LAPORAN PENDAHULUAN
b. Rentang respon
c. Faktor predisposisi
Stressor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat
menyebabkan timbulnya kecemasan (Suliswati, 2005). Menurut Stuart dan Laraia
terdapat beberapa teori yang dapat menjelaskan terjadinya ansietas, diantaranya:
1) Faktor Biologis,
Otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine, yang membantu
mengatur ansietas. Penghambat GABA juga berperan utama dalam mekanisme
biologis timbulnya ansietas sebagaimana halnya dengan endorfin. Ansietas
mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas
seseorang untuk mengatasi stressor.
2) Faktor Psikologis
a. Pandangan Psikoanalitik. Ansietas adalah konflik emosional yang
terjadi antara antara 2 elemen kepribadian – id dan superego. Id
mewakili dorongan insting dan impuls primitif, sedangkan superego
mencerminkan hati nurani seseorang yang dikendalikan oleh norma-
norma budaya seseorang. Ego atau aku berfungsi menengahi tuntutan
dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi ansietas adalah
mengingatkan ego bahwa akan bahaya.
b. Pandangan Interpersonal, Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap
penerimaan dan penolakan interpersonal. Ansietas berhubungan dengan
kejadian trauma, seperti perpisahan dan kehilangan dari lingkungan
maupun orang yang berarti bagi pasien,. Individu dengan harga diri
rendah sangat mudah mengalami perkembangan ansietas yang berat.
c. Pandangan Perilaku, Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala
sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Pakar perilaku menganggap ansietas sebagai
dorongan belajar dari dalam diri unntuk menghindari kepedihan.
Individu yang sejak kecil terbiasa menghadapi ketakutan yang
berlebihan lebih sering menunjukkan ansietas dalamkehidupan
selanjutnya dibandingkan dengan individu yang jarang menghadapi
ketakutan dalam kehidupannya.
3) Sosial budaya. Ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam keluarga..
Faktor ekonomi, latar belakang pendidikan berpengaruh terhadap terjadinya
ansietas.
d. Faktor presifitasi
Stresor presipitasi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat
mencetuskan timbulnya kecemasan (Suliswati, 2005). Stressor presipitasi kecemasan
di kelompokkan menjadi dua bagian, yaitu:
a) Ancaman terhadap integritas fisik. Ketegangan yang mengancam integritas
fisik
yang meliputi:
1. Sumber internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologis sistem imun,
regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal (misalnya : hamil).
2. Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan bakteri,
polutan lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya
tempat tinggal.
b) Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal.
1. Sumber internal : kesulitan dalam berhubungan interpersonal di rumah dan
tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru. Berbagai ancaman terhadap
integritas fisik juga dapat mengancam harga diri.
2. Sumber eksternal : kehilangan orang yang dicintai, perceraian, perubahan
status pekerjaan, tekanan kelompok, sosial budaya.
DO :
Pasien terlihat seperti sulit tidur , siang hari tampak gelisah, tampak tegang, , saat di
periksa tekanan darah serta frekuensi nafas dan nadi meningkat , muka pucat , saat di ajak
bicara suara bergetar dan kontak mata buruk.
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) ANSIEATAS
5. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
TGL PERENCANAAN
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI RASIONAL
1 2 3 4 5 6
19 ANSIETAS TUJUAN UMUM :
OKTOBER Klien mampu atau
2021 dapat menurunkan
tingkat kecemasan
TUJUAN KHUSUS :
1) KOGNITIF Setelah dilakukan pertemuan Bantu klien untuk dapat melakukan Terapi berguna untuk
Klien dapat selama 3 pertemuan klien teknik napas dalam, distraksi dan menurunkan tingkat
melakukan teknik menunjukkan : terapi lima jari untuk menurunkan kecemasan klien. Klien dapat
napas dalam, distraksi 1) Klien mampu melakukan ansietas dengan : mengetahui tujuan, manfaat
dan terapi lima jari terapi-terapi yang 1) Anjurkan klien untuk dan langkah-langkah yang
untuk menurunkan diajarkan perawat seperti melakukan terapi-terapi yang akan dilakukan. Penguatan
ansietas teknik napas dalam, diberikan perawat: positif dapat memotivasi klien
distraksi dan terapi lima 2) Menjelaskan tujuan dan untuk melakukannya.
jari dengan baik manfaat dari terapi yang
diberikan
3) Memberitahu langkah-
langkahnya
4) Mendemonstrasikan masing-
masing terapi
5) Beri penguatan positif
Annisa, D. F., & Ifdil, I. (2016). Konsep Kecemasan (Anxiety) pada Lanjut Usia (Lansia). Konselor, 5(2), 93.
https://doi.org/10.24036/02016526480-0-00
Fitriani, D. R., & Damaiyanti, M. (2016). Modul keperawatan jiwa (p. 73).
Herdman, t heather, & Kamitsuru, S. (2017). NANDA INTERNASIONAL NURSING DIAGNOSES : definitions and classification 2018-2020 (M.
Ester & W. Praptiani (eds.); 11th ed.). Buku Kedokteran EGC.
M. bulechek, G., K. Butcher, H., M. Dochterman, J., & Wagner, cheryl M. (2013). Nursing Interventions Classification (NIC) (Intansaei
Nurjannah & roxsana devi Tumanggor (eds.); 6th ed.). ELSEVIER.
Moorhead, S., Johnson, M., L.maas, M., & Swanson, E. (2013). Nursing Oucomes Classification (NOC) (Instansi Nurjannah & roxsana devi
Tumanggor (eds.); 5th ed.). elsevier.
PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik (1st ed.). DPP PPNI.
PPNI. (2018a). Standar Intervensi keperawatan indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan (1st ed.). DPP PPNI.
PPNI. (2018b). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan (1st ed.). DPP PPNI.
1. Panduan Praktek Belajar Klinik Keperawatan
Jiwa