Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.

4, Maret 2013 (270-275) ISSN: 2337-6732

PERENCANAAN PENGEMBANGAN BANDAR UDARA


(STUDI KASUS: BANDAR UDARA SEPINGGAN BALIKPAPAN)
Felicia Geiby Dondokambey
A. L. E. Rumayar, M. R. E. Manoppo, J. E. Waani
Fakultas Teknik, Jurusan Sipil, Universitas Sam Ratulangi
email:feliciadondokambey@gmail.com

ABSTRAK
Di Kalimantan Timur, saat ini transportasi melalui udara memegang peranan penting,
dimana di beberapa daerah merupakan daerah pengeboran minyak, batu bara dan lainnya,
sehingga memerlukan mobilitas yang tinggi antar daerah, dalam maupun luar propinsi.
Dengan demikian, fungsi transportasi udara untuk kegiatan tersebut sangat vital. Di
Balikpapan, salah satu kota dalam propinsi ini, terdapat Bandar Udara Internasional
Sepinggan yang menurut sejarah awalnya digunakan untuk kegiatan Perusahaan Minyak
Belanda (BPM). Dewasa ini, Bandara Sepinggan dianggap sudah tidak mampu menampung
jumlah penumpang yang ada. Oleh karena hal tersebut, perlu direncanakan pengembangan
untuk Bandara Sepinggan ini.
Dalam merencanakan pengembangan suatu lapangan terbang harus memperkirakan arus
lalu lintas di masa yang akan datang. Oleh karena itu, penelitian yang akan dilakukan
bersifat research. Dengan menganalisa data lima tahun jumlah pesawat, penumpang, bagasi
dan cargo menggunakan analisa regresi, dapat diramalkan arus lalu lintas di masa yang
akan datang sehingga pengembangan bandar udara dapat diketahui perlu dilakukan atau
tidak. Berdasarkan data-data primer yang diperoleh dari bandara seperti data klimatologi,
data karakteristik pesawat, data tanah, dan data existing bandara digunakan sebagai acuan
merencanakan pengembangan bandar udara.
Berdasarkan hasil perhitungan yang mengacu pada standar International Civil Aviation
Organization (ICAO) dengan pesawat terbang rencana Boeing 747-400 maka dibutuhkan
panjang landasan (runway) 3.949 meter dan lebar landasan 60 meter.Jarak antara sumbu
landasan pacu dan sumbu landasan hubung adalah 185 meter. Lebar total taxiway 38 meter,
dan luas apron yang diperlukan 750,5 × 164 = 123.082 m.
Kata kunci: perencanaan, regresi, pergerakan, runway, taxiway, apron

PENDAHULUAN orang per tahun pada 2017. Tapi dalam


kenyataannya, sejak 2004 lalu jumlahnya
Kota Balikpapan mempunyai bandara sudah menembus 3 juta orang per tahun. Hal
terbesar di Kalimantan Timur, yaitu Bandara itu menyebabkan bandara terasa sesak,
Sepinggan (Sepinggan Airport). Bandar terutama di ruang tunggu, setelah
Udara (Bandara) Sepinggan Balikpapan, penumpang check in. Dari informasi yang
dewasa ini dianggap sudah tidak mampu lagi didapat, Bandar Udara Sepinggan juga akan
melayani kebutuhan para pengguna. membuka terminal embarkasi untuk jemaah
Pasalnya, kemampuan bandara ini dalam haji tujuan Jeddah, sehingga diperlukan
menampung calon penumpang sudah perencanaan pengembangan untuk bandar
melebihi kapasitas. Akhirnya, pelayanan dan udara ini dari sisi darat maupun udara.
kenyamanan penumpang jadi terabaikan.
Kapasitas ruang tunggu yang tak lebih dari Tujuan Penelitian
200 penumpang tak sanggup menyediakan Maksud dan tujuan penelitian ini adalah
tempat duduk yang cukup di saat peak merencanakan pengembangan lapangan
season atau waktu sibuk. terbang yang berada di Kota Balikpapan
Dalam perencanaan pembangunannya, Propinsi Kalimantan Timur, yaitu Bandar
terminal bandar udara ini diperkirakan Udara Sepinggan, dengan pesawat jenis
menampung penumpang sebanyak 1,5 juta Boeing 747 ± 400 sebagai pesawat rencana,

270
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.4, Maret 2013 (270-275) ISSN: 2337-6732

dan hasil ramalan (forecast) untuk jumlah kode huruf A - F mengklasifikasikan lebar
pengunjung bandara. sayap pesawat (wingspan) dan jarak terluar
pada roda pendaratan dengan ujung sayap.
Manfaat Penelitian Klasifikasi menurut FAA
Penelitian ini diharapkan dapat mem- FAA membagi klasifikasi lapangan
berikan kontribusi yang berharga dalam terbang menjadi dua kategori yaitu:
bidang transportasi, khususnya dalam 1. Pengangkutan udara (Air Carrier)
mendisain dan merencanakan pengem- Perencanaan didasarkan pada karakte-
bangan suatu bandar udara. ristik fisik dari pesawat. Klasifikasi ini
didasarkan pada wingspan dan
Batasan masalah wheelbase.
Penelitian ini hanya terbatas pada 2. Pengangkutan umum (General Aviation).
perencanaan runway, taxiway, apron, serta
terminal area yang terdiri dari gedung Menentukan Panjang Runway
terminal, dan pelataran parkir dimana yang Standar yang digunakan untuk
akan dihitung hanya luas yang dibutuhkan perhitungan panjang landasan pacu disebut
untuk masa yang akan datang. Aeroplane Reference Field Length (ARFL).
Meski lokasi bandar udara berada di Menurut persyaratan ICAO, panjang
pinggir pantai tapi untuk pembahasan pada landasan harus dikoreksi terhadap elevasi,
penulisan ini tidak dihitung tentang temperatur, dan slope.
perencanaan Break Water.
Koreksi terhadap Elevasi
7 H (1)
L1 L0 u (1 u )
100 300
TINJAUAN PUSTAKA Dimana:
L0 = Panjang landas pacu minimum pada
Komponen-Komponen Lapangan kondisi standar (m)
Terbang H = Elevasi ( m)
Lapangan terbang berfungsi bukan L1 = Panjang landas pacu setelah dikoreksi
hanya sebagai tempat tinggal landas pesawat terhadap elevasi (m)
namun dalam sistem transportasi udara
Koreksi terhadap Temperatur
meliputi kegiatan-kegiatan yang luas dimana
didalamnya terdapat arus penumpang dan L2 L1u >1 0,01u (T (15 0,0065 u H ))@ (2)
barang. Adapun komponen-komponen dari Dimana:
kedua sistem lapangan terbang di atas adalah T = Temperatur (ºC)
sebagai berikut: L2 = Panjang landas pacu setelah dikoreksi
a. Runway (R/W) atau landas pacu terhadap temperatur (m)
b. Taxiway (T/W) atau landas hubung Koreksi terhadap Slope (kemiringan)
c. Apron slope
L3 L2 u (1 0,1 u ) (3)
d. Terminal building atau gedung terminal 1%
e. Gudang Dimana:
f. Tower atau menara pengontrol L3 = Panjang landasan yang dibutuhkan
g. Fasilitas keselamatan (pemadam oleh pesawat rencana (m)
kebakaran)
h. Utility (fasilitas listrik, telepon, dll) Menentukan Lebar Landasan Pacu
Dalam menentukan lebar landasan pacu
Klasifikasi Lapangan Terbang dapat diambil sesuai dengan persyaratan
Klasifikasi Menurut ICAO yang dikeluarkan ICAO. Secara umum dapat
ICAO mengklasifikasikan lapangan dilihat pada Tabel 1.
terbang dengan kode yang disebut
Aerodrome Reference Code dengan Apron
mengkategorikan dalam dua elemen. Kode Apron merupakan bagian dari lapangan
nomor 1 - 4 mengklasifikasikan panjang terbang yang disediakan untuk memuat, dan
landas pacu minimum atau Aerodrome menurunkan penumpang maupun barang
Reference Field Length(ARFL). Sedangkan dari pesawat, pengisian bahan bakar, parkir

271
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.4, Maret 2013 (270-275) ISSN: 2337-6732

pesawat serta pengecekan alat mesin untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Data-
pengoperasian selanjutnya. data tersebut diambil pada instansi-instansi
terkait seperti PT. Angkasa Pura I, Cab.
Tabel 1. Lebar Perkerasan Landasan Bandara Sepinggan Balikpapan, Kantor
Code Code Letter Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Number A B C D E F Geofisika serta kantor Badan Pusat Statistik
1ª 18 m 18 m 23 m - -
- Kalimantan Timur.
Perencanaan panjang landas pacu
-
2ª 23 m 23 m 30 m - - (runway), didasarkan pada pesawat rencana
- dan dikoreksi dengan faktor elevasi
3 30 m 30 m 30 m 45 m - landasan, suhu dan slope.
4 - - 45 m 45 m 45m
60 Perencanaan taxiway, menentukan exit
m taxiway, kemiringan dan jarak pandang,
a. The width of a precision approach runway should be lebar taxiway, kurva taxiway, perencanaan
notless than 30 m where the code number is 1 or 2
fillet didasarkan pada data pesawat rencana
Sumber: (ICAO, 2006) dan berpedoman pada persyaratan yang
dikeluarkan ICAO.
Jumlah gate position dapat dipakai rumus Untuk perencanaan terminal area beserta
sebagai berikut (Horonjeff. 1975) : fasilitas-fasilitas yang diperlukan, didasar-
V uT kan pada hasil analisa perkembangan arus
G (4) lalu-lintas udara serta jumlah gerakan
U
pesawat terbang dan penumpang pada jam
Dimana : G = Jumlah gate position
sibuk di masa yang akan datang.
V = Volume rencana pesawat
yang tiba dan berangkat
Analisa Data
U = Faktor penggunaan
Pengembangan bandar udara didasarkan
(utility factor)
pada ramalan dan permintaan (forecasting
Untuk penggunaan mutual U = 0,6 ± 0,8.
and demand). Metode peramalan (fore-
Untuk penggunaan eksklusif U = 0,5 ± 0,6.
casting) terdiri dari beberapa metode
Gate occupancy time untuk tiap pesawat
peramalan yang salah satunya adalah
berbeda.
metode kecenderungan (trend method).
Pesawat kelas A T = 60 menit
Analisa trend adalah analisa yang
B T = 45 menit
meramalkan kecenderungan yang terjadi
C T = 30 menit
dari data-data yang ada saat ini. Analisa
D = E T = 20 menit
trend yang digunakan adalah:
a. Trend Linier
Menghitung Ukuran Gate
Turning radius = TR = ½ (wingspan + 8 a b& (7)
whell track) + forward roll (5) b. Trend Logaritma
D = (2 × TR) + wing tip clearance (6) 8 a b ln & (8)
c. Trend Exponensial
Tabel 2. Wing Tip Clearance (9)
Y a.k x
Code Letter Clearance
Kuat tidaknya korelasi diukur dengan suatu
A 3m nilai yang disebut koefisien korelasi (r)
B 3m dimana - ” U ” Semakin besar harga r,
C 4,5 m maka makin kuat korelasinya.
D 7,5 m
E 7,5 m
Sumber: (ICAO, 2006) HASIL PENELITIAN

Panjang Runway
METODOLOGI PENELITIAN Dalam perencanaan pengembangan
Bandar Udara Sepinggan direncanakan akan
Penelitian dilakukan dengan cara meng- didarati oleh pesawat Boeing 747-400 :
adakan peninjauan langsung ke lokasi dan Kode landasan = 4E dan ARFL = 3.383m

272
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.4, Maret 2013 (270-275) ISSN: 2337-6732

Namun ARFL ini masih harus dikoreksi Menghitung Lebar Runway


terhadap elevasi, temperatur, dan slope Sesuai dengan Aerodrome Reference
sesuai dengan kondisi bandar udara Code yang dikeluarkan ICAO untuk ARFL
bersangkutan. Adapun data-data yang • P kode angka 4 dan kode huruf E
diperlukan adalah sebagai berikut: untuk pesawat B 747 ± 400 dengan kriteria
‡ Pesawat rencana = Boeing 747-400 wingspan (64,9 m) dan outer main gear
‡ /R ARFL) = 3.383 m wheel span (12,4 m). Dari kategori ini
‡ Elevasi = 12 feet MSL = 3,75 m Bandar Udara Sepinggan direncanakan
‡ Efektif slope = 0,5 % mempunyai:
‡ Lebar landasan = 45 m, lebar total
Tabel 3. Temperatur Bandar Udara termasuk bahu landasan paling kurang
Sepinggan 60 m untuk kode D dan E
Tahun T1º C T2º C (Wardhani, 1992)
2007 22,92 33,4 ‡ Lebar bahu landasan = 7,5 m
2008 20,2 33 di kedua sisi landasan
2009 22,71 33,43 ‡ .HPLULQJDQ PHOLQWDQJ = 1,5 %
2010 23 34,1 ‡ .HPLULQJDQ bahu = 2,5 %
2011 22,73 33,78
Rata-rata 22,31 33,54 Menentukan Exit Taxiway
Sumber: Kantor BMKG Balikpapan Dalam menentukan exit taxiway diguna-
kan data-data sebagai berikut:
Dimana: Pesawat rencana Boeing 747-400 dengan
T1 = Temperatur rata-rata dari temperatur design group D.
harian rata-rata dalam bulan terpanas.
T2 = Temperatur rata-rata dari temperatur S1 = 259 km/jam
harian maksimum dalam bulan terpanas. = (259 u 1000)/3600) = 72 m/dt
22,31, 33,54 22,31 S2 = 32 Km/jam = 9 m/dt
Tempr.reference =
3
Tref = 26,05º C a = 1,5 m/det 2
Untuk perhitungan landas pacu harus Jarak touchdown = 450 m
dikoreksi terhadap elevasi, temperatur,dan
Diperoleh:
slope sebagai berikut:
(72) 2 (9) 2
Koreksi terhadap elevasi: D= = 1.701 m
2 u 1,5
L1 = 3.383 u (1 0,07 u 3,75 ) L0 = 450 + 1.701 = 2.151 m
300
= 3.385,96 m Jadi, L0 = 2.151 m, L0 dihitung berdasarkan
Koreksi terhadap temperatur: kondisi standart sea level, lokasi exit
taxiway setelah dikoreksi terhadap elevasi
L2 = 3.385,96 u >1 0,01u (26,05 (15 0,0065 u 3,75))@ dan temperatur adalah sebagai berikut :
= 3.760,93m ‡ .RUHNVL terhadap elevasi:
3,75
L1=2.151 u (1 0,03 u )= 2.151,81 m
Koreksi terhadap slope (kemiringan): 300
‡ .RUHNVL WHUKDGDS WHPSHUDWXU
L3 = 3.760,93 u (1 0,1 u 0,5) Syarat ICAO setiap kenaikan 5,6º C diukur
=3.948,98 m | 3.949 m dari 15º C, jarak bertambah 1%.
ª (26,05 15) º
Dari perhitungan panjang landas pacu L2 = 2.151,81 u «1 0,01 u »
yang dibutuhkan oleh pesawat Boeing 747- ¬ 5,6 ¼
400 dengan muatan penuh adalah L = 3.949 L2 = 2.194,27 m | 2.194,5 m
m, maka panjang landasan pacu yang ada, Jadi jarak dari ujung treshold sampai titik
yaitu 2.500 m, harus diperpanjang sepanjang awal exit taxiway (Distance to Exit Taxiway)
1.449 m. adalah 2.194,5 m.

273
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.4, Maret 2013 (270-275) ISSN: 2337-6732

Lebar Taxiway Diameter (D)= (2 × TR) + Wing tip


Lebar taxiway dan lebar total taxiway clearance
termasuk shoulder sesuai dengan yang = (2 × 23) + 4,5= 50,5 m
ditetapkan ICAO. B 747-400 mempunyai
kode huruf E sehingga: Menghitung luas apron
¾ Lebar taxiway = 23 m Lebar apron
¾ Lebar total taxiway dan shoulder L = (2 u Pb) + (3 u C) (10)
= 23 + (2 x 7,5) = 38 m Dimana: L= Lebar apron
Pb = Panjang badan pesawat (m)
Perencanaan terminal area C= Wing Tip Clearence (m)
Jumlah gate position untuk tahun 2026: Untuk lebar apron diperhitungkan dari
pesawat yang paling panjang dalam hal ini
Tabel 4. Gate Position pesawat Boeing 747 ± 400 = 70,4 m
Kelas Jlh. Pesawat Jlh. Gate Sehingga L = (2 u 70,4) + (3 u 7,5)
A 4 3 L = 163,3 m | 164 m
B 1 1 Panjang apron untuk tahun 2026 adalah:
C 20 8 Kode E = 3 buah
Kode D = 1 buah
Menghitung ukuran gate diambil ukuran Kode C = 8 buah
standar pesawat yang meliputi: P= >(3 u DE ) (1u DD ) (8 u DC ) 7,5@
P= >(3 u 89,5) (1u 70,5) (8 u 50,5) 7,5@
B 747-400 E
B 767-300 D
B 737-900ER C P= 743 + 7,5 = 750,5 m
ƒ Untuk pesawat kode E : Luas apron tahun 2026 = (750,5 u 164) m2
Wingspan(WS) = 64,9 m
Wheel track(WT) = 11 m Dalam perencanaan ini diambil luas
Forward roll(FR) = 3,048 m apron untuk tahun 2026 mengingat umur
Wing tip clearance = 7,5 m rencana adalah 15 tahun. Jadi ukuran yang
Turning Radius(TR) = ½(WS+WT)+FR dipakai adalah 750,5 u 164 m = 123.082
= ½(64,9+11)+3,048 m2. Luas apron Bandar Udara Sepinggan
P§ P saat ini adalah 709,5 × 110 m = 78.45 m2
Diameter (D) = (2×TR+Wingtip
clearance
= (2 × 41) + 7,5 m PENUTUP
= 89,5 m
ƒ Untuk pesawat kode D : Kesimpulan
Wingspan(WS) = 47,6 m Dari hasil analisa data Bandar Udara
Wheel track(WT) = 9,3 m Internasional Sepinggan Balikpapan, maka
Forward roll(FR) = 3,048 m dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Wing tip clearance = 7,5 m a. Peramalan pesawat, penumpang, bagasi,
Turning Radius(TR) = ½(WS+WT)+FR dan cargo untuk 15 tahun mendatang,
= ½(47,6+9,3)+3,048 tahun 2026:
P§ P Pesawat = 219.936 psawat per tahun
Diameter (D) = (2×TR)+Wingtip Penumpang = 15.525.446 pnumpang per
clearance tahun
= (2 × 31,5) + 7,5 m Bagasi = 75.664 kg per tahun
= 70,5 m Cargo = 370.258 kg per tahun
ƒ Untuk pesawat kode C : b. Hasil perhitungan untuk pengembangan
Wingspan(WS) = 34,3 m ƒ Panjang landas pacu yang dibutuhkan
Wheel track(WT) = 5,7 m untuk pesawat rencana Boeing 747-
Forward roll(FR) = 3,048 m 400 adalah 3.949 meter.
Wing tip clearance = 4,5 m
ƒ Lebar landas pacu yang dibutuhkan
Turning Radius(TR) = ½(WS+WT)+FR
adalah 45 meter. Lebar landas pacu
= ½(34,3+5,7)+3,048
P§ P

274
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.4, Maret 2013 (270-275) ISSN: 2337-6732

ditambah bahu landasan adalah 60 Saran


meter. Penelitian ini merupakan ramalan dan
ƒ Jarak dari treshold sampai titik rencana yang belum tentu dapat terealisa-
awal exit taxiway adalah 2.194,5 sikan, namun dapat menjadi acuan untuk
meter. pengembangan Bandar Udara Sepinggan
ƒ Lebar taxiway yang dibutuhkan ke depan. Sebaiknya diadakan penelitian
adalah 23 m. Lebar total taxiway lebih lanjut tentang perencanaan
ditambah shoulder adalah 38 meter. pengembangan Bandar Udara Sepinggan
ƒ Jarak antara sumbu landasan dan dengan melihat kebutuhan dan faktor-
taxiway yang dibutuhkan 185 faktor lainnya yang dapat mendukung
meter. kualitas bandara sendiri maupun daerah
ƒ Luas apron dibutuhkan adalah yang direpresentasikannya.
750,5 u 164 m = 123.082 m2.

DAFTAR PUSTAKA

Horonjeff, R., 1975. Planning and Design of Airport, Second Edition, MacGraw±Hill Book
Company, New York.
International Civil Aviation Organization (ICAO), 2006. Aerodrome Design Manual Part 1,
Runways. 3rd Edition, Canada.
Wardhani, S.H., 1992. Air Port Engineering, Civil Engineering, Gajah Mada University,
Yogyakarta.

275

Anda mungkin juga menyukai