Anda di halaman 1dari 32

TUGAS PRAKTIKUM FITOKIMIA (REG 2- 19 C)

1. ADELLA MARIA HERNESTA BR TARIGAN


 Metabolisme Primer
Metabolisme primer merupakan proses pada tumbuhan yang Menghasilkan metabolit
primer, yaitu molekul produk akhir atau produk antara dalam Proses metabolisme makhluk hidup
yang memiliki fungsi sangat esensial bagi Kelangsungan hidup organisme tersebut serta terbentuk
secara intraseluler. (Dewick, 1999). Pada tumbuhan, metabolit primer digunakan secara langsung
untuk Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Hasil dari metabolisme primer adalah
Karbohidrat, protein, lemak dan asam nukleat.
 Metabolisme sekunder
Metabolisme sekunder adalah proses Metabolisme yang menghasilkan suatu senyawa
(metabolit sekunder) yang tidak Memiliki fungsi langsung pada proses-proses penting dalam suatu
organisme. Metabolit sekunder dikelompokkan menjadi alkaloid, terpenoid dan fenolik. Percobaan
Ini akan menentukan keberadaan senyawa metabolit primer yaitu karbohidrat (monosakarida dan
disakarida) dan protein serta senyawa metabolit sekunder yaitu Alkaloid dan terpenoid pada
tumbuhan Centella asiatica (pegagan), Nicotiana tabacum (tembakau), Mentha piperita (mint),
Camellia sinensis (teh), Citrus aurantiifolia (jeruk Nipis) dan teh celup. Selain itu percobaan ini
akan menentukan kandungan fenol pada Citrus aurantiifolia (jeruk nipis) dan teh celup. Dari
pengamatan yang telah dilakukan Pada sampel daun dan batang teh; daun dan batang mint; daun
dan batang tembakau; Daun, akar, dan batang pegagan; teh celup; serta sari jeruk nipis, dihasilkan
bahwa tidak Terdapat polisakarida pada seluruh sampel dan terdapat mono dan disakarida pada
Sampel batang pegagan, daun mint, daun tembakau, batang teh, daun teh, dan teh celup. Lalu
terdapat hasil uji positif protein pada sampel akar dan batang pegagan, batang Mint, batang
tembakau, batang teh, dan sari jeruk nipis. Pada uji alkaloid dihasilkan uji Positif pada semua
sampel kecuali dan teh celup dan hasil uji positif terpenoid pada Sampel batang dan daun pegagan,
daun mint, daun tembakau, batang dan daun teh, Serta teh celup. Hasil uji senyawa fenolik pada
sampel sari jeruk nipis dan teh celup Terdapat konsentrasi senyawa fenolik pada sampel sari jeruk
nipis sebesar 58,3 µg/ml Dan teh celup sebesar 103,07 µg/ml.

https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pengertian+metabolit+primer
+dan+sekunder+dari+tanaman&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3DApsMZmE34xgJ

2. ALFIRA MIFTAHUL
Metabolit primer, diantaranya: polisakarida, protein, lemak, dan asam nukleat.
Metabolit sekunder, terdiri dari: alkaloid, flavonoid, tannin, Saponin, dan terpenoid

Daftar pustaka
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmuo/article/view/5860
3. ANNISA RAHMAN YUYU
Peranan metabolit primer dan sekunder
Metabolime primer peranan dalam suatu tumbuhan meliputi seluruh jalur metabolisme
yang sangat penting kemampuan tumbuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Metabolit sekunder peranan bagi tumbuhan dalam jangka waktu yang panjang,
seringkali sebagai tujuan pertahanan, serta memberikan karakteristik yang khas dalam bentuk
senyawa warna.

Sumber:
Buku ajar Fitokimia
Tinjauan Metabolit Sekunder Metabolit Sekunder dan Skrining Fitokimia
Penulis : Tatang Shabur Julianto
Penerbit : Universitas Islam Indonesia (2019)

4. ANNISYA

Hubungan metabolit primer dan sekunder adalah ?


Jawab :
 Metabolisme merupakan seluruh perubahan kimia yang meliputi pembentukan dan
penguraian senyawa kimia.
 Metabolit primer merupakan senyawa yang secara langsung terlibat dalam
pertumbuhan suatu tumbuhan sednagkan metabolit sekunder adalah senyawa yang
dihasilkan dalam jalur metabolisme lain yang walaupun dibutuhkan tapi dianggap
tidak penting peranannya dalam pertumbuhan suatu tumbuhan
 Keseimbangan yang baik antara produk metabolisme primer dan sekunder adalah
yang terbaik untuk pertumbuhan dan perkembangan optimal tumbuhan serta untuk
mengatasi secara efektif kondisi lingkungan yang sering berubah. Senyawa khusus
yang terkenal diantaranya alkaloid, polifenol termasuk flavonoid, dan terpenoid.
Manusia menggunakan cukup banyak senyawa ini, atau tumbuhan dari mana
mereka berasal, untuk tujuan pengobatan dan nutrisi.

DAFTAR PUSTAKA
https://chemistry.uii.ac.id
5. ARINA ELVIA
Pengertian senyawa fenolik dan jelaskan apakah senyawa ini polar atau non polar dan
karakteristiknya.
Jawab :
Senyawa fenolik : senyawa yang memiliki gugus hidroksil dan paling banyak terdapat dalam
tanaman. Senyawa fenolik berfungsi sebagai pelindung terhadap sinar UV-B dan kematian sel
untuk melindungi DNA dari dimerisasi dan kerusakan.
Senyawa fenolik dibagi menjadi sub kelompok asam fenolat, flavonoid, tannin, dan stilben.
Adapun karakteristik dari masing-masing sub sebagai berikut :
1. Asam fenolat : bersifat polar
a. Sifat fisika :
ꟷ Titik didih tinggi
ꟷ Mempunyai sifat antiseptic
ꟷ Kelarutan terbatas pada air
b. Sifat kimia :
ꟷ Cenderung bersifat asam
ꟷ Tidak bisa dioksidasi menjadi aldehid/keton
ꟷ Dapat membentuk ikatan hidrogen
2. Flavonoid :
Flavonoid merupakan salah satu golongan senyawa fenol alam yang terbesar dalam
tanaman. dan tersusun oleh 15 atom karbon sebagai inti dasarnya. Tersusun dari
konfigurasi C6- C3 - C6 yaitu 2 cincin aromatik dan dihubungkan oleh tiga atom karbon
yang dapat atau tidak dapat membentuk cincin ketiga. Flavonoid bersifat polar dan non
polar.
3. Tannin :
Tannin adalah suatu senyawa polifenol yang berasal dari tumbuhan, berasa pahit dan kelat
yang bereaksi dengan dan mengumpulkan protein, atau berbagai senyawa organic lainnya
termasuk asam amino dan alkaloid.
Sifat fisika kimia:
ꟷ Tidak dapat mementuk Kristal
ꟷ Mudah larut dalam pelarut polar
ꟷ Bereaksi asam dengan rasa berkerut tajam
ꟷ Dapat mengendap dengan garam Cu, Pb, Sn dan larutan K.
ꟷ Mudah teroksidasi karena mempunyai gugus fenol.
4. Stilbene : polar
Stilbene adalah kelompok senyawa organic yang dihasilkan oleh tanaman kayu sebagai
metabolit dan juga sebagai agen konstitutif. Senyawa ini terdapat di alam sebagai aglikon
dan glukosida.

Daftar pustaka
Buku ajar farmakognosi dasar ikifa
https://e-journal.unair.ac.id/JFIKI/article/view/10556/7999
https://id.scribd.com/presentation/362991314/Asam-Fenolat
https://id.scribd.com/doc/290167494/stilben
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/c0c585d54a388056ea0889953316
4330.pdf

6. DANERA ALFIANI
Senyawa fenolik berfungsi sebagai pelindung terhadap sinar UV-B dan kematian sel untuk
melindungi DNA dari dimerisasi dan kerusakan (Lai & Lim, 2011). Komponen pada senyawa ini
diketahui memiliki peranan penting sebagai agen pencegah dan pengobatan beberapa gangguan
penyakit seperti arteriosklerosis, disfungsi otak, diabetes dan kanker (Garg et al, 2016).

Daftar Pustaka
Nur Fadia Hanin,N., Rarastoeti Pratiwi., (2017). Kandungan Fenolik, Flavonoid dan Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Daun Paku Laut (Acrostichum aureum L.) Fertil dan Steril. 51-56

7. DELFIA PUTRI

Sifat dan ciri dari senyawa fenolik


 Cenderung mudah larut dalam pelarut polar
 Bila murni, tak berwarna
 Jika terkena udara akan teroksidasi menimbulkan warna gelap
 Membentuk komplek dengan protein
 Sangat peka dengan oksidasi enzim
 Mudah teroksidasi oleh basa kuat
 Menyerap sinar UV-vis

8. DIAH FITRIA

SENYAWA FENOL SEDERHANA


Senyawa fenol sederhana adalah anggota paling sederhana dari golongan fenol. Senyawa
fenol sederhana ikatan gugus hidroksi pada bagian para, orto dan meta. Anggota golongan fenol
yang lain diberi nama dengan sistem IUAPC atau dengan nama trivial (Hart,2003)
ASAM FENOLIK

Asam fenolik merupakan unsur esensial dari polifenol dan ditemukan berlimpah
dalam buah-buahan dan sayuran. Asam fenolik merupakan molekul sederhana yang musah
diserap dalam sistem manusia dan menawarkan berbagai manfaat anti-penuaan. Asam
fenolik strukturnya terdapat cincin benzena namun ada ikatan gugus karboksilat, contoh
dari senyawa asam fenolik adalah p-hidroksibenzoat, asam galat, protocathechuic acid,
salicylic acid, dan vanillic acid (Vemerris dkk, 2006).
Daftar pustaka :
https://id.scribd.com/doc/94008699/Fenol-Sederhana-Dan-Asam-Fenolik

9. DWIARTI ULFA

Gambarkan struktur dan jelaskan apa fenilpropanoid!

Struktur fenil propanoid


Sumber: https://s1farmasi.stfi.ac.id/wp-content/uploads/2020/02/KBA6-Fenilpropanoid-
turunan-fenol-C6-C3.pdf
Fenilpropanoid merupakan suatu kelompok senyawa fenolik alam yg berasal dari asam
amino aromatik fenilalanin dan tirosin. Golongan senyawa ini adalah zat antara dari jalur
biosintesis asam sikimat. Berdasarkan strukturnya, fenilpropanoid memiliki cincin fenil yang
menjadi tempat melekatnya rantai samping 3C. Senyawa fenilpropanoid adalah senyawa
memiliki kerangka aromatik fenil (C6) dengan rantai samping propanoid (C3), sehingga
jumlah total karbonnya adalah 9 dan disebut C9 atau fenil propanoid dan kelipatannya.
Fenilpropanoid juga dapat mengandung satu atau lebih residu C6-C3. Karakteristik lainnya
adalah tidak mengandung atom nitrogen dan terdapat satu atau beberapa gugus hidroksil yang
melekat pada rantai aromatik, sehingga memiliki sifat fenolik. Karenanya, golongan
fenilpropanoid disebut pula sebagai fenolik tumbuhan. Keberadaannya berlimpah pada
tumbuhan namun terbatas pada jamur dan belum ditemukan pada manusia atau vertebrata.
Senyawa fenilpropanoid terbentuk dari asam sikimat.
Golongan fenil propanoid adalah senyawa yang memiliki aktifitas farmakologi luas
seperti antikanker (podofilotoksin), filantin berefek sebagai hepatoprotektor dan stimulan
kekebalan dalam tanaman meniran (Phyllanthus niruri), antiaterosklerosis (stilebenoid, dan
resveratrol), antidiabetes (sinamaldehide, yang terkandung dalam kulit kayu manis
(Cinnamomum burmani)), dan eugenol yang merupakan bahan antiseptik gigi yang diperoleh
dari kuncup bunga cengkeh (Syzygium aromaticum). Berbagai bahan parfum atau aroma
aromaterapi juga merupakan senyawa fenilpropanoid. Hal ini dikarenakan minyak atsiri
disusun oleh golongan monoterpen, seskuiterpen, dan fenilpropanoid.

DAFTAR PUSTAKA
Ningsih, Indah Yulia. (2014). Modul Farmakognosi Fenilpropanoid. Jember: Bagian Biologi
Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Jember. Hal 2-3.

10. ERWIN SITANGGANG


Flavonoid
senyawa yang terdiri dari 15 atom karbon yang umumnya tersebar di dunia tumbuhan. [1] Lebih
dari 2000 flavonoid yang berasal dari tumbuhan telah diidentifikasi, tetapi ada tiga kelompok
yang umum dipelajari, yaitu antosianin, flavonol, dan flavon.[2] Antosianin (dari bahasa
Yunani anthos, bunga dan kyanos, biru-tua) adalah pigmen berwarna yang umumnya terdapat di
bunga berwarna merah, ungu, dan biru . [2] Pigmen ini juga terdapat di berbagai bagian
tumbuhan lain misalnya, buah tertentu, batang, daun dan bahkan akar. Flavnoid sering terdapat
di sel epidermis.[2] Sebagian besar flavonoid terhimpun di vakuola sel tumbuhan walaupun
tempat sintesisnya ada di luar vakuola. [2]

Fungsi
Antosianin dan flavonoid lainnya menarik perhatian banyak ahli genetika karena ada
kemungkinan untuk menghubungkan berbagai perbedaan morfologi di antara spesies yang
berkerabat dekat dalam satu genus misalnya dengan jenis flavonoid yang
dikandungnya.[2] Flavonoid yang terdapat di spesies yang berkerabat dalam satu genus
memberikan informasi bagi ahli taksonomi untuk megelompokkan dan menentukan garis
evolusi tumbuhan itu.[2]
Cahaya khususnya panjang gelombang biru meningkatkan pembentukan flavonoid dan
flavonoid meningkatkan resistensi tanaman terhadap radiasi UV. [2]
Quercetin dan myricetin, merupakan jenis flavonoid yang melindungi sel Caco-2 yang terdapat
pada saluran pencernaan dari oksidasi rantai ganda DNA dan bersifat antioksidan yang
melindungi kolonosit dari stres oksidatif.[3]

https://id.wikipedia.org › wiki › Flavonoid

11. ESTI NURHASANAH


Tanin
Tanin adalah suatu senyawa fenolik yang memberikan rasa pahit dan sepat/kelat, dapat
bereaksi dan menggumpalkan protein atau senyawa organic lainnya yang mengandung asam
amino dan alkaloid.
Tanin (dari bahasa inggris tannin, dari bahasa Jerman Hulu Kuno tanna, yang berarti “pohon
ek” atau “pohon berangan” pada mulanya merujuk pada penggunaan bahan tannin nabati dari
pohon ek untuk menyamak belulang
Tanin dikelompokkan menjadi dua bentuk senyawa yaitu:
1. Tanin Terhidrolisis
Tanin dalam bentuk ini adalah tannin yang terhidrolisis oleh asam atau enzim
menghasilkan asam galat dan asam elagat. Secara kimia, tannin terhidrolisis dapat merupakan
ester atau asam fenolat. Asam galat dapat ditemukan dalam cengkeh sedangkan asam elagat
ditemukan dalam daun Eucalyptus. Senyawa tannin bila direaksikan dengan feri klorida akan
menghasilkan perubahan warna menjadi biru atau hitam.

2. Tannin terkondensasi
Tanin jenis ini resisten terhadap reaksi hidrolisis dan biasanya diturunkan dari senyawa
flavonol, katekin, dan flavan-3,4-diol. Pada penambahan asam atau enzim, senyawaan ini akan
terdekomposisi menjadi plobapen. Pada proses destilasi, tannin terkondensasi berubah menjadi
katekol, oleh karenanya sering disebut sebagai tannin katekol. Tanin jenis ini dapat ditemukan
dalam kayu pohon kina dan daun teh. Tanin terkondensasi akan menghasilkan senyawa
berwarna hijau ketika ditambahkan dengan ferri klorida.

Daftar pustaka:
Fitokimia Universitas Islam Indonesia
12. FACHMY GHUSNAN ARDHANA
Pengertian Alkaloid
Alkaloid adalah kelompok metabolit sekunder terpenting yang ditemukan pada
tumbuhan. Keberadaan alkaloid di alam tidak pernah berdiri sendiri. Golongan senyawa ini
berupa campuran dari beberapa alkaloid utama dan beberapa kecil. Definisi yang tepat dari
istilah „alkaloid‟ (mirip alkali) agak sulit karena tidak ada batas yang jelas antara alkaloid dan
amina kompleks yang terjadi secara alami. Alkaloid khas yang berasal dari sumber tumbuhan,
senyawa ini bersifat basa, mengandung satu atau lebih atom nitrogen (biasanya dalam cincin
heterosiklik) dan mereka biasanya memiliki aktivitas fisiologis yang pada manusia atau hewan
lainnya
Alkaloid pada dasarnya merupakan senyawa yang bersifat basa dengan keberadaan atom
nitrogen dalam strukturnya, Asam amino berperan sebagai senyawa pembangun dalam
biosintesis alkaloid. Kebanyakan alkaloid mengandung satu inti kerangka piridin, quinolin, dan
isoquinolin atau tropan dan bertanggungjawab terhadap efek fisiologis pada manusia dan
hewan. Rantai samping alkaloid dibentuk atau merupakan turunan dari terpena atau asetat.
Alkaloid memiliki sifat basa dan bertindak sebagai senyawa basa dalam suatu reaksi

Daftar pustaka

https://chemistry.uii.ac.id/Tatang/Fitokimia.pdf

13. FAJAR NUR ARDYANSYAH


Alkaloid sebenarnya (True alkaloid) Alkaloid jenis ini memiliki kerangka cincin
heterosiklik yang mengandung atom nitrogen. Biosintesis alkaloid jenis ini berasal dari asam
amino-asam amino. Contoh: Atrophine, Nicotine, Morphine Atrophine Nicotine Morphine

Daftar pustaka
Fitokimia Tinjauan Metabolit Sekunder dan Skrining Fitokimia/ Tatang Shabur Julianto, --
Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia, 2019.
https://chemistry.uii.ac.id/Tatang/Fitokimia.pdf
14. FIDA HIDAYATUL SYABILLA
Protoalkaloid
Alkaloid jenis ini memiliki ciri-ciri; mempunyai struktur amina yang sederhana dimana
atom nitrogen dari asam aminonya tidak terdapat dalam cincin heterosiklik, Atom nitrogen
tidak terletak pada cincin karbon tetapi pada salah satu atom karbon pada rantai samping,
biosintesis berasal dari asam amino dan basa istilah biological amine sering digunakan untuk
alkaloid ini
Contoh: Ephedrine, mescaline, adrenaline

Daftar Pustaka :
http://haiyulfadhli.blogspot.com/2016/08/senyawa-alkaloid.html?m=1
file:///C:/Users/user/Downloads/Fitokimia.pdf

15. INTAN MAULYDIA SARI

Soal
Gambarkan struktur dan jelaskan apa itu pseudoalkaloid?
Jawaban
Memiliki karakteristik seperti alkaloid tetapi tidak berasal dari asam amino, senyawa biasanya
bersifat basa. Ada 2 kelas alkaloid yang penting yaitu :
 Alkaloid steroid, misalnya konessin

Conessin
 Purin, misalnya kaffein
Kaffein

Daftar Pustaka
Widodo, Anang. (2007). Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Alkaloid yang Terkandung dalam
Jamur Tiram Putih. Skripsi. Semarang: Universitas Negri Semarang

16. KHORI MAULANA


Terpen merupakan suatu senyawa hidrokarbon yang banyak dihasilkan oleh tumbuhan
terutama terkandung pada getah dan vakuola selnya.
Terpen merupakan suatu senyawa hidrokarbon yang banyak dihasilkan oleh tumbuhan
terutama terkandung pada getah dan vakuola selnya. Hidrokarbon umumnya dikenal sebagai
terpena dan senyawa yang mengandung oksigen disebut terpenoid adalah konstituen yang
paling penting dari minyak esensial. Pada tumbuhan, senyawa-senyawa golongan terpen dan
modifikasinya, terpenoid, merupakan metabolit sekunder. Terpena dan terpenoid dihasilkan
pula oleh sejumlah hewan, terutama serangga dan beberapa hewan laut. Disamping sebagai
metabolit sekunder, terpena merupakan kerangka peyusun sejumlah senyawa penting bagi
makhluk hidup. Sebagai contoh, senyawa steroid adalah turunan skualena, suatu triterpen, juga
karoten dan retinol. Nama “terpen” diambil dari produk getah tusam, “terpentin” (turpentine).

Terpenoid merupakan derivat dehidrogenasi dan oksigenasi dari senyawa terpen.


Terpenoid disebut juga dengan isoprenoid. Hal ini disebabkan karena kerangka karbonnya sama
seperti senyawa isopren (C5H8). Secara struktur kimia terpenoid merupakan penggabungan dari
unit isoprena , dapat berupa rantai terbuka atau siklik, dapat mengandung ikatan rangkap, gugus
hidroksil, karbonil ataupun gugus fungsi lainnya.

Klasifikasi Senyawa Terpenoid


Secara umum terpenoid terdiri dari unsur-unsur C dan H dengan rumus molekul umum
(C5H8)n. Klasifikasi biasanya tergantung pada nilai (n).
Klasifikasi Terpenoid
Nama Rumus Sumber
Monoterpen C10H16 Minyak Atsiri
Seskuiterpen C15H24 Minyak Atsiri
Diterpen C20H32 Resin Pinus
Triterpen C30H48 Saponin, Damar
Tetraterpen C40H64 Pigmen, Karoten
Politerpen (C5H8)n Karet Alam
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, S.A, 1986. Kimia Organik Bahan Alam. Jakarta : Universitas Terbuka
Anonim. Secondary Metabolites : An Introduction to Natural Product Chemistry.
www.cengage.com/resource_uploads/.../0495015253_60174.pdf. diakses 15 maret 2015.
Battersy, A.R. 1998. Biosynthesis Polyketide and Vitamins. Berlin : Spinger
Rachmaniar, R. 2003. Antikanker Swinholide A dari Spons Theonella swinhoei. Jurnal Bahan
Alam Indonesia ISSN 1412-2855 Vol. 2, No. 4, Juli 2003.
Raharjo, Tri Joko. 2013. Kimia Hasil Alam. Yogyakarta : Pustaka Belajar
Rein, Kathleen S., James Borrone. 1999. Polyketides from dinoflagellates: origins,
pharmacology and biosynthesis. Comparative Biochemistry and Physiology Part 124 (1999)
117–131
Shen, Ben. 2003. Polyketide biosynthesis beyond the type I, II and III polyketide synthase
paradigms. USA : Current Opinion in Chemical Biology
Timotius, K.H. 2004. Produksi Pigmen
Dewick, P.M. 2009. Medicinal Natural Products. United Kingdom: John Willey &Sons, Ltd.

17. LULU AULIA

Senyawa terpenoid memiliki karakteristik sebagai berikut:

 Monoterpenoid memiliki sifat khas mudah menguap dan memiliki bau khas (banyak
terkandung pada tanaman yang memiliki bau khas, sehingga banyak digunakan sebagai
komponen minyak yang mudah menguap dari parfum dan juga diproduksi pada industri
makanan sebagai penambah aroma).
 Merupakan senyawa tidak jenuh dengan bentuk rantai terbuka ataupun siklik.
 Dalam keadaan segar berupa cairan yang tidak berwarna, tetapi jika teroksidasi akan
berubah warna menjadi gelap.
 Memiliki kerapatan yang lebih kecil daripada air.
 Larut dalam pelarut organik berupa eter dan alkohol

Daftar Pustaka

http://jurnal.kimia.fmipa.unmul.ac.id/
18. MEGA ANISA
Poliketida merupakan senyawa metabolit sekunder yang mengandung gugus karbonil
dan gugus metilen yang tersusun secara selang-seling (beta-poliketon). Poliketida berasal dari
kata “poli” yang berarti banyak dan ketida yang menunjukkan adanya ketida (-CH2COCOOH).
Hal ini dikarenakan suatu poliketida ditandai dengan dimilikinya pola berulang suatu ketida –
[CH2CO]n- dalam rangkaian strukturnya. Poliketida adalah keluarga besar metabolit sekunder
dengan struktur yang beragam dan aktivitas biologis.
Pada umumnya senyawa poliketida bersifat nonpolar sehingga dapat dipisahkan
menggunakan pelarut yang nonpolar seperti n-heksana, kloroform, metilenklorida, dan etil
asetat.

Daftar Pustaka
https://www.google.com/url?q=https://chemistry.uii.ac.id/Tatang/Fitokimia.pdf&usg=AOvVaw
3ca6qUfYZYLHIGQxIGGzL3

19. MUHAMMAD RAYNALDI

Berikut adalah macam-macam jenis Antibiotik golongan Poliketida


1. Eritromisin
2. Spiramisin

3. Roksitromisin

4. Klaritromisin
5. Azithromycin

Daftar Pustaka
http://pdfcoffee.com/antibiotik-makrolida-pdf-free.html

20. NUR INDAH RIZKIYAH


Pengelompokkan senyawa poliketida terbagi menjadi 5 yaitu;
Turunan Asifloroglusinol,Turunan Kromon,Turunan Benzokuinon,Turunan
Naftakuinon,Turunan Antrakuinon. Gambarkan struktur dari ke 5 turunan tersebut ;
1. Turunan Asifloroglusinol

Florasetofenon

2. Turunan Kromon

5-hidroksi-2-metilkromon
3. Turunan Benzokuinon

Fumigatin

4. Turunan Naftakuinon

Plumbagin
5. Turunan Antrakuinon

Endokrosin

DAFTAR PUTSAKA
https://www.google.com/url?q=https://chemistry.uii.ac.id/Tatang/Fitokimia.pdf&usg=A
OvVaw3ca6qUfYZYLHIGQxIGGzL3

21. NUR SIFAH FAUZIAH


Kelarutan poliKetida
Pada umumnya senyawa poliketida bersifat nonpolar sehingga dapat dipisahkan
menggunakan pelarut yang non polar seperti n-heksana,kloroform,metilenklorida,dan etil
asetat.pemisahan dapat dilakukan dengan beberapa tahapan ekstraksi dan metode
pemisahan.misalnya dimulai dengan maserasi atau perkolasi menggunakan pelarut alkohol
(methanol atau ethanol). Ekstrak kasar yang diperoleh selanjutnya dapat dipisahkan
menggunakan metode vaccum liquid chromatography dan kromatografi kolom atau
kromatografi lapis tipis preparatif.metode yang lebih modern juga dapat digunakan misalnya
menggunakan HPLC preparatif.

Daftar Pustaka
https://www.google.com/url?q=https://chemistry.uii.ac.id/Tatang/Fitokimia.pdf&usg=AOvVaw
3ca6qUfYZYLHIGQxIGGzL3

22. RAYA ROSIDA PRATIWI


Apa kegunaan dari senyawa poliketida (tinjauan metabolit sekunder dan skrining fitokimia hal:
68)
a) Sebagai antibiotik. Golongan yang sering dimanfaatkan diantaranya golongan makrolida
(eritromisin, azitromisin, klaritromisin, roksitromisin), golongan ketolida (telitromisin),
golongan tetrasiklin (doksisiklin, oksitetrasiklin, klortetrasiklin).
b) Sebagai obat kolesterol (anti kolesterol), misalnya senyawa lovastatin.
c) Sebagai anti jamur, misalnya senyawa amfoterisin.
d) sebagai anti kanker, misalnya senyawa epotilon.

Daftar Pustaka
Julianto, Tatang Shabur, Tinjauan metabolit sekunder dan skrining fitokimia, Universitas Islam
Indonesia, Yogyakarta, 2019
Link buku:
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://chemistry.uii.ac.id/Tatang/Fi
tokimia.pdf&ved=2ahUKEwj4i_SQxI3zAhUJeisKHayFAVYQFnoECAMQAQ&usg=AOvVa
w3Oi1YEz3_7YLFsr-X0zvK-
23. RIZKIA FITRI AZIZAH
Pengertian Glikosida
Glikosida merupakan salah satu kandungan aktif tanaman yang termasuk dalam
kelompok metabolit sekunder. Di dalam tanaman glikosida tidak lagi diubah menjadi
senyawa lain, kecuali bila memang mengalami peruraian akibat pengaruh lingkungan luar
(misalnya terkena panas dan teroksidasi udara).
Glikosida adalah senyawa yang terdiri atas gabungan dua bagian senyawa, yaitu gula
dan bukan gula. Keduanya dihubungkan oleh suatu bentuk ikatan berupa jembatan
oksigen (O – glikosida, dioscin), jembatan nitrogen (N-glikosida, adenosine), jembatan
sulfur (S-glikosida, sinigrin), maupun jembatan karbon (C-glikosida, barbaloin). Bagian gula
biasa disebut glikon sedangkan bagian bukan gula disebut sebagai aglikon atau genin.
Apabila glikon dan aglikon saling terikat maka senyawa ini disebut sebagai glikosida.
Karakteristik
• Berbentuk Kristal/amorf
• Larut air/etanol encer (kecuali glikosida resin)
• Larutan glikosida dalam air kadang2 berasa pahit
• Bersifat memutar bidang polarisasi ke kiri dan tidak mereduksi larutan Fehling (kecuali telah
mengalami proses hidrolisis)
• Kadar glikosida ditentukan pada aktivitas Tumbuhan dalam biosintesis
• Secara umum merupakan prodrug, yang akan mengalami hidrolisis pada usus
• Efek secara umum: kardiotonik, laksatif, analgesic
• Mudah menguap
• Mudah larut dalam pelarut polar seperti air
• Mudah terurai dalam keadaan lembab dan lingkungan asam
Berdasarkan karakteristiknya senyawa glikosida termasuk dalam senyawa polar.

DAFTAR PUSTAKA
 Lecture.ub.ac.id
 Gunawan, Didik. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid 1. Penebar Swadaya.
Jakarta. 2.
 Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. UI-Press. Jakarta.
24. SHIVA NUR FITRI

GLIKOSIDA ALKOHOL

Glikosida alkohol ditunjukkan oleh aglikonnya yang selalu memiliki gugus hidroksi (-
OH). Senyawa yang termasuk glikosida alkohol adalah salicin. Salicin adalah glikosida dari
beberapa spesies Salix sp. dan Populus sp. Kebanyakan batang pohon willow dan poplap
mengandung salicin. Salicin dalam tubuh diubah menjadi asam salisilat yang berkaitan erat
dengan senyawa aspirin yang memiliki efek analgesic, antipiretik, dan antiinflamasi.

Daftar Pustaka
Gunawan, Didik dan S. Mulyani. 2004.Ilmu Obat Alam (Farmakognosi)Jilid 1. Jakarta :
Penebar Swadaya.
Fitokimia Tinjauan Metabolit Sekunder dan Skrining Fitokimia/ Tatang Shabur Julianto, --

Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia, 2019.


25. SITI RAHMADANI

Gambarkan struktur dan jelaskan apakah senyawa glikosida antraquinon ( anthaquinone


glycosides )

JAWABAN

Glikosida antrakinon adalah stimulan katartika dengan meningkatkan tekanan otot polos
pada dinding usus besar, aksinya akan terasa sekitar 6 jam kemudian atau lebih lama. Adapun
mekanisme belum jelas, namun diduga antrakinon dan antranol dan turunannya berpengaruh
terhadap transpon ion dalam sel colon dengan menghambat kanal ion Cl-.

Untuk antron dan antranol memberikan aksi lebih drastis. Itulah sebabnya beberapa
simplisia boleh digunakan setelah disimpan selama satu tahun, untuk mengubah senyawa
tersebut menjadi antrakinon. Jika jumlahnya lebih besar daripada antrakinon bisa
mengakibatkan mulas dan rasa tidak enak.

Struktur

Glikosida antrakinon bersifat mudah terhidrolisis seperti glikosida lainnya.Glikosida ini


jika terhidrolisis menghasilkan aglikon di-, tri-, atau tetrahidroksi antrakuinon atau
modifikasinya, . Sementara bagian gulanya tidak menentu. Contohnya jika frangulin dihidrolisis
maka akan mengasilkan emodin (1,6,8-trihidroksi-3-metil antrakuinon) dan
rhamnosa.Antrakuinon bebas hanya memiliki sedikit aktivitas terapeutik. Residu gula
memfasilitasi absorpsi dan translokasi aglikon pada situs kerjanya.

Turunan antrakuinon

Umumnya berwarna merah oranye dan dapat dilihat langsung serta terdapat dalam bahan-
bahan purgativum (laksativum atau pencahar)Turunan antrakuinon berbentuk dihidroksi fenol
seperti krisofanol, berbentuk trihidroksi fenol seperti emodin, atau tetrahidroksi fenol seperti
asam karminat.Seringkali terdapat gugus-gugus lain seperti metil dalam krisofanol,
hidroksimetil pada aloe-emodin, serta karboksil dalam resin dan asam karminat.

Sifat-sifat antrakuinon
Daya pencahar yang cukup tinggi (kadar dan aktivitasnya tidak sesuai)Mengandung
campuran yang menyebabkan daya kerja sinergisDaya kerja antranol jauh lebih tinggi daripada
antrakuinon dengan jumlah yang samaAktivitas simplisia yang mengandung antrakuinon
tergantung sifat antrakuinon dan glikosidaJumlah dalam suatu simplisia tidak menggambarkan
aktivitasnyaPada daun kering kadar antranol lebih sedikit daripada antrakuinon.

DAFTAR FUSTAKA

https://moko31.wordpress.com/2010/02/07/glikosida-antrakinon/

https://slideplayer.info/slide/13972846/

http://eprints.undip.ac.id/52991/3/Bab_II.pdf

https://farmasi.fkunissula.ac.id/sites/default/files/Glikosida_Bu%20Rina.pdf
26. SRI INTAN PANDINI
GLIKOSIDA KUMARIN
(coumarin glycosides)

Contoh dari glikosia kumarin adalah apterin yang dilaporkan memiliki aktivitas melebarkan
arteri koroner serta memblokir saluran kalsium. Glikosida coumarin lainnya diperoleh dari daun
kering tumbuhan Psoralea corylifolia. Salah satu contoh dari glikosida kumarin adalah scopoline.

Senyawa glikosida kumarin bersifat polar

References
Endarini, L. H. (2016). Farmakognosi dan Fitokimia. Indonesia : Kementerian
KesehatanRepublik Indonesia. Halaman: 54, 59
J, T. S. (2019). Fitokimia (Tinjauan metabolit sekunder dan skrining fitokimia).
Indonesia:Universitas Islam Indonesia. Halaman: 74
Siti Nurhajar Sukmawati, Harlia, Rudiyansyah. (2017). Karakterisasi struktur senyawa
kumaringlikosida dari biji buah rambutan (Nephelium lappaceum L.). JJK, 1-5.
Halaman: 4
(https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jkkmipa/article/download/22090/12686)

27. TASYA SAPUTRI


Glikosida Sianogenik (Cyanogenic glycosides)
Dalam klasifikasi ini aglikon mengandung gugus cyanohydrin. Tumbuhan menyimpan
glikosida sianogenik dalam vokuola, namun pada saat tumbuhan mendapat serangan dari luar
lingkungan, maka tumbuhan akan melepaskan glikosida sianogenik dan mengaktifkan dengan
bantuan enzim dalam sitoplasma. Enzim akan memutus gula pada molekul glikosida diikuti
dengan terbentuknya struktur cyanohydrin dan melepaskan racun hydrogen sianida. Peristiwa
ini disebut sebagai sianogenesis. Sianogenesis adalah salah satu mekanisme yang dapat
berfungsi pada tumbuhan sebagai alat pelindung terhadap pemangsa seperti herbivora. Kadar
glikosida sianogenik yang dihasilkan tergantung pada usia dan variasi tumbuhan, serta faktor
lingkungan.
Contoh senyawa glikosida siangenik adalah amygdalin dan prunasin yang meyebabkan rasa
pahit pada pohon almond. Spesies lainnya yang menghasilkan glikosida sianogenik adalah
sorgum (dhurrin), singkong (linamarin dan lotaustralin), talas, gadung, kacang koro (Mucuna
pruriens).

Amygdalin dan senyawa sintetis turunan laetrile diketahui memiliki potensi sebagai obat
untuk penyakit kanker.

Daftar Pustaka
Fitokimia Universitas islami indonesia

28. TASYA WIDYADHANI

Gambarkan struktur dan jelaskan senyawa glikosida fenolik (phenolic glycosides)!


Jawab:
Glikosida fenolik adalah senyawa glikosida yang aglikonnya merupakan suatu struktur fenolik
sederhana. Contohnya adalah arbutin yang ditemukan dalam Bearberry (Arctostaphylos
uvaursi). Senyawa ini memiliki efek antiseptic pada kandung kemih.

Struktur glikosida fenolik (arbutin)


DAFTAR PUSTAKA

Julianto, Tatang Shabur. 2019. Tinjauan Metabolit Sekunder dan Skrining Fitokimia.
UniversitasIslam Indonesia: Yogyakarta. Bagian glikosida hal 78

29. UKE CHANDRA


GLIKOSIDA SAPONIN

1. Glikosida saponin adalah glikosida aglikonnya berupa sapogenin.


2. saponin memiliki bobot molekul yang tinggi.
3. saponin merupakan larutan koloid dalam air dan bila dikocok dapat membentuk busa,
rasanya pahit, dapat mengiritasi membran mukosa, dapat menghemolisis sel darah merah
dan toksik hingga sering kali digunakan sebagai racun ikan
4. Terdapat 2 tipe glikosida saponin dilihat dari susunan sapogeninnya, yaitu tipe aglikon
steroid dan aglikon triterpenoid.
5. Dalam menentukan pada suatu sempel terdapat saponin atau sapogenin dapat di lakukan
pengujian, diantaranya :
a. Uji saponin sederhana adalah dengan mengocok entrak alkokohol-air dari tumbuhan
dalam tabung reaksi daan diperhatikan pembentukan buih yang tahan lama pada
permukaan cairan sempel. Saponin juga dapat diperiksa dengan pemeriksaan ektrak
kasar berdasarkan kemampuan menghemolisis darah. saponin jauh lebih polar
dibandingkan dengan sapogenin, sehingga pemisahan dan deteksi mudah dilakukan
dengan metode KLT dan pengukuran spektrum.
b. Uji sapogenin
i. jaringan kering tumbuhan dihidrolisis dengan HCl 1 M selama 2-6 jam, lalu
dinetralkan, dikeringkan, diekstraksi dengan eter minyak bumi. Ekstrak
diuapkan sampai kering dan residunya dilarutkan dalam kloroform lalu
ditentukan spektrum inframerahnya.
ii. Larutan itu dipekatkan, lalu di KLT pada silika gel dengan salah satu
pengembang, seperti aseton-heksana (4:1), kloroform-karbon tetraklorida-
aseton (2:2:1), CHCl3-Me2CO (4:1), CHCl3-EtOAc (1:1), atau heksana-
Me2CO (4:1).
iii. Selanjutnya sapogenin dideteksi dengan pereaksi semprot antimon klorida
dalam HCl pekat dan dipanaskan pada suhu 110oC selama 10 menit, hasil
positif berupa bercak berwarna merah jambu sampai ungu.

Daftar pustaka
1. https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uac
t=8&ved=2ahUKEwiV1Yrsq5LzAhXFcn0KHUiIBJAQFnoECAcQAQ&url=https%3A
%2F%2Fonlinelearning.uhamka.ac.id%2Fmod%2Fresource%2Fview.php%3Fid%3D1
77334&usg=AOvVaw0TCSRDn6QhXTXfpI_EXH3-
2. https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uac
t=8&ved=2ahUKEwiV1Yrsq5LzAhXFcn0KHUiIBJAQFnoECAIQAQ&url=https%3A
%2F%2Fwww.slideshare.net%2Fpatenpisan%2Fglikosida-
80838146&usg=AOvVaw2L4fXfa6OEtUzmO0tenq0Q
3. https://books.google.co.id/books?id=7b46EAAAQBAJ&pg=PR9-
IA4&dq=glikosida+saponin&hl=id&newbks=1&newbks_redir=1&sa=X&ved=2ahUK
EwiYn_CarJLzAhULdCsKHeEpCzkQ6AF6BAgLEAI
30. VIQUARDO W.X
Gambarkan struktur dan jelaskan senyawa glikosida steroid (Steroidal glycosides) atau glikosida
jantung!

Jawab
1. Glikosida Jantung (Glikosida Steroid) terdiri dari 2 tipe, yaitu Bufadienolida dan
Kardenolida (O-glikosida).
a. Bufadienolida
Bufadienolida biasanya steroid C24 dan glikosidanya. Mereka memiliki cincin
lakton (α-pyrone) beranggota enam kromoforik pada C-17β.

b. Kardenolida (O-Glikosida)
- Cardenolida secara struktural terkait erat dengan bufadienolida, tetapi memiliki
cincin lakton (butenolida) beranggota lima pada C-17β. Ini memberikan
karakteristik penyerapan UV pada ca. 220 nm dalam metanol.
- Glikosilasi umumnya terjadi pada C-3, lebih sedikit pada C-1, C-2 atau C-11.

2. Jenis – jenis glikosida jantung


3. Senyawa glikosida jantung tidak larut dalam pelarut non polar dan paling cocok diekstraksi
memakai etanol 70-95% dan metanol panas (Robinson, 1995).

4. Senyawa glikosida jantung tidak larut dalam pelarut non polar dan paling cocok diekstraksi
memakai etanol 70-95% dan metanol panas (Robinson, 1995).

DAFTAR PUSTAKA

Oktavia Rahayu A, S.Farm., M.Biomed. 2018. GLIKOSIDA. Malang: Departement of


Pharmacy, Faculty of Medicine, Brawijaya University.

31. YULIA CHEATLIEN


Gambarkan struktur dan jelaskan senyawa Glikosida Thioglikosida !
Jawab : Glikosida ini mengandung unsur Sulfur (S) atau belerang. Biasanya Sulfur terdapat
sebagai pengganti jembatan Oksigen (O). Salah satu contoh dari Glikosida ini adalah Sinalbin,
glikosida ini dapat ditemui pada biji kol putih dan Sinigrin yang ditemukan dalam mustard
hitam.
Referensi https://id.scribd.com/doc/33507623/GLIKOSIDA

32. YUNISA AZQIYAH

Glikosida Iridoid (Iridoid glycosides)


Glikosida ini mengandung gugus iridoil, contohnya adalah aucubin, geniposidic acid,
theviridosida, Loganin, Catalpol.

https://chemistry.uii.ac.id/Tatang/Fitokimia.pdf
33. ZALFA GABY ANDINI
GLIKOSIDA STEVIOL

Stevia sebagai pemanis alami tanpa kalori semakin populer setelah keluarnya status
GRAS dari US FDA pada tahun 2008. Senyawa penting yang memberikan rasa manis pada
tanaman Stevia rebaudiana adalah glikosida steviol yang merupakan senyawa atau metabolit
sekunder [2]. Senyawa ini merupakan diterpen glikosida yang terdiri dari aglikon (steviol) dan
molekul gula [3]. Steviol glikosida disintesis terutama di dalam daun, kemudian didistribusikan
ke bagian tanaman lainnya. Hasil studi menunjukkan bahwa akumulasi glikosida steviol
terbanyak terdapat pada daun dan sedikit pada batang serta bunga [4], sedangkan pada bagian
akar tidak terdeteksi sama sekali [2]. Pada daun stevia, rendemen glikosida steviol berkisar 4-
20% dari daun kering tergantung pada kultivar stevia dan lingkungan tumbuh [7]. Umumnya,
steviosida merupakan komponen utama glikosida steviol pada daun (5-10% dari berat kering
daun), disusul reb A (2-4%), reb C (1-2%) dan dulkosida A (0,4-0,7%) [3], tetapi komposisi
tersebut dapat berubah sesuai dengan kultivar tanamannya. Pada kultivar unggul baru stevia
yang dikembangkan saat ini memiliki kandungan reb A yang jauh lebih tinggi (8-10%)
dibandingkan dengan steviosida (2-4%) dengan sedikit rasa langu. Kandungan glikosida
tertinggi terdapat pada daun muda dan kandungannya akan menurun ketika menjelang berbunga
[8].
Biosintesis steviol melibatkan 2 organel daun yaitu biosintesis piruvat menjadi kaurene
yang terjadi di dalam kloroplas dan biosintesis kaurene menjadi steviol di retikulum
endoplasma, sedangkan perubahan steviol menjadi turunannya terjadi di dalam sitosel [1].
Biosintesis steviol dan turunannya disajikan pada Gambar 2.
Penelitian mengenai stevia lebih lanjut diarahkan pada senyawa-senyawa tersebut untuk
menghasilkan gula stevia yang memiliki rasa mendekati rasa gula sukrosa tetapi lebih manis
dengan indeks glikemik nol. Gula stevia terdiri dari 11 senyawa glikosida, 7 diantaranya
merupakan komponen utama yaitu steviosida, rebaudiosida A (reb A), rebaudiosida B,
rebaudiosida C, rebaudiosida D, rebaudiosida E dan dulkosida A, serta 4 senyawa lain
merupakan komponen minor yang meliputi rebaudiosida F, rebaudiosida M, steviolbiosida dan
rubusosida [6]. Seluruh senyawa tersebut memiliki struktur kimia yang sama yaitu steviol tetapi
memiliki residu karbohidrat yang berbeda-beda [3]. Di antara senyawa-senyawa tersebut,
rebaudiosida M memiliki potensi tingkat kemanisan paling tinggi dan rasa mendekati gula tebu,
akan tetapi hanya terbentuk dalam jumlah sangat kecil pada daun. Senyawa dulkosida A
memiliki potensi kemanisan paling rendah. Steviosida, reb B, reb C dan dulkosida A memiliki
ciri rasa langu (bitter aftertaste), sedangkan reb A, reb D dan reb E memiliki potensi rasa manis
cukup tinggi dengan sedikit langu.
DAFTAR PUSTAKA

1. Kupferschmidt, K (2014) Artificial sweeteners may contribute to diabetes, controversial study


finds, Sci Mag. Sep. 17, 2014.
2. Yadav, SK & P Guleria (2012) Steviol glycoside from stevia: biosynthesis pathway review
and their application in food and medicine. Critical Rev Food Sci Nutrition, 52: 988-998.
3. Chatsudthipong, C & C Muanprasat (2009) Stevioside and related compounds: therapeutic
benefits beyond sweetness. Pharmacology & Therapeutics,121: 41–54.
4. Kinghorn, AD (2002) Stevia. Taylor & Francis, London.
7. Kaur, G, V Pandhair & GS Cheema (2014) Extraction and characterization of steviol
glycosides from Stevia rebaudiana bertoni leaves. J Medicinal Plants Studies. 2(5): 41-45.
8. Ramesh, K, V Singh & NM Mageji (2006) Cultivation of stevia [Stevia rebaudiana (Bert.)
Bertoni]: a comperhensive review In: Advance in Agronomy 89: 137–177.

Anda mungkin juga menyukai