Anda di halaman 1dari 10

Kelompok 3

Elsanissa Fasyah

Fajar Nur Hidayat

Fatir Paoukuma
Muhammadiyah, awalnya didirikan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan
yang ingin memurnikan ajaran Islam dari berbagai pengaruh hal-hal
mistik ada di masyarakat Indonesia pada zaman dahulu. Dalam hal ini,
organisasi Muhammadiyah ada untuk mendukung gerakan KH
Ahmad Dahlan tersebut melalui kegiatan dakwah di masyarakat.

Selain untuk memurnikan ajaran Islam, tujuan Muhammadiyah juga


mencakup berbagai hal untuk mewujudkan masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya. Dengan begitu, seluruh masyarakat muslim di
Indonesia dapat menjalankan ajaran Islam yang sesungguhnya sesuai
dengan syariat. Terutama syariat islam sesuai dengan ajaran Nabi
Muhammad SAW yang menjadi tauladan.
Maksud dan tujuan Muhammadiyah ialah menegakkan dan menjunjung
tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya”

Penjelasan mengenai masyarakat Islam yang sebenar-benarnya oleh


Pimpinan Pusat Muhammadiyah dimaknai sebagai masyarakat tauhid
yang moderat, teladan, inklusif dan toleran, solid dan peduli sesame.

Selain itu juga mempunyai makna kesadaran mengemban amanah sebagai


wakil Allah di bumi yang bertugas menciptakan kemakmuran, keamanan,
kenyamanan dan keharmonisan serta cepat menyadari kesalahan dan
kekhilafan untuk kemudian meminta maaf. Sehingga terhindar dari dosa
dan durhaka yang berkepanjangan sebagai upaya mendapatkan
kebahagiaan di akhirat.
TUJUAN UTAMA DAN PALING PENTING
MUHAMMADYAH

menyebarkan ajaran PENDIDIKAN &


Islam KEGIATAN SOSIAL
Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan ( ) pada 18 November 1912
di Yogyakarta. Nama kecil K.H Ahmad Dahlan adalah Muhammad Darwis. Dia
berasal dari keluarga bangsawan keagamaan. Ayahnya bernama Kiai Haji Abu
Bakar ibn Kiai Haji Sulaiman, menjabat sebagai Khatib, jabatan abdi dalem
urusan agama yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan shalat Jumat di
Masjid Agung Kasultanan YogyakartaAsal muasal Muhammadiyah yang
didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan merupakan bagian dari gerakan pembaruan
Islam modern dapat ditelusuri dari perjalanan ibadah haji beliau ke Mekkah
(entah yang pertama, 1890, atau yang kedua, 1903).
Dalam perjalanan ibadah haji tersebut, diduga keras beliau
telah berkenalan dengan gagasan pembaruan Islam, baik
yang pra-modern (Ibnu Taimiyah dan Muhammad ibn Abdul
Wahhab) maupun yang modern (Sayyid Jamaluddin Al
Afghani, Syeikh Muhammad Abduh, dan Sayyid Muhammad
Rasyid Ridha).Merujuk analisis Kuntowijoyo4 didirikannya
Muhammadiyah oleh K.H. Ahmad Dahlan mewakili sebuah
kesadaran teosentrik, yakni kesadaran baru terhadap nilai-
nilai keagamaan (Islam). Kesadaran ini terbentuk pada diri
K.H. Ahmad Dahlan setelah mengalami pergulatan
pemikiran dengan gagasan pembaruan Islam sebagaimana
disebut di atas. Selain itu, ditopang pula oleh keprihatinan
beliau terhadap kondisi objektif umat Muslim Indonesia yang
ditandai oleh pengamalan ritual keagamaan yang tercampur
baur dengan praktik-praktik TBKh (Takhayul sebagai produk
Islam-sinkretis dengan budaya Jawa, serta Bid’ah dan
Khurafat sebagai produk Islam-tradisionalis).
 K. H. Ahmad Dahlan
 H. M. Yunus Anis
 KH AR Fachdrudin
 KHA Azhar Basyir, MA
 Prof. Dr. H. Amien Rais
 Prof. Dr. Ahmad Safii Maarif
 Prof. Dr. H. M. Din Syamsuddin
 Prof. Drs. H. A. Malik Fadjar, M.Sc.
 Prof. Dr. H. Muhadjir Effendy, MAP
a. Totalitas dalam menjadi pribadi yang cinta dan siap membela
tanah air.
b. Semangat menempuh pendidikan guna merubah bangsanya
kearah yang lebih baik.
c. Menjadi pribadi yang jujur dan tegas dalam menegakan
keadilan, hal ini dibuktikan ketika ia menjabat sebagai Menteri
Kehakiman.
d. Memberikan dan memperlakukan Negaranya sebaik mungkin.
e. Aktif dalam organisasi yang memiliki orientasi positif bagi
pribadi serta bangsanya.
f. Amanah dalam mengemban tugas sebagai pejabat negara.

Anda mungkin juga menyukai