Anda di halaman 1dari 3

NAMA : IRNA KRISNIA

NIM : 200502110046

KELAS : Manajemen Operasional C

Analisis Produk Indomie

Indomie merupakan salah satu produk mie instant yang mampu bertahan sebagai Top
of Mind merek mie intant yang mana hingga saat ini masih menjadi favorit banyak kalangan
masyarakat. Indomie adalah merek produk mi instan dari Indonesia yang diproduksi oleh PT.
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Di Indonesia sendiri, sebutan “Indomie” merupakan
istilah yang sering digunakan untuk sebutan mie instant. Indomie bukan hanya menguasai pasar
di Indonesia, tetapi indomie mampu menembus pasar internasional. Hal ini dibuktikan dengan
produk Indomie yang telah dipasarkan secara cukup luas ke berbagai negara, seperti Amerika
Serikat, Australia, negara-negara Asia dan Afrika hingga ke negara-negara Eropa.

a. Fase Perkenalan
Pada fase ini suatu produk masih menjadi “fine tune” bagi pasar, sebagai teknik
produksi perusahaan. Pada tahap ini pula perusahaan mengeluarkan banyak biaya untuk
riset, pengembangan produk dan pemasok, serta modifikasi dan perbaikan karena
perusahaan masih menggali bagaimana keinginan/kebutuhan serta selera masyarakat yang
tentunya berbeda di berbagai negara.
Begitupun dengan produk mie instant Indomie. Awal mula terciptanya produk ini
dilatarbelakangi oleh kelangkaan beras yang melanda Indonesia saat itu. Produk Indomie
di produksi dan dipasarkan sejak tahun 1972, adapun produk Indomie yang pertama kali
diperkenalkan adalah Indomie Kuah Rasa Kaldu Ayam yang mana sesuai dengan selera
lidah masyarakat Indonesia kala itu. Varian lain pada awal kemunculan Indomie adalah
rasa kaldu udang. Pada awal mulanya Indomie rasa sari ayam (kaldu ayam) memiliki
kemasan dengan dominasi warna merah dan kuning, adapun untuk rasa sari udang memiliki
kemasan berwarna kuning. Pada kemasan produk tersebut terdapat tulisan “Lezat dan
Nikmat” serta “Praktis dan Ekonomis”, selain itu terdapat keterangan “ Hematkanlah
Waktu Anda dengan Indomie. Indomie Makanan Nasional Penuh Gizi”, kata serta
keterangan tersebut tentunya ditujukan untuk menarik minat konsumen pada awal
kemunculannya. Agar produk Indomie semakin dikenal luas oleh masyrakat, perusahaan
mulai memanfaatkan media TV, tepatnya pada tahun 1979, untuk pertama kalinya Indomie
diiklankan di TV, konsep iklannya sangat unik dengan komedian Subagio sebagai pemeran
utama. Seiring berjalannya waktu kemasan Indomie berevolusi semakin modern dengan
ilustrasi yang lebih menarik. Sejak awal kemunculannya, perusahaan terus berupaya
menemukan varian dan cita rasa yang sesuai dengan lidah dan selera masyarakat.

b. Fase Pertumbuhan
Pada fase pertumbuhan, ditandai dengan permintaan produk yang meningkat
secara signifikan. Fase pertumbuhan Indomie dimulai sejak diluncurkannya varian baru
pada tahun 1982. Pada tahun 1982, perusahaan meluncurkan varian Indomie kuah rasa kari
ayam. Perusahaan terus berupaya mencari inovasi agar semakin digemari oleh masyarakat,
hingga pada tahun 1983 perusahaan meluncurkan varian Indomie goreng menyusul varian
kari ayam. Di tahun berikutnya, PT. Sarimi Asli Jaya yang merupakan produsen Sarimi
membeli PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd. Tiga tahun setelah itu, untuk pertama
kalinya perusahaan meluncurkan Pop Mie ( mie instant dalam wadah cup) dengan varian
rasa ayam dan baso.
Untuk menghadapi persaingan di pasar yang tentunya akan semakin berat
kedepannya, PT Indofood terus berupaya mengembangkan produk Indomie dengan
berbagai varian rasa mulai dari Indomie Goreng, Indomie Kuah, Indomie Selera Nusantara
yang mana mengadopsi dari masakan tradisional khas nusantara, hingga Indomie Taste of
Asia yang disesuaikan dengan cita rasa masakan khas Asia.
c. Fase Kedewasaan
Pada fase ini suatu produk akan mencapai titik popularitas atau fase dimana
produk memberikan tingkat pengembalian tertinggi, pada fase ini semakin banyak
kompetitor, dan inovasi sangat penting gencar dilakukan. Memasuki abad ke-20, Indomie
mencapai titik popularitas. Pada masa tersebut Indomie meraih berbagai macam
penghargaan dan popularitas, diantaranya,
- Pada tahun 2001, meraih penghargaan Indonesia Customer Satisfaction Award (CSA)
sebagai The Most Valuable Brand.
- Pada tahun 2005, meraih Guinnes World of Record sebagai The Largest Pack of Instant
Noodles.
- Top Brand Award 2010 – Indomie, Outstanding Achievement in Building the Top
Brand: Most Powerful Distribution Performance 2009–Indomie, The Most Powerful
Distribution Performance. Dan masih banyak lagi popularitas dan penghargaan yang
telah diraih Indomie pada tahun berikut-berikutnya.
Indomie juga merupakan produk mie instant yang sangat populer di Nigeria.
Di negara tersebut telah berdiri pabrik produksi Indomie. Pabrik yang pertama kali
didirikan di Nigeria yakni pabrik De United Food Industries limited yang berdiri sejak
tahun 1995 di Ota Ogun State yang merupakan produsen mie instant terbesar di Afrika
Barat. Selanjutnya pada tahun 2001, berdiri pabrik Dufil Prima Foods Plc yang terletak
di Choba, Port Harcourt, Rivers State. Selain di Nigeria, Indomie juga terkenal di
beberapa negara di Asia.
Pada Fase kematangan atau kedewasaan ini, juga ditandai dengan munculnya
kompetitor. Pada tahun 2003, muncul kompetitor produk Indomie yaitu produk Mie
Sedaap dari PT. Wings Food yang mana tak kalah terkenal dengan Indomie. Untuk itu,
berbagai macam inovasi baik promosi, kemasan, maupun varian dan kualitas harus
tetap dilakukan dengan gencar agar penjualan produk tetap stabil di fase ini.

d. Fase Penurunan

Pada fase penurunan atau decline stage ini produk akan mengalami penurunan
permintaan/penjualan. Produk Indomie pernah mengalami penurunan permintaan dan
penjualan. Tepatnya pada pada tanggal 7 Oktober 2010, pihak berwenang Taiwan
mengumumkan bahwa Indomie yang dijual di Taiwan mengandung dua bahan pengawet
yang biasa digunakan sebagai bahan kosmetik (natrium benzoat dan metil p-
hidroksibenzoat). Pernyataan itu membuat semua produk Indomie ditarik dari pasaran
Taiwan. Di samping itu, dua jaringan supermarket terkemuka di Hong Kong (Park n' Shop
dan Wellcome) juga tidak menjual mi instan Indomie untuk sementara waktu. Larangan
serupa berlaku juga di Kanada dan Eropa. Berbagai larangan itu, menurunkan permintaan
produk Indomie di beberapa negara sehingga tingkat penjualan yang diperoleh perusahaan
menurun.

Anda mungkin juga menyukai