INFORMASI Abstract
ARTIKEL This study aimed to determine the implementation of UNESCO's
educational pillars as well as to find out its inhibiting factors at State
Histori Artikel: Vocational High School 1 Tembilahan. This study was a qualitative
Diterima : 18/12/2020 descriptive study, the proportionate stratified random sampling toward 90
Direvisi : 24/12/2020 selected students used to gather the data through questionnaires, interviews,
Disetujui : 26/12/2020 and documentation. The result showed that the percentage of the
Diterbitkan : 23/01/2021 implementation was at 66.37% (Good). Meanwhile, the inhibiting factors
Keywords: in the implementation were the differentiation of students and limited time
UNESCO, education, allocation.
pillar Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi pilar-
Kata Kunci: pilar pendidikan UNESCO dan mengetahui faktor penghambat
UNESCO, pendidikan, Implementasi Pilar-Pilar tersebut di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri
pilar 1 Tembilahan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif,
DOI: sampel dalam penelitian ini menggunakan proportionate stratified random
https://doi.org/10.46963/ sampling berjumlah 90 orang. Teknik pengumpulan data melalui angket,
asatiza.v2i1.258 wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan hasil analisa data menunjukkan
bahwa persentasi implementasi pilar UNESCO berada pada angka 66,37%
*Correspondence dengan kategori baik, adapun faktor penghambat dalam Implementasi
Author: pilar-pilar pendidikan UNESCO di SMKN 1 Tembilahan yaitu ragam
cindypriscila43@gmail.c peserta didik dan alokasi waktu yang terbatas.
om
Cara mensitasi artikel:
Priscilla, C., & Yudhyarta, D. Y. (2021). Implementasi pilar-pilar pendidikan UNESCO. Asatiza: Jurnal
Pendidikan, 2(1), 64-76. https://doi.org/10.46963/asatiza.v2i1.258.
Pilar dalam kamus umum adalah tujuan pendidikan. Manusia belajar dari
tiang penyangga atau penguat dari beton, apa saja di sekitarnya untuk survive
dan sebagainya, sekaligus dipakai untuk sekaligus pengembangan potensi diri, lahir
keindahan atau keserasian penunjang dari ketidaktahuan dari rahim seorang ibu
untuk kegiatan. M.J. Lavengeveld dan dibekali penglihatan, pendengaran dan
mengatakan bahwa pendidikan adalah akal untuk digunakan dalam tugasnya
setiap usaha, pengaruh, perlindungan, dan sebagai khalifatullah fil ardh. Berangkat
bantuan yang diberikan kepada anak didik dari sinilah, paradigma learning ini
yang bertujuan pada pendewasaan anak diusung sebagai pilar pendidikan untuk
itu. Dalam Kamus Besar Bahasa kepentingan manusia dengan perubahan
Indonesia, kata pilar diartikan sebagai zaman dan ini berangkat dari paradigma
tiang penyangga (terbuat dari besi atau belajar.
beton). Kata pilar dalam bahasa Inggris Berdasarkan paradigma di atas,
berarti pillars sama artinya dengan pilar dapat disimpulkan bahwa pilar pendidikan
dalam bahasa Indonesia. adalah tiang atau penunjang dari suatu
Eksistensi pilar dalam berbagai hal kegiatan usaha, pengaruh, perlindungan,
bias dikatakan sangat pending perannya dan bantuan yang akan diberikan kepada
sebagai penopang agar menjadi sesuatu anak didik yang bertujuan untuk
yang utuh (unity). Bangunan atau rumah pendewasaan anak. (Syafril & Zen, 2007).
berangkat dari fondasi yang dilengkapi Pada prinsipnya apabila ingin
dengan pilar agar atap bias berdiri kukuh berhasil melaksanakan tugas-tugasnya,
dan tidak mudah roboh sehingga tampak maka pendidikan hendaknya diatur di
menjadi lengkap dan melengkapi. (Syafril sekitar empat jenis belajar yang
& Zen, 2007). fundamental sifatnya yang sepanjang
Hal ini juga terlihat dari kondisi kehidupan seseorang dapat dikatakan
zaman yang cepat berubah, terutama di sebagai sendi atau sokoguru pengetahuan:
bidang teknologi dan informasi sehingga belajar berbuat, sehingga mampu
visi paradigma pendidikan harus relevan bertindak kreatif di lingkungannya, belajar
yang kemudian diturunkan ke dalam hidup bersama, sehingga mampu berperan
metode pembelajaran. Yaitu mengubah serta dan bekerja sama dengan orang-
paradigma teaching (mengajar) menjadi orang lain di dalam semua kegiatan
learning (belajar). Dengan perubahan ini manusia, dan belajar menjadi seseorang,
proses pendidikan menjadi proses suatu kemajuan penting yang merupakan
bagaimana belajar bersama antarguru dan kelanjutan dari ketiga sendi di atas.
anak didik. Guru dalam konteks ini Tentulah keempat jalan pengetahuan ini
termasuk dalam proses belajar. Sehingga merupakan satu kesatuan, karena banyak
lingkungan sekolah jadi learning society titik temu, perpotongan dan pertukaran di
(masyarakat belajar). antaranya. (Taniredja, 2016)
Sebagai objek sekaligus subjek Kualitas dapat dimaknai dengan
pendidikan, manusia menjadi titik sentral istilah mutu atau keefektifan. Secara
dalam proses belajar yang mengarah pada definitif, efektivitas dapat dinyatakan
dari ketidaktahuan dari rahim seorang ibu atas terjadinya perang dunia pertama dan
dan dibekali penglihatan, pendengaran dan kedua secara berturut-turut yang kurang
akal untuk digunakan dalam tugasnya dari masa satu generasi dinyatakan sebagai
sebagai manusia. Berangkat dari sinilah, tujuan dasar dari pendirian dan sekaligus
paradigma learning ini diusung sebagai menjadi moto organisasi ini yang tertuang
pilar pendidikan untuk kepentingan dalam kalimat terkenal berikut: since wars
manusia dengan perubahan zaman dan ini begin in the mind of men, it is in the minds
berangkat dari paradigma belajar. of men that the defenses of peace must be
Pengertian Pendidikan constructed (oleh karena perang diawali
Pendidikan merupakan salah satu dari pikiran manusia, maka dalam pikiran
kebutuhan pokok dalam kehidupan manusialah upaya menjaga perdamaian
manusia yang berfikir bagaimana dibangun).
menjalani kehidupan dunia ini dalam Dalam melaksanakan tugasnya,
rangka mempertahankan hidup dalam UNESCO meletakkan prioritasnya pada
hidup dan penghidupan manusia yang masalah kesetaraan gender, pendidikan,
mengemban tugas dari Sang Khalik untuk dan pengembangan Negara-negara Afrika.
beribadah. UNESCO telah memiliki rencana aksi
Manusia sebagai makhluk yang kesetaraan gender UNESCO tahun 2014-
diberikan kelebihan oleh Allah SWT 2021 yang memberikan perhatian khusus
dengan suatu bentuk akal pada diri pada kasus-kasus kekerasan terhadap
manusia yang tidak dimiliki makhluk perempuan, terutama di wilayah
Allah yang lain dalam kehidupannya, konflik.UNESCO berusaha mengatasi
bahwa untuk mengolah akal pikirannya masalah tersebut sesuai dengan tugas
diperlukan suatu pola pendidikan melalui UNESCO, yaitu dengan memberikan
proses pembelajaran. (Hafid, Ahiri, & pendidikan. (Kemendikbud, 2018).
Haq, 2014). Menurut UNESCO dalam buku
Pilar Pendidikan UNESCO Belajar dan Pembelajaran oleh
Pilar pendidikan adalah tiang atau Aunurrahman, Komisi Pendidikan untuk
penunjang dari suatu kegiatan usaha, Abad XXI melihat bahwa pendidikan
pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang sesungguhnya adalah belajar (learning).
akan diberikan kepada anak didik yang Selanjutnya dikemukakan bahwa
bertujuan untuk pendewasaan anak. pendidikan bertumpu pada empat pilar,
(Syafril & Zen, 2007). yaitu; (1) learning to know (Belajar
United Nations Educational, Mengetahui), (2) learning to do (Belajar
Scientific and Cultural Organization, Melakukan Sesuatu), (3) learning to live
disingkat UNESCO merupakan badan together (Belajar Hidup Bersama), (4)
khusus PBB yang didirikan pada tahun learning to be (Belajar Menjadi Sesuatu)
1945. (Wikipedia, 2019). UNESCO berdiri (Aunurrahman, 2014).
dengan ditandatanganinya konstitusi Jenis-jenis Pilar Pendidikan
UNESCO di London pada tanggal 16 UNESCO:
November 1945. Suasana keprihatinan
Kekhawatiran yang mendalam terhadap proses yang sangat individual dan pada
terjadinya salah satu pertimbangan saat yang sama pengalaman interaksi
mendasar untuk pentingnya penekanan sosial. (Danim, 2010).
kembali belajar untuk menjadi diri sendiri Tujuan perkembangan adalah
ini. Oleh sebab itu, melalui kegiatan pemenuhan diri manusia seutuhnya di
pembelajaran, setiap siswa harus terus dalam kekayaan kepribadiannya,
didorong agar mampu memberdayakan kerumitan bentuk-bentuk
dirinya melalui latihan-latihan pemecahan pengungkapannya dan berbagai
masalah-masalahnya sendiri. Dalam komitmennya sebagai perorangan,
keadaan ini pendidikan dan pembelajaran anggota keluarga dan masyarakat, warga
hendaknya dapat memberikan kekuatan, negara dan produsen, penemu teknik-
membekali mampu mengembangkan teknik dan pemimpin yang arif.
talenta yang dimilikinya untuk dapat hidup Menurut UNESCO dalam Tukiran
secara layak ditengah-tengah berbagai Taniredja, pada buku Guru yang
dinamika dan gejolak kehidupan Profesional, belajar menjadi seseorang,
masyarakat. (Aunurrahman, 2014). sehingga dapat mengembangkan
Pengembangan diri secara maksimal kepribadian lebih baik dan mampu
erat hubungannya dengan bakat dan minat, bertindak otonomi, membuat
perkembangan fisik dan kejiwaan, tipologi pertimbangan dan rasa tanggung jawab
pribadi anak, serta kondisi lingkungannya. pribadi yang semakin besar. Dalam
Bagi anak yang agresif, proses hubungan ini, pendidikan tidak boleh
pengembangan diri akan berjalan baik memandang remeh satu aspek pun dari
apabila diberi kesempatan cukup luas potensi seseorang yang berupa: ingatan,
untuk berkreasi. Sebaliknya, bagi anak penalaran, rasa estetika, kemampuan fisik
yang pasif, peran guru sebagai pengarah dan keterampilan berkomunikasi.
sekaligus fasilitator sanga dibutuhkan (Taniredja, 2016).
untuk pengembangan diri siswa secara Mutu sistem pendidikan nasional
maksimal. Kemampuan diri yang masih menjadi suatu permasalahan yang
terbentuk di sekolah secara maksimal mendasar dalam pencapaian kualitas
memungkinkan siswa untuk pendidikan. Peningkatan kualitas
mengembangkan diri pada tingkat yang pendidikan sebenarnya terus diupayakan
lebih tinggi. (Hamdani, 2011). seperti peningkatan proses pembelajaran,
Manusia harus tumbuh menjadi kualitas guru dan dosen, penyediaan
dirinya sendiri. Perkembangan manusia, sarana dan prasarana belajar, perbaikan
dimulai saat lahir hingga sepanjang kurikulum, dan perbaikan sistem
hidupnya, adalah sebuah proses dialektika penilaian.
yang didasarkan pada pengetahuan dan Berdasarkan UNESCO empat pilar
hubungan pribadi dengan orang lain. Hal pendidikan tinggi diperlukan untuk
ini mensyaratkan pengalaman pribadi melakukan perbaikan dalam pendidikan
yang sukses. Sebagai sarana pelatihan tinggi. Empat pilar pendidikan tersebut
kepribadian, pendidikan harus menjadi tidak dapat dipisahkan. Peserta didik yang
Keempat pilar ini merupakan misi perubahan yang terjadi. Ke semuanya ini
dan tanggung jawab yang harus diemban diharapkan menjadi modal fundamental
oleh pendidikan. Melalui kegiatan belajar bagi seseorang untuk mampu
mengetahui, belajar melakukan sesuatu, mengarahkan dirinya dalam berperilaku
belajar hidup bersama dan belajar menjadi positif berpijak pada nilai-nilai yang dia
sesuatu yang didasari keinginan secara yakini kebenarannya, dan pada gilirannya
sungguh-sungguh maka akan semakin luas akan semakin terbuka pikiran untuk
wawasan seseorang tentang pengetahuan, melihat fakta-fakta yang benar dan yang
tentang nilai-nilai positif, tentang orang salah, sesuatu tindakan yang
lain serta tentang berbagai dinamika sesungguhnya merugikan ataupun
membawa kemajuan bagi diri dan orang Setelah itu untuk mencari rata-rata
lain. persentase sebagai berikut:
Dari rekapitulasi data diatas, maka 4301
𝑃= 𝑋 100
dapat diketahui bahwa hasil observasi 6480
untuk alternatif ”selalu” berjumlah 434,
P = 66,37%
alternatif jawaban ”sering” berjumlah 477,
alternatif jawaban ”kadang-kadang” 801, Dari hasil rata-rata rekapitulasi
alternatif jawaban ”tidak pernah” diatas dapat disimpulkan bahwa
berjumlah 28, untuk memperoleh implementasi pilar-pilar pendidikan
persentase dari rekapitulasi hasil UNESCO di Sekolah Menengah Kejuruan
Implementasi Pilar-Pilar Pendidikan Negeri 1 Tembilahan dengan persentase
UNESCO di Sekolah Menengah Kejuruan 66,37% dikategorikan ”baik” berada
Negeri 1 Tembilahan Untuk mendapatkan pada interval 61%-80%.
nilai F dengan cara memberikan bobot Berdasarkan wawancara yang
pada jawaban hasil observasi, penulis lakukan kepada responden,
sebagaimana berikut: diperoleh hasil bahwa menurut guru
a. Untuk alternatif jawaban ”selalu” siswa/siswi sudah mampu mengembang
dengan bobot 4 sehingga didapatkan kan dirinya secara maksimal seperti
hasil 381 X 4 = 1524 mereka sudah mampu beradaptasi dengan
b. Untuk alternatif jawaban ”sering” cepat di Dunia dan Industri.
dengan bobot 3 sehingga didapat hasil SIMPULAN
433 X 3 = 1299 Berdasarkan hasil analisis dari hasil
c. Untuk alternatif jawaban ”kadang- yang telah dilakukan maka dapat ditarik
kadang” dengan bobot 2 sehingga kesimpulan bahwa implementasi pilar-
didapat hasil 725 X 2 = 1450 pilar pendidikan UNESCO di Sekolah
d. Untuk alternatif jawaban ”Tidak Menengah Kejuruan Negeri 1 Tembilahan
pernah” dengan bobot 1 sehingga dengan persentase 66,37% dikategorikan
didapat hasil 28 X 1 = 28 ”Baik” berada pada interval 61-80%.
Dari kedua hasil tersebut Faktor-faktor yang mempengaruhi
dijumlahkan menjadi nilai F, sehingga F = implementasi pilar-pilar pendidikan
1524 + 1299 + 1450 + 28 = 4301 UNESCO di Sekolah Menengah Kejuruan
Untuk memperoleh nilai N dengan Negeri 1 Tembilahan, diantaranya Faktor
menggunakan rumus sebagai berikut : Pendukung, meliputi fasilitas sekolah
N = Jumlah Populasi X Jumlah yang memadai, latar belakang dan
Pertanyaan pada Angket X pengalaman guru yang beragam,
Skor Tertinggi pemahaman guru tentang pendekatan
N = 90 X 18 X 4 empat pilar pendidikan UNESCO .
Sedangkan faktor penghambat,
N = 6480
meliputi beragamnya peserta didik, dan
alokasi waktu yang terbatas.