Anda di halaman 1dari 2

Tingkat Kepuasan Masyarakat terhadap Barang Publik dan Layanan Pemerintah di Cali, Colombia

Sebelum membahas mengenai Kota Cali, perlu diketahui dahulu mengenai kepuasan hidup,
barang publik dan ketidaksetaraan berdasarkan dari penelitian lain yang telah dilakukan
sebelumnya. Pertama, bahwa tingkat kepuasan hidup berhubungan dengan pendapatan yang mana
kepuasan hidup semakin meningkat seiring dengan peningkatan pendapatannya. Namun selain
pendapatan terdapat pula pengaruh kebudayaan di beberapa negara, contohnya di Amerika Latin
yang mana masyarakat miskin cenderung lebih bersikap positif daripada masyarakat yang lebih kaya
mengenai tingkat kepuasan mereka terhadap barang dan jasa publik. Kedua, terdapat model
ekonomi klasik mengenai barang publik yaitu model Tiebout yang membahas mengenai asumsi
alokasi barang publik yang efisien berdasarkan mobilitas masyarakat dan persaingan antara
yurisdiksi lokal. Dan ketiga, mengenai ketidaksetaraan yang dibahas mengenai bagaimana tingkat
didengarnya pendapat masyarakat berdasarkan kedudukannya dalam hirarki sosial-ekonominya.
Tingkat ketidaksetaraan yang cukup jelas ini dapat dilihat di kota-kota Amerika Selatan yang mana
terpisahnya kehidupan yang kaya dengan yang miskin di dalam kehidupan perkotaan. Hal ini
semakin parah oleh berkuasanya kaum minoritas masyarakat kaya selama beberapa dekade untuk
memperkuat dan melindungi ketidaksetaraan yang terjadi ini.
Penelitian ini dilakukan di kota Cali yaitu kota terbesar ketiga di Colombia, dengan populasi
sekitar 2,3 juta jiwa. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder yaitu survey yang
dilakukan oleh organisasi Survei Como Vamos (CCV) tahun 2013. Indikator yang digunakan yaitu
tingkat kepuasan masyarakat terhadap barang publik perkotaan yang dijabarkan dalam lima dimensi
yaitu keamanan, ruang publik, utilitas, norma dalam masyarakat dan kinerja pemerintah.
Dikarenakan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi dan menginformasikan kebijakan
yang menghasilkan dan mengalokasikan barang-barang ini.
Pertama, yaitu mengenai keamanan dimana masyarakat dengan ekonomi tinggi dan
menengah cenderung lebih puas terhadap tingkat keamanan dibandingkan masyarakat ekonomi
rendah. Hal ini dikarenakan tingkat keamanan di lingkungan tempat tinggal masyarakat ekonomi
tinggi lebih baik yang mana bisa dilihat dari tingkat kejahatan paling tinggi terjadi di kawasan tempat
tinggal masyarakat ekonomi rendah yaitu hampir sepertiganya lebih dari rata-rata kejahatan kota
Cali dan dua kalinya dari kejahatan di kawasan tempat tinggal masyarakat ekonomi tinggi. Namun
apabila dilihat secara lebih luas ruang lingkupnya, tingkat kepuasan masyarakat terhadap keamanan
kota baik yang ekonomi tinggi, menengah dan rendah lebih rendah dibandingkan kepuasan mereka
dibandingkan keamanan di lingkungan tempat tinggal mereka.
Kedua, yaitu mengenai ruang publik dimana masyarakat ekonomi tinggi menunjukkan
tingkat kepuasan yang lebih tinggi terhadap ruang publik di lingkungan tempat tinggalnya
dibandingkan dengan ruang publik perkotaan. Sedangkan masyarakat ekonomi rendah menunjukkan
tingkat kepuasan yang lebih rendah terhadap ruang publik di lingkungan tempat tinggalnya
dibandingkan dengan ruang publik perkotaan. Hal ini dikarenakan masyarakat ekonomi tinggi
cenderung bertempat tinggal di lingkungan dengan penyediaan ruang publik yang lebih baik dan
berkualitas. Didukung oleh data bahwa 22% penghijauan di kota terletak di lingkungan tempat
tinggal masyarakat ekonomi tinggi, sedangkan hanya 6% penghijauan di kota terletak di lingkungan
tempat tinggal masyarakat rendah.
Ketiga, yaitu untuk mengukur kepuasan terhadap utilitas seperti sanitasi, pasokan air bersih,
energi listrik, pengumpulan sampah dan jaringan telekomunikasi. Berbeda dengan dua bahasan
sebelumnya, pada bahasan utilitas ini tidak dibedakan antara utilitas lingkungan dan kota, namun
utilitas yang tersedia di tempat tinggalnya. Hasilnya yaitu sebagian besar masyarakat sangat puas
dengan tingkat penyediaan utilitas baik masyarakat ekonomi rendah dan tinggi yaitu dengan tingkat
kepuasan lebih dari 80 persen.
Keempat, yaitu norma dalam masyarakat dan modal sosial yang diidentifikasi sebagai
elemen penting dalam menciptakan kota yang lebih layak huni dan menarik. Norma-norma ini
seperti kepedulian, kebersihan bersama ruang public, menghormati undang-undang lalu lintas, dan
menghormati hukum perencanaan penggunaan lahan. Dimana dalam bahasan ini tingkat
ketidakpuasan masyarakat ekonomi rendah lebih tinggi dibandingkan masyarakat ekonomi tinggi.
Namun apabila dilihat secara keseluruhan baik masyarakat ekonomi tinggi hingga rendah terdapat
kecenderungan sebagian besar masyarakat merasa tidak puas. Ini menunjukkan bahwa masalah
modal sosial dan tingkat kepatuhan norma pada diri masyarakat seperti membuang sampah
sembarangan perlu ditangani sebagai bagian integral dari kebijakan publik perkotaan.
Dan kelima, yaitu kinerja pemerintah dimana masyarakat ekonomi rendah menunjukkan
tingkat ketidakpuasan yang lebih tinggi dibandingkan masyarakat ekonomi tinggi. Hal ini dikarenakan
pertumbuhan ekonomi yang cenderung dirasakan oleh masyarakat ekonomi tinggi, sedangkan
masyarakat ekonomi rendah merasakan perekonomian yang relatif stagnan sehingga diekspresikan
sebagai bentuk ketidakpuasan masyarakat ekonomi rendah terhadap kinerja pemerintah.
Sehingga kesimpulan yang dapat diambil dari seluruh bahasan diatas yaitu untuk mencapai
kota yang lebih adil maka membutuhkan lebih banyak program yang berkaitan dengan peningkatan
keamanan, efektivitas kinerja pemerintah, peningkatan kualitas ruang publik dan modal sosial yang
cenderung ditujukan secara khusus untuk masyarakat ekonomi rendah sehingga dapat menciptakan
kota yang lebih adil dan manusiawi.

Anda mungkin juga menyukai