b. Rentang respon
Interdependen
1) Respon adaptif adalah respon individu dalam penyelesaian masalah yang
masih dapat diterima oleh norma-norma sosial dan budaya lingkungannya
yang umum berlaku dan lazim dilakukan oleh semua orang.. respon ini
meliputi:
a. Solitude (menyendiri)
Respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa
yang telah dilakukan di lingkungan sosialnya juga suatu cara
mengevaluasi diri untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya.
b. Otonomi
Kemampuan individu dalam menentukan dan menyampaikan
ide,pikiran, perasaan dalam berhubungan sosial.
c. Faktor predisposisi
Proses terjadinya Isolasi sosial pada pasien akan dijelaskan dengan
menggunakan konsep stress adaptasi Stuart yang meliputi stressor dari faktor
predisposisi dan presipitasi. Berikut factor predisposisi :
1) Faktor perkembangan
Pada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada tugas
perkembangan yang harus dilalui individu dengan sukses agar tidak terjadi
gangguan dalam hubungan sosial. Apabila tugas ini tidak terpenuhi, akan
mencetuskan seseorang sehingga mempunyai masalah respon social
maladaptif.
2) Faktor biologis
Hal yang dikaji pada faktor biologis meliputi adanya faktor herediter
dimana ada riwayata anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
Adanya risiko bunuh diri, riwayat penyakit atau trauma kepala, dan riwayat
penggunaan NAPZA. Selain itu ditemukan adanya kondisi patologis otak, yang
dapat diketahui dari hasil pemeriksaan struktur otak melalui pemeriksaan CT
Scan dan hasil pemeriksaan MRI untuk melihat gangguan struktur dan fungsi
otak (Thomb, 2000). (Nurhalimah, 2016)
3) Faktor Psikologis
Pasien dengan masalah isolasi sosial, seringkali mengalami kegagalan
yang berulang dalam mencapai keinginan/harapan, hal ini mengakibatkan
terganggunya konsep diri, yang pada akhirnya akan berdampak dalam
membina hubungan dengan orang lain.Koping individual yang digunakan pada
pasiendengan isolasi sosial dalam mengatasi masalahnya, biasanya maladaptif.
Koping yang biasa digunakan meliputi: represi, supresi, sublimasi dan
proyeksi. Perilaku isolasi sosial timbul akibat adanya perasaan bersalah atau
menyalahkan lingkungan, sehingga pasienmerasa tidak pantas berada diantara
orang lain dilingkungannya. Kurangnya kemampuan komunikasi, merupakan
data pengkajian keterampilan verbal pada pasien dengan masalah solasi sosial,
hal ini disebabkan karena pola asuh yang keluarga yang kurang memberikan
kesempatan pada pasien untuk menyampaikan perasaan maupun
pendapatnya.Kepribadian introvertmerupakan tipe kepribadian yang sering
dimiliki pasien dengan masalah isolasi sosial. Ciri-ciri pasiendengan
kepribadian ini adalah menutup diri dari orang sekitarnya. Selain itu
pembelajaran moral yang tidak adekuat dari keluarga merupakan faktor lain
yang dapat menyebabkan pasien tidak mampu menyesuaikan perilakunya di
masyarakat, akibatnya pasienmerasa tersisih ataupun disisihkan dari
lingkungannya.
Faktor psikologis lain yang dapat menyebabkan isolasi sosial adalah
kegagalan dalam melaksanakan tugas perkembangan. Kegagalan dalam
melaksanakan tugas perkembangan akan mengakibatkan individu tidak percaya
diri, tidak percaya pada orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa
terhadap hubungan dengan orang lain, menghindar dari orang lain, tidak
mampu merumuskan keinginan, dan merasa tertekan. Kondisi diatas, dapat
menyebabkan perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain,
menghindar dari orang lain, lebih menyukai berdiam diri sendiri, kegiatan
sehari-hari terabaikan (Stuart & Laraia, 2005). (Nurhalimah, 2016)
d. Faktor presifitasi
Ditemukan adanya riwayat penyakit infeksi, penyakit kronis atau kelainan
struktur otak.Faktor lainnya pengalaman abuse dalam keluarga. Penerapan aturan
atau tuntutan dikeluarga atau masyarakat yang sering tidak sesuai dengan pasien
dan konflik antar masyarakat.Selain itu Pada pasienyang mengalami isolasi sosial,
dapat ditemukan adanya pengalaman negatif pasienyang tidak menyenangkan
terhadap gambaran dirinya, ketidakjelasan atau berlebihnya peran yang dimiliki
serta mengalami krisis identitas.Pengalaman kegagalan yang berulang dalam
mencapai harapan atau cita-cita, serta kurangnya penghargaan baik dari diri sendiri
maupun lingkungan. Faktor-faktor diatas, menyebabkan gangguan dalam
berinteraksi sosial dengan orang lain, yang pada akhirnya menjadi masalah isolasi
sosial. Berikut factor presifitasi(Nurhalimah, 2016) :
2) Stressor psikologis
Tingkat kecemasan berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan
dengan keterbatasan kemampuan untuk mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah
dengan orang dekat atau kegagalan orang lain untuk memenuhi kebutuhan
ketergantungan dapat menimbulkan kecemasan tingkat tinggi.
2) Gejala objektif
a) Respon verbal kurang dan sangat singkat atau tidak ada
b) Berpikir tentang sesuatu menurut pikirannya sendiri
c) Menyendiri dalam ruangan(Kamar), keluar rumah
d) Apatis (kurang acuh terhadap lingkungan)
e) Ekspresi wajah tidak berseri
f) Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri
g) Kontak mata kurang atau tidak ada dan sering menunduk
h) Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya
i) Sering melamun
DS :
1) Klien menceritakan bahwa dirinya belum menikah
2) Klien mengatakan bahwa dirinya pernah ditolak perasaannya oleh seorang
perempuan karena miskin dan tidak menarik di mata wanita pujaannya.
3) Klien mengatakan bahwa dirinya merasa bosan dengan keadaanya
4) Klien menceritakan bahwa dirinya tidak mampu berkonsentrasi dan membuat
keputusan
5) Klien mengatakan bahwa dirniya selama ini merasa tidak berguna.
DO :
1) Klien terlihat apatis terhadap lingkungannya seperti area kamar yang tidak pernah
di bersihkan
2) Respon verbal klien kurang dan sangat singkat atau tidak ada
3) Klien selalu berpikir tentang sesuatu menurut pikirannya sendiri
4) Klien selalu terlihat menyendiri di dalam kamar
5) Klien terlihat tidak berseri dari ekspresi wajahnya
6) Klien terlihat tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan dirinya
sendiri
7) Klien saat di ajak mengobrol terlihat kontak mata kurang kadang tidak ada dan
sering menunduk
8) Klien terlihat sering melamun di dalam kamarnya.
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Isolasi sosial
5. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
TGL PERENCANAAN
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI RASIONAL
1 2 3 4 5 6
18 ISOLASI SOSIAL TUJUAN UMUM :
OKTOBE Pasien mampu berinteraksi
R 2021 secara bertahap dengan
anggota keluarga dan
lingkungan sekitarnya.
TUJUAN KHUSUS :
1) KOGNITIF Setelah dilakukan pertemuan Bantu pasien dan tanyakan Keterlibatan orang terdekat
Pasien mampu selama 3 pertemuan pasien dapat pada pasien tentang :
dapat membantu
menyebutkan apa menyebutkan apa penyebab dari
penyebab dari menarik diri yang berasal dari : 1) Orang yang tinggal membangun dan atau
menarik diri serumah/teman
1) Diri sendiri sekamar pasien kembali membentuk
2) Orang lain 2) Orang terdekat pasien
sistem pendukung
3) Lingkungan dirumah/ diruang
perawatan
3) Apa yang membuat
pasien dekat dengan
orang tersebut
4) Hal-hal yang membuat
pasien menjauhi orang
tersebut
5) Upaya apa yang telah
dilakukan untuk
mendekatkan diri
dengan orang lain :
Kaji pengetahuan pada
pasien tentang
perilaku menarik diri
dan tanda-tandanya.
Beri kesemapatan
pada pasien untuk
mengungkapkan
bagaimana perasaan
dan penyebab menarik
diri tidak mau bergaul.
Lalu diskusikan pada
pasien tentang
perilaku menarik diri,
tanda-tanda serta
penyebab yang
muncul. Dan berikan
reinforcement positif
terhadap kemampuan
pasien dalam
mengungkapkan
perasaannya.
Herdman, t heather, & Kamitsuru, S. (2017). NANDA INTERNASIONAL NURSING DIAGNOSES : definitions and classification 2018-2020 (M.
Ester & W. Praptiani (eds.); 11th ed.). Buku Kedokteran EGC.
M. bulechek, G., K. Butcher, H., M. Dochterman, J., & Wagner, cheryl M. (2013). Nursing Interventions Classification (NIC) (Intansaei
Nurjannah & roxsana devi Tumanggor (eds.); 6th ed.). ELSEVIER.
Moorhead, S., Johnson, M., L.maas, M., & Swanson, E. (2013). Nursing Oucomes Classification (NOC) (Instansi Nurjannah & roxsana devi
Tumanggor (eds.); 5th ed.). elsevier.
PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik (1st ed.). DPP PPNI.
PPNI. (2018a). Standar Intervensi keperawatan indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan (1st ed.). DPP PPNI.
PPNI. (2018b). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan (1st ed.). DPP PPNI.