Anda di halaman 1dari 1

Perangkap serangga dapat digunakan untuk tujuan pengendalian hama yaitu dengan memonitor

populasi serangga maupun untuk mengurangi populasi serangga secara langsung. Data hasil
monitoring populasi serangga dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan tindakan
pengendalian yang akan dilakukan. Macam perangkap yang digunakan tergantung jenis serangga
yang akan ditangkap.

Berdasarkan waktu aktivitasnya serangga dapat dibedakan menjadi serangga diurnal dan serangga
nokturnal. Serangga diurnal adalah serangga yang aktif pada siang hari, sedang serangga nokturnal
adalah serangga yang aktif pada siang hari. Contoh serangga diurnal adalah belalang dan kupu-kupu,
sedang yang termasuk serangga nokturnal adalah ngengat dan kunang-kunang.

Berdasarkan tempat aktivitasnya serangga dapat dibedakan menjadi serangga darat (terrestrial
insects) dan serangga air (aquatic insects). Serangga darat ada yang merupakan serangga terbang
yaitu serangga yang sebagian besar aktivitasnya dilakukan dengan terbang dan ada serangga tanah
yang sebagian besar aktivitasnya dilakukan di atas permukaan tanah dan ada yang hidup di dalam
tanah. Contoh serangga terbang adalah nyamuk dan lalat, sedang contoh serangga tanah adalah
undur-undur yang merupakan larva dari serangga dari familia Neuroptera dan beberapa serangga
dari familia Carabidae.

Serangga memberikan respon yang bervariasi terhadap stimulus lingkungan. Stimulus lingkungan
dapat berupa berbagai kondisi fisik seperti temperatur, kelembaban dan cahaya. Ada serangga yang
tertarik pada cahaya dan ada yang lebih menyukai kegelapan. Serangga juga menunjukkan respon
yang berbeda-beda terhadap warna yang bervariasi. Respon serangga terhadap cahaya dapat
dijadikan dasar untuk pembuatan perangkap serangga. Serangga yang tertarik pada cahaya dapat
ditangkap dengan perangkap cahaya (light trap). Warna cahaya yang digunakan tergantung respon
serangga terhadap warna. Ada serangga yang tertarik pada cahaya warna merah, ada yang tertarik
pada cahaya ultraviolet (black light) dan ada yang tertarik pada cahaya putih.

Untuk memperangkap serangga terbang yang berukuran kecil seperti thrips, aphis dan kutu
bersayap lainnya dapat digunakan sticky trap (perangkap berperekat). Permukaan bahan yang
digunakan sebagai sticky trap harus kedap tidak berpori, sehingga biasanya digunakan lembaran
plastik yang dipotong dengan ukuran tertentu. Ukuran sticky trap bervariasi, yang sering digunakan
7,5 cmx12,5 cm, ukuran lainnya adalah 7,5 cmx10 cm, 10 cmx23 cm, 10 cm x25,5 cm, and 20
cmx30,5 cm. Warna yang sering dipakai untuk sticky trap adalah kuning, biru atau pink. Sebagai
perekat dapat dipakai petroleum jelly. Sticky trap dipasang sekitar 7,5-10 cm di atas kanopi tanaman.

Perangkap yang digunakan untuk menangkap serangga yang berjalan di atas permukaan tanah
adalah pit fall trap (perangkat lubang). Sebagai perangkap dapat digunakan gelas plastik atau wadah
lain yang ditanaman di dalam tanah. sehingga permukaan wadah tersebut rata dengan tanah. Di atas
perangkap tersebut dipasang papan peneduh untuk melindungi perangkap dari air hujan atau
kotoran. Serangg yang berjalan melewati perangkat tersebut akan masuk ke dalam perangkap
tersebut. Agar serangga yang terperangkap tidak keluar lagi maka di dalam wadah plastik tersebut
diisi sedikit air yang dicampur setetes sabun cair atau alcohol 70% dicampur setetes asam asetat 5%.

https://drive.google.com/drive/folders/1w8FmYNSMOvcxbR-niWby0eFTsJAisqjt?usp=sharing

Anda mungkin juga menyukai