SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Mesin
Oleh :
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
FINAL PROJECT
As partial fulfillment of the requirements
to obtain the Sarjana Teknik degree in Mechanical Engineering
By :
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Mesin pengering pakaian sistem udara terbuka dapat bekerja dengan baik.
Mesin pengering pakaian mampu mengeringkan 20 pakaian dengan lama waktu
pengeringan untuk kondisi awal peras mesin cuci dengan menggunakan satu kipas
selama 56 menit dan untuk yang tanpa menggunakan kipas selama 67 menit
dengan berat pakaian basah 4,97 kg, sedangkan untuk kondisi awal peras tangan
dengan menggunakan satu kipas selama 118 menit dan untuk yang tanpa
menggunakan kipas 137 menit dengan berat pakaian basah 7,07 kg. Karakteristik
mesin siklus kompresi uap yang dipergunakan pada mesin pengering pakaian
yang memberikan pengeringan tercepat adalah kondisi awal perasan mesin cuci
dengan menggunakan satu kipas dengan suhu rata-rata TDBin sebesar 28,8°C,
TWBin sebesar 27,2°C, T1 sebesar 17,1°C, T2 sebesar 45°C, TDBout sebesar 38,9°C,
TWBout sebesar 36,8°C dan memiliki suhu kerja evaporator sebesar 7,1°C dan
tekanan kerja evaporator sebesar 1 MPa, sedangkan untuk suhu kerja kondensor
sebesar 55°C dan tekanan kerja kondensor sebesar 3,5 MPa, serta memiliki Qin
sebesar 129,1 kJ/kg, Qout sebesar 164,1 kJ/kg, Win sebesar 35 kJ/kg, COPaktual
sebesar 3,68, COPideal sebesar 5,85, serta untuk efisiensi sebesar 62,9%.
Kata Kunci : Mesin Pengering Pakaian, Siklus Kompresi Uap, Sistem Udara
Terbuka.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
In rainy season dry the clothes with use of solar energy could be
unreliable. Required an alternative to dry the clothes by which the processes of
drying can last although the rainy season and there is no time limit. The purpose
of this research is: (a) designing and build a machine a clothes dryer by using
electrical energy that can be used every time without drawing energy from the
sun, (b) to examine a long time drying clothes to varying conditions early
different clothes namely by (1) the results of hand squeezing, (2) the results of the
washing machine squeezing, with various variations in the quantity of a with and
without a fan, (c) knowing the characteristics of vapor compression cycle engines
used on the clothes dryer provide the fastest drying time, include (1) the condition
of the air in the dryer room, (2) temperature and the working pressure evaporator
and condenser, (3) the calculation of vapor compression cycle on P-h diagram.
Clothes dryer open air system can work well. The machine is capable of
drying clothes dryers 20 clothes with long drying time for the initial conditions
squeeze a washing machine with use a fan for 56 minutes and to that without the
use of a fan during a 67 minutes heavy wet clothes 4,97 kg, as for the initial
conditions using hands squeeze one fan during 118 minutes and without using fan
137 minutes with heavy wet clothes 7,07 kg. Characteristics of compression cycle
vapor engine to be used on machines clothes dryers that provide the fastest drying
is the initial condition of washing machine squeezing by using a fan with an
average temperature of TDBin is 28,8°C, TWBin is 27,2°C, T1 is 17,1°C, T2 is 45°C,
TDBout is 38,9°C, TWBout is 36,8°C and have a working temperature of evaporator is
7,1°C working pressure evaporator is 1MPa, while for the working temperature of
the condenser is 55°C and pressure work of the condenser is 3,5 MPa, as well as
having Qin is 129,1 kJ/kg, Qout is 164,1 kJ/kg, Win is 35 kJ/kg, COPaktual is 3,68,
COPideal is 5,85, as well as to the efficiency is 62,9%.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik
dan tepat pada waktunya.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat wajib mahasiswa Program Studi
Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta untuk memperoleh ijazah maupun gelar S1 Teknik Mesin.
Berkat bimbingan, nasihat, dan doa yang diberikan oleh berbagai pihak,
akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan maksimal. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati dan ketulusan, penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math.Sc., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. Ir. Petrus Kanisius Purwadi, M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik
Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta dan sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Skripsi.
3. Doddy Purwadianto S.T., M.T., selaku Kepala Laboratorium Konversi
Energi, Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta yang mengijinkan dan memfasilitasi dalam melakukan
penelitian.
4. Ir. Rines M.T., selaku Dosen Pembimbing Akademik.
5. Seluruh Pengajar dan Tenaga Kependidikan Program Studi Teknik Mesin,
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta yang
telah mendidik dan memberikan berbagai ilmu pengetahuan yang sangat
membantu dalam penyusunan skripsi ini.
6. Alm. Tri Joko Kusdarmojo dan Sri Murni sebagai orang tua penulis yang
selalu memberi semangat dan dukungan, baik yang berupa materi maupun
spiritual.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
TITLE PAGE.............................................................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN................................................... v
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAN PEMBAHASAN............................................................... 65
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN ............................................................................... 91
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.7 Hasil perhitungan untuk massa air yang berhasil menguap
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 2.27 Proses udara yang terjadi pada mesin pengering ............... 36
Gambar 2.28 Proses udara yang terjadi pada Psychrometric Chart ........ 37
Gambar 3.15 Alat penampil suhu digital (APPA) dan termokopel ......... 53
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.1 Siklus kompresi uap pada P-h diagram yang terjadi pada
Gambar 4.3 Penurunan massa air pada proses pengeringan pakaian dengan
Gambar 4.4 Penurunan massa air pada proses pengeringan pakaian dengan
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Gambar L.5 Siklus kompresi uap pada P-h diagram yang memberikan
Gambar L.6 Psychrometric chart peras mesin cuci dengan satu kipas pada
menit ke 10 ........................................................................ 94
Gambar L.7 Psychrometric chart peras mesin cuci dengan satu kipas pada
menit ke 20 ........................................................................ 95
Gambar L.8 Psychrometric chart peras mesin cuci dengan satu kipas pada
menit ke 30 ........................................................................ 96
Gambar L.9 Psychrometric chart peras mesin cuci dengan satu kipas pada
menit ke 40 ........................................................................ 97
Gambar L.10 Psychrometric chart peras mesin cuci dengan satu kipas pada
menit ke 50 ........................................................................ 98
Gambar L.11 Psychrometric chart peras mesin cuci dengan satu kipas pada
menit ke 60 ........................................................................ 99
Gambar L.12 Psychrometric chart peras tangan dengan satu kipas pada
Gambar L.13 Psychrometric chart peras tangan dengan satu kipas pada
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar L.14 Psychrometric chart peras tangan dengan satu kipas pada
Gambar L.15 Psychrometric chart peras tangan dengan satu kipas pada
Gambar L.16 Psychrometric chart peras tangan dengan satu kipas pada
Gambar L.17 Psychrometric chart peras tangan dengan satu kipas pada
Gambar L.18 Psychrometric chart peras mesin cuci tanpa kipas pada menit
ke 10 .................................................................................. 106
Gambar L.19 Psychrometric chart peras mesin cuci tanpa kipas pada menit
ke 20 .................................................................................. 107
Gambar L.20 Psychrometric chart peras mesin cuci tanpa kipas pada menit
ke 30 .................................................................................. 108
Gambar L.21 Psychrometric chart peras mesin cuci tanpa kipas pada menit
ke 40 .................................................................................. 109
Gambar L.22 Psychrometric chart peras mesin cuci tanpa kipas pada menit
ke 50 .................................................................................. 110
Gambar L.23 Psychrometric chart peras mesin cuci tanpa kipas pada menit
ke 60 .................................................................................. 111
Gambar L.24 Psychrometric chart peras mesin cuci tanpa kipas pada menit
ke 70 .................................................................................. 112
Gambar L.25 Psychrometric chart peras tangan tanpa kipas pada menit
ke 20 .................................................................................. 113
xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar L.26 Psychrometric chart peras tangan tanpa kipas pada menit
ke 40 .................................................................................. 114
Gambar L.27 Psychrometric chart peras tangan tanpa kipas pada menit
ke 60 .................................................................................. 115
Gambar L.28 Psychrometric chart peras tangan tanpa kipas pada menit
ke 80 .................................................................................. 116
Gambar L.29 Psychrometric chart peras tangan tanpa kipas pada menit
Gambar L.30 Psychrometric chart peras tangan tanpa kipas pada menit
Gambar L.31 Psychrometric chart peras tangan tanpa kipas pada menit
xxi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Pada saat ini cuaca di bumi semakin tidak menentu dan tidak dapat di
menggunakan energi lain ketika sinar dan panas matahari tidak dapat diandalkan.
sehari-hari rumah tangga atau bagi pelaku-pelaku bisnis yang bergerak di bidang
jasa laundry. Pada saat ini sudah banyak metode pengeringan pakaian yang dapat
masing-masing.
dan aman, juga ramah lingkungan karena energi matahari tersedia melimpah di
alam serta jumlah pakaian yang dapat dikeringkan juga tidak terbatas. Sedangkan
pada saat hujan tiba atau pada saat panas matahari tertutup oleh awan mendung.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
batasan waktu karena pengeringan pakaian dapat dilakukan baik pagi, siang, sore,
atau malam hari dan proses pengeringan pakaian lebih cepat dibandingkan dengan
gas buang hasil pembakaran LPG. Jika saat digunakan tiba-tiba terjadi gas bocor
maka dapat terjadi ledakan gas yang membahayakan. Proses pengeringan dinilai
kurang ramah lingkungan, karena menghasilkan gas buang yang diakibatkan dari
hasil pembakaran gas LPG tersebut. Selain itu juga temperatur kerja proses
pakaian tidak terlalu tinggi dibandingkan menggunakan gas LPG, sehingga tidak
begitu merusak pakaian. Selain itu mesin pengering menggunakan energi listrik
tidak tergantung cuaca dan dapat digunakan setiap waktu. Kekurangan dari mesin
mesin ini.
praktis, dan dapat digunakan kapan saja tanpa melibatkan energi matahari, serta
pengeringan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada saat ini diperlukan sebuah mesin pengering pakaian yang aman,
praktis, ramah lingkungan dan dapat digunakan kapan saja tanpa tergantung
cuaca, serta dapat dijangkau oleh semua kalangan baik bagi pengusaha jasa
laundry maupun masyarakat sekitar atau ibu rumah tangga. Sebuah mesin yang
dapat menggantikan peranan energi matahari, supaya ketika musim hujan tiba
mesin tetap dapat beroperasi dan pakaian tetap dapat dikeringkan. Bagaimanakah
yang aman, praktis, ramah lingkungan, dan dapat digunakan setiap waktu
yang berbeda yaitu dengan (1) hasil perasan tangan, (2) hasil perasan
mesin cuci, dengan berbagai variasi jumlah kipas dan tanpa kipas.
tercepat, meliputi :
1. Kondisi udara di dalam ruang pengering pakaian (TDBin, TWBin, T1, T2,
TDBout, TWBout).
3. Perhitungan siklus kompresi uap pada P-h diagram meliputi Qin, Qout,
lagi.
R410A.
i. Kipas yang digunakan adalah kipas merk Meiwa model : M-0118 80 Watt.
a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi peneliti lain yang
tangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
kering dan panas ke dalam ruang pengering pakaian. Sebelum udara tersebut
sebuah kipas.
Pada saat udara melewati evaporator, kandungan uap air yang terdapat
dalam udara tersebut diteteskan, hal ini mengakibatkan kondisi udara setelah
melewati evaporator udara menjadi kering. Lalu udara kering tersebut dilewatkan
peningkatan suhu pada udara kering tersebut. Kemudian udara dilewatkan menuju
kondensor yang mempunyai suhu panas, sehingga udara kering yang akan masuk
kelembaban yang tinggi menjadi kering, hal tersebut diakibatkan oleh udara
kering yang bersuhu tinggi yang telah melewati pakaian tersebut, sehingga
kelembaban pada pakaian akan berpindah ke udara kering yang memiliki suhu
tinggi dan udara tersebut akan dihembuskan keluar ruang pengering pakaian.
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada saat ini sudah banyak proses pengeringan pakaian yang dapat
pakaian dengan gaya sentrifugal dan heater, serta (d) pengeringan pakaian
sinar matahari sudah dilakukan secara umum. Pada proses ini panas yang
dihasilkan oleh matahari dapat menguapkan kandungan air yang berada pada
pakaian basah sehingga kondisi pakaian menjadi kering dan terbebas dari air.
Metode jenis ini masih sering digunakan karena dirasa lebih mudah dan murah,
jumlah yang banyak dengan kecepatan yang sama. Gambar 2.1 menyajikan proses
ditemui di pasaran. Prinsip kerja dari metode pengeringan pakaian jenis ini adalah
dengan cara memanfaatkan panas dihasilkan dari gas LPG, panas yang dihasilkan
air yang berada pada pakaian di dalam ruang pengering. Kekurangan metode ini
adalah tidak ramah lingkungan, suhu gas yang dipergunakan cukup tinggi,
mengingat adanya bahan bakar dan api serta oksigen. Gambar 2.2 menyajikan
Metode pengeringan pakaian dengan gaya sentrifugal dan heater ini juga
sering dijumpai di pasaran. Prinsip kerja dari metode ini adalah memanfaatkan
gaya sentrifugal untuk memisahkan air dari pakaian kemudian dibantu dengan
Cara kerja dari metode ini yaitu pakaian diputar di dalam mesin dengan
kecepatan tertentu yang digerakkan oleh motor listrik, putaran yang terjadi
dalam ruang pengering pakaian. Udara panas yang ditimbulkan oleh heater
mampu membuat kandungan air dalam pakaian menguap. Gambar 2.3 menyajikan
ditemui di pasaran. Prinsip kerja dari metode ini adalah memanfaatkan proses
dalam ruang pengering pakaian. Akibatnya adalah udara kering dengan suhu
tinggi membuat kandungan air yang terdapat pada pakaian menjadi menguap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2.1.2 Dehumidifier
Tujuan dari proses dehumidifikasi adalah menurunkan kadar air dalam udara
pendinginan di bawah titik embun dan penurunan tingkat kelembaban dengan cara
dijumpai di pasaran dan yang paling banyak dipilih karena biaya produksi yang
murah serta mudah dalam penggunaannya. Dehumidifier ini dapat bekerja dengan
baik ketika ditempatkan pada ruangan yang mempunyai suhu yang hangat dan
mempunyai tingkat kelembaban yang tinggi. Prinsip kerja dari jenis dehumidifier
ini adalah dengan menggunakan sistem kompresi uap. Evaporator bertugas untuk
menyerap uap air yang berada di dalam udara, lalu dilewatkan menuju ke
kondensor agar kondisi udara mempunyai suhu yang tinggi. Fungsi lain dari
kondensasi dimana uap air akan menetes ke bawah lalu tertampung pada wadah.
Kemudian fungsi lain dari kondensor adalah menaikkan suhu udara agar udara
11
berupa silica gel atau batu zeloit. Jenis dehumidifier ini dapat bekerja dengan baik
jika digunakan di daerah yang mempunyai iklim dingin. Prinsip kerja dari jenis
dehumidifier ini adalah dengan cara mensirkulasikan udara lembab ke bagian disc.
Disc itu sendiri dibuat menyerupai sarang lebah yang berisi bahan pengering. Cara
sehingga udara yang mempunyai kandungan air akan masuk dan diserap oleh disc
yang berputar tersebut. Hasil udara yang keluar dari disc memiliki suhu yang
hangat dan kering. Bersamaan dengan berputarnya disc pada bagian reaktivasi
disirkulasikan udara panas dari heater yang bertujuan untuk meregenerasi bahan
pengering pada disc. Kemudian air yang terserap oleh disc pada bagaian reaktivasi
akan terlepas, hal ini disebabkan karena adanya proses pemanasan. Sehingga uap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
air yang terserap oleh udara pada bagian reaktivasi akan dikeluarkan menuju
diantaranya adalah (a) aliran udara, (b) kelembaban, dan (c) suhu udara.
a. Aliran Udara
Fungsi dari aliran udara pada proses pengeringan adalah membawa udara
panas yang digunakan untuk menguapkan kandungan air yang berada pada
pakaian serta mengeluarkan uap air hasil penguapan tersebut. Uap air hasil
penguapan harus segera dikeluarkan, hal ini bertujuan supaya udara pada ruangan
tidak jenuh, sehingga tidak mengganggu proses pengeringan. Semakin besar debit
aliran udara panas yang mengalir maka akan semakin besar kemampuan untuk
menguapkan massa air yang terkandung pada pakaian, namun hal ini berbanding
b. Kelembaban
13
kandungan air yang dimilikinya tinggi, begitu juga dengan sebaliknya. Udara
sendiri terdiri dari berbagai macam komponen antara lain adalah udara kering, uap
air, polutan, debu dan partikel-partikel lainnya. Udara yang kurang mengandung
uap air dikatakan udara kering, sedangkan udara yang mengandung banyak uap
air disebut dengan udara lembab. Komposisi dari udara terdiri dari berbagai jenis
Gas Persentase
Nitrogen 78 %
Komposisi Oksigen 20 %
disebut dengan hygrometer atau dengan termometer bola basah dan termometer
bola kering. Prinsip kerja dari hygrometer adalah dengan menggunakan dua buah
kering sedangkan termometer bola basah digunakan untuk mengukur suhu udara
basah.
Pada termometer bola kering, bola tabung air raksa pada termometer
dibiarkan dalam kondisi kering (tidak dibasahi dengan air) untuk mengukur suhu
udara aktual. Sedangkan termometer bola basah, bola tabung air raksa diberi kain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
yang telah dibasahi dengan air, hal ini bertujuan untuk mengukur suhu terukur,
yaitu suhu saturasi atau titik jenuh yang diperlukan agar uap air dapat
bola basah dapat diketahui kelembaban udara pada kondisi tersebut. Gambar 2.6
jumlah air yang terkandung dalam 1 m³ dengan jumlah air maksimal yang
udara pengering untuk menampung kadar air pakaian yang telah diuapkan.
Semakin rendah kelemababan relatif maka akan semakin banyak uap air yang
dapat diserap.
(W) merupakan jumlah kandungan uap air di udara dalam setiap kilogram udara
kering, atau perbandingan antara massa uap air dengan massa udara kering.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Kelembaban spesifik umumnya dinyatakan dalam gram per kilogram dari udara
kering (grair/kgudara) atau bisa juga dalam kilogram per kilogram dari udara kering
kelembaban spesifik udara setelah keluar dari mesin pengering (WD) dengan
kelembaban spesifik udara dalam mesin pengering (WC), maka akan semakin
banyak massa air yang berhasil diuapkan. Massa air yang berhasil diuapkan (ΔW)
c. Suhu Udara
tempat. Suhu udara dinyatakan panas jika suhu udara pada suatu tempat dan
waktu tertentu melebihi suhu lingkungan disekitarnya dan begitu juga sebaliknya
untuk suhu udara dingin. Suhu udara rata-rata wilayah tropis, khususnya
perbedaan antara suhu udara pengering dan suhu pakaian maka kemampuan
16
penguapan juga menjadi semakin besar. Agar bahan yang dikeringkan tidak
sampai rusak, maka suhu udara harus diatur atau dikontrol secara berkala.
memindahkan kalor dari tempat yang bersuhu rendah menuju tempat yang
bersuhu lebih tinggi. Siklus ini digunakan karena pemakaiannya yang sangat luas
serta fluida kerjanya yang bermacam-macam, seperti : R134a, R410a, R600, dll.
tinggi. Lalu uap refrigeran yang bertekanan tinggi tersebut diembunkan menjadi
17
yang bertekanan tinggi tersebut tekanannya diturunkan oleh pipa kapiler, hal ini
bertujuan supaya cairan refrigeran tekanan rendah tersebut dapat menguap dalam
menyajikan siklus kompresi uap pada diagram P-h dan Gambar 2.9 menyajikan
proses yaitu :
Proses ini berlangsung pada entropi (s) yang konstan (Proses isentropis).
Proses ini bertujuan untuk menaikkan tekanan refrigeran dari tekanan yang rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
berlangsung secara isentropis adiabatis (proses ideal). Fluida atau refrigeran yang
masuk kompresor memiliki fase gas atau gas panas lanjut dan keluar kompresor
berupa gas panas lanjut yang bertekanan tinggi dan bertemperatur tinggi.
Kompresor dapat bekerja karena adanya aliran listrik yang diberikan. Tekanan
diinginkan, dimana suhu kerja kondensor lebih besar daripada suhu lingkungan.
berlangsung pada tekanan yang tetap (konstan). Proses ini merupakan proses
penurunan suhu refrigeran dari fase gas panas lanjut menjadi gas jenuh.
lingkungan.
kondensor pada tekanan dan suhu yang tetap (konstan). Proses ini adalah
perubahan refrigeran dari fase gas jenuh menjadi cair jenuh. Proses ini terjadi
ketika kalor keluar dari refrigeran karena suhunya yang lebih tinggi dibandingkan
19
refrigeran memiliki kondisi cair jenuh dimana suhu refrigeran yang keluar dari
kondensor menjadi lebih rendah dan berada pada fase cair. Tujuannya adalah
supaya mudah mengalir di dalam pipa kapiler. Proses ini berlangsung pada
Proses ini merupakan proses penurunan tekanan pada entalpi yang tetap
(konstan). Akibat penurunan tersebut, suhu refrigeran juga ikut turun. Proses ini
berlangsung di pipa kapiler. Fase refrigeran ketika masuk pipa kapiler berbentuk
dalam kondisi tetap (konstan). Proses ini berlangsung ketika kondisi suhu kerja
evaporator rendah, maka ada kalor yang masuk dari lingkungan di sekitar
evaporator. Kalor yang masuk ini dipergunakan untuk merubah fase refrigeran
Proses ini terjadi karena adanya penyerapan kalor secara terus menerus
pada proses 4-1a, akibatnya refrigeran yang akan masuk ke kompresor berubah
fase dari gas jenuh menjadi gas panas lanjut, sehingga mengakibatkan kenaikan
20
a. Kompresor
rendah ke tekanan tinggi. Cara kerja komponen ini adalah menghisap sekaligus
kompresor rotari. Pada umumnya, jenis kompresor yang digunakan pada siklus
kompresi uap pada mesin pendingin seperti kulkas, showcase freezer dan chest
freezer adalah jenis hermetik yang menempatkan motor listrik dengan komponen
adalah jika terdapat bagian yang rusak di dalam rumah kompresor, bagian tersebut
21
b. Kondensor
dari gas menjadi cair. Pada kondensor berlangsung tiga proses utama, yaitu
penurunan suhu refrigeran dari gas panas lanjut ke gas jenuh, proses dari gas
jenuh ke cair jenuh, dan proses pendingan lanjut. Proses pengembunan refrigeran
terjadi dari gas jenuh ke cair jenuh yang berlangsung pada suhu dan tekanan yang
sirip dan mengalir ke udara sekitar. Terdapat berbagai macam jenis kondensor,
yaitu kondensor jenis pipa dengan jari-jari penguat serta kondensor jenis pipa
bersirip. Untuk mesin siklus kompresi uap seperti kulkas satu pintu, showcase,
dan freezer jenis kondensor yang sering dipakai adalah pipa dengan jari-jari
penguat. Gambar 2.11 menyajikan kondensor jenis pipa dengan jari-jari penguat.
Sedangkan untuk kulkas dua pintu atau lebih dari dua pintu jenis
kondensor yang sering dipakai adalah jenis pipa bersirip. Gambar 2.12
22
c. Pipa Kapiler
menurunkan suhu refrigeran sampai minus. Cairan refrigeran yang memasuki pipa
antaran refrigeran dengan pipa kapiler. Gambar 2.13 menyajikan pipa kapiler pada
d. Evaporator
Evaporator berfungsi untuk mengubah fase cair menjadi gas. Proses ini
berlangsung ketika kondisi suhu kerja evaporator rendah, maka ada kalor yang
jenis baretube, plate type evaporators, finned evaporators, dan shell and tubr
mesin pendingin seperti kulkas, showcase freezer dan chest freezer adalah jenis
23
(evaporator jenis plat), jenis ini adalah jenis yang sering digunakan pada mesin
e. Filter
Filter dipasang sebelum pipa kapiler, karena terdapat kemungkinan buntu pada
pipa kapiler yang mempunyai ukuran diameter yang kecil. Fungsi lain dari filter
Gambar 2.15 menyajikan filter yang terpasang sebelum pipa kapiler pada
24
(a) energi yang diserap evaporator (Qin), (b) energi yang dilepas kondensor (Qout),
(c) kerja yang dilakukan kompresor (Win), unjuk kerja mesin siklus kompresi uap
atau Coefficient of Performance (COP) (d) COPaktual mesin siklus kompresi uap,
(e) COPideal mesin siklus kompresi uap, dan (f) efisiensi mesin siklus kompresi
proses perubahan entalpi pada siklus kompresi uap dari titik 1 menuju titik 4.
perubahan entalpi pada siklus kompresi uap dari titik 2 ke titik 3. Perubahan
25
perubahan entalpi pada siklus kompresi uap dari tiik 2 ke titik 1. Perubahan
Unjuk kerja aktual pada mesin siklus kompresi uap dapat dihitung dengan
COPaktual = ( ) (2.5)
Unjuk kerja mesin ideal pada mesin siklus kompresi uap dapat dihitung
COPideal = ) (2.6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
ƞ=( ) % (2.7)
Keterangan :
karakteristik dari udara pada suatu lingkungan. Terdapat beberapa istilah yang
termometer dengan bulb pada termometer dalam keadaan kering atau tidak
termometer dengan bulb pada termometer dalam keadaan basah air atau
27
Temperatur titik embun merupakan keadaan suhu dimana uap air di dalam
besarnya temperatur titik embun sama dengan temperatur bola basah (Twb)
jenis itu sendiri merupakan perhitungan dari massa setiap satuan volume,
f. Entalpi (h)
digunakan untuk menyatakan besarnya energi yang dimiliki benda atau material
terkandung pada udara dengan massa uap air maksimal yang dapat dikandung
28
suhu udara bola kering dan suhu udara bola basah), maka parameter-parameter
yang lain (seperti kelembaban spesifik, kelembaban relatif, titik embun, volume
30
sebagai berikut : (a) proses pendinginan dan penurunan kelembaban (cooling and
(cooling), (e) proses humidifying, (f) proses dehumidifying, (g) proses pemanasan
dimana penurunan kalor sensibel dan penuruan kalor laten ke udara. Pada proses
ini terjadi penuruan temperatur bola kering, temperatur bola basah, entalpi,
31
kalor sensibel ke udara. Pada proses ini terjadi peningkatan temperatur bola
kering, temperatur bola basah, entalpi, dan volume spesifik. Sedangkan pada
temperatur titik embun dan kelembaban spesifik bernilai tetap konstan. Namun
32
kandungan uap air yang berada di udara. Proses ini dapat menyebabkan perubahan
pada temperatur bola kering, temperatur bola basah, dan kelembaban spesifik.
temperatur bola kering dan volume spesifik, sedangkan pada temperatur bola
sehingga temperatur udara menjadi turun. Pada proses ini terjadi penurunan pada
temperatur bola kering, temperatur bola basah dan volume spesifik, akan tetapi
temperatur titik embun tidak terjadi perubahan (konstan). Garis proses pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
psychrometric chart terdapat pada garis horizontal ke arah kiri. Gambar 2.22
kandungan uap air ke udara tanpa merubah temperatur bola kering, hal ini
embun, kelembaban spesifik dan entalpi. Garis proses pada psychrometric chart
terdapat pada garis vertikal ke arah atas. Gambar 2.23 menyajikan proses
34
air yang terdapat pada udara tanpa merubah temperatur bola kering. Hal ini
embun, kelembaban spesifik, serta entalpi. Garis proses pada psychrometric chart
terdapat pada garis vertikal ke arah bawah. Gambar 2.24 menyajikan proses
menurunkan kandungan uap air yang terdapat di udara. Proses ini mengakibatkan
terjadinya peningkatan temperatur bola kering, selain itu proses ini juga
kelembaban relatif, serta entalpi. Garis proses pada psychrometric chart terdapat
35
disertai penambahan uap air. Pada proses ini terjadi kenaikkan pada temperatur
bola kering, temperatur bola basah, kelembaban spesifik dan entalpi. Garis proses
pada psychrometric chart terdapat pada garis ke arah serong kanan atas. Gambar
36
pengering pakaian sistem udara terbuka. Udara luar mengandung uap air yang
dilewatkan menuju evaporator yang bertemperatur rendah sehingga uap air pada
kandungan uap air pada udara mengalami penurunan (cooling and dehumidifying).
Lalu udara yang bertemperatur rendah dan kering tersebut dilewatkan menuju
pula. Hal ini mengakibatkan perpindahan panas dari kompresor dan kondensor ke
udara yang melewati kompresor, akibatnya suhu udara menjadi naik. Proses ini
tetap (konstan).
37
mengeringkan pakaian yang basah. Ketika udara bertemperatur tinggi dan kering
melewati pakaian basah, hal ini mengakibatkan perpindahan uap air dari pakaian
temperaturnya menjadi turun dan kandungan uap air menjadi meningkat, proses
38
cooling and dehumidifying terjadi pada titik A hingga titik B. Pada titik B hingga
pengering.
kompresor.
pakaian.
laju pengeringan mesin pengering pakaian ( ̇ , laju aliran massa udara pada
mesin pengering pakaian ( ̇ , laju aliran volume udara yang mengalir pada
39
̇ (2.8)
Menentukan laju aliran massa udara pada mesin pengering pakaian dapat
̇
̇ (2.9)
c. Laju aliran volume udara yang mengalir pada mesin pengering pakaian ( ̇
Menghitung juga laju aliran volume udara yang mengalir pada mesin
̇
̇= (2.10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
pakaian energi listrik dengan bertujuan untuk merancang dan merakit mesin
mesin pendingin, suhu kerja evaporator dapat mengembunkan uap air dari udara
yang melewatinya yang berasal dari lemari pengering pakaian kemudian udara
tersebut disirkulasikan secara terus menerus oleh kipas angin yang berada diantara
suhu udara, demikian juga dengan kondensor. Setelah melakukan penelitian, hasil
dengan menggunakan sistem tertutup tidak memerlukan sumber udara dari luar
serta tidak memerlukan adanya saluran udara pembuangan ke udara bebas. Mesin
41
digunakan untuk proses pengembunan uap air pada udara yang melewati pakaian,
dibuang keluar mesin pengering. Mesin pengering ini juga menggunakan koil
kelembaban spesifik dan menurunkan suhu udara dibawah suhu titik embun.
Selain itu terdapat kipas yang digunakan untuk membantu proses sirkulasi udara,
kompresor yang digunakan sebagai peralatan pemanas udara. Udara lembab yang
42
kering.
lainnya antara lain ruang pengering, sebuah saluran dan kipas (fan) yang dapat
diatur agar aliran udara dan tersirkulasi sampai ke ruang pengeringan. Mesin
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Obyek dalam penelitian ini adalah mesin pengering pakaian sistem udara
terbuka hasil buatan sendiri, dengan ukuran mesin pengering pakaian 120 cm x
120 cm x 120 cm. Gambar 3.1 menyajikan skematik obyek penelitian yang
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
a. Evaporator e. Filter
kaos berkerah, serta kemeja, dengan bahan pakaian terbuat dari kaos dry-fit, kaos
cotton combed, serta kain katun. Untuk gambar mesin pengering pakaian
sesungguhnya disajikan pada Gambar L.1 dan untuk posisi pakaian yang
3.2.1 Alat
pakaian, antara lain adalah (a) meteran dan mistar, (b) pisau cutter dan gunting,
(c) gergaji kayu, (d) palu, (e) bor tangan, (f) obeng, (g) gerinda tangan, (h) tube
mengukur panjang kayu dan triplek, sedangkan mistar digunakan untuk mengukur
panjang styrofoam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
c. Gergaji Kayu
d. Palu
pengering pakaian.
e. Bor Tangan
Bor tangan digunakan untuk pembuatan lubang paku, lubang baut, serta
f. Obeng
mengencangkan baut.
g. Gerinda Tangan
h. Tube Cutter
pemotong pipa tembaga. Hal ini dimaksudkan supaya hasil dari potongan pipa
46
i. Tube Expander
ujung pipa tembaga. Hal ini dimaksudkan agar pipa dapat tersambung dengan
baik.
3.2.2 Bahan
antara lain adalah (a) balok kayu, (b) triplek, (c) paku, (d) cable ties, (e)
styrofoam, (f) kertas karton, (g) lakban, (h) kompresor, (i) kondensor, (j) pipa
kapiler, (k) evaporator, (l) filter, (m) refrigeran, dan (n) fan.
a. Balok Kayu
sebagai cantelan hanger pakaian. Balok kayu yang digunakan merupakan jenis
47
b. Triplek
sebagai casing luar mesin pengering pakaian, dengan tebal triplek 8 mm dan 12
mm.
c. Paku
d. Cable Ties
48
e. Styrofoam
lubang yang terlalu besar serta sebagai penutup celah-celah udara dalam mesin
f. Kertas Karton
g. Lakban
triplek supaya tidak terdapat udara yang keluar melalui celah-celah atau lubang
49
h. Kompresor
memiliki daya masukan 920 Watt, dengan tegangan yang digunakan 220 Volt dan
memiliki arus sebesar 5,2 Ampere. Kompresor ini memiliki ukuran diameter 12
i. Kondensor
cm. Jenis kondensor yang digunakan merupakan jenis pipa bersirip. Pipa yang
alumunium dengan tebal 0,2 mm dan jarak antar sirip 1 mm. Daya yang
50
j. Pipa Kapiler
Pipa kapiler yang digunakan berbahan tembaga dengan panjang 2,1 m dan
memiliki ukuran diameter 0,032 inci. Daya yang digunakan pipa kapiler
k. Evaporator
cm. Jenis evaporator yang digunakan adalah jenis pipa bersirip dengan bahan pipa
tembaga dengan ukuran ukuran diameter pipa sebesar 5,1 mm dan siripnya
berbahan alumunium dengan jarak antar sirip 1 mm dan tebal sirip 0,2 mm. Daya
1 HP.
51
l. Filter
Filter merupakan alat yang berfungsi untuk menyaring kotoran. Filter yang
m. Refrigeran
Refrigeran merupakan jenis gas yang digunakan sebagai fluida kerja dari
mesin siklus kompresi uap yang berfungsi untuk menyerap atau melepas kalor
dari lingkungan dan ke lingkungan sekitar. Jenis refrigeran yang digunakan adalah
R410A.
52
n. Kipas (fan)
sebagai berikut :
a. Timbangan Digital
berat pakaian basah dalam proses pengambilan data pada saat penelitian.
53
pada ujung termokopel diletakkan pada bagian yang ingin diukur temperaturnya.
digunakan untuk mengukur suhu kering udara dan termometer bola basah
digunakan untuk mengukur suhu basah udara. Untuk gambar termometer bola
kering dan termometer bola basah (hygrometer) sama seperti Gambar 2.6 pada
halaman 14.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
kipas dari hasil perasan tangan dan hasil perasan mesin cuci sebanyak 20 pakaian.
55
Tidak baik
Uji coba mesin
Baik
Melakukan penelitian dengan variasi
Pengambilan data
Belum Belum
Selesai ?
Sudah
Selesai
56
cm.
terletak pada bagian atas evaporator serta membuat lubang saluran udara
lingkungan.
57
f. Memasang komponen utama mesin siklus kompresi uap, yang terdiri dari
digital (APPA).
h. Setelah itu memasang balok kayu pada ruang pengeringan yang berfungsi
mengkosongkan (vakum) sistem kompresi uap dari udara, karena udara itu sendiri
tidak dapat diembunkan pada suhu serta tekanan pengembunan dari refrigeran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Lalu langkah pemetilan adalah untuk membersihkan saluran siklus kompresi uap
dari adanya kotoran. Setelah kedua langkah tersebut dilakukan, maka langkah
a. Memasang salah satu ujung selang pressure gauge pada katup pengisian
refrigeran secara perlahan hingga tekanan pada high pressure gauge dapat
d. Jika refrigeran telah terisi ke dalam sistem siklus kompresi uap, maka
59
Pemasangan alat ukur pada mesin pengering pakaian dan alur udara dapat
60
pengering pakaian) :
a. Termokopel (TDBin)
b. Termokopel (T1)
c. Termokopel (T2)
d. Termokopel (TDBout)
berikut :
Dharma Yogyakarta.
b. Mengkalibrasi alat ukur terlebih dahulu. Hal ini dilakukan supaya pada
61
terdapat penyumbatan.
h. Menimbang massa pakaian dan juga hanger, lalu mencatat hasil yang
j. Pencatatan data setiap 10 menit untuk pakaian yang diperas dengan mesin
cuci dan 20 menit untuk pakaian yang diperas dengan tangan, antara lain :
TDBin : suhu udara kering sebelum udara masuk ke mesin pengering, (°C)
TDBout : suhu udara kering setelah keluar dari lamari pengering, (°C)
TWBout : suhu udara basah setelah keluar dari ruang pengering, (°C)
k. Hasil dari data yang diperoleh kemudian dijumlah lalu dirata-rata untuk
hanger.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
l. Berikut adalah contoh Tabel untuk pengambilan data disajikan pada Tabel
3.1.
63
a. Data yang diperoleh pada saat pengambilan data dimasukkan dalam Tabel
variasinya.
menguap dari pakaian tersebut (MPM) pada setiap variasinya. Massa air
Keterangan :
saat udara masuk ke ruang pengering (WC) dan kelembaban spesifik pada
pengering (WC) dan kelembaban spesifik pada saat udara keluar dari ruang
pengeringan (WD), dapat dihitung massa air yang berhasil diuapkan (ΔW)
cara massa air yang berhasil diuapkan (m) dibagi dengan perbedaan waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
f. Lalu menghitung laju aliran massa udara pada mesin pengering pakaian
berhasil diuapkan (ΔW). Untuk menghitung laju aliran massa udara pada
dengan cara laju aliran massa udara ( ̇ ) dibagi dengan massa jenis
udara (ρudara). Untuk menghitung laju aliran volume udara yang mengalir
Setelah mengolah data dan melakukan analisis maka dapat diperoleh suatu
penelitian seperti tertulis pada BAB I. Saran diperoleh supaya dapat digunakan
oleh pembaca sebagai referensi jika pembaca tertarik untuk melakukan penelitian
BAB IV
sistem udara terbuka dengan menggunakan variasi perasan tangan dan perasan
mesin cuci dengan jumlah satu kipas dan tanpa kipas meliputi : massa pakaian
kering (MPK), massa pakaian basah (MPB), massa pakaian basah saat t (MPBt),
suhu udara kering luar sebelum udara masuk ke mesin pengering (TDBin), suhu
udara basah sebelum masuk ke mesin pengering (TWBin), suhu udara kering
setelah melewati evaporator (T1), suhu udara kering setelah melewati kondensor
(T2), suhu udara kering setelah keluar dari lemari pengering (TDBout), suhu udara
variasinya, lalu dihitung untuk mendapatkan hasil rata-ratanya. Untuk hasil rata-
rata pengeringan pakaian dengan perasan mesin cuci dengan menggunakan satu
kipas disajikan pada Tabel 4.1. Untuk hasil rata-rata pengering pakaian dengan
perasan tangan menggunakan satu kipas disajikan pada Tabel 4.2. Untuk hasil
perasan mesin cuci tanpa menggunakan kipas disajikan pada Tabel 4.3. Untuk
hasil perasan tangan tanpa menggunakan kipas disajikan pada Tabel 4.4.
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Tabel 4.1 Hasil rata-rata pengeringan pakaian dengan variasi perasan mesin cuci
dengan menggunakan satu kipas
Tabel 4.1 Lanjutan hasil rata-rata pengeringan pakaian dengan variasi perasan
mesin cuci dengan menggunakan satu kipas
67
Tabel 4.2 Hasil rata-rata pengeringan pakaian dengan variasi perasan tangan
dengan menggunakan satu kipas
Tabel 4.2 Lanjutan hasil rata-rata pengeringan pakaian dengan variasi perasan
tangan dengan menggunakan satu kipas
68
Tabel 4.3 Hasil rata-rata pengeringan pakaian dengan variasi perasan mesin cuci
tanpa menggunakan kipas
Tabel 4.3 Lanjutan hasil rata-rata pengeringan pakaian dengan variasi perasan
mesin cuci tanpa menggunakan kipas
69
Tabel 4.4 Hasil rata-rata pengeringan pakaian dengan variasi perasan tangan tanpa
menggunakan kipas
Waktu Massa
Massa Massa Massa Air
Pakaian
No Pakaian Basah Pakaian Basah Pakaian
Kering
menit detik Awal (kg) saat t (kg) (kg)
(kg)
t
t (menit) MPK MPB MPBt m
(detik)
1 0 0 3,51 7,07 7,07 0
2 20 1200 3,51 7,07 6,39 0,69
3 40 2400 3,51 7,07 5,73 0,66
4 60 3600 3,51 7,07 5,08 0,64
5 80 4800 3,51 7,07 4,53 0,55
6 100 6000 3,51 7,07 4,06 0,47
7 120 7200 3,51 7,07 3,70 0,36
8 140 8400 3,51 7,07 3,48 0,22
Tabel 4.4 Lanjutan hasil rata-rata pengeringan pakaian dengan variasi perasan
tangan tanpa menggunakan kipas
70
matahari dengan variasi perasan tangan dengan perasan mesin cuci. Pengambilan
data dilakukan sebanyak 3 kali percobaan untuk setiap variasinya, lalu dihitung
menggunakan panas matahari dengan variasi perasan mesin cuci disajikan pada
Tabel 4.6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Qin, Qout, Win, COPaktual, COPideal, dan efisiensi (ƞ). Gambar 4.1 menyajikan
gambar siklus kompresi uap pada P-h diagram yang terjadi pada mesin pengering
Gambar 4.1 Siklus kompresi uap pada P-h diagram yang memberikan waktu pengeringan tercepat
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Gambar 4.1 menyajikan gambar siklus kompresi uap pada P-h diagram
yang terjadi pada mesin pengering pakaian pada waktu pengeringan tercepat. Dari
evaporator persatuan massa refrigeran (Qin) adalah hasil dari h1 dikurangi dengan
h4.
74
kondensor persatuan massa refrigeran (Qout) adalah hasil dari h2 dikurangi dengan
h3.
kompresor persatuan massa refrigeran (Win) adalah hasil dari h2 dikurangi dengan
h1.
Win = 35 kJ/kg
Persamaan (2.5). COPaktual pada mesin siklus kompresi uap adalah hasil dari
energi yang diserap oleh evaporator persatuan massa refrigeran (Qin) dibagi
in
COPaktual = ( )
in
COPaktual = ( )
COPaktual = 3,68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
pada mesin siklus kompresi uap adalah suhu mutlak kondensor dalam Kelvin (TC)
dibagi hasil pengurangan suhu mutlak kondensor dalam Kelvin (TC) dengan suhu
COPideal = e
)
COPideal = 32 280
)
COPideal = 5,85
ƞ=( ) %
ƞ=( ) %
ƞ = 0,629 %
ƞ = 62,9 %
Massa air yang menguap dari pakaian (MPM) dapat dihitung dengan
menggunakan Persamaan (3.1). Massa air yang menguap dari pakaian adalah
massa pakaian basah (MPB) dikurangi dengan massa pakaian kering (MPK).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Sebagai contoh perhitungan untuk mencari nilai MPM pada variasi perasan mesin
MPM = 1,46 kg
Hasil perhitungan untuk setiap variasi lainnya disajikan pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil perhitungan massa air yang menguap (MPM) pada setiap variasi
Massa air
yang
Massa Massa
dapat
pakaian pakaian Waktu
Jumlah menguap
Perlakuan Setiap Variasi basah kering (menit)
pakaian dari
(kg) (kg)
pakaian
(kg)
MPB MPK MPM t
Perasan mesin cuci 1 kipas 20 4,97 3,51 1,46 56
Perasan tangan 1 kipas 20 7,07 3,51 3,56 118
Perasan mesin cuci tanpa kipas 20 4,97 3,51 1,46 67
Perasan tangan tanpa kipas 20 7,07 3,51 3,56 137
Perasan mesin cuci matahari 20 4,97 3,51 1,46 86
Perasan tangan matahari 20 7,07 3,51 3,56 153
kelembaban spesifik udara keluar ruang pengering (WD) dapat dicari dengan
pengering (WC) dapat diketahui melalui garis kelembaban spesifik pada titik C.
Sedangkan untuk kelembaban spesifik udara keluar ruang pengering (WD) dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
diketahui melalui garis kelembaban spesifik pada titik D atau kondisi suhu udara
ruang pengering (WC) dan kelembaban spesifik udara keluar ruang pengering
(WD) dapat dilihat pada Gambar 4.2, dimana pada gambar tersebut merupakan
variasi kondisi awal perasan mesin cuci dengan menggunakan satu kipas pada
menit ke-10, untuk menit selanjutnya dan untuk variasi kondisi awal dengan
Gambar L.6–L.31 pada halaman 94–119. Dari Gambar 4.2 diperoleh nilai
0,0282 kgair/kgudara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.2 Psychrometric chart dengan kondisi awal peras mesin cuci dengan satu kipas pada menit ke 10
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
spesifik udara masuk ke ruang pengering (WC). Sebagai contoh untuk menghitung
massa air yang berhasil diuapkan (Δ ) untuk variasi perasan mesin cuci dengan
Δ = W D – WC
Δ = 0,0160 kgair/kgudara
Laju pengeringan mesin pengering pakaian (ṁ air ) dapat dihitung dengan
menggunakan Persamaan (2.8). Laju pengeringan mesin pengering pakaian (ṁ air )
adalah massa air (m) dibagi dengan perbedaan waktu (Δt). Sebagai contoh untuk
menghitung laju pengeringan mesin pengering pakaian (ṁ air ) untuk variasi
perasan mesin cuci dengan menggunakan satu kipas pada menit ke-10.
m
ṁ air =
t
0 3 kgair
ṁ air =
00 detik
80
e. Perhitungan laju aliran massa udara pada mesin pengering pakaian (ṁ udara )
Laju aliran massa udara pada mesin pengering pakaian (ṁ udara ) dapat
dihitung dengan menggunakan Persamaan (2.9). Laju aliran massa udara pada
mesin pengering pakaian (ṁ udara ) adalah laju pengeringan mesin pengering
pakaian (ṁ air ) dibagi dengan massa air yang berhasil diuapkan (Δ ). Sebagai
contoh untuk menghitung laju aliran massa udara pada mesin pengering pakaian
(ṁ udara ) untuk variasi perasan mesin cuci dengan menggunakan satu kipas pada
menit ke-10.
ṁ air
ṁ udara =
f. Perhtiungan laju aliran volume udara yang terjadi pada mesin pengering
pakaian ( ̇ udara
Laju aliran volume udara pada mesin pengering pakaian ( ̇ udara dapat
dihitung dengan menggunakan Persamaan (2.10). Laju aliran volume udara pada
mesin pengering pakaian ( ̇ udara adalah laju aliran massa udara pada mesin
pengering pakaian (ṁ udara ) dibagi dengan massa jenis udara (ρudara). Sebagai
contoh untuk menghitung laju aliran volume udara pada mesin pengering pakaian
( ̇ udara untuk variasi perasan mesin cuci dengan menggunakan satu kipas pada
menit ke-10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
̇ udara = ṁ udara
udara
Tabel 4.8 Hasil perhitungan pengeringan pakaian untuk variasi perasan mesin
cuci dengan menggunakan satu kipas
Tabel 4.9 Hasil perhitungan pengeringan pakaian untuk variasi perasan tangan
dengan menggunakan satu kipas
82
Tabel 4.10 Hasil perhitungan pengeringan pakaian untuk variasi perasan mesin
cuci tanpa menggunakan kipas
Tabel 4.11 Hasil perhitungan pengeringan pakaian untuk variasi perasan tangan
tanpa menggunakan kipas
83
4.3 Pembahasan
pengering pakaian dengan sistem udara terbuka dapat bekerja dengan baik dan
dapat bekerja secara terus-menerus. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1–
4.11, dimana pada tabel tersebut menunjukan bahwa mesin pengering pakaian
dengan siklus kompresi uap yang dibuat mampu mengeringkan pakaian dengan
baik.
memerlukan waktu 56 menit dengan massa air yang menguap dari pakaian seberat
1,46 kg dengan rata-rata laju pengeringan pakaian mesin pengering pakaian (ṁ air )
menggunakan satu kipas memerlukan waktu 118 menit dengan massa air yang
menguap dari pakaian seberat 3,56 kg dengan rata-rata laju pengeringan pakaian
Kemudian untuk kondisi awal pengeringan hasil perasan mesin cuci tanpa
menggunakan kipas memerlukan waktu 67 menit dengan massa air yang menguap
dari pakaian seberat 1,46 kg dengan rata-rata laju pengeringan pakaian mesin
84
menggunakan kipas memerlukan waktu 137 menit dengan massa air yang
menguap dari pakaian seberat 3,56 kg dengan rata-rata laju pengeringan pakaian
Dari Tabel 4.1–4.6 dapat diperoleh grafik hubungan antara berat pakaian
basah (gram) dengan waktu pengeringan (menit) dengan berbagai kondisi awal
peras mesin cuci dan kondisi awal peras tangan dengan pembanding pengeringan
5,00
4,50
Berat Pakaian (kg)
4,00
3,50
3,00
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Waktu (menit)
Gambar 4.3 Penurunan massa air pada proses pengeringan pakaian dengan
kondisi awal perasan mesin cuci
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
7,50
7,00
6,50
6,00
Berat Pakaian (kg)
5,50
5,00
4,50
4,00
3,50
3,00
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Waktu (menit)
Gambar 4.4 Penurunan massa air pada proses pengeringan pakaian dengan
kondisi awal perasan tangan
Dari hasil data dan grafik hubungan tersebut dapat disimpulkan bahwa
dengan adanya kipas yang bekerja pada ruang pengering berpengaruh terhadap
waktu pengeringan pakaian. Dengan adanya kipas yang bekerja, sirkulasi udara di
dalam ruang pengering menjadi lebih cepat, sehingga kandungan air yang terdapat
pada pakaian akan lebih cepat terambil oleh sirkulasi udara dan pakaian akan
menjadi lebih cepat kering. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.3 dan
Gambar 4.4, dimana pada Gambar 4.3 menunjukan bahwa pada kondisi awal
86
mengeringkan dengan waktu 67 menit dengan jumlah pakaian yang sama, yaitu
20 pakaian dengan berat pakaian basah yang sama, yaitu 4,97 kg. Sama halnya
dengan Gambar 4.4 yang menunjukan bahwa pada kondisi awal perasan tangan
118 menit dibandingkan tanpa kipas yang mampu mengeringkan dengan waktu
137 menit dengan jumlah pakaian yang sama, yaitu 20 pakaian dengan berat
memiliki waktu pengeringan yang lebih cepat. Untuk kondisi awal perasan mesin
cuci dengan panas matahari membutuhkan waktu 86 menit dan untuk kondisi
awal perasan tangan dengan panas matahari membutuhkan waktu 160 menit.
tergantung pada kondisi berat awal pengeringan, semakin berat pakaian basah
maka waktu yang diperlukan untuk mengeringkan pakaian juga akan lebih lama,
dengan kata lain semakin sedikit air yang melekat pada pakaian maka semakin
kondisi awal perasan tangan dengan menggunakan satu kipas atau tanpa
waktu, juga untuk menghemat listrik yang dipakai pada saat melakukan
penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
5.1 Kesimpulan
mempergunakan siklus kompresi uap dapat bekerja dengan baik dan dapat
menggunakan kipas selama 67 menit dengan berat pakaian basah 4,97 kg.
Untuk kondisi awal peras tangan dengan menggunakan satu kipas selama
118 menit dan untuk yang tanpa menggunakan kipas 137 menit dengan
ketika kondisi awal perasan mesin cuci dengan menggunakan satu kipas
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
45°C, TDBout sebesar 38,9°C, dan TWBout sebesar 36,8°C. Pada kondisi awal
perasan mesin cuci dengan menggunakan satu kipas memiliki suhu kerja
sedangkan untuk suhu kerja kondensor sebesar 55°C dan tekanan kerja
kondensor sebesar 3,5 MPa. Pada kondisi awal perasan mesin cuci dengan
menggunakan satu kipas memiliki Qin sebesar 129,1 kJ/kg, Qout sebesar
164,1 kJ/kg, Win sebesar 35 kJ/kg, COPaktual sebesar 3,68, COPideal sebesar
89
5.2 Saran
beberapa pakaian lagi untuk pengeringan, hal ini disebabkan karena suhu
udara yang keluar dari kondensor masih cukup tinggi, maka masih
kalor yang mampu untuk menaikkan suhu udara. Maka dengan demikian
tersebut akan menyangkut pada kipas, sehingga arah aliran udara pada
DAFTAR PUSTAKA
Beers et al, 2013, Apparatus and Method for Refrigeration Cycle Capacity
2013.
Goldberg et al, 2005, Heat Pump Clothes Dryer, United States Patent, Patent No :
Lentz, 2008, Dehumidifier Clothes Dryer Apparatus, United States Patent, Patent
Meruca, 2008, Low Temperature Clothes Dryer, United States Patent, Patent No :
MEKANIKA.
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
LAMPIRAN
92
93
Gambar L.5 Siklus kompresi uap pada P-h diagram yang memberikan waktu pengeringan tercepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
C. Gambar psychrometric chart untuk peras mesin cuci dengan satu kipas
Gambar L.6 Psychrometric chart peras mesin cuci dengan satu kipas pada menit ke 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar L.7 Psychrometric chart peras mesin cuci dengan satu kipas pada menit ke 20
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar L.8 Psychrometric chart peras mesin cuci dengan satu kipas pada menit ke 30
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar L.9 Psychrometric chart peras mesin cuci dengan satu kipas pada menit ke 40
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar L.10 Psychrometric chart peras mesin cuci dengan satu kipas pada menit ke 50
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar L.11 Psychrometric chart peras mesin cuci dengan satu kipas pada menit ke 60
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Gambar L.12 Psychrometric chart peras tangan dengan satu kipas pada menit ke 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar L.13 Psychrometric chart peras tangan dengan satu kipas pada menit ke 40
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar L.14 Psychrometric chart peras tangan dengan satu kipas pada menit ke 60
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar L.15 Psychrometric chart peras tangan dengan satu kipas pada menit ke 80
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar L.16 Psychrometric chart peras tangan dengan satu kipas pada menit ke 100
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar L.17 Psychrometric chart peras tangan dengan satu kipas pada menit ke 120
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Gambar L.18 Psychrometric chart peras mesin cuci tanpa kipas pada menit ke 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar L.19 Psychrometric chart peras mesin cuci tanpa kipas pada menit ke 20
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar L.20 Psychrometric chart peras mesin cuci tanpa kipas pada menit ke 30
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar L.21 Psychrometric chart peras mesin cuci tanpa kipas pada menit ke 40
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar L.22 Psychrometric chart peras mesin cuci tanpa kipas pada menit ke 50
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar L.23 Psychrometric chart peras mesin cuci tanpa kipas pada menit ke 60
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar L.24 Psychrometric chart peras mesin cuci tanpa kipas pada menit ke 70
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Gambar L.25 Psychrometric chart peras tangan tanpa kipas pada menit ke 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar L.26 Psychrometric chart peras tangan tanpa kipas pada menit ke 40
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar L.27 Psychrometric chart peras tangan tanpa kipas pada menit ke 60
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar L.28 Psychrometric chart peras tangan tanpa kipas pada menit ke 80
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar L.29 Psychrometric chart peras tangan tanpa kipas pada menit ke 100
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar L.30 Psychrometric chart peras tangan tanpa kipas pada menit ke 120
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar L.31 Psychrometric chart peras tangan tanpa kipas pada menit ke 140
119