Anda di halaman 1dari 3

Bagaimana Sejarah Kemerdekaan RI dan Lahirnya UUD 1945?

Jepang membentuk BPUPK yakni badan yang ditugasi hanya menyelediki tidak menyusun.
Jepang merancang penyusunan dengan dua tahap BPUPK yang ada di Jawa dan Sumatera
dan setelah itu akan dibahas di sidang panitia pesiapan kemerdekaan Indonesia yang meliputi
seluruh Indonesia. Ir. Soekarno mengubah badan yang hanya untuk menyelidiki menjadi
badan yang menyusun undang-undang. Pada saat Ir.Soekarno berpidato pada tanggal 1 Juni
1945 yang dikenal sebagai lahirnya pancasila, pidato Ir.Soekarno belum tentu diterima secara
aklamasi. Sidang BPUPKI yang pertama sifatnya masih brainstroming. KH Sanusi dan KI
Bagus Hadi Kusumo menginginkan negara Islam sehingga ada kompromi. Kompromi terjadi
pada tanggal 22 Juni Mr Yamin disebutkan Jakarta Charter atau Piagam Jakarta. Oleh Ir.
Soekarno disebutkan mukadimah. Oleh Dr. Sukiman hanya dinyatakan sebagai Gentlemen
Aggreement. Tanggal 22 Juni penyusunan itu belum merupakan konsensus nasional. Ini baru
satu tahap konsensus yang dilakukan oleh anggota BPUPK yang hanya meliputi tanah Jawa
saja belum seluruh Indonesia. Yang mengambil inisiatif untuk menyusun dasar negara adalah
Ir. Soekarno menggunakan kesempatan sidang Chuo Sangi In yaitu semacam hewan rakyat
zaman Hindia Belanda tetapi kurang lebih wewenangnya hanya memberikan nasihat saja
kepada pemerintah Jepang tidak ikut membentuk peraturan perundang-undangan. Sidang ini
berlangsung dari tanggal 18-21 Juni dan tanggal 22 Juni diadakan sidang menyusun Piagam
Jakarta hanya oleh 38 orang dari 62 orang anggota BPUPK Tanah Jawa. Bung Karno
menyatakan meminta maaf kepada sidang BPUPK bahwa beliau melanggar prosedur dengan
keterangan apa artinya prosedur kalau memang kita membutuhkan perubahan-perubahan ini.
Ketika itu maka diputuskan mengubah panitia delapan untuk membahas ini. Panitia delapan
ini adalah pantia resmi yang dibentuk BPUPK terdiri dari 6 orang anggota kebangsaan yaitu,
Ir. Soekarno, Drs.Moh. Hatta, Mr. Moh. Yamin, Mr. Maramis, Otto Iskandardinata, dan
Soetardjo Karto Hadi Kusumo dan dua orang dari golongan Islam yaitu Hadi Kusumo dan
Wahid Hasyim. Kemudian pada tanggal 29 dibentuk panitia kecil yang lain terdiri dari 5
orang nasionalis religius dan 4 orang dari golongan Islam. Golongan islam ini terdiri dari 2
golongan ulama yaitu Wahid Hasyim dan Kahar Mudzakir dan 2 dari partai Islam yaitu H.
Agus Salim dan Abikusno Cokrosuyoso. Setelah piagam Jakarta pada 22 Juni 1945, tepatnya
pada 10 juli Ki Bagus menyatakan ketidaksetujuannya dengan piagam Jakarta. Setelah
perdebatan yang agak panas Ki Bagus menyatakan kesetujuannya walau dengan setengah
hati. Hari kemudian Ki bagus tetap menuntut kepada Bung Karno dan Bung Hatta
ketidaksetujuannya pada pasal 29 UUD 45.  KI bagus menyatakann bahwa sila pertama harus
berbunyi “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam, tanpa kata-kata bagi
pemeluknya. Tetapi hal ini ini ditentang oleh panitia yang beragama Kristen yang berasal dari
Maluku atau daerah Timur menganggap hal ini tidak sesuai dengan adat di daerah asal
mereka. Piagam Jakarta merupakan perjanjian luhur yang pertama.

Bagaimana Peranan Jepang Dalam Proses Kemerdekaan RI?

Pada waktu Tojo datang ke Indonesia tahun 1943, Ir. Soekarno meminta supaya Indonesia
dimerdekakan seperti Berma dan Filiphina, tetapi permintaan itu ditolak yang diberikan
hanya ikut serta dalam pemerintahan. Tetapi untuk “menghibur” Ir. Soekarno dan Moh.
Hatta, beliau diundang ke Tokyo kemudian diberikan bintang suci. Meskipun telah diberikan
bintang suci, perjuangannya tetap dilakukan yaitu dengan tetap mendesak terus menerus
supaya diberi kemerdekaan.

Pada waktu koiso memberikan janjinya bulan September 1944, sekutu sudah menduduki Biak
di Papua. Pada saat itu, Jepang telah memberikan janji pada tanggal 7 September 1944 , akan
tetapi pelaksanaanya sangat lambat. Karena tidak sabar terjadilah pemberontakan PETA di
Blitar pada tanggal 13-14 Februari 1945. Hal ini baru dijanjikan didirikan BPUPK dan
Akademi Pemerintahan. Pada tanggal 1 Maret 1945 bukan berdirinya BPUPK itu hanyalah
janji dari Seiko Shikikhan pada waktu itu Kumakichi Harada kepada Indonesia. Hal ini
terjadi karena Jepang sangat terdesak. BPUPK bersidang tanggal 29 dibuka pada tanggal 28,
pada saat itu Jerman sudah jatuh, Okinawa sudah jatuh. Pada tanggal 9 Agustus 3 orang
pemimpin kita yaitu Ir.Soekarno, Moh, Hatta, dan Dr. Radjiman Wedyodiningrat sebagai
ketua BPUPK, diundang ke Dalat, Saigon dengan jalur udara.

Pada saat itu, saigon masih diduduki sekutu. Pada waktu bertemu dengan panglima, tanggal
12 Agustus Indonesia dipersilahkan membentuk PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia). Tanggal 13 Agustus kembali ke tanah air dengan penuh resiko. Tanggal 14
sampai di Jakarta dan Ir Soekarno berpidato “Kalau dulu saya menyatakan Indonesia
merdeka setelah jagung berbuah atau seumur jagung saya sekarang bisa menyatakan bahwa
Indonesia akan merdeka sebelum jagung berbunga”. Di lapangan terbang, Ir.Soekarno
disambut oleh kepala pemerintahan Jepang, hal itu menandakan betapa tinggi penghormatan
Jepang kepada Ir.Soekano. Kemudian Moh. Hatta dan Sultan Syahrir mengabarkan bahwa
Jepang telah menyerah tanpa syarat. Kemudian para pemuda mendesak kepada Ir Soekarno
untuk segera memproklamasikan Indonesia. Kemudian para pemuda keras kepala melakukan
pertemuan, dan menculik atau membujuk Ir. Soekarno dan Moh. Hatta untuk meninggalkan
Jakarta ke Rengasdengklok.

Anda mungkin juga menyukai