Kul Ke 6 Pelanggaran Etika Bisnis
Kul Ke 6 Pelanggaran Etika Bisnis
PEMBAHASAN.
Pelanggaran Etika Bisnis
Akibat dari tidak tercapainya tujuan etika bisnis atau tidak bisa
dijalankannya aturan-aturan yang merupakan prinsip-prinsip dalam
etika bisnis oleh sebuah perusahaan adalah terjadinya pelanggaran
etika. Pelanggaran etika perusahaan terhadap pelanggannya di
Indonesia merupakan fenomena yang sudah sering terjadi.
Contoh Kasus yang berkaitan dengan Kesadaran Moral dan Pro-
Kontra Etika Bisnis sbb :
1. Kasus Ajinomoto.
Kehalalan Ajinomoto dipersoalkan Majelis Ulama Indonesia
(MUI) pada akhir Desember 2000 setelah ditemukan bahwa
pengembangan bakteri untuk proses fermentasi tetes tebu
(molase), mengandung bactosoytone (nutrisi untuk pertumbuhan
bakteri), yang merupakan hasil hidrolisa enzim kedelai terhadap
biokatalisator porcine yang berasal dari pankreas babi.
2. Kasus pada produk minuman berenergi Kratingdeng yang
sebagian produknya diduga mengandung nikotin lebih dari batas
yang diizinkan oleh Badan Pengawas Obat dan Minuman. ”Oleh
karena itu perilaku etis perlu dibudayakan melalui proses
internalisasi budaya secara top down agar perusahaan tetap
survive dan dapat meningkatkan kinerja keuangannya,”.
3. Analisis Kasus Susu Formula Dan Perlindungan Konsumen
Di Indonesia, nasib perlindungan konsumen masih berjalan
tertatih-tatih. Hal-hal ini menyangkut kepentingan konsumen
memang masih sangat miskin perhatian. Setelah setahun
menunggu, Kementerian Kesehatan akhirnya mengumumkan
hasil survei 47 merk susu formula bayi untuk usia 0-6 bulan.
Hasil survei menyimpulkan, tidak ditemukan bakteri
Enterobacter Sakazakii.
Hasil ini berbeda dengan temuan penelitian Institut Pertanian
Bogor, yang menyebutkan, 22,73% susu formula (dari 22
sampel), dan 40% makanan bayi (dari 15 sampel) yang
dipasarkan April hingga Juni 2006 terkontaminasi E. Sakazakii
Apa pun perbedaan yang tersaji dari kedua survei tersebut, yang
jelas kasus susu formula ini telah menguak fakta laten dan
manifes menyangkut perlindungan konsumen. Ini membuktikan
bahwa hal-hal menyangkut kepentingan (hukum) konsumen
rupanya memang masih miskin perhatian dalam tata hukum kita,
apalagi peran konsumen dalam pembangunan ekonomi.