Anda di halaman 1dari 9

Jejak 8 (1) (2015): 1-88. DOI: 10.15294/jejak.v7i1.

JEJAK
Journal of Economics and Policy
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jejak

PERTUMBUHAN EKONOMI
DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN
ANTAR KABUPATEN DI KALIMANTAN TIMUR
Tutik Yuliani1 
1
Universitas Balikpapan, Indonesia

Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15294/jejak.v7i1.

Received : 1 November 2014; Accepted: 3 Desember 2015; Published: March 2015

Abstract
This study aims to find out the development and income inequality inter regency in East Kalimantan and prove whether the inverted
U hypothesis applied in the East Kalimantan. To find out how much income inequality, the writer used Williamson and Theil’s Entropy
Index. Based on Williamson index, it indicates that there is income inequality inter regency in East Kalimantan during 2010 to 2012, at
0.69 in 2010 to 0.72 in 2012. Whereas Entropy Theil calculation shows that on average during 2010 to 2012, there was income inequality
by 17.45. Meanwhile, Kuznets analysis shows that Kuznets law applied in East Kalimantan during 2010 to 2012.

Keywords: economic growth, income gap, inverted U curve

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketimpangan pembangunan dan pendapatan antar Kabupaten di Kalimantan Timur serta
membuktikan apakah Hipotesis U terbalik berlaku di Propinsi Kalimantan Timur. Untuk mengetahui seberapa besar ketimpangan
pendapatan digunakan Indeks Williamson dan Indeks Entropi Theil,.Berdasarkan indeks Wiliamson menunjukkan bahwa selama
tahun 2010 sampai dengan 2012 terdapat ketimpangan pembanguan antar kabupaten di Kalimantan Timur sebesar 0.69 di tahun 2010
menjadi 0.72 di tahun 2012. Sedangkan dari hitungan Entropi Theil menunjukkan bahwa rata-rata selama tahun 2010 sampai dengan
2012 terdapat ketimpangan pendapatan sebesar 17.45. Setelah dilakukan analisis Kuznets menunjukkan bahwa di Kalimantan Timur
selama tahun 2010 sampai dengan 2012 berlaku hukum Kuznets.

Kata Kunci: pertumbuhan ekonomi, ketimpangan pendapatan, hipotesis U terbalik

How to Cite: . (2014). judul. JEJAK Journal of Economics and Policy, 8 (1): 1-88 doi: 10.15294jejak.v7i1.

© 2015 Semarang State University. All rights reserved


Corresponding author : ISSN 1979-715X
Address: Kampus Jl.Pupuk Raya, Balikpapan
E-mail: yulianie_tutik@yahoo.com
46 Tutik Yuliani, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Pendapatan Antar Kabupaten di Kalimantan
Timur
PENDAHULUAN daan yang mencolok antara golongan orang
kaya dan orang miskin dalam hal distribusi
Pembangunan ekonomi pada ha-
pendapatan, distribusi kesejahteraan, latar
kekatnya bertujuan untuk meningkatkan
belakang pendidikan, jenis pekerjaan, ting-
kesejahteraan masyarakat, dalam rangka
kat kepuasan dan kebahagiaan hidup (Adrei
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dan Craciun, 2014).
maka diperlukan pertumbuhan ekono-
Kesenjangan pembangunan ekonomi
mi yang meningkat dan distribusi pen-
antar kabupaten/kota di Propinsi Kaliman-
dapatan yang lebih merata. Peningkatan
tan Timur berdasarkan data PDRB antar
dan pertumbuhan perekonomian daerah
kabupaten/Kota di Propinsi Kalimantan Ti-
akan membawa pengaruh terhadap pe-
mur dapat dilihat dari nilai PDRB antar ka-
ningkatan kesejahteraan rakyat di daerah
bupaten/kota berbeda-beda dan selama tiga
(Raswita & Made, 2013). Hubungan antara
tahun terakhir nilai PDRB tiap-tiap kabupa-
ketimpangan dan pertumbuhan ekonomi
ten/kota mengalami peningkatan. Pada Ta-
adalah topik ekonomi pembangunan dan
hun 2012, Kutai Timur memiliki nilai PDRB
isu pemerintahan yang menarik di negara
tertinggi kemudian diikuti oleh,
berkembang. Hal ini dikarenakan adanya
Kutai Kartanegara, Samarinda, Balik-
keterkaitan yang erat antara kedua variabel
papan, Paser, Kutai Barat, Berau, Bontang,
ini dalam kehidupan masyarakat dan stabi-
Tarakan, Penajam Paser Utara, Nunukan,
litas sosial (Das et al, 2014 dan Dewanto et
Bulungan, Malinau, Tana Tidung, dimana
al, 2014).
Tana Tidung memiliki nilai PDRB terendah.
Ketimpangan pembangunan antara
Selama tiga tahun terakhir yaitu dari
daerah yang satu dengan daerah yang lain-
tahun 2010 sampai dengan 2012 laju pertum-
nya berdampak pada keseimbangan perpu-
buhan ekonomi di tiap Kabupaten/ Kota
taran kegiatan ekonomi yang berpengaruh
mengalami naik turun yang berbeda antar
pada ketimpangan kemakmuran antar da-
Kabupaten/ Kota di Propinsi Kalimantan
erah yang bersangkutan. Tambunan (2001)
Timur. Misalnya pada tahun 2012 nilai laju
menyatakan terkonsentrasinya kegiatan
PDRB tertinggi adalah di Kutai Kartanega-
ekonomi pada suatu daerah tertentu seca-
ra, Kutai Timur, Malinau, Bulungan, Balik-
ra langsung berdampak pada ketimpangan
papan, Paser, Berau, Nunukan, Kutai Barat,
pandapatan antar daerah sehingga tercipta
Tarakan, Bontang, Tana Tidung, Penajam
kondisi dimana daerah yang menjadi pusat
Paser Utara dan laju pertumbuhan ekono-
konsentrasi kegiatan ekonomi akan lebih
mi terendah yaitu di Samarinda. Perbedaan
mampu memberikan pendapatan yang le-
tingkat pembangunan yang ditunjukkan
bih tinggi kepada masyarakatnya sehing-
dengan perbedaan nilai PDRB dan laju
ga masyarakatnya relatif lebih makmur,
PDRB antar daerah akan membawa dam-
sementara disisi lain daerah yang bukan
pak perbedaan tingkat kesejahteraan antar
merupakan pusat kegiatan ekonomi hanya
daerah yang pada akhirnya menyebabkan
mampu memberikan pendapatan yang ren-
ketimpangan regional antar daerah semakin
dah sehingga berakibat relatif rendah pula
lebar serta dapat menghambat pembangu-
kemakmuran masyarakatnya.
nan ekonomi daerah.
Oleh karena itu upaya mewujudkan
Menurut Adam Smith (ahli ekono-
pemerataan ketimpangan pembangunan
mi klasik), ada dua aspek utama pertum-
antar daerah menjadi sangat penting agar
buhan ekonomi yaitu (1) pertumbuhan
tujuan dari pembangunan yakni peningka-
output (GDP) total dan (2) pertumbuhan
tan ketersediaan serta perluasan distribu-
penduduk. Kedua aspek tersebut berkaitan
si barang kebutuhan pokok, peningkatan
satu sama lainnya. Berkaitan dengan per-
standar hidup masyarakat dapat terwujud
tumbuhan output total, Smith melihat sis-
secara bersama-sama baik pada tingkat re-
tem produksi suatu negara terdiri dari tiga
gional maupun nasional. Disparitas secara
unsur pokok yaitu sumber daya alam yang
ekonomi diartikan sebagai adanya perbe-
tersedia, sumber daya manusiawi (jumlah
JEJAK Journal of Economics and Policy 8 (1) (2015): 1-88 47

penduduk) dan stok barang kapital yang cal progress) merupakan sumber pertum-
ada . Sumber- sumber alam yang tersedia buhan ekonomi yang paling penting, karena
merupakan wadah yang paling mendasar dengan kemajuan teknologi akan ditemu-
dari kegiatan produksi suatu masyarakat. kan cara baru ataupun teknologi baru untuk
Jumlah sumber-sumber alam yang tersedia menggantikan cara-cara lama sehingga da-
merupakan batas maksimum bagi pertum- pat meningkatkan pertumbuhan ekonomi
buhan perekonomian tersebut. Artinya, se- dengan cepat.
lama sumber-sumber ini belum sepenuhnya Menurut Adelman dan Morris (1973)
dimanfaatkan, yang memegang peranan da- secara umum yang menyebabkan ketidak-
lam proses produksi adalah dua unsur pro- merataan distribusi pendapatan di negara
duksi yang lain, yaitu jumlah penduduk dan sedang berkembang adalah pertambahan
stok kapital yang ada. penduduk yang tinggi yang mengakibatkan
Menurut Kuznets dalam Todaro menurunnya pendapatan perkapita, inflasi
(2004), pertumbuhan ekonomi (economic yang dikarenakan pendapatan uang bertam-
growth) adalah kenaikan kapasitas dalam bah tetapi tidak diikuti secara proporsional
jangka panjang dari negara yang bersang- dengan pertambahan produksi barang-ba-
kutan untuk menyediakan berbagai barang rang, ketidakmerataan pembangunan antar
ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan daerah, capital intensif sehingga persentase
kapasitas di tentukan oleh adanya kemajuan pendapatan modal dari harta tambahan le-
atau penyesuaian-penyesuaian teknologi, bih besar dibandingkan persentase penda-
institusi (kelembagaan), dan ideologis ter- patan yang berasal dari kerja sehingga pen-
hadap berbagai tuntutan keadaan yang ada. gangguran bertambah, rendahnya mobilitas
Selain itu, Todaro (2003) menyatakan sosial, kebijakan industri substitusi impor
ada 3 faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang berakibat pada peningkatan harga
di setiap negara yakni; (1) Akumulasi mo- barang hasil industri, memburuknya nilai
dal (capital accumulation), meliputi semua tukar bagi negara sedang berkembang den-
jenis investasi baru yang ditanamkan pada gan negara maju, dan hancurnya industri-
pabrik baru, tanah, peralatan fisik dan pem- industri kerajinan rakyat, dan lain-lain (Ar-
bagian sumber daya manusia juga dapat me- syad, 2004).
ningkatkan kualitasnya, sehingga pada ak- Kuncoro (2004) melakukan penelitian
hirnya akan membawa dampak positif yang tentang pertumbuhan ekonomi dan ketim-
sama terhadap angka produksi. Akumulasi pangan antar kecamatan : kasus kabupaten
modal terjadi apabila sebagian dari penda- Banyumas, Jawa Tengah. Hasil penelitian
patan diinvestasikan kembali dengan tujuan menunjukkan bahwa (1) berdasarkan ti-
memperbesar output atau pendapatan pada pologi daerah menurut pertumbuhan dan
masa yang akan datang; (2) Pertumbuhan pendapatan per kapita, daerah/kecamatan
penduduk (growth in population) maksud- di Kabupaten Banyumas dapat diklasifikasi-
nya adalah dengan pertumbuhan penduduk kan menjadi empat kelompok, yaitu daerah
diikuti oleh pertumbuhan tenaga kerja se- cepat maju dan cepat tumbuh, daerah yang
bagai salah satu faktor positif yang memacu maju tertekan, daerah yang berkembang ce-
pertumbuhan ekonomi. Ini berarti dengan pat, dan daerah tertinggal, (2) Pada periode
pertambahan penduduk akan menambah pengamatan 1993-2000, terjadi kecende-
jumlah produktifitas. Pertumbuhan pen- rungan peningkatan ketimpangan, baik dia-
duduk yang lebih besar akan menyebab- nalisis dengan indeks Williamson maupun
kan pertumbuhan pasar domestik menjadi dengan indeks entropi theil. Ketimpangan
lebih besar, namun positif atau negatifnya ini salah satu disebabkan oleh konsentrasi
pertumbuhan penduduk dalam pembangu- aktivitas ekonomi secara spasial., (3) Hipo-
nan ekonomi sepenuhnya tergantung pada tesis Kuznets mengenai ketimpangan yang
kemampuan sistem perekonomian tersebut berbentuk U-terbalik
untuk menyerap setiap tambahan angkatan Kuznets (1995) menemukan bahwa
kerja; (3) Kemajuan teknologi (technologi- ada hubungan antara pertumbuhan eko-
48 Tutik Yuliani, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Pendapatan Antar Kabupaten di Kalimantan
Timur
nomi dan perbedaan pendapatan berupa konstan di Kalimantan Timur dari tahun
kurva berbentuk ”U-terbalik” yaitu proses 2010 sampai dengan 2012, Pertumbuhan
pertumbuhan melalui perluasan sektor mo- Ekonomi kabupaten di Propinsi Kaliman-
dern yang pada awalnya mengakibatkan pe- tan Timur dari tahun 2010 sampai dengan
ningkatan perbedaan pendapatan di antara 2012, Perkembangan jumlah penduduk tiap
rumah tangga, kemudian mencapai tingkat kabupaten di Kalimantan Timur dari tahun
pendapatan rata-rata tertentu dan akhirnya 2010 sampai dengan 2012. Teknik analisis
mulai menurun. Selain faktor-faktor sosial, data menggunakan Indeks Willianson, In-
ekonomi dan politik ada dua faktor penting deks Etropi Theil, Hipotesis Kuznets.
yang mempengaruhi pola tersebut, yaitu Ketimpangan pembangunan (kesen-
terpusatnya modal pada kelompok panda- jangan) antar kabupaten/kota di Propinsi
patan tinggi dan pergeseran penduduk dari Kalimantan Timur akan dianalisa dengan
sektor pertanian tradisional menuju sektor menggunakan Indeks Ketimpangan Wil-
industri modern (Sutarno, 2002). liamson dengan formula sebagai berikut
Bahasan mengenai hubungan antara (syafrizal, 2008):
ketimpangan dan pertumbuhan ekonomi
mulai mengemuka ketika ekonom Simon
Kuznets mengemukakan hipotesis U ter- ………………….. (1)
balik (Galbraith dan Kum, 2012). Kuznets Keterangan :
mengatakan bahwa mula-mula ketika pem- Yi : PDRB per kapita di kabupaten/kota i,
bangunan di mulai distribusi pendapatan Y : PDRB per kapita rata-rata Kalimantan
tidak merata, namun setelah mencapai sua- Timur,
tu tingkat pembangunan tertentu distribusi fi : Jumlah penduduk di Kabupaten/kota i
pendapatan makin merata (Kuncoro, 2004). n : merupakan Jumlah penduduk Propinsi
Seolah-olah dalam jangka pendek ada ko- Kalimantan Timur.
relasi positif antara pertumbuhan ekonomi Angka indeks ketimpangan william-
dan ketimpangan distribusi pendapatan, son yang semakin kecil atau mendekati nol
artinya pertumbuhan ekonomi akan diikuti menunjukkan ketimpangan yang semakin
dengan meningkatnya ketimpangan distri- kecil atau pembangunan antar wilayah se-
busi pendapatan. Namun dalam jangka pan- makin merata dan bila semakin jauh dari
jang hubungan keduanya menjadi korelasi titik nol (mendekati satu) menunjukkan
negatif, artinya peningkatan pendapatan ketimpangan yang semakin melebar. Anali-
akan diikuti dengan penurunan ketimpan- sa ketimpangan pendapatan regional antar
gan distribusi pendapatan (Todaro, 2004). wilayah di kabupaten/kota juga ddapat di-
Kuznets mengatakan bahwa pada ta- hitung menggunakan Indeks Entropi Theil
hap awal pertumbuhan ekonomi, distribusi (Kuncoro : 2004) dengan rumus sebagai be-
pendapatan cenderung memburuk, namun rikut :
pada tahap selanjutnya, distribusi pendapa-
tannya akan membaik. Hipotesis Kuznets
(2)
dapat dibuktikan dengan membuat grafik
antara pertumbuhan PDRB dan indeks ke-
I (y) : Indeks Entropi Theil
timpangan (Kuncoro, 2004).
yj : PDRB per kapita kabupaten/kota,
METODE PENELITIAN
Y : Rata-rata PDRB per kapita
Jenis Penelitian ini adalah kuantitaif. Propinsi Kalimantan Timur,
Jenis data yang digunakan adalah data se-
kunder yang didapat secara langsung dari xj : Jumlah penduduk kabupaten/
Badan Pusat Statistik (BPS), yang meliputi kota
PDRB per kapita di Propinsi Kalimantan Ti-
X : Jumlah penduduk Propinsi
mur tahun 2010 sampai dengan 2012, PDRB
Per Kapita tiap kabupaten atas dasar harga Kalimantan Timur
JEJAK Journal of Economics and Policy 8 (1) (2015): 1-88 49

Indeks entropi theil yang semakin maka korelasinya sangat kuat tetapi negativ.
besar menunjukkan ketimpangan yang se- r bertanda negativ (-) artinya hubungan an-
makin besar pula, demikian pula sebaliknya tara dua variabel berlawanan, dengan kata
bila indeksnya semakin kecil, maka ketim- lain yaitu apabila nilai variabel yang satu tu-
pangan akan semakin rendah/ kecil atau run maka nilai variabel yang lain naik, atau
dengan kata lain semakin merata. Indeks sebaliknya. Untuk memastikan apakah Ho
ketimpangan entropi theil tidak memiliki atau Ha yang diterima maka digunakan uji
batas atas atau batas bawah, hanya apabila dua arah dengan tingkat signifikan 0.01. Ke-
semakin besar nilainya, maka semakin tim- putusan Ho diterima apabila – t (α/2) < t uji
pang dan semakin kecil nilainya maka se- <+1 (α/2).
makin merata.
Selanjutnya analisis yang digunakan HASIL DAN PEMBAHASAN
adalah hipotesis Kuznets yang lebih dikenal Untuk mengetahu ketimpangan pem-
dengan kurva U terbalik dibuktikan den- bangunan dibeberapa wilayah sudah dila-
gan melihat hubungan antara pertumbuhan kukan oleh beberapa peneliti. Ada beberapa
ekonomi dengan Indeks Williamson. Persy- alat analisis yang dapat digunakan untuk
aratan yang harus dipenuhi agar hubungan menentukan kesenjangan pembangunan
antara pertumbuhan ekonomi dengan per- ekonomi dan ketimpangan pendapatan,
tumbuhan ekonomi kuadrat Propinsi Kali- antara lain dengan menggunakan Indeks
mantan Timur sebagai variabel independen Williamson (Williamson, 1965 dan Sjafri-
memiliki bentuk kurva U terbalik adalah β2 zal, 2008), Koefisien Gini (Arsyad, 2004),
bernilai negatif. Dari hasil regresi kuadratik Indeks Kuznets, Indeks Oshima, dan Indeks
(quadratic regression analysis) diperoleh Entropi Theil (Ying, 2000 dan Akita, 2000)
persamaan regresi. . Pada penelitian ini akan jelaskan tentang
Selain melakukan analisis tentang hasil analisis ketimpangan pembangunan
pembuktian Kurva Kuznetz, akan dilakukan yang akan dianalisis dengan menggunakan
pula analisis korelasi pearson untuk melihat Indeks Williamson dan hasil analisis ketim-
hubungan antara variabel pertumbuhan pangan pendapatan yang akan dianalisis
ekonomi dan ketimpangan pembangunan dengan menggunakan Indeks Entropi Theil.
(indeks Williamson). Rumus untuk meng- Besar kecilnya ketimpangan PDRB per
hitung korelasi pearson adalah sebagai be- kapita antar Kabupaten/Kota memberikan
rikut : (Subagyo dan Djarwanto, 2005:288). gambaran perkembangan pembangunan di
Nilai r dapat bervariasi dari -1 mela- Propinsi Kalimantan Timur. Keberhasilan
lui 0 hingga +1. Bila r = 0 atau mendekati 0 ekonomi kabupaten/kota di Propinsi Kali-
maka hubungan antara dua variabel sangat mantan Timur dalam mencapai pertumbu-
lemah atau tidak ada hubungan sama seka- han ekonomi tinggi dalam beberapa periode
li. Bila nilai r = +1 atau mendekati 1 maka ternyata menghadapi permasalahan kesen-
hubungan antara kedua variabel dikatakan jangan ekonomi antar Kabupaten/ Kota.
positif dan sangat kuat. Nilai korelasi yang Pertumbuhan ekonomi merupakan
positif (+) berarti arah hubungan varia- kunci untuk mengatasi masalah kemiskin-
bel yang satu dengan yang lain adalah satu an, menurunkan tingkat pertumbuhan eko-
arah, dengan kata lain apabila nilai variabel nomi, melindungi lingkungan dan memper-
yang satu naik maka nilai variabel yang lain kuat tatanan sipil. Pertumbuhan ekonomi
juga ikut naik. Jika r = -1 atau mendekati -1

…………………………………(3)
Keterangan rxy adalah Koefisien Korelasi, Xi merupakan Indeks Williamson, Yi Pertumbu-
han Ekonomi, dan n adalah Jumlah Observasi
50 Tutik Yuliani, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Pendapatan Antar Kabupaten di Kalimantan
Timur
diukur dari pertumbuhan PDRB suatu da- lainnya yang hanya menyajikan nilai tung-
erah. Semakin tinggi PDRB menunjukkan gal pada satu titik tertentu dan melihat ke-
semakin tinggi output barang dan jasa yang cenderungan pola kesenjangan pembangu-
dihasilkan. Tingkat kesejahteraan masyara- nan wilayah di Propinsi Kalimantan Timur
kat dari sisi ekonomi dapat diukur dari se- pada periode 2010-2012. Perkembangan ke-
berapa besar PDRB perkapita yang diterima. timpangan pembangunan antar kabupaten/
Namun demikian, tingginya PDRB perka- kota di Propinsi Kalimantan Timur dapat
pita yang diterima tersebut belum mampu juga dilihat sebagai berikut :
menggambar kondisi kesejahteraan masya- Dari Gambar 1, Indeks Willianson
rakat yang sebenarnya. Mungkin saja terjadi Kabupaten/Kota di Propinsi Kalimantan
nilai PDRB per kapita tinggi namun sebagi- Timur. menunjukkan bahwa selama tiga
an besar PDRB perkapita tersebut dinikmati tahun terakhir dari tahun 2010 sampai den-
oleh sebagian kecil masyarakat (Tambunan, gn tahun 2012 hasil indeks williamson terus
2001). mengalami peningkatan yaitu 0,69 ditahun
Besar kecilnya ketimpangan PDRB 2010 meningkat menjadi 0,72 ditahun 2012.
perkapita antar kabupaten/kota memberi- Peningkatan ketimpangan pembangunan
kan gambaran tentang kondisi perkemban- antar Kabupaten/ Kota di Propinsi Kali-
gan pembangunan di wilayah Kalimantan mantan Timur salah satunya disebabkan
Timur. Gambaran tentang perkembangan oleh ketidaklancaran proses perdagangan
pembangunan daerah di Propinsi Kaliman- dan mobilitas faktor produksi antar daerah
tan Timur dapat dilihat dari pemerataan merupakan salah satu penyebab terjadinya
PDRB perkapita antar kabupaten/kota yang ketimpangan wilayah. Karena itu, kebija-
dianalisis dengan menggunakan indeks kan dan upaya yang dapat dilakukan untuk
Williamson. Formula indeks Williamson mengurangi ketimpangan pembangunan
menggunakan PDRB perkapita dan jumlah adalah dengan memperlancar mobilitas ba-
penduduk. Nilai indeks Williamson dipero- rang dan faktor produksi antar daerah. Upa-
leh antara nol dan satu (0< IW <1 ). Angka ya untuk mendorong kelancaran mobilitas
indeks Williamson yang semakin kecil atau barang dan faktor produksi antar daerah da-
mendekati nol menunjukkan ketimpan- pat dilakukan melalui penyebaran pemban-
gan yang semakin kecil atau dengan kata gunan prasarana dan sarana perhubungan
lain makin merata, dan apabila semakin keseluruh pelosok wilayah. Prasarana per-
jauh dari nol menunjukkan ketimpangan hubungan yang dimaksudkan disini adalah
semakin melebar (Kuncoro, 2004). Dalam fasilitas jalan, terminal, pelabuhan laut ser-
penelitian ini dipilih menggunakan Indeks ta bandara udara guna mendorong proses
Williamson, karena berbeda dengan yang perdagangan antar daerah (Syafrizal, 2008).

Sumber : Data Sekunder (diolah)


Gambar 1. Indeks Williamson Kabupaten/kota di Propinsi Kalimantan TimurTahun 2010-
2012
JEJAK Journal of Economics and Policy 8 (1) (2015): 1-88 51

Serta terdapatnya penduduk transmigran busi pendapatan perkapita menurut Kabu-


yang datang ke Propinsi Kalimantan Timur paten/ Kota di Propinsi Kalimantan Timur
Kesenjangan pembangunan ekono- mulai merata. Namun, nilai indeks masih
mi di Propinsi Kalimantan Timur yang di- berada diatas 0,35 berarti kesenjangan pen-
hitung dengan menggunakan Indeks Wil- dapatan perkapita antar Kabupaten/ Kota di
liamson menunjukkan bahwa nilai indeks Propinsi Kalimantan Timur menurt indika-
williamson dari tahun 2010-2012 mengalami tor yang ditetapkan oleh Bank Dunia masih
peningkatan. Nilai indeks williamson yang belum menunjukkan tingkat kemerataan
mengalami peningkatan ini nilainya men- yang baik
dekati nol berarti distribusi pembangunan Apabila dilihat dari gambar-gambar
ekonomi antar Kabupaten/ Kota semakin yang ditampilkan sebelumnya, didapat ha-
merata. sil kecenderungan peningkatan ketimpan-
Ketimpangan pendapatan antar Ka- gan dan kemudian mengalami penurunan
bupaten/ Kota di Propinsi Kalimantan Ti- ketimpangan , tetapi belum membuktikan
mur akan dianalisis dengan menggunakan apakah hipotesis Kuznets berlaku atau tidak
indeks Entropi Theil, dimana dari hasil per- di Propinsi Kalimantan Timur artinya pada
hitungan dapat diketahui terjadi atau tidak tahap awal pertumbuhan, distribusi penda-
ketimpangan pendapatan antar Kabupaten/ patan cenderung memburuk dan ketim-
Kota di Propinsi Kalimantan Timur. pangan akan meningkat, kemudian pada
tahap berikutnya ketimpangan tersebut
Perkembangan Ketimpangan Pendapatan akan mengalami penurunan dan pemera-
Di Propinsi Kalimantan Timur Tahun 2010- taan PDRB perkapita akan di capai (Todaro,
2012 2004)..

0.72 Dot/Lines show Means

0.71
indek williamson

0.70

Sumber : Data primer (diolah)


Propinsi Kalimantan Timur memili- 0.69

ki sumber daya alam yang melimpah serta


sebagai daerah otonomi sehingga kepentin-
0.68
gan pemerintahan menjadi tanggung jawab 9.00 10 .0 0 11 .0 0 12 .0 0

pemerintah daerah. Hal ini menyebabkan pe rtum buhan ek onomi


pemerintah daerah dapat mengambil kebi-
jakan-kebijakan yang disesuaikan dengan Sumber: Data primer diolah
potensi serta kondisi di daerah, sehingga
dapat meningkatkan kondisi perekonomi- Gambar 2. Hubungan Indeks Williamson
an didaerah yang ditunjukkan pula dengan dan Pertumbuhan Ekonomi di Propinsi Ka-
berkurangnya ketimpangan pendapatan limantan Timur Tahun 2010-2012
atau semakin meratanya distribusi penda- Gambar 2 menunjukkan bahwa Hi-
patan antar penduduk . potesis Kuznets dibuktikan dengan mem-
Kesenjangan pendapatan perkapita buat grafik antara pertumbuhan ekonomi
yang dihitung dengan menggunakan Indeks dan indeks ketimpangan Williamson, den-
Entropi Theil menunjukkan bahwa nilai In- gan menjadikan pertumbuhan ekonomi
deks Entropi Theil semakin kecil dari tahun sebagai variabel independen dan indeks
2010-2012. Apabila nilai indeks yang menu- ketimpangan williamson sebagai variabel
run semakin mendekati nol berarti distri- dependenUntuk mengetahui bagaimana
52 Tutik Yuliani, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Pendapatan Antar Kabupaten di Kalimantan
Timur
hubungan antara pertumbuhan ekonomi bangunan antar kabupaten/kota di Propinsi
dengan indeks ketimpangan (indeks wil- Kalimantan Timur tahun 2010-2012 dengan
liamson) digunakan analisis korelasi per- menggunakan Indeks Williamsom menun-
son. Berikut disajikan analisis tabel koefisi- jukkan bahwa nilai Indeks Williamson
en korelasi pearson. mengalami peningkatan, yaitu pada tahun
2010 nilai indek williamson sebesar 0,69,
Tabel 1 Korelasi Pearson antara Pertumbu-
kemudian ditahun 2011 ketimpangan tidak
han Ekonomi dengan Indeks Williamson
mengalami peningkatan dan pada tahun
Korelasi Pertumbuhan Signifikan 2012 ketimpangannya menigkat menjadi
Ekonomi 0.72. Peningkatan ketimpangan pembangu-
Indeks -0,333 0.979 nan antar kabupaten/kota disebabkan oleh
Williamson perbedaan kandungan sumber daya alam,
perbedaan kondisi demografis, konsentrasi
Sumber: data diolah kegiatan ekonomi, dan alokasi dana pem-
Nilai korelasi positif menunjukkan bangunan antar wilayah.
bahwa arah hubungan antara variabel yang Ketimpangan pendapatan antar kabu-
satu dengan variabel yang lain adalah sea- paten/kota di Propinsi Kalimantan Timur
rah, yang artinya apabila variabel yang satu tahun 2010-2012 dianalisis dengan menggu-
meningkat maka variabel yang lain juga nakan Indeks Entropy Theil. Hasil analisis
mengalami peningkatan. Tetapi apabila ni- menunjukkan bahwa nilai indeks entropi
lai korelasi negatif maka hubungan antara theil semakin kecil dengan kata lain distri-
dua variabel berlawanan artinya apabila ni- busi pendapatan semakin merata dari tahun
lai variabel yang satu turun maka nilai va- ketahun. Nilai indeks yang menurun sema-
riabel yang lain akan meningkat, atau seba- kin mendekati nol berarti distribusi penda-
liknya. patan perkapita menurut kabupaten/kota di
Dari hasil analisi korelasi pada tabel Propinsi Kalimantan Timur mulai merata.
diatas menunjukkan bahwa antara pertum- Namun, nilai indeks masih berada diatas 0
buhan ekonomi dengan indeks williamson berarti kesenjangan pendapatan perkapita
memiliki hubungan negatif yang diperoleh antar kabupaten/kota di Propinsi Kaliman-
nilai -0,333, yang artinya jika pertumbuhan tan Timur menurut indikator yang ditetap-
ekonomi meningkat maka ketimpangan- kan oleh Bank Dunia masih belum menun-
nya turun. Hasil penelitian ini sesuai den- jukkan tingkat kemerataan yang baik. Pada
gan penelitian yang dilakukan oleh Sutarno tahun 2010 (18.43) di tahun 2012 (16.99)
dan Kuncoro (2004) tentang pertumbuhan dengan kata lain distribusi pendapatan di
ekonomi dan ketimpangan antar kecama- Kalimantan Timur selama tiga tahun terak-
tan kasus kabupaten Banyumas Jawa Ten- hir semakin menurun, meskipun mengala-
gah. Hasil penelitian tersebut menunjukkan mi penurunan dari tahun ke tahun tetapi
bahwa Kurva Kuznets tentang U terbalik ketimpangan pendapatan di Kalimantan
berlaku di Kabupaten Banyumas artinya Timur masih jauh dari nol, sehingga dapat
pada masa-masa awal pertumbuhan ketim- disimpulkan ketimpangannya sangat tinggi.
pangan memburuk dan pada tahap-tahap Hipotesis Kuznets tentang U-terbalik
berikutnya ketimpangan menurun, tetapi dianalisis dengan analisis Korelasi Pearson
pada waktu tertentu akan terjadi peningka- dalam menentukan korelasi (hubungan)
tan ketimpangan dan pada akhirnya menga- antara pertumbuhan ekonomi dengan in-
lami penurun lagi sehingga dapat dikatakan deks Williamson. Hasil analisis adalah se-
peristiwa tersebut seperti berulang. bagai berikut : Berdasarkan hasil analisis
korelasi(korelasi pearson) antara pertum-
SIMPULAN buhan ekonomi dan indeks Williamson,
Berdasarkan hasil analisis data dan disimpulkan bahwa pertumbuhan ekono-
pembahasan penelitian diketahui bahwa; mi memiliki nilai korelasi negatif sebesar
Hasil analisis tentang ketimpangan pem- -0,333 artinya hubungan antara dua variabel
JEJAK Journal of Economics and Policy 8 (1) (2015): 1-88 53

berlawanan atau apabila pertumbuhan eko- edu/~econ270/taejoon.html. Diunduh pada


nomi meningkat maka ketimpangan pem- tanggal 3 Maret 2015
Jhingan, M.L. (1999). Ekonomi Pembangunan dan
bangunan Perencanaan (terjemahan). Edisi Ketujuh, Ja-
karta: PT. Raja Grafindo.
DAFTAR PUSTAKA Kuncoro, Mudrajad. (2001). Analisis Spasial dan Re-
Adelman, Irma., and Cynthia T.Morris. (1973). Eco- gional. Yogyakarta : UPP AMP YKPN
nomic Growth and Social Equity in Develop- Kuncoro, Mudrajad. (2004). Otonomi dan Pembangu-
ing Countries. Stanford : Stanford University nan Daerah : Reformasi, Perencanaan, Strate-
Press. gi, dan Peluang. Jakarta : Erlangga
Adrei, Ana., and Liliana Craciun. (2014). Inequality Kuznets, S. (1955). Economic Growth and Income In-
and economic growth: theoretical and op- equality. American Economic Review
erational approach. Theoretical and Applied Madani, R.A. (2005). Transformasi Struktural Dan Ke-
Economics Volume XXII (2015), No. 1(602), pp. timpangan Antar Kabupaten/Kota Di Daerah
177-186. Istimewa Yogyakarta. Tesis. Program Pascasar-
Akita, T., & Hermawan, A. (2000). The Sources of jana UGM, Yogyakarta.
Industrial Growth in Indonesia, 1985–95: An Person, T., dan Tabellini T. (1994). Is Inequality Harm-
Input Output Analysis. ASEAN Economic ful For Growth. The American review. vol.84
Bulletin,Vol. 17, No. 3. No. 3 (Jun,1994). PP.600-621
Arsyad, Lincolin. (2004). Ekonomi Pembangunan Raswita, Ngakan Putu Mahesa Eka., dan Made Suyana
(Edisi 4). Yogyakarta: STIE YKPN. Utama. (2013). Analisis Pertumbuhan Ekono-
Barro, R.J. (1999). Inequality, Growth and Investment, mi dan Ketimpangan Pendapatan Antar Keca-
Working Paper. National Bureau Of Economic matan Di Kabupaten Gianyar 2013. E-Jurnal EP
Research Working Paper No. 7038. Unud, 2 [3] : 119-128
Boediono. (1981). Teori Pertumbuhan Ekonomi. Edisi Subagyo., dan Djarwanto. (2005). Statistika Induktif.
Pertama. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
BPS. (2013). Kalimantan Timur Dalam Angka. Kali- Sukirno, S. (1985). Ekonomi Pembangunan-Proses,
mantan Timur : BPS Masalah dan Dasar Kebijakan. LP3ES-UI den-
Bratakusumah, Deddy S. (2003). Perencanaan Pem- gan Bina Grafika, Jakarta Sutarno, 2002. Per-
bangunan Daerah : Strategi Menggali Potensi tumbuhan ekonomi dan ketimpangan PDRB
Dalam Mewujudkan Otonomi Daerah . Jakarta Per kapita Antar Kecamatan di Kabupaten
: PT. Gramedia Pustaka Utama. Banyumas 1993-2000. Tesis. Program Pasca
Das, Samarjit. et al. (2014). Economic growth and in- sarjana UGM, Yogyakarta.
come inequality: examining The links in indi- Sutarno., dan Mudrajad Kuncoro. (2004). Pertumbu-
an economy. Journal of Quantitative Econo- han Ekonomi dan Ketimpangan antar Keca-
mics, Vol. 12, No.1, January 2014 matan di Kabupaten Banyumas, 1993-2000.
Dewanto, Pendi. et al. (2014). Analisis pengaruh per- Jurnal Ekonomi Pembangunan
tumbuhan ekonomi dan ketimpangan penda- Syafrizal. (2008). Ekonomi Regional: Teori dan Ap-
patan terhadap Pengentasan kemiskinan di likasi. Padang: Baduose Media.
kawasan mebidangro. Jurnal Ekonom, Vol 17, Tambunan, Tulus. (2001). Perekonomian Indonesia:
No 3, Juli 2014 Beberapa Masalah Penting. Jakarta : Ghalia In-
Fan, Cindy C. (1995). Of Belt And Ladders : State donesia Erlangga
Policy And Uneven Regional Development In Todaro, Michael P. (2003). Pembangunan Ekonomi
Post- Map China. Annals of the association of Di Dunia Ketiga. Alih Bahasa: Aminuddin dan
American geographer, vol.18 No. 3 PP. 421-449. Drs.Mursid. Jakarta: Ghalia Indonesia
Galbraith, James K., and Hyunsub Kum. (2012). In- Todaro, Michael P. (2004). Pembangunan Ekonomi
equality and Economic Growth: Data Compar- Di Dunia Ketiga. Edisi Kedelapan. Jakarta: Er-
isons and Econometric Tests. UTIP Working langga.
Paper Number 21 Wei, Y Dennis., dan Fan C Cindy. (2000). Regional
Garcia, F., dan Lilian Furquim L. (2001). A Contribu- Inequality in China : a Case Study of Jiangsu
tion to the Empirics of Economic Growt. Jour- Province. Asian Economic Journal. Vol. 52,
nal of Development, Vol 27, No.9, 171-231. 455-469.
Han, Taejoon. (2001). China : a Shared Poverty to Yin, Robert K. (2000). Studi Kasus (Desain dan
Uneven Wealth?. The Georgia Washing- Metode). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
ton University, Website http://www.gwu.

Anda mungkin juga menyukai