepala sekolah yang sedang aktif dan diangkat sebelum diundangkannya

Permendikbud No.6 Tahun 2018 tertanggal 9 April 2018, dan belum memiliki STTP

calon kepala sekolah wajib mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan penguatan

kepala sekolah. Hal ini diperkuat dengan Surat Edaran Dirjen GTK Nomor:

19998/B.B1.3/Gt/2018 Tentang Tata Kelola Kepala Sekolah dan pengawas sekolah

point 4 menyatakan bagi kepala sekolah yang sedang menjabat sebelum diterbitkannya

Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018 tetap mendapatkan hakya, tetapi kepala sekolah

tersebut tetap harus mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan Penguatan Kepala

Sekolah.

b. Tujuan

Tujuan pelatihan adalah serangkaian aktivitas yang dirancang untuk

meningkatkan keahlian-keahlian, pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan sikap

seorang individu. Pelaksanaan program pelatihan merupakan rangkaian dalam

pembelajaran selama proses pelatihan berlangsung.

c.   Pelaksaan

Tempat : Universitas Muhammadiyah Mataram


Bentuk Kegiatan : Diklut Penguatan Kepala Sekolah
Waktu : tanggal 16 s.d 23 Oktober 2019
Peserta : Perwakilan Guru SD 43 Kota Bima
Penyelenggara : Grand Madani Hotel Mataram

Materi Kegiatan:

UMUM

A. INTI
11

1. Manajerial

a. Teknis Analisis Manajemen, RKS dan Keuangan

 Teknis Analisis Manajemen

 Pengembangan RKS dan Pelaporan

 Pengelolaan Keuangan

b. Pengelolaan Sumber Daya

 Pengelolaan Kurikulum

 Pengelolaan PTK

 Pengelolaan Peserta Didik

 Pengelolaan Sarana Prasarana

2. Supervisi guru dan tendik

a. Supervisi dan PK Guru

b. Supervisi dan PK Tendik

c. Rencana PKB

3. Kepemimpinan dan Kewirausahaan

a. Kepemimpinan perubahan

b. Pengembangan Kewirausahaan

4. Pengembangan Sekolah Berdasarkan 8 SNP

B. PENUNJANG

1. Pre dan Post Tes

2. Literasi Digital

3. Orientasi Program

4. Evaluasi

d.  Tindak Lanjut


12

Pengelolaan diklat penguatan kepala sekolah untuk meningkatkan kompetensi

kepala sekolah dari aspek perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan hasil bersifat top

down karena merupakan pelaksanaan Permendikbud No.6 Tahun 2018 tentang

Penugasan. Guru Sebagai Kepala Sekolah yang menggunakan indikator-indikator

ketercapaian pembelajaran yang telah ditentukan oleh LPPKS dengan menghadirkan

peserta yang memiliki latar belakang yang sama.

e.   Dampak

Dampak yang diharapkan agar kepala sekolah mampu melaksanakan kompetensi

manajerial seperti dapat melakukan Teknis Analisis Manajemen, RKS dan Keuangan,

Pengelolaan Sumber Daya seperti: Pengelolaan Kurikulum, Pengelolaan PTK,

Pengelolaan Peserta Didik dan Pengelolaan Sarana Prasarana. Dampak lainnya

diharapkan kepala sekolah dapat melakukan Supervisi guru dan tendik, menjadi

kompetensi dalam hal Kepemimpinan dan Kewirausahaan serta dapat melakukan

Pengembangan Sekolah Berdasarkan 8 SNP.

2. Bimbingan Teknis Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI).

a. Latar Belakang

Sistem penjaminan mutu internal merupakan sistem penjaminan mutu yang yang

dilaksanakan di dan oleh satuan pendidikan tertentu dan melibatkan seluruh komponen

dalam satuan pendidikan. Mutu pendidikan dasar di Indonesia belum seperti yang

diharapkan. Secara nasional, hasil pemetaan mutu pendidikan menunjukkan hanya 16%

satuan pendidikan yang memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) (Direktorat

Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, 2016). Sebagian besar satuan pendidikan

lain belum memenuhi SNP, bahkan menurut Sridana, Wilian, dan Setiadi (2018) dalam
13

penelitiannya menyatakan terdapat sejumlah satuan pendidikan yang belum memenuhi

Standar Pelayanan Minimal (SPM).

Standar kualitas pendidikan yang ditetapkan oleh sekolah, berbeda dengan yang

ditetapkan oleh pemerintah (Sridana, Wilian, & Setiadi; 2018). Standar yang digunakan

oleh sebagian besar sekolah jauh di bawah dari standar yang ditetapkan oleh

pemerintah. Akibatnya, kualitas lulusan yang dihasilkan oleh sekolah tidak memenuhi

standar yang ditetapkan oleh pemerintah. Pendidikan dinilai telah mencapai tujuan

apabila para lulusan yang dihasilkan mampu berdaya saing dengan mutu lulusan yang

lain. Diakui atau tidak masih ada kendala dalam sistem pendidikan nasional kita,

bagaimana para lulusan yang dihasilkan baik oleh pendidikan dasar, menengah dan

perguruan tinggi masih belum mampu menjawab keinginan masyarakat. Sistem yang

dikembangkan oleh sekolah belum mampu sepenuhnya menghasilkan para lulusan yang

memiliki sumber daya dimasa yang akan datang penuh dengan keimanan, berfikir

smart, dan berjiwa kreatif. Agar kiranya tercapai sebuah cita-cita, dan harapan akan

sebuah pendidikan yang bermutu, sekolah hendaknya memperhatikan faktor internal

dan eksternal yang saling berhubungan yang dapat mempengaruhi mutu proses yang

dihasilkan (Adha, Supriyanto & Timan, 2019), karena mutu luaran sangat dipengaruhi

kualitas input dan proses yang ada didalam sekolah. Sekolah harus mampu

menghasilkan lulusan yang mampu menjawab tantangan kebutuhan SDM dimasa

depan. Salah satu indikator yang dapat dilihat dari kemajuan sebuah bangsa atau negara

yaitu ketika memiliki sumber daya manusia yang unggul, untuk mampu bersaing pada

pendidikan yang selanjutnya atau pada dunia kerja. Menurut Goetesch dan Stanley

(2000) dalam konsep mutu ada 3 komponen yang perlu menjadi perhatian bersama

yakni, (1) mampu memenuhi keinginan pelanggan, (2) memfokuskan pada produk yang

dihasilkan dan kepuasan layanan, (3) terus menyesuaikan dengan tuntutan perubahan
14

yang ada karena terus bergerak secara dinamis untuk mampu menjaga kepuasaan

pelanggan.

b. Tujuan

Tujuan kegiatan ini diharapkan peserta dapat memahami dan tentang Sistem

Penjaminan Mutu Pendidikan, Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Sistem

Penjaminan Mutu Eksternal (SPME), Overview Pengumpulan Data Peta Mutu

Penddikan, dapat melakukan telaah Instrumen Pemetaan Mutu 2019, Standar Nasional

Pendidikan, Indikator dan nstrumen, Praktek Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan

Sekolah (TPMPS) di sekolah: juga tahu tentang Siklus SPMI, Standar Nasional

Pendidikan, Indikator dan Eksperimen, Pembentukan Tim Penjaminan Mutu

Pendidikan Sekolah (TPMPS), Analisis Rapor Mutu Sekolah Model (Pemetaan

Mutu)Perencanaan dan Strategi Penentuan Mutu, Perencanaan dan Strtegi Pemenuhan

Mutu.

c.   Pelaksaan

Tempat : Kota Bima


Bentuk Kegiatan : Pendampingan
Waktu : tanggal 7 s.d 10 Oktober 2019
Peserta : Perwakilan Guru SD 43 Kota Bima

Materi Kegiatan:

A. Umum

1. Sistem PenjaminanMutu Pendidikan

2. Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Sistem Penjaminan Mutu Eksternal

(SPME)

3. Overview Pengumpulan Data Peta Mutu Penddikan

B. Pokok

1. Telaah Instrumen Pemetaan Mutu 2019


15

2. Standar Nasional Pendidikan, Indikator dan nstrumen

3. Praktek Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Sekolah (TPMPS) di sekolah:

a. Siklus SPMI

b. Standar Nasional Pendidikan, Indikator dan Eksperimen

c. Pembentukan Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Sekolah (TPMPS)

d. Analisis Rapor Mutu Sekolah Model (Pemetaan Mutu)Perencanaan dan

Strategi Penentuan Mutu

e. Perencanaan dan Strtegi Pemenuhan Mutu

f. Evaluasi

C. Penunjang

1. Peta Mutu Sekolah Model

d.  Tindak Lanjut

Dengan dilaksanakannya kegiatan ini diharapkan sekolah menetapkan standar

yang akan dicapai, sekolah menetapkan prosedur pelaksanaanya, sekolah menyusun

model pelaksanaannya, dan terakhir sekolah membuat alat evaluasi yang bisa mengukur

ketercapaiannya.

e.   Dampak

Dengan dilaksanakannya kegiatan ini diharapkan berdampak sekolah dapat

menyelenggarakan pendidikan yang bermutu mengacu pada bahwa sekolah dalam

melaksanakan atau mengelola pendidikan hendaknya minimal berpedoman pada

pelayanan minimum yang telah ditetapkan dan berpedoman pada ketentuan manajemen

berbasis sekolah atau madrasah (MBS). Sekolah dalam memenuhi kualitas mutu

lulusan yang diharapkan hendaknya mampu mengorganisir langkah-langkah dengan

baik.
16
17

BAB II

PENUTUP

Demikian Laporan kegiatan peningkatan karier guru melalui Kegiatan

Pengembangan Diri untuk 4 Kegiatan Pengembangan diri yang diikuti oleh Penulis

selama tahun 2014 sampai dengan tahun 2019 kami sampaikan untuk menjadi bahan

pertimbangan, dan mudah-mudahan merupakan awal yang berkesinambungan.

Anda mungkin juga menyukai