https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pengertian+metabolit+primer
+dan+sekunder+dari+tanaman&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3DApsMZmE34xgJ
2. ALFIRA MIFTAHUL
Metabolit primer, diantaranya: polisakarida, protein, lemak, dan asam nukleat.
Metabolit sekunder, terdiri dari: alkaloid, flavonoid, tannin, Saponin, dan terpenoid
Daftar pustaka
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmuo/article/view/5860
3. ANNISA RAHMAN YUYU
Peranan metabolit primer dan sekunder
Metabolime primer peranan dalam suatu tumbuhan meliputi seluruh jalur metabolisme
yang sangat penting kemampuan tumbuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Metabolit sekunder peranan bagi tumbuhan dalam jangka waktu yang panjang,
seringkali sebagai tujuan pertahanan, serta memberikan karakteristik yang khas dalam bentuk
senyawa warna.
Sumber:
Buku ajar Fitokimia
Tinjauan Metabolit Sekunder Metabolit Sekunder dan Skrining Fitokimia
Penulis : Tatang Shabur Julianto
Penerbit : Universitas Islam Indonesia (2019)
4. ANNISYA
DAFTAR PUSTAKA
https://chemistry.uii.ac.id
5. ARINA ELVIA
Pengertian senyawa fenolik dan jelaskan apakah senyawa ini polar atau non polar dan
karakteristiknya.
Jawab :
Senyawa fenolik : senyawa yang memiliki gugus hidroksil dan paling banyak terdapat dalam
tanaman. Senyawa fenolik berfungsi sebagai pelindung terhadap sinar UV-B dan kematian sel
untuk melindungi DNA dari dimerisasi dan kerusakan.
Senyawa fenolik dibagi menjadi sub kelompok asam fenolat, flavonoid, tannin, dan stilben.
Adapun karakteristik dari masing-masing sub sebagai berikut :
1. Asam fenolat : bersifat polar
a. Sifat fisika :
ꟷ Titik didih tinggi
ꟷ Mempunyai sifat antiseptic
ꟷ Kelarutan terbatas pada air
b. Sifat kimia :
ꟷ Cenderung bersifat asam
ꟷ Tidak bisa dioksidasi menjadi aldehid/keton
ꟷ Dapat membentuk ikatan hidrogen
2. Flavonoid :
Flavonoid merupakan salah satu golongan senyawa fenol alam yang terbesar dalam
tanaman. dan tersusun oleh 15 atom karbon sebagai inti dasarnya. Tersusun dari
konfigurasi C6- C3 - C6 yaitu 2 cincin aromatik dan dihubungkan oleh tiga atom karbon
yang dapat atau tidak dapat membentuk cincin ketiga. Flavonoid bersifat polar dan non
polar.
3. Tannin :
Tannin adalah suatu senyawa polifenol yang berasal dari tumbuhan, berasa pahit dan kelat
yang bereaksi dengan dan mengumpulkan protein, atau berbagai senyawa organic lainnya
termasuk asam amino dan alkaloid.
Sifat fisika kimia:
ꟷ Tidak dapat mementuk Kristal
ꟷ Mudah larut dalam pelarut polar
ꟷ Bereaksi asam dengan rasa berkerut tajam
ꟷ Dapat mengendap dengan garam Cu, Pb, Sn dan larutan K.
ꟷ Mudah teroksidasi karena mempunyai gugus fenol.
4. Stilbene : polar
Stilbene adalah kelompok senyawa organic yang dihasilkan oleh tanaman kayu sebagai
metabolit dan juga sebagai agen konstitutif. Senyawa ini terdapat di alam sebagai aglikon
dan glukosida.
Daftar pustaka
Buku ajar farmakognosi dasar ikifa
https://e-journal.unair.ac.id/JFIKI/article/view/10556/7999
https://id.scribd.com/presentation/362991314/Asam-Fenolat
https://id.scribd.com/doc/290167494/stilben
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/c0c585d54a388056ea0889953316
4330.pdf
6. DANERA ALFIANI
Senyawa fenolik berfungsi sebagai pelindung terhadap sinar UV-B dan kematian sel untuk
melindungi DNA dari dimerisasi dan kerusakan (Lai & Lim, 2011). Komponen pada senyawa ini
diketahui memiliki peranan penting sebagai agen pencegah dan pengobatan beberapa gangguan
penyakit seperti arteriosklerosis, disfungsi otak, diabetes dan kanker (Garg et al, 2016).
Daftar Pustaka
Nur Fadia Hanin,N., Rarastoeti Pratiwi., (2017). Kandungan Fenolik, Flavonoid dan Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Daun Paku Laut (Acrostichum aureum L.) Fertil dan Steril. 51-56
7. DELFIA PUTRI
8. DIAH FITRIA
Asam fenolik merupakan unsur esensial dari polifenol dan ditemukan berlimpah
dalam buah-buahan dan sayuran. Asam fenolik merupakan molekul sederhana yang musah
diserap dalam sistem manusia dan menawarkan berbagai manfaat anti-penuaan. Asam
fenolik strukturnya terdapat cincin benzena namun ada ikatan gugus karboksilat, contoh
dari senyawa asam fenolik adalah p-hidroksibenzoat, asam galat, protocathechuic acid,
salicylic acid, dan vanillic acid (Vemerris dkk, 2006).
Daftar pustaka :
https://id.scribd.com/doc/94008699/Fenol-Sederhana-Dan-Asam-Fenolik
9. DWIARTI ULFA
DAFTAR PUSTAKA
Ningsih, Indah Yulia. (2014). Modul Farmakognosi Fenilpropanoid. Jember: Bagian Biologi
Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Jember. Hal 2-3.
Fungsi
Antosianin dan flavonoid lainnya menarik perhatian banyak ahli genetika karena ada
kemungkinan untuk menghubungkan berbagai perbedaan morfologi di antara spesies yang
berkerabat dekat dalam satu genus misalnya dengan jenis flavonoid yang
dikandungnya.[2] Flavonoid yang terdapat di spesies yang berkerabat dalam satu genus
memberikan informasi bagi ahli taksonomi untuk megelompokkan dan menentukan garis
evolusi tumbuhan itu.[2]
Cahaya khususnya panjang gelombang biru meningkatkan pembentukan flavonoid dan
flavonoid meningkatkan resistensi tanaman terhadap radiasi UV. [2]
Quercetin dan myricetin, merupakan jenis flavonoid yang melindungi sel Caco-2 yang terdapat
pada saluran pencernaan dari oksidasi rantai ganda DNA dan bersifat antioksidan yang
melindungi kolonosit dari stres oksidatif.[3]
2. Tannin terkondensasi
Tanin jenis ini resisten terhadap reaksi hidrolisis dan biasanya diturunkan dari senyawa
flavonol, katekin, dan flavan-3,4-diol. Pada penambahan asam atau enzim, senyawaan ini akan
terdekomposisi menjadi plobapen. Pada proses destilasi, tannin terkondensasi berubah menjadi
katekol, oleh karenanya sering disebut sebagai tannin katekol. Tanin jenis ini dapat ditemukan
dalam kayu pohon kina dan daun teh. Tanin terkondensasi akan menghasilkan senyawa
berwarna hijau ketika ditambahkan dengan ferri klorida.
Daftar pustaka:
Fitokimia Universitas Islam Indonesia
12. FACHMY GHUSNAN ARDHANA
Pengertian Alkaloid
Alkaloid adalah kelompok metabolit sekunder terpenting yang ditemukan pada
tumbuhan. Keberadaan alkaloid di alam tidak pernah berdiri sendiri. Golongan senyawa ini
berupa campuran dari beberapa alkaloid utama dan beberapa kecil. Definisi yang tepat dari
istilah „alkaloid‟ (mirip alkali) agak sulit karena tidak ada batas yang jelas antara alkaloid dan
amina kompleks yang terjadi secara alami. Alkaloid khas yang berasal dari sumber tumbuhan,
senyawa ini bersifat basa, mengandung satu atau lebih atom nitrogen (biasanya dalam cincin
heterosiklik) dan mereka biasanya memiliki aktivitas fisiologis yang pada manusia atau hewan
lainnya
Alkaloid pada dasarnya merupakan senyawa yang bersifat basa dengan keberadaan atom
nitrogen dalam strukturnya, Asam amino berperan sebagai senyawa pembangun dalam
biosintesis alkaloid. Kebanyakan alkaloid mengandung satu inti kerangka piridin, quinolin, dan
isoquinolin atau tropan dan bertanggungjawab terhadap efek fisiologis pada manusia dan
hewan. Rantai samping alkaloid dibentuk atau merupakan turunan dari terpena atau asetat.
Alkaloid memiliki sifat basa dan bertindak sebagai senyawa basa dalam suatu reaksi
Daftar pustaka
https://chemistry.uii.ac.id/Tatang/Fitokimia.pdf
Daftar pustaka
Fitokimia Tinjauan Metabolit Sekunder dan Skrining Fitokimia/ Tatang Shabur Julianto, --
Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia, 2019.
https://chemistry.uii.ac.id/Tatang/Fitokimia.pdf
14. FIDA HIDAYATUL SYABILLA
Protoalkaloid
Alkaloid jenis ini memiliki ciri-ciri; mempunyai struktur amina yang sederhana dimana
atom nitrogen dari asam aminonya tidak terdapat dalam cincin heterosiklik, Atom nitrogen
tidak terletak pada cincin karbon tetapi pada salah satu atom karbon pada rantai samping,
biosintesis berasal dari asam amino dan basa istilah biological amine sering digunakan untuk
alkaloid ini
Contoh: Ephedrine, mescaline, adrenaline
Daftar Pustaka :
http://haiyulfadhli.blogspot.com/2016/08/senyawa-alkaloid.html?m=1
file:///C:/Users/user/Downloads/Fitokimia.pdf
Soal
Gambarkan struktur dan jelaskan apa itu pseudoalkaloid?
Jawaban
Memiliki karakteristik seperti alkaloid tetapi tidak berasal dari asam amino, senyawa biasanya
bersifat basa. Ada 2 kelas alkaloid yang penting yaitu :
Alkaloid steroid, misalnya konessin
Conessin
Purin, misalnya kaffein
Kaffein
Daftar Pustaka
Widodo, Anang. (2007). Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Alkaloid yang Terkandung dalam
Jamur Tiram Putih. Skripsi. Semarang: Universitas Negri Semarang
Achmad, S.A, 1986. Kimia Organik Bahan Alam. Jakarta : Universitas Terbuka
Anonim. Secondary Metabolites : An Introduction to Natural Product Chemistry.
www.cengage.com/resource_uploads/.../0495015253_60174.pdf. diakses 15 maret 2015.
Battersy, A.R. 1998. Biosynthesis Polyketide and Vitamins. Berlin : Spinger
Rachmaniar, R. 2003. Antikanker Swinholide A dari Spons Theonella swinhoei. Jurnal Bahan
Alam Indonesia ISSN 1412-2855 Vol. 2, No. 4, Juli 2003.
Raharjo, Tri Joko. 2013. Kimia Hasil Alam. Yogyakarta : Pustaka Belajar
Rein, Kathleen S., James Borrone. 1999. Polyketides from dinoflagellates: origins,
pharmacology and biosynthesis. Comparative Biochemistry and Physiology Part 124 (1999)
117–131
Shen, Ben. 2003. Polyketide biosynthesis beyond the type I, II and III polyketide synthase
paradigms. USA : Current Opinion in Chemical Biology
Timotius, K.H. 2004. Produksi Pigmen
Dewick, P.M. 2009. Medicinal Natural Products. United Kingdom: John Willey &Sons, Ltd.
Monoterpenoid memiliki sifat khas mudah menguap dan memiliki bau khas (banyak
terkandung pada tanaman yang memiliki bau khas, sehingga banyak digunakan sebagai
komponen minyak yang mudah menguap dari parfum dan juga diproduksi pada industri
makanan sebagai penambah aroma).
Merupakan senyawa tidak jenuh dengan bentuk rantai terbuka ataupun siklik.
Dalam keadaan segar berupa cairan yang tidak berwarna, tetapi jika teroksidasi akan
berubah warna menjadi gelap.
Memiliki kerapatan yang lebih kecil daripada air.
Larut dalam pelarut organik berupa eter dan alkohol
Daftar Pustaka
http://jurnal.kimia.fmipa.unmul.ac.id/
18. MEGA ANISA
Poliketida merupakan senyawa metabolit sekunder yang mengandung gugus karbonil
dan gugus metilen yang tersusun secara selang-seling (beta-poliketon). Poliketida berasal dari
kata “poli” yang berarti banyak dan ketida yang menunjukkan adanya ketida (-CH2COCOOH).
Hal ini dikarenakan suatu poliketida ditandai dengan dimilikinya pola berulang suatu ketida –
[CH2CO]n- dalam rangkaian strukturnya. Poliketida adalah keluarga besar metabolit sekunder
dengan struktur yang beragam dan aktivitas biologis.
Pada umumnya senyawa poliketida bersifat nonpolar sehingga dapat dipisahkan
menggunakan pelarut yang nonpolar seperti n-heksana, kloroform, metilenklorida, dan etil
asetat.
Daftar Pustaka
https://www.google.com/url?q=https://chemistry.uii.ac.id/Tatang/Fitokimia.pdf&usg=AOvVaw
3ca6qUfYZYLHIGQxIGGzL3
3. Roksitromisin
4. Klaritromisin
5. Azithromycin
Daftar Pustaka
http://pdfcoffee.com/antibiotik-makrolida-pdf-free.html
Florasetofenon
2. Turunan Kromon
5-hidroksi-2-metilkromon
3. Turunan Benzokuinon
Fumigatin
4. Turunan Naftakuinon
Plumbagin
5. Turunan Antrakuinon
Endokrosin
DAFTAR PUTSAKA
https://www.google.com/url?q=https://chemistry.uii.ac.id/Tatang/Fitokimia.pdf&usg=A
OvVaw3ca6qUfYZYLHIGQxIGGzL3
Daftar Pustaka
https://www.google.com/url?q=https://chemistry.uii.ac.id/Tatang/Fitokimia.pdf&usg=AOvVaw
3ca6qUfYZYLHIGQxIGGzL3
Daftar Pustaka
Julianto, Tatang Shabur, Tinjauan metabolit sekunder dan skrining fitokimia, Universitas Islam
Indonesia, Yogyakarta, 2019
Link buku:
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://chemistry.uii.ac.id/Tatang/Fi
tokimia.pdf&ved=2ahUKEwj4i_SQxI3zAhUJeisKHayFAVYQFnoECAMQAQ&usg=AOvVa
w3Oi1YEz3_7YLFsr-X0zvK-
23. RIZKIA FITRI AZIZAH
Pengertian Glikosida
Glikosida merupakan salah satu kandungan aktif tanaman yang termasuk dalam
kelompok metabolit sekunder. Di dalam tanaman glikosida tidak lagi diubah menjadi
senyawa lain, kecuali bila memang mengalami peruraian akibat pengaruh lingkungan luar
(misalnya terkena panas dan teroksidasi udara).
Glikosida adalah senyawa yang terdiri atas gabungan dua bagian senyawa, yaitu gula
dan bukan gula. Keduanya dihubungkan oleh suatu bentuk ikatan berupa jembatan
oksigen (O – glikosida, dioscin), jembatan nitrogen (N-glikosida, adenosine), jembatan
sulfur (S-glikosida, sinigrin), maupun jembatan karbon (C-glikosida, barbaloin). Bagian gula
biasa disebut glikon sedangkan bagian bukan gula disebut sebagai aglikon atau genin.
Apabila glikon dan aglikon saling terikat maka senyawa ini disebut sebagai glikosida.
Karakteristik
• Berbentuk Kristal/amorf
• Larut air/etanol encer (kecuali glikosida resin)
• Larutan glikosida dalam air kadang2 berasa pahit
• Bersifat memutar bidang polarisasi ke kiri dan tidak mereduksi larutan Fehling (kecuali telah
mengalami proses hidrolisis)
• Kadar glikosida ditentukan pada aktivitas Tumbuhan dalam biosintesis
• Secara umum merupakan prodrug, yang akan mengalami hidrolisis pada usus
• Efek secara umum: kardiotonik, laksatif, analgesic
• Mudah menguap
• Mudah larut dalam pelarut polar seperti air
• Mudah terurai dalam keadaan lembab dan lingkungan asam
Berdasarkan karakteristiknya senyawa glikosida termasuk dalam senyawa polar.
DAFTAR PUSTAKA
Lecture.ub.ac.id
Gunawan, Didik. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid 1. Penebar Swadaya.
Jakarta. 2.
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. UI-Press. Jakarta.
24. SHIVA NUR FITRI
GLIKOSIDA ALKOHOL
Glikosida alkohol ditunjukkan oleh aglikonnya yang selalu memiliki gugus hidroksi (-
OH). Senyawa yang termasuk glikosida alkohol adalah salicin. Salicin adalah glikosida dari
beberapa spesies Salix sp. dan Populus sp. Kebanyakan batang pohon willow dan poplap
mengandung salicin. Salicin dalam tubuh diubah menjadi asam salisilat yang berkaitan erat
dengan senyawa aspirin yang memiliki efek analgesic, antipiretik, dan antiinflamasi.
Daftar Pustaka
Gunawan, Didik dan S. Mulyani. 2004.Ilmu Obat Alam (Farmakognosi)Jilid 1. Jakarta :
Penebar Swadaya.
Fitokimia Tinjauan Metabolit Sekunder dan Skrining Fitokimia/ Tatang Shabur Julianto, --
JAWABAN
Glikosida antrakinon adalah stimulan katartika dengan meningkatkan tekanan otot polos
pada dinding usus besar, aksinya akan terasa sekitar 6 jam kemudian atau lebih lama. Adapun
mekanisme belum jelas, namun diduga antrakinon dan antranol dan turunannya berpengaruh
terhadap transpon ion dalam sel colon dengan menghambat kanal ion Cl-.
Untuk antron dan antranol memberikan aksi lebih drastis. Itulah sebabnya beberapa
simplisia boleh digunakan setelah disimpan selama satu tahun, untuk mengubah senyawa
tersebut menjadi antrakinon. Jika jumlahnya lebih besar daripada antrakinon bisa
mengakibatkan mulas dan rasa tidak enak.
Struktur
Turunan antrakuinon
Umumnya berwarna merah oranye dan dapat dilihat langsung serta terdapat dalam bahan-
bahan purgativum (laksativum atau pencahar)Turunan antrakuinon berbentuk dihidroksi fenol
seperti krisofanol, berbentuk trihidroksi fenol seperti emodin, atau tetrahidroksi fenol seperti
asam karminat.Seringkali terdapat gugus-gugus lain seperti metil dalam krisofanol,
hidroksimetil pada aloe-emodin, serta karboksil dalam resin dan asam karminat.
Sifat-sifat antrakuinon
Daya pencahar yang cukup tinggi (kadar dan aktivitasnya tidak sesuai)Mengandung
campuran yang menyebabkan daya kerja sinergisDaya kerja antranol jauh lebih tinggi daripada
antrakuinon dengan jumlah yang samaAktivitas simplisia yang mengandung antrakuinon
tergantung sifat antrakuinon dan glikosidaJumlah dalam suatu simplisia tidak menggambarkan
aktivitasnyaPada daun kering kadar antranol lebih sedikit daripada antrakuinon.
DAFTAR FUSTAKA
https://moko31.wordpress.com/2010/02/07/glikosida-antrakinon/
https://slideplayer.info/slide/13972846/
http://eprints.undip.ac.id/52991/3/Bab_II.pdf
https://farmasi.fkunissula.ac.id/sites/default/files/Glikosida_Bu%20Rina.pdf
26. SRI INTAN PANDINI
GLIKOSIDA KUMARIN
(coumarin glycosides)
Contoh dari glikosia kumarin adalah apterin yang dilaporkan memiliki aktivitas melebarkan
arteri koroner serta memblokir saluran kalsium. Glikosida coumarin lainnya diperoleh dari daun
kering tumbuhan Psoralea corylifolia. Salah satu contoh dari glikosida kumarin adalah scopoline.
References
Endarini, L. H. (2016). Farmakognosi dan Fitokimia. Indonesia : Kementerian
KesehatanRepublik Indonesia. Halaman: 54, 59
J, T. S. (2019). Fitokimia (Tinjauan metabolit sekunder dan skrining fitokimia).
Indonesia:Universitas Islam Indonesia. Halaman: 74
Siti Nurhajar Sukmawati, Harlia, Rudiyansyah. (2017). Karakterisasi struktur senyawa
kumaringlikosida dari biji buah rambutan (Nephelium lappaceum L.). JJK, 1-5.
Halaman: 4
(https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jkkmipa/article/download/22090/12686)
Amygdalin dan senyawa sintetis turunan laetrile diketahui memiliki potensi sebagai obat
untuk penyakit kanker.
Daftar Pustaka
Fitokimia Universitas islami indonesia
Julianto, Tatang Shabur. 2019. Tinjauan Metabolit Sekunder dan Skrining Fitokimia.
UniversitasIslam Indonesia: Yogyakarta. Bagian glikosida hal 78
Daftar pustaka
1. https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uac
t=8&ved=2ahUKEwiV1Yrsq5LzAhXFcn0KHUiIBJAQFnoECAcQAQ&url=https%3A
%2F%2Fonlinelearning.uhamka.ac.id%2Fmod%2Fresource%2Fview.php%3Fid%3D1
77334&usg=AOvVaw0TCSRDn6QhXTXfpI_EXH3-
2. https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uac
t=8&ved=2ahUKEwiV1Yrsq5LzAhXFcn0KHUiIBJAQFnoECAIQAQ&url=https%3A
%2F%2Fwww.slideshare.net%2Fpatenpisan%2Fglikosida-
80838146&usg=AOvVaw2L4fXfa6OEtUzmO0tenq0Q
3. https://books.google.co.id/books?id=7b46EAAAQBAJ&pg=PR9-
IA4&dq=glikosida+saponin&hl=id&newbks=1&newbks_redir=1&sa=X&ved=2ahUK
EwiYn_CarJLzAhULdCsKHeEpCzkQ6AF6BAgLEAI
30. VIQUARDO W.X
Gambarkan struktur dan jelaskan senyawa glikosida steroid (Steroidal glycosides) atau glikosida
jantung!
Jawab
1. Glikosida Jantung (Glikosida Steroid) terdiri dari 2 tipe, yaitu Bufadienolida dan
Kardenolida (O-glikosida).
a. Bufadienolida
Bufadienolida biasanya steroid C24 dan glikosidanya. Mereka memiliki cincin
lakton (α-pyrone) beranggota enam kromoforik pada C-17β.
b. Kardenolida (O-Glikosida)
- Cardenolida secara struktural terkait erat dengan bufadienolida, tetapi memiliki
cincin lakton (butenolida) beranggota lima pada C-17β. Ini memberikan
karakteristik penyerapan UV pada ca. 220 nm dalam metanol.
- Glikosilasi umumnya terjadi pada C-3, lebih sedikit pada C-1, C-2 atau C-11.
4. Senyawa glikosida jantung tidak larut dalam pelarut non polar dan paling cocok diekstraksi
memakai etanol 70-95% dan metanol panas (Robinson, 1995).
DAFTAR PUSTAKA
https://chemistry.uii.ac.id/Tatang/Fitokimia.pdf
33. ZALFA GABY ANDINI
GLIKOSIDA STEVIOL
Stevia sebagai pemanis alami tanpa kalori semakin populer setelah keluarnya status
GRAS dari US FDA pada tahun 2008. Senyawa penting yang memberikan rasa manis pada
tanaman Stevia rebaudiana adalah glikosida steviol yang merupakan senyawa atau metabolit
sekunder [2]. Senyawa ini merupakan diterpen glikosida yang terdiri dari aglikon (steviol) dan
molekul gula [3]. Steviol glikosida disintesis terutama di dalam daun, kemudian didistribusikan
ke bagian tanaman lainnya. Hasil studi menunjukkan bahwa akumulasi glikosida steviol
terbanyak terdapat pada daun dan sedikit pada batang serta bunga [4], sedangkan pada bagian
akar tidak terdeteksi sama sekali [2]. Pada daun stevia, rendemen glikosida steviol berkisar 4-
20% dari daun kering tergantung pada kultivar stevia dan lingkungan tumbuh [7]. Umumnya,
steviosida merupakan komponen utama glikosida steviol pada daun (5-10% dari berat kering
daun), disusul reb A (2-4%), reb C (1-2%) dan dulkosida A (0,4-0,7%) [3], tetapi komposisi
tersebut dapat berubah sesuai dengan kultivar tanamannya. Pada kultivar unggul baru stevia
yang dikembangkan saat ini memiliki kandungan reb A yang jauh lebih tinggi (8-10%)
dibandingkan dengan steviosida (2-4%) dengan sedikit rasa langu. Kandungan glikosida
tertinggi terdapat pada daun muda dan kandungannya akan menurun ketika menjelang berbunga
[8].
Biosintesis steviol melibatkan 2 organel daun yaitu biosintesis piruvat menjadi kaurene
yang terjadi di dalam kloroplas dan biosintesis kaurene menjadi steviol di retikulum
endoplasma, sedangkan perubahan steviol menjadi turunannya terjadi di dalam sitosel [1].
Biosintesis steviol dan turunannya disajikan pada Gambar 2.
Penelitian mengenai stevia lebih lanjut diarahkan pada senyawa-senyawa tersebut untuk
menghasilkan gula stevia yang memiliki rasa mendekati rasa gula sukrosa tetapi lebih manis
dengan indeks glikemik nol. Gula stevia terdiri dari 11 senyawa glikosida, 7 diantaranya
merupakan komponen utama yaitu steviosida, rebaudiosida A (reb A), rebaudiosida B,
rebaudiosida C, rebaudiosida D, rebaudiosida E dan dulkosida A, serta 4 senyawa lain
merupakan komponen minor yang meliputi rebaudiosida F, rebaudiosida M, steviolbiosida dan
rubusosida [6]. Seluruh senyawa tersebut memiliki struktur kimia yang sama yaitu steviol tetapi
memiliki residu karbohidrat yang berbeda-beda [3]. Di antara senyawa-senyawa tersebut,
rebaudiosida M memiliki potensi tingkat kemanisan paling tinggi dan rasa mendekati gula tebu,
akan tetapi hanya terbentuk dalam jumlah sangat kecil pada daun. Senyawa dulkosida A
memiliki potensi kemanisan paling rendah. Steviosida, reb B, reb C dan dulkosida A memiliki
ciri rasa langu (bitter aftertaste), sedangkan reb A, reb D dan reb E memiliki potensi rasa manis
cukup tinggi dengan sedikit langu.
DAFTAR PUSTAKA