AGAMA ISLAM
Hingga saat ini ada banyak situs-situs yang menyediakan jasa penjualan
secara online, seperti zalora.com, berniaga.com, olx.co.id, kutubuku.com, dan
sebagainya. Dalam bisnis ini, dukungan dan pelayanan terhadap konsumen
menggunakan website, e-mail, BlackBerry Messenger, Facebook, dsb. Dan
dalam perkembangan zaman saat ini, fenomena jual beli online ini sangat
menjamur di tengah-tengah kehidupan kita sehari-hari.
1. Pengertian
Secara terminologi, terdapat beberapa definisi jual beli yang dikemukakan oleh
ulama fiqh, sekalipun substansi dan tujuan masing-masing definisi adalah sama, yaitu
tukar menukar barang dengan cara tertentu, atau tukar-menukar barang dengan
cara tertentu dan cara yang dibenarkan. Jual beli (al-bay‘) adalah pertukaran harta
atas dasar saling rela atau memindahkan milik dengan ganti yang dapat dibenarkan
(berupa alat tukar yang sah).Al-bay‘ adalah suatu pertukaran (exchanging) antara
suatu komoditas dengan uang atau antara komoditas dan komoditas yang lain. Jual
beli juga diartikan sebagai transaksi yang dilakukan oleh pihak penjual dan pembeli
atas suatu barang dan jasa yang menjadi objek transaksi jual beli.
Dari definisi-definisi di atas dapat dipahami inti jual beli adalah suatu perjanjian
tukar-menukar benda (barang) yang mempunyai nilai, atas dasar kerelaan
(kesepakatan) antara dua belah pihak sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang
dibenarkan oleh syara‘.
Yang dimaksud dengan benda dapat mencakup pada pengertian barang dan uang,
sedangkan sifat benda tersebut harus dapat dinilai yakni benda-benda yang berharga
dan dapat dibenarkan penggunanya menurut syara‘.
a. Al-Qur’an
1. Q.S. al-Baqarah: 275.
ِ َيَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اَل تَأْ ُكلُوا أَ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالب
ًاط ِل إِاَّل أَ ْن تَ ُكونَ تِ َجا َرة
اض ِم ْن ُك ْم
ٍ ع َْن ت ََر
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu.”
صلَّى هّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم هَ َذا َما ا ْشت ََرى َ َب لِي انَّبِ ُّيَ َكت:َوي ُْذ َك ُر ع َِن ْال َع َّدا ِءب ِْن َخالِ ٍد قَا َل
َ الَدَا َء َوالَ ِخ ْبثَةَ َوال،صلَّى هّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ِمنَ ْال َع َّدا ِء ْب ِن َخالِ ٍد بَ ْي َع ْال ُم ْسلِ ِم َ ُم َح َّم ٌد
ْضَ إِ َّن بَع: َوقِي َل ِأل ْب َرا ِه ْي َم.ق ُ قَتَا َدةُ ْالغَا ِءلَةُ ال َّزنَا َوالس َِّرقَةُ َوا ِالبَا: َوقَا َل.َغَا ِءلَة
، َس ِم ْن ُخ َرا َسان ِ َجا َء أَ ْم: فَيَقَوْ ُل، َ َو ِس ِج ْستَان، َي ُخ َرا َسان ِ :النَّخَ ا ِسينَ يُ َس ِّمي
َّ آر
ُّ الَيَ ِحل: َوقَا َل ُع ْقبَةُب ُْن عَا ِم ٍر.ً فَ َك ِرهَهُ َك َرا ِهيَةً َش ِد ْي َدة.ََجا َء ْاليَوء َم ِم ْن ِس ِج ْستَان
ُئ بَ ْي ُع ِس ْل َعةً يَ ْعلَ ُم اَ َّن بِهَا دَا ًء اِالَّ أَ ْخبَ َره
ٍ ِال ْم ِر
“Disebutkan dari ‘Adda>’ bin Kha>lid, dia berkata: Nabi Muhammad SAW
menulis kepadaku, “Ini adalah apa yang dibeli oleh Muhammad Rasulullah
SAW dari ‘Adda>’ bin Kha>lid, jual beli antara sesama muslim, tidak ada
cacat, keburukan dan kerusakan”. Qata>dah berkata,
“lafadz ga>’ilah bermakna zina, pencurian dan budak yang lari dari
majikannya”. Dikatakan kepada Ibrahim, “Sesungguhnya sebagian pedagang
hewan dan budak menamakan ariyya Khura>sa>n dan Sijista>n. Mereka
mengatakan kemarin datang dari Khura>sa>n, atau hari ini datang
dari Sijista>n. “Maka beliau sangat tidak menyukai perbuatan itu. ‘Uqbah bin
‘A<mir berkata, “Tidak halal bagi seseorang menjual barang yang diketahui
memiliki cacat kecuali ia memberitahukannya.”
Dikalangan fuqaha, terdapat perbedaan mengenai rukun jual beli. Menurut fuqaha
kalangan Hanafiyah, rukun jual beli adalah ijab dan qabul. Sedangkan menurut
jumhur ulama, rukun jual beli terdiri dari akad (ijab dan kabul), ‘a>qid (penjual dan
pembeli), ma’qud ‘alaih (objek akad).
Akad adalah kesepakatan (ikatan) antara pihak pembeli dengan pihak penjual. Akad
pada umumnya diartikan sebagai penawaran dan penerimaan yang berakibat pada
konsekuensi hukum tertentu. Akad ini dapat dikatakan sebagai inti dari proses
berlangsunya jual beli, karena tanpa adanya akad tersebut, jual beli belum dikatakan
sah. Disamping itu akad ini dapat dapat dikatakan sebagai bentuk kerelaan
(kerid{aan) antara dua belah pihak. Kerelaan memang tidak dapat dilihat, karena ia
berhubungan dengan hati (batin) manusia, namun indikasi adanya kerelaan tersebut
dapat dilihat dengan adanya ijab dan kabul antara dua belah pihak.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam rukun jual beli antara lain:
a. Syarat yang harus dipenuhi dalam akad (ijab dan kabul), ijab dari segi bahasa berarti
“pewajiban atau perkenaan”, sedangkan kabul berarti “penerimaan”. Ijab dalam jual
beli dapat dilakukan oleh pembeli penjual sebagaimana kabul juga dapat dilakukan
oleh penjual atau pembeli. Ucapan atau tindakan yang lahir pertama kali dari salah
satu yang berakad disebut ijab, kemudian ucapan atau tindakan yang lahir
sesudahnya disebut kabul.
b. Syarat-syarat ‘a>qid (penjual dan pembeli). Penjual dan pembeli biasa digolongkan
sebagai orang yang berakad. Persyaratan yang harus dipenuhi penjual sama dengan
persyaratan yang harus dipenuhi pembeli. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh
keduanya adalah sebagai berikut:
1. Keduanya telah cakap melakukan perbuatan hukum. Kedua belah pihak
berkompeten dalam melakukan praktek jual beli, yakni dia adalah
seorang mukallaf dan rasyid (memiliki kemampuan dalam mengatur uang). Sehingga
sah transaksi yang dilakukan oleh anak kecil yang tidak cakap, orang gila yang
dipaksa. Hal ini merupakan salah satu bukti keadilan agama ini yang berupaya
melindungi hak milki manusia dari kezaliman, karena seseorang yang gila, atau orang
yang tidak cakap dalam bertransaksi dan tidak mampu membedakan transaksi mana
yang baik dan buruk bagi dirinya sehingga dirinya rentan dirugikan dalam transaksi
yang dilakukannya.
2. Keduanya melakukan akad atas kehendak sendiri. Allah SWT berfirman:
ِ َيَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ال تَأْ ُكلُوا أَ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالب
ٍ اط ِل إِال أَ ْن تَ ُكونَ تِ َجا َرةً ع َْن تَ َر
اض ِم ْن ُك ْم
“Janganlah kalian saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang timbul dari kerelaan di antara kalian.” (Q.S. an-Nisa<’: 29)
1. Barang yang dijual ada dan dapat diketahui ketika akad berlangsung
2. Barang yang diperjualbelikan merupakan barang yang berharga. Berharga yang
dimaksud dalam konteks ini adalah suci dan halal ditinjau dari aturan agama Islam
dan mempunyai manfaat bagi manusia
3. Benda yang diperjualbelikan merupakan milik penjual
4. Benda yang dijual dapat diserahterimakan pada waktu akad. Transaksi yang
mengandung objek jual beli yang barangnya tidak dapat diserahterimakan
diharamkan karena mengandun g{}}{{arar (spekulasi) dan menjual barang yang tidak
dapat diserahkan.
5. Objek jual beli dan jumlah pembayarannya diketahui secara jelas oleh kedua belah
pihak sehingga terhindar dari garar. Abu Hurairrah berkata: “Rasulullah melarang
menjual beli has{a>h (jual beli dengan menggunakan kerikil yang dilempar untuk
mementukan barang yang akan kita jual) dan jual beli garar
6. Disyaratkan agar barang yang menjadi obyek akad bebas dari sesuatu yang syubhat.
1. Rukun
Dalam fiqh muamalah disebutkan, pihak-pihak pada rukun jual beli, yaitu:
a. Penjual
b. Pembeli
c. Barang yang dijual
d. Ucapan ijab dan kabul
Jual beli yang dilarang terbagi dua: pertama, jual beli yang dilarang dan hukumnya
tidak sah (batal), yaitu jual beli yang tidak memenuhi syarat dan rukunnya. Kedua,
jual beli yang hukumnya sah tetapi dilarang, yaitu jual beli yang telah memenuhi
syarat dan rukunnya, tetapi ada beberapa faktor yang menghalangi kebolehan
proses jual beli.
a. Jual beli terlarang karena tidak memenuhi syarat dan rukun. Bentuk jual beli
yang termasuk dalam kategori ini sebagai berikut:
1. Jual beli barang yang zatnya haram, najis, atau tidak boleh diperjualbelikan. Barang
yang najis atau haram dimakan haram juga untuk diperjualbelikan, seperti babi,
berhala, bangkai, dan khamr (minuman yang memabukkan).
2. Jual beli yang belum jelas
Setelah terjadi lempar melempar terjadilah jual beli. Hal ini dilarang agama karena
mengandung tipuan dan tidak ada ijab qabul.
10. Jual beli muz}abanah, yaitu menjual buah yang basah dengan buah yang kering.
Seperti menjual padi kering dengan bayaran basah sedang ukurannya dengan
ditimbang sehingga akan merugikan pemilik padi kering.
a. Jual beli terlarang karena ada faktor lain yang merugikan pihak-pihak terkait.
Bentuk jual beli yang termasuk dalam kategori ini sebagai berikut:
1. Jual beli dari orang yang masih dalam tawar menawar. Apabila ada dua orang masih
tawar menawar atas sesuatu barang, maka terlarang bagi orang lain membeli barang
itu sebelum penawar pertama diputuskan.
2. Jual beli dengan menghadang dagangan di luar kota/pasar. Maksudnya adalah
menguasai barang sebelum sampai ke pasar agar ia dapat membelinya dengan harga
murah, sehingga ia kemudian menjual di pasar dengan harga yang juga lebih murah.
3. Membeli barang dengan memborong untuk ditimbun, kemudian akan dijual ketika
harga naik karena kelangkaan barang tersebut.
4. Jual beli barang rampasan atau curian. Jika si pembeli telah tahu bahwa barang itu
barang curian/rampasan, maka keduanya telah bekerja sama dalam perbuatan dosa.
Oleh karena itu, jual beli semacam ini dilarang.
Jual beli online adalah suatu kegiatan jual beli di mana penjual
dan pembelinya tidak harus bertemu untuk melakukan
negosiasi dan transaksi. Kemudian yang digunakan oleh
penjual dan pembeli untuk berkomunikasi yaitu melalui chat,
komputer, telepon, sms dan sebagainya.
ُيَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا إِ َذا تَدَايَ ْنتُ ْم بِ َدي ٍْن إِلَى أَ َج ٍل ُم َس ًّمى فَا ْكتُبُوه
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu “bermuamalah
tidak secara tunai sampai waktu tertentu, buatlah secara
tertulis.”
Dalam jual beli Online ini ada 3 (tiga) jenis transaksi jual beli
Online yang umum dilakukan di Indonesia:
Transaksi dengan cara transfer antar bank merupakan jenis transaksi yang paling
umum danpopuler digunakan oleh para penjual Online. Selain cukup simpel, jenis
transaksi ini juga memudahkan proses konfirmasi karena dana bisa dengan cepat
dicek oleh penerima dana/penjual. Prosesnya adalah pertama pembeli mengirim
dana yang telah disepakati lalu setelah dana masuk, maka penjual akan mengirimkan
barang transaksi yang dijanjikan.
Kekurangan transaksi antar bank adalah diperlukannya kepercayaan yang tinggi dari
pada pembeli sebelum memutuskan mengirim dana. Disini tidak jarang terjadi
penipuan, setelah dana terkirim ternyata barang tak kunjung diterima. Kredibilitas
atau nama baik penjual dapat menjadi tolak ukur bagi para pembeli. Salah satu
tipsnya adalah penjual yang kredibel biasanya telah mempunyai kerjasama dengan
bank yang digunakan untuk proses transaksi. Dengan begitu keamanan dana kita
bisa lebih terjamin.
Untuk para pembeli, bila ragu dengan kredibilitas si penjual, maka sebaiknya kita
mencari informasi mengenai orang tersebut di internet sebelum mentransfer uang.
Kita bisa menemukan informasi tentang bisnis orang tersebut, nomor rekeningnya,
nomor telepon, ulasan pembeli sebelumnya, dan lain-lain.
b. Cash On Delivery
Kekurangan dari sistem ini adalah keamanan baik penjual maupun pembeli. Karena
mungkin saja pihak yang akan kita temui adalah orang yang berniat jahat kepada
kita. Oleh karena itu tips yang bisa dilakukan adalah dengan menentukkan tempat
transaksi yang aman bisa ditempat keramaian atau pergi bersama orang yang dapat
menjaga kita.
c. Rekening Bersama
Jenis transaksi jual beli Online yang terakhir adalah dengan menggunakan rekening
bersama atau yang disebut juga dengan istilah escrow. Cara pembayaran ini sedikit
berbeda dengan proses melalui transfer bank. Jika dalam transfer bank, pihak
ketiganya adalah bank, sedangkan dalam sistem ini yang menjadi pihak ketiga adalah
lembaga pembayaran yang telah dipercaya baik oleh pihak penjual maupun pembeli.
a. Information sharing, merupakan proses paling awal dalam transaksi. Pada tahap ini,
calon pembeli biasanya melakukan browsing di Internet untuk mendapatkan
informasi tentang produk tertentu yang akan dibeli. Informasi tentang produk
tertentu dapat diperoleh langsung baikmelalui website pedagang atau perusahaan
yang memproduksi barang tersebut. Terkait informasi, ada dua hal utama yang bisa
dilakukan users di dunia maya. Pertama ialah melihat berbagai produk barang atau
jasa yang diiklankan oleh perusahaan melalui website-nya. Kedua adalah mencari
data atau informasi tertentu yang dibutuhkan sehubungan dengan proses transaksi
jual beli yang dilakukan.
b. Online orders, merupakan tahap pemesanan dari calon pembeli yang tertarik
dengan produk (barang atau jasa) yang ditawarkan. Karena itu, untuk memenuhi
kebutuhan tersebut, perusahaan perlu memiliki pusat data (corporate database)
yang menyediakan informasi yang memadai baik terkait dengan berbagai produk
yang ditawarkan, maupun tata cara pembeliannya. Untuk pemesanan
melalui website, para pedagang (merchant) biasanya menyediakan katalog yang
berisi daftar barang (product table) yang akan dipasarkan. Setelah pengisian form
pemesanan (order form) dilakukan, biasanya dalam website disediakan pilihan
tombol untuk konfirmasi melanjutkan atau membatalkan order. Apabila yang
ditekan tombol “Submit”, maka proses akan berlanjut pada tahap pengecekan dan
pengesahan order. Sedangkan apabila yang ditekan tombol “Reset”berarti sistem
akan menghapus semua proses order, sehingga untuk melanjutkan
pemesanan, customer perlu memasukkankembali pilihan order dari awal.
Selanjutnya jika informasi yang dikirimkan customer telah memenuhi
persyaratandan dinyatakan valid, maka merchant akan mengirimkan berita
konfirmasi kepada customer dalam bentuk e-mail.
c. Online transaction, yaitu suatu proses perdagangan yang dilakukan secara online.
Untuk melakukan transaksi online, banyak cara yang dapat dilakukan. Misalnya
melalui media internet seseorang dapat melakukan transaksi online dengan
cara hating atau melalui video conference secara audio visual. Sedangkan transaksi
lainnya seperti menggunakan e-mail, juga dapat dilakukan secara mudah.dalam hal
ini, kedua belah pihak cukup menggunakan e-mail address sebagai media transaksi.
Pada tahap ini, biasanya dimulai dengan proses tawar menawar melalui dunia maya
(cyberspace bargain) antara para pihak yang terlibat transaksi. Bukti adanya
kesepakatan dapat diwujudkan dalam bentuk data elektronik (record) yang ditanda
tangani oleh masing-masing pihak secara digital (dgigital signature) sebagai bukti
keabsahan dan kesediaan untuk menjalankan hak dan kewajiban.
1. Credit Card dapat diartikan sebagai metode pembayaran atas kewajiban yang timbul
dari suatu transaksi bisnis dengan menggunakan kartu yang diterbitkan oleh
perusahaan/lembaga keuangan yang menyediakan jasa pembayaran.
2. E-check yaitu sistem pembayaran online dengan menggunakan cek yang ditulis
secara elektronik, misalnya melalui e-mail atau faximile. E-Check biasanya memuat
semua informasi yang dibuat berdasarkanapa yang tertera pada cek sesungguhnya
namun berdasarkan tanda tangan dan sertifikat pada cek ini dibuat secara digital
(digital signature/digital certificate). Perusahaan seperti NetCheckberusaha
mempelopori penggunaan cek elektronik, sehingga dapat dimanfaatkan untuk
transaksi secara individu.
1.
“Hukum asal dalam muamalah adalah boleh sepanjang tidak ada dalil yang
mengharamkannya.”
Berkaitan dengan jual beli, karena jual beli merupakan salah satu perbuatan
muamalah maka hukumnya boleh sepanjang tidak ada dalil yang mengharamkannya.
Kemudian jual beli online juga termasuk dalam kegiatan jual beli, sehingga selama tidak ada
dalil yang mengharamkannya maka hukumnya boleh.
1.
Hal ini tercermin dari mewabahnya pertukaran transaksi barang dan jasa melalui
media elektronik. Pesatnya perkembangan ini dimungkinkan mengingat
perdagangan melalui jaringan komputer menjanjikan efisiensi baik dari segi waktu
dan biaya serta kenyamanan dalam bertransaksi bagi konsumen, dibandingkan
denga pola bertransaksi secara tradisional. Dan secara bisnis, keuntungan going in-
line bisnis adalah potensi untuk menghindari biaya operasional kantor atau outlet
dan administrasinya yang diperkirakan setiap transaksi konvensional membutuhkan
biaya 12 kali dibanding transaksi di cyberspace.
1. Al-Qur’an
1. Hadits
ْ اِنَّ َم
ٍ االبَ ْي َع َع ْنت ََر
اض
“Sesungguhnya sahnya jual beli atas dasar kerelaan.”
2. Pandangan Ulama
Jual-beli lewat online (internet) itu diperbolehkan, dan sah, kecuali jika secara
kasuistis terjadi penyimpangan, manipulasi, penipuan dan sejenisnya, maka
secara kasuistis pula hukumnya diterapkan, yaitu haram. Tetapi kasus
tertentu menurut maz\hab Hanafi tidak dapat digunakan untuk
menggeneralisasi sesuatu yang secara normal positif boleh dan halal. Oleh
karena itu jika ada masalah terkait yang menunjukkan ketaksesuaian barang
antara yang ditawarkan dan dibayar dengan yang diterima, maka berlaku
hukum transaksi pada umumnya, bagaimana kesepakatan yang telah dijalin.
Inilah salah satu faktor yang dapat menjadi penyebab batalnya transaksi jual
beli dan dapat menjadi salah satu penyebab haramnya jual beli, baik online
atau bukan karena adanya manipulasi atau penipuan.
1. Pendapat Pemakalah
Pemakalah berpendapat bahwa hukum jual beli online adalah boleh, asalkan
memenuhi rukun dan syarat dalam jual beli, serta tidak ada pihak-pihak yang
dirugikan atau sama-sama diuntungkan. Hal tersebut sesuai dengan dalil dalam QS.
An-Nisa>’ ayat 29, bahwa sesungguhnya perniagaan itu harus didasari atas suka
sama suka atau kerelaan kedua belah pihak. Di samping itu, sesua dengan kaidah
fiqh yang sudah disebutkan pula, bahwa hukum asal dari perkara muamalah adalah
boleh sepanjang tidak ada dalil yang mengharamkannya, sehingga pemakalah
menyimpulkan jual beli online itu hukumnya boleh, asal memenuhi rukun dan syarat
yang sudah disebutkan.
BAB 3
KESIMPULAN
Jual beli menurut Islam pada hakikatnya tidak hanya bersifat konsumtif dan hanya
mengandung unsur material untuk memperoleh keuntungan di dunia, tetapi juga
keuntungan hakiki di akhirat, tentu dengan memperhatikan prinsip jual beli yang
diperbolehkan menurut syar’i. Dalam era globalisasi saat ini, bermunculan model-model
bisnis dengan menggunakan kecanggihan teknologi modern. Hal ini ditandai dengan
berkembangnya elektronik yang mempengaruhi aspek kehidupan manusia, khususnya
dalam bertransaksi jual beli online, yakni internet.
Jual beli online adalah suatu kegiatan jual beli di mana penjual dan pembelinya tidak
harus bertemu untuk melakukan negosiasi dantransaksi dan komunikasi yang digunakan
oleh penjual dan pembeli melalui alat komunikasi seperti chat, komputer, telepon, sms dan
sebagainya. Dalam transaksi jual beli online, penjual dan pembeli membutuhkan pihak
ketiga untuk melakukan penyerahan barang yang dilakukan oleh pedagang dan penyerahan
uang yang dilakukan oleh pembeli.
Risiko bertransaksi dalam jual beli online pun muncul, karena di mana ada
kesempatan pasti ada pihak-pihak yang ingin mengambil keuntungan lebih melalui cara-cara
yang tidak benar. Dapat diketahui jual beli online yang aman bisa melalui transfer via ATM,
hal ini aman bagi penjual jika dalam prakteknya, penjual meminta resi bukti transfer kepada
pembeli dengan cara memfoto bukti transfer tersebut kemudian dikirim ke aplikasi atau
email penjual. Begitu juga bagi pembeli yang mempunyai hak meminta resi bukti kirim ke
pihak penjual untuk menghindari penipuan. Selain itu, pembeli juga dapat mengetahui di
mana posisi barang melalui aplikasi jasa pengiriman yang dapat di download
di gadget masing-masing.
Dapat disimpulkan, hukum dari jual beli online ini boleh sepanjang rukun dan syarat
terpenuhi, serta tidak ada pihak yang dirugikan di dalamnya.