DOSEN PENGAJAR:
TA. 2020/2021
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayahnya
lah sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Tak lupa
pula kami ucapkan salam dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW karena
beliau-lah yang telah menghantarkan kita dari zaman jahiliyah menuju zaman
yang penuh berkah.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas “Promosi Kesehatan” dan
di harapkan pembaca dapat memahami dam memperluas ilmu tentang “Prinsip
Perubahan Perilaku”, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber. Maka dari itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang
telah membantu.Khususnya kepada Dosen Kesehatan Masyarakat yaitu Ibuk
Milda Hastuty, S.ST, M.Kes.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
( Penulis Kelompok 1)
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 ii
Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II PRINSIP PERUBAHAN PRILAKU
2.1 Prinsip Perubahan Prilaku.........................................................................3
1. Pengertian Prilaku.....................................................................................3
2. Prilaku Kesehatan......................................................................................8
3. Domain Prilaku........................................................................................10
4. Tindakan atau Praktik (Practive).............................................................13
2.2 Perubahan Perilaku..................................................................................14
1. Pengetahuan.............................................................................................14
2. Sikap........................................................................................................15
3. Praktik (Tindakan)...................................................................................16
2.3 Bentuk – Bentuk Perubahan Prilaku.......................................................16
1. Karena terpaksa (complience).................................................................16
2. Karena meniru (identification)................................................................17
3. Karena menghayati (internalization).......................................................18
2.4 Proses Perubahan Perilaku......................................................................19
1. Menyadari................................................................................................19
2. Mengganti................................................................................................20
3. Mengintrospeksi......................................................................................21
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..............................................................................................22
3.2 Saran........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Dari rumusan penelitian di atas, maka tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui tinjauan mengenai perubahan
2. Untuk mengetahui tinjauan mengenai perilaku
3. Untuk mengetahui tinjauan mengenai perubahan perilaku
BAB II
PRINSIP PERUBAHAN PRILAKU
3. Domain Prilaku
Meskipun perilaku dibedakan antara prilaku tertutup (covert), dan
perilaku terbuka (overt) seperti telah diuraikan sebelumnya, tetapi
sebenarnya prilaku adalah totalitas yang terjadi pada orang yang
bersangkutan. Dengan perkataan lain, perilaku adalah keseluruhan
(totalitas) pemahaman dan aktifitas seseorang yang merupakan hasil
bersama antara factor internal dan eksternal. Benyamin Bloom (1908)
seorang ahli psikologi pendidikan, membedakan adanya tiga area wilayah,
ranah atau domain prilaku ini, yakni kognitif (cognitive), afektif
(affective), dan psikomotor (psychomotor).
Dalam perkembangan selanjutnya, berdasarkan pembagian
domain oleh Bloom ini, dan untuk kepentingan pendidikan praktis,
dikembangkan menjadi 3 tingkat ranah prilaku sebagai berikut :
1. Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil
tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata,
hidung dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu penginderaan
sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh
intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar
penngetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran (telinga)
dan indra penglihatan (mata). Pengetahuan seseorang terhadap obyek
mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda – beda. Secara garis
besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan yaitu :
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori
yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya :
tahu bahwa buah tomat banyak mengandung vitamin C,
jawabannya adalah tempat membuang air besar, penyakit demam
berdarah ditularkan oleh gigitan nyamuk aedes agepti dan
sebagainya.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek
tersebut, tidak sekadar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut
harus dapat menginterprestasiikan secara benar tentang objek yang
diketahui tersebut.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami
objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan
prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan
dan/atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara
komponen – komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau
objek yang diketahui.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk
merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari
komponen – komponen pengetahuanyang dimiliki.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang unhhtuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap objek tertentu.
2. Sikap (Attitude)
Sikap adalah juga respon tertutup seseorang terhadap stimulus
atau objek tertentu , yang sudah melibatkan factor pendapat dan emosi
yang bersangkutan (senang – tidak senang, setuju – tidak setuju dan
sebagainya) jadi jelas, disini di katakana bahwa sikap itu suatu
sindroma atau kumpulan gejala dalam merespons stimulus atau objek,
sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian dan
kejiwaan yang lain.
2. Sikap
Sikap merupakan prilaku tertutup Setelah seseorang diberi stimulus
atau objek, proses selanjutnya dia akan menilai atau bersikap terhadap
stimulus atau objek kesehatan tersebut. Indicator untuk sikap kesehatan
juga sejalan dengan pengetahuan kesehatan yaitu sebagai berikut :
1. Sikap terhadap sakit dan penyakit : bagaimana penilaian atau pendapat
seseorang terhadap gejala atau tanda – tanda penyakit, penyebab
penyakit, cara penularannya, dan sebaainya
2. Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat . penilaian atau pendapat
seseorang tentang cara – cara (berperilaku) hidup sehat
3. Sikap terhadap kesehatan lingkungan . penilaian atau pendapat
seseorang terhadap lingkungan dan pengaruhnya terhadap kesehatan.
Misalnya : penilaian terhadap air bersih, polusi, pembuangan limbah
dan sebagainya.
3. Praktik (Tindakan)
Praktik (tindakan) dalam prilaku terjadi apabila seseorang telah
melewati dua domain terlebih dahulu yaitu pengetahuan dan sikap. Setelah
melewati dua tahapan sebelumnya, maka seseorang akan mempraktikkan
atau melaksanakan apa yang diketahui dan disikapinya (dinilai baik).
Indicator praktik kesehatan sama seperti kedua domain sebelumnya yaitu
sebagai berikut :
1. Tindakan (praktik) sehubungan dengan penmyakit
Tindakan atau prilaku pencegahan penyakit : Imunisasi TT
pada ibu hamil, menggunakan masker pada saat bekerja di tempat
berdebu dan sebagainya. Tindakan penyembuhan penyakit misalnya :
minum obat, berobat kefasilitas pelayanan kesehatan dan sebagainya.
2. Tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
Tindakan ini mencakup mengkonsumsi makanan yang bergizi,
melakukan olahraga secara teratur, tidak merokok, tidak narkoba dan
minuman keras dan sebagainya.
3. Tindakan kesehatan lingkungan
Tindakan ini terdiri atas membuangan sampah pada tempatnya,
menggunakan air bersih untuk mandi, mencuci, masak, membuat
saluran air yang baik dan sebagainya.
Secara teori memang perubahan prilaku atau mengadopsi
prilaku yang baru mengikuti tahap – tahap yang telah disebutkan yaitu
melalui proses perubahan pengetahuan (knowledge) – sikap (afektif) –
praktik (practice) atau KAP.
1. Menyadari.
Menyadari merupakan proses dimana seseorang membuat
identifikasi tentang apa/ bagian mana yang diinginkan untuk diubah dan
mengapa perubahan tersebut diinginkan. Dalam hal ini perlu diingat
bahwa kesadaran tersebut harus menyatakan keinginan bukan ketakutan.
Contoh:
- Seorang mahasiswa yang belajar di bidang kesehatan sebelumnya
tidak peduli akan kebersihan diri dan perawatan dirinya. Setelah
belajar tentang pentingnya perawatan dan kebersihan diri serta
penyakit yang dapat ditimbulkan jika tidak adanya personal hygiene,
maka siswa tersebut mulai peduli dengan kesehatan dirinya,
kemudian dia akan mengaplikasikan bagaimana cara merawat
kesehatan dirinya
- Seorang mahasiswa kedokteran yang sedang meneliti tentang
penyakit kista, menemukan bahwa salah satu penyebabnya adalah
pola makan yang tidak sehat. Dalam penelitiannya mahasiswa ini
benar-benar menghayati betapa pentingnya pola makan yang sehat
dan seimbang bagi kesehatan seseorang. Karena itu, mahasiswa
tersebut mulai menerapkan pola makan sehat dan seimbang.
2. Mengganti
Setelah seseorang menyadari untuk merubah perilakunya, maka
proses selanjutnya yang perlu dilakukan adalah mengganti. Mengganti
merupakan proses melawan bentuk keyakinan, pemikiran, dan perasan
yang diyakini salah.
Contoh:
- Dulu seorang bidan atau perawat melakukan perawatan tali pusat
dengan membubuhi tali pusat dengan betadhine atau alkohol.
Kemudian bidan atau perawat juga membungkus tali pusat. Ini
dimaksudkan agar bayi terhindar dari adanya infeks pada tali pusat.
Akan tetapi setelah adanya Evidence Based maka diketahui hal ini
sebenarnya hal ini yang justru meningkatkan kemungkinan infeksi.
Betadhine dan alkohol akan menyebabkan tali pusat lembab bahkan
basah. Apalagi ditambah dengan pembungkusan tali pusat yang
membuat tali pusat semakin basah dan tidak adanya pertukaran
udara. Hal ini justru bgi bakteri dan kuman untuk merupakan
lingkungan yang baik bagi bakteri dan kuman untuk berkembang
biak dan berpeluang besar menghakibatkan infeksi. Oleh karena itu
kebiasaan merawat tali pusat dengan membungkus dan membubuhi
tali pusat dengan betadhine atau alcohol diganti dengan perawatan
tali pusat tanpa membungkus dan membubuhi tali pusat dengan
betadhine ataupun alcohol. Kini perawatan tali pusat cukup dengan
hanya membersihkan dengan air DTT dan mengeringkannya.
- Sebelum diketahui betapa pentingnya Inisiasi Menyusui Dini dan
Bounding Attachment, ibu cenderung dipisahkan dengan bayinya
pasca kelahiran bayinya tersebut. Ini dimaksudkan agar sang bayi
tidak mengganggu istirahat ibu pasaca persalinan yang melelahkan.
Akan tetapi, saat ini tidak lagi. Sebisa mungkin bidan atau tenaga
kesehatan lain yang menolong persalinan akan berusaha untuk
terciptanya IMD dan Bounding Attachment. Ini dilakukan karena
sangat penting terciptanya keterikatan hubungan emosional ibu dan
bayi segera setelah persalinan dan juga menginngat betapa besarnya
keuntungan IMD bagi ibu dan bayinya.
3. Mengintrospeksi
Mengintrospeksi merupakan proses dimana seseorang membuat
penilaian mengenai apa yang sudah diraih dan apalagi yang perlu untuk
dilakukan. Di samping itu instropeksi juga berguna untuk mendeteksi
kadar self-excusing yang bisa jadi masih tetap ada dalam diri seseorang
hanya karena lupa membuat elaborasi, analogi, atau interpretasi dalam
memahami dan melaksanakan.
Contoh:
- Seorang ibu yang hamil anak keduanya, dia akan cenderung
mengingat pengalaman hamil sebelumnya. Dia akan mencoba
memperbaiki perilakunya saat hamil agar kehamilannya kali ini sama
dengan kehamilan sebelumnya atau lebih baik dari sebelumnya.
Contoh lainnya: jika sebelumnya seorang ibu melahirkan bayi
prematur maka pada kehamilannya yang selanjutnya dia akan mencari
penyebabnya dan memperbaiki pola perilakunya saat kehamilan ini
agar anaknya lahir dengan keadaaan aterm.
- Dulu penghisapan lendir rutin pada BBL sering dilakukan dengan
tujuan membantu proses pernafasan bayi. Tetapi setelah dinilai, hal ini
tidak efektif. Penghisapan lendir bahkan dapat membahayakan jiwa
bayi bila tidak dilakukan dengan benar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau
seseorang berbeda dengan keadaan sebelumnya (Atkinson,1987). Dalam
berubah terdapat beberapa teori perubahan yaitu Teori Redin, Teori Lewin,
Teori Lippitt, Teori Rogers, Teori Havelock dan Teori Spradley.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku seseorang, sebagian
terletak di dalam individu sendiri yang disebut faktor intern yaitu keturunan
dan motif. Sedangkan sebagian terletak diluar dirinya yang disebut faktor
ekstern, yaitu faktor lingkungan.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku seseorang, sebagian
terletak di dalam individu sendiri yang disebut faktor intern yaitu keturunan
dan motif. Sedangkan sebagian terletak diluar dirinya yang disebut faktor
ekstern, yaitu faktor lingkungan.Sedangkan aspek perilaku berupa aspek fisik,
aspek psikis, dan aspek sosial.
Perilaku merupakan basil hubungan antara perangsang (stimulus) dan
respon Skinner, cit. Notoatmojo 1993). Perilaku tersebut dibagi lagi dalam 3
domain yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Kognitif diukur dari
pengetahuan, afektif dari sikap psikomotor dan tindakan (ketrampilan).
Dalam perubahan perilaku terdapat teori-teori yang membahas
menegenai perubahan perilaku yakni Teori S-O-R, Teori “Dissonance” :
Festinger, Teori fungsi: Katz, Teori “Driving forces”: Kurt Lewin dan Health
Belief Model (Model Kepercayaan Kesehatan).
Sedangkan bentuk-bentuk perubahan perilaku berupa perubahan
alamiah (natural change) , Perubahan terencana (planned change) ,
dan Kesiapan berubah (Readiness to change). Untuk melakukan perubahan
maka harus memiliki strategi, maka strategi perubahan perilaku berupa
Inforcement, Persuasi, Fasilitasi dan Education.
Untuk mencapai perubahan perilaku, ada beberapa cara yang bias
ditempuh, yaitu :
1. Dengan Paksaaan.
2. Dengan memberi imbalan.
3. Dengan membina hubungan baik.
4. Dengan menunjukkan contoh-contoh.
5. Dengan memberikan kemudahan.
6. Dengan menanamkan kesadaran dan motivasi
3.2 Saran
Hubungan kesehatan dengan perilaku sangatlah erat dan saling
berkesinambungan, individu yang sehat akan tercermin dari perilaku yang
sehat pula. Sebaliknya juga begitu perilaku yang sehat akan mencerminkan
individu dengan kualitas hidup baik.
Manfaat dari hidup sehat yang paling penting adalah meningkatkan
produktivitas kita dengan segala kemampuan dan potensi diri kita. Untuk itu
konsep hidup sehat seperti tingkatkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat) harus dipupuk dari tiap individu untuk dapat meningkatkan kualitas
hidup yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/288156569/Makalah-Promkes-Perubahan-Perilaku-
docx