Anda di halaman 1dari 40

STUDI LITERATUR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAKUPAN


IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA MASA PANDEMI
COVID-19 DI INDONESIA

Oleh :
ZERRA STEVANUS MANANGSANG
0130840269

KARYA TULIS ILMIAH


Untuk memenuhi salah satu syarat ujian

Guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran

Program Studi Pendidikan Dokter

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2021
STUDI LITERATUR
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAKUPAN
IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA MASA PANDEMI
COVID-19 DI INDONESIA

KARYA TULIS ILMIAH SARJANA


PERIODE 2020/2021

Oleh:

ZERRA STEVANUS MANANGSANG

0130840269

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2021

i
STUDI LITERATUR
-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAKUPAN IMUNISASI
DASAR LENGKAP PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI
INDONESIA
PERIODE 2020/2021

KARYA TULIS ILMIAH SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


guna Mencapai Gelar Sarjana Kedokteran

Oleh:

ZERRA STEVANUS MANANGSANG

0130840269

Dosen Pembimbing:

1. dr. ASTRINA ROSALIA INDAH SIDABUTAR, M. Kes


2. dr. RENNY SULELINO, M. ClinEd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2021

ii
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :


1. Karya tulis saya, ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan akademik (sarjana), baik dari Universitas Cenderawasih
maupun di perguruan tinggi lain.
2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan Riset saya sendiri,
tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan naskah
pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka
saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku
perguruan tinggi ini.

Jayapura, 01 April 2021


Yang membuat pernyataan,

ZERRA STEVANUS MANANGSANG


0130840269

iii
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAKUPAN
IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA MASA PANDEMI
COVID-19 DI INDONESIA

Zerra S. Manangsang1, Astrina Rosalia I. Sidabutar1, Renny Sulelino1


Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih

ABSTRAK
Pendahuluan: Imunisasi merupakan pencegahan primer terhadap penyakit
infeksi yang paling efektif. Imunisasi melindungi individu dari penyakit yang
serius dan mencegah penyebaran penyakit menular. Imunisasi dasar penting
bagi bayi dan anak agar terlindungi dari berbagai penyakit berbahaya lain
yang sudah ada selama ini. Apabila banyak bayi dan balita yang tidak
mendapat imunisasi dasar lengkap, dikhawatirkan nantinya akan
menyebabkan wabah berbagai penyakit lain yang akan mengakibatkan
banyak anak sakit berat, cacat, atau meninggal.
Metode: Desain penelitian ini merupakan kajian literatur. Artikel-artikel yang
diperoleh melalui basis data publik online seperti PubMed, Google Scholar,
dan Science Direct, dan merupakan artikel penelitian cross sectional dan case
control. Kemudian setelah itu dilakukan screening atau penyaringan data
sesuai kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan penurunan tingkat cakupan imunisasi
dari target yang telah di tentukan disebabkan oleh berbagai faktor yaitu;
faktor kejadian pandemi, faktor anak, faktor orang tua dan faktor fasyankes.
Kesimmpulan: Turunnya cakupan UCI tahun 2020 secara drastis,
disebabkan oleh 3 faktor utama, yaitu faktor Pandemi COVID-19, faktor
orang tua, faktor yankesmas. Di antar ketiga faktor di atas, Pandemi COVID-
19 merupakan faktor yang paling dominan.

Kata kunci: Faktor yang mempengaruhi, Imunisasi dasar lengkap, dan


Pandemi COVID-19.

iv
FACTORS AFFECTING COMPLETE BASIC
IMMUNIZATION COVERAGE DURING THE COVID-19
PANDEMIC IN INDONESIA

Zerra S. Manangsang1, Astrina Rosalia I. Sidabutar1, Renny Sulelino1


Faculty of Medicine Cenderawasih University

ABSTRACT
Introduction: Immunization is the most effective primary prevention of
infectious diseases. Immunization protects individuals from serious diseases
and prevents the spread of infectious diseases. Basic immunization is
important for infants and children to be protected from various other
dangerous diseases that have existed so far. If many infants and toddlers do
not receive complete basic immunization, it is feared that later it will cause
outbreaks of various other diseases that will cause many children to become
seriously ill, disabled, or die.
Methods: This research design is a literature review. The articles were
obtained through online public databases such as PubMed, Google Scholar,
and Science Direct, and wereresearch articles cross-sectional and case-
control. Then after that screening or filtering of data according to the
inclusion and exclusion criteria that have been determined.
Results: The results showed a decrease in the level of immunization coverage
from the predetermined target caused by various factors, namely; the
pandemic incident factor, the child factor, the parent factor and the health
facility factor.
Conclusion: The drastic decline in UCI was caused by 3 main factors,
namely the COVID-19 Pandemic factor, the parent factor, and the health
care factor. Among the three factors mentioned above, the COVID-19
pandemic is the most dominant factor.
 
Keywords: Influencing factors, complete basic immunization, and COVID-19
pandemic.

v
KATA PENGANTAR

Segala Puji,Syukur dan Hormat dinaikan kepada Tuhan Yesus Kristus,


atas rahmat dan karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis
ilmiah dengan judul : “Faktor-faktor yang mempengaruhi cakupan imunisasi
dasar lengkap pada masa pandemi COVID-19 di Indonesia”.
Karya tulis ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
kelulusan Sarjana Kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Cenderawasih Jayapura. Karya tulis ini bisa terselesaikan
karena hikmat yang diberikan Tuhan Yesus Kristus kepada penulis dan juga tidak
lepas dari berbagai pihak. Untuk itu dengan penuh rasa hormat penulis
mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. Apolo Safanpo,S.T.,M.T selaku Rektor Universitas Cenderawasih.


2. dr. Trajanus Laurens Jembise,Sp.B selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Cenderawasih Jayapura dan Para Pembantu dekan.
3. dr. Astrina Rosaria Indah Sidabutar, M. Kes, selaku Dosen Pembimbing I
yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan
arahan serta semangat dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
4. dr. Renny Sulelilo, M. ClinEd, selaku selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih dan
Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk
membimbing dan memberikan arahan serta semangat dalam penyusunan
karya tulis ilmiah ini.
5. Panitia ujian karya tulis ilmiah dan para dosen penguji atas segala kritik
dan saran yang diberikan untuk menyempurnakan karya tulis ini.
6. Seluruh Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih yang
telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama menuntut ilmu
di Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih.
7. Kedua Orang Tua Tercinta yang selalu memberikan dukungan, doa dan
kasih sayang yang tak hentinya kepada penulis.
8. Teman – teman angkatan 12 FK Uncen yang sudah memberikan dukungan
kepada penulis.

vi
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam
penulisan karya tulis ilmiah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak. Akhirnya, semoga Tuhan Yesus Kristus senantiasa mencurahkan
kasih karunia-Nya dan membalas segala keabaikan Bapak,Ibu dan Saudara-
Saudari sekalian.

Jayapura, 27 Juni 2021

` Zerra Stevanus Manangsang

vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………….....ii
LEMBAR PERNYATAAN………………………………………………….....iii
ABSTRAK…………………………………………………………………...... iv
ABSTRACT……………………………………………………………………. v
KATA PENGANTAR………………………………………………………… vi
DAFTAR ISI …………………………………………………………………. viii
DAFTAR TABEL................................................................................................ix
DAFTAR BAGAN...............................................................................................x
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG…………………………………..xi
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................3
BAB II DEFINIS, KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS
DAN METODE PENELITIAN..........................................................................5
2.1.................................................................................................................De
finisi.......................................................................................................5
2.2.................................................................................................................Ke
rangka Konsep........................................................................................7
2.3.................................................................................................................Pe
rtanyaan Utama Penelitian.....................................................................8
2.4.................................................................................................................Hi
potesis Penelitian....................................................................................8
2.5.................................................................................................................M
etode Pencarian Literatur.......................................................................8
2.6.................................................................................................................Sk
rining Literatur dan Sintesis Kualitatif...................................................9
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................14

viii
3.1.................................................................................................................Ha
sil............................................................................................................14
3.2.................................................................................................................Pe
mbahasan................................................................................................19
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................23
4.1. Kesimpulan...........................................................................................23
4.2. Saran.....................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..

24
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Hasil Penelitian.....................................................................................14

ix
x
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1. Kerangka Konsep................................................................................10

xi
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

Simbol Keterangan

% Persen
< Kurang dari
> Lebih dari
APD Alat Pelindung Diri
BCG Bacillus Calmette-Guerin
Dkk Dan kawan-kawan
DPT Difteri/Pertusis/ Tetanus
HB Hepatitis B
IDAI Ikatan Dokter Anak Indonesia
Kemenkes Kementrian Kesehatan
n Total
OR Odds Ratio
P P-Value
P2P Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
PD3I Penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi
PSBB Pembatasan Sosial Berskala Besar
Riskesdas Riset Kesehatan Dasar
RSUD Rumah Sakit Umum Daerah
UCI Universal Child Immunization
UKBM Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
WHO World Health Organization

xii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Imunisasi merupakan pencegahan primer terhadap penyakit
infeksi yang paling efektif. Imunisasi melindungi individu dari penyakit
yang serius dan mencegah penyebaran penyakit menular. Di Indonesia,
setiap bayi wajib mendapatkan imunisasi dasar lengkap sesuai dengan
jadwal imunisasi yang telah dikeluarkan oleh Ikatan Dokter Anak
Indonesia (IDAI). Pandemi COVID-19 yang muncul pada akhir tahun
2019 lalu memberikan dampak yang luas pada berbagai aspek kehidupan,
termasuk sistem kesehatan.1
Perintah untuk melakukan kegiatan dari rumah, melakukan social
distancing dan mengurangi frekuensi bepergian keluar rumah berdampak
pada kelangsungan pelayanan kesehatan rutin, salah satunya adalah
kegiatan imunisasi dasar. Penurunan kunjungan imunisasi dasar
menyebabkan jumlah anak yang mendapatkan imunisasi menurun,
sehingga resiko terjangkit penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
menjadi meningkat sehingga dikhawatirkan terjadi kejadian luar biasa
dalam pandemi. 5
Dalam masa pandemi COVID-19 ini, imunisasi tetap harus
diupayakan lengkap sesuai jadwal untuk melindungi anak dari penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pelayanan imunisasi pada masa
pandemi COVID-19 tetap harus dilaksanakan dengan penyesuaian terkait
situasi penyebaran COVID-19 di tiap daerah di Indonesia.1 World Health
Organization (WHO) menyatakan bahwa dari 194 negara anggotanya, 65
di antaranya memiliki cakupan imunisasi dasar lengkap di bawah target
global 90%. Diperkirakan di seluruh dunia, pada tahun 2015, 1 dari 5 anak
atau sekitar 21,8 juta anak tidak mendapakan imunisasi yang bisa
menyelamatkan nyawa mereka.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) meminta negara-negara untuk
bekerja lebih intensif bersama mencapai target cakupan imunisasi dasar
lengkap (Kemenkes RI, 2016) Ada lima imunisasi yang diwajibkan di

1
2

Indonesia yaitu BCG, Polio, DPT,HB, dan Campak. Indonesia secara


nasional mengikuti Universal Child Immunization (UCI) sebagai standar
pencapaian cakupan imunisasi yaitu BCG, DPT, Polio, HB dan Campak.
Pemberian imunisasi bertujuan agar anak memiliki kekebalan terhadap
penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas,
serta mengurangi tingkat kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi.3
Dengan adanya pandemi, faktor penyebab target cakupan
imunisasi sulit tercapai menjadi semakin bertambah. Orang tua khawatir
bahwa anak mereka akan tertular COVID-19 jika pergi ke tenaga
kesehatan dan fasilitas kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit.
Alasan lainnya yang dapat ditemukan adalah imbauan dalam rangka
mencegah penyebaran COVID-19 dengan melakukan aktivitas dari rumah
dan membatasi kegiatan masyarakat di luar rumah memengaruhi akses dan
pembatasan aktivitas pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan.
Masyarakat yang tidak dapat mengakses pelayanan kesehatan karena
Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau lockdown yang
diterapkan di beberapa kota, gangguan transportasi maupun kesulitan
ekonomi.4
Mitos dan informasi yang salah tentang imunisasi dan rumor
seputar COVID-19 menambah masalah keraguan vaksin yang ada. Banyak
petugas kesehatan juga tidak tersedia karena penyesuaian jam pelayanan
atau pemindahan tugas ke fasilitas kesehatan tempat gawat darurat atau
posko COVID-19 serta kurangnya alat pelindung diri (APD). Petugas
vaksinasi juga khawatir terhadap risiko transmisi COVID-19 yang dapat
terjadi saat pelayanan imunisasi.
Tenaga kesehatan berperan sangat penting dalam menghadapi
pandemi COVID-19. Selain menangani kasus yang semakin meningkat,
tenaga kesehatan juga tetap memerhatikan program kesehatan lain seperti
menggaungkan pentingnya imunisasi dan memastikan setiap anak
mendapatkan imunisasi agar terhindar dari penyakit infeksi yang lain.
Dalam masa pandemi COVID-19 ini, imunisasi tetap harus diupayakan
3

lengkap sesuai jadwal untuk mencegah anak dari paparan PD3I. Pelayanan
imunisasi pada masa pandemi COVID-19 dilaksanakan sesuai kebijakan
pemerintah daerah setempat dan harus menerapkan social distancing.
Pelaksanaan dilakukan berdasarkan situasi penyebaran COVID-19,
cakupan imunisasi rutin, dan situasi epidemiologi PD3I.2
Imunisasi dasar penting bagi bayi dan anak agar terlindungi dari
berbagai penyakit berbahaya lain yang sudah ada selama ini. Hingga saat
ini belum ada imunisasi untuk mencegah infeksi virus COVID-19. Apabila
banyak bayi dan balita yang tidak mendapat imunisasi dasar lengkap,
dikhawatirkan nantinya akan menyebabkan wabah berbagai penyakit lain
yang akan mengakibatkan banyak anak sakit berat, cacat, atau meninggal.
Oleh karena itu layanan imunisasi dasar harus tetap diberikan di
Puskesmas, praktek pribadi dokter, atau rumah sakit.3
Berdasarkan latar belakang diatas penulis ingin melakukan penelitian
yang berjudul “Faktor-faktor yang mempengaruhi cakupan imunisasi dasar
lengkap pada masa pandemi COVID-19 di Indonesia”.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah penelitian ini
adalah “Faktor-faktor yang mempengaruhi cakupan imunisasi dasar
lengkap pada masa pandemi COVID-19 di Indonesia?”.

1.3. Tujuan Penelitian


Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi cakupan imunisasi
dasar lengkap pada masa pandemi COVID-19 di Indonesia.

1.4 Manfaat penelitian


1. Bagi peneliti dapat digunakan sebagai informasi untuk proses
pembelajaran bagi pendidikan kesehatan dan menambah wawasan
tentang cakupan imunisasi dasar lengkap selama masa pandemi
COVID-19 di Indonesia.
4

2. Bagi institusi kesehatan dapat menjadi bahan masukan agar dapat


menjadi referensi dan informasi dalam mengambil kebijakan.
3. Bagi institusi pendidikan dapat ditambahkan sebagai tambahan ilmu
yang dapat dibaca oleh mahasiswa dalam proses belajar dan menjadi
sumber referensi bagi peneliti selanjutnnya.
BAB II
DEFINISI, KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN METODE
PENELITIAN
2.1. Definisi
2.1.1 Imunisasi.
Imunisasi merupakan pencegahan primer terhadap penyakit infeksi
yang paling efektif. Imunisasi melindungi individu dari penyakit yang
serius dan mencegah penyebaran penyakit menular. Di Indonesia, setiap
bayi wajib mendapatkan imunisasi dasar lengkap sesuai dengan jadwal
imunisasi yang telah dikeluarkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia
(IDAI). Pandemi COVID-19 yang muncul pada akhir tahun 2019 lalu
memberikan dampak yang luas pada berbagai aspek kehidupan, termasuk
sistem kesehatan.1
Sampai saat ini masalah Imunisasi masih tetap ada, banyak ibu
yang tidak datang ke posyandu memberikan Imunisasi kepada anaknya.
Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya pekerjaan ibu. Ibu
yang bekerja dipagi hari tidak dapat melakukan kunjungan ke posyandu
dikarenakan mereka sibuk bekerja dan kurang memiliki waktu, sehingga
perhatian terhadap kesehatan anak pun berkurang.
Kurangnya pengetahuan ibu mengenai imunisasi, manfaat
imunisasi, bahaya jika anak tidak di imunisasi, serta efek samping vaksin
yang juga menimbulkan rasa takut pada orang tua, juga merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi kelengkapan Imunisasi Dasar Lengkap
pada anak, sehingga orang tua beranggapan bahwa jika anak di Imunisasi
justru akan menyebabkan anak tersebut sakit.
Selain itu pendidikan juga cukup berpengaruh dalam kepatuhan ibu
untuk memberikan imunisasi dasar lengkap terhadap anaknya, meski tidak
semua ibu yang berpendidikan rendah tidak mematuhi program pemerintah
untuk pemberian imunisasi dasar lengkap, karena Pendidikan adalah
proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan tingakah laku
manusia dalam bermasyarakat. Penelitian yang dilakukan oleh Nurul
Hidayah, yang berjudul Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian

5
6

Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi Tahun 2017. Hasil penelitian tersebut
menunjukan bahwa mayoritas responden memiliki keterbatasan waktu
salah satunya disebabkan oleh pekerjaan ibu, yaitu sebesar 53,8%.21
Banyak hal yang dapat menyebabkan minimnya cakupan imunisasi
anak di Indonesia. Beberapa faktor seperti pengetahuan, sikap dan
motivasi orang tua serta informasi tentang imunisasi merupakan faktor
yang mempengaruhi kelangkapan pemberian imunisasi dasar pada bayi.
Pada beberapa penelitian sebelumnya menemukan bahwa kendala dalam
kelengkapan imunisasi dasar adalah masyarakat dengan sosiobudaya atau
keyakinan yang menganggap imunisasi adalah hal yang tidak boleh/haram
untuk dilakukan. Masih banyak pula masyarakat yang menganggap
imunisasi dasar dapat menyebabkan demam. Hal ini menjelaskan mengapa
pengetahuan yang minim tentang imunisasi berperan penting dalam
kelengkapan imunisasi.22

2.1.2 Imunisasi Dasar lengkap.


Program imunisasi merupakan salah satu upaya untuk melindungi
penduduk terhadap penyakit tertentu. Program imunisasi diberikan kepada
populasi yang dianggap rentan terjangkit penyakit menular, yaitu bayi,
anak usia sekolah, wanita usia subur, dan ibu hamil. Setiap bayi wajib
mendapatkan lima imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari ; 1 dosis BCG,
3 dosis DPT-Hb-Hib, 4 dosis polio, 3 dosis hepatitis B, dan 1 dosis
campak.23
Keberhasilan bayi dalam mendapatkan lima jenis imunisasi dasar
diukur melalui indikator imunisasi dasar lengkap sebagai landasan untuk
mencapai komitmen internasional yaitu Universal Child Immunization
(UCI). UCI secara nasional dicapai pada tahun 1990, yaitu cakupan DPT-
Hb-Hib 3, Polio 3 dan Campak minimal 80% sebelum umur 1 tahun,
sedangkan cakupan untuk DPT-Hb-Hib 1, Polio 1 dan BCG minimal
90%.23
Sampai tahun 2016 di Indonesia terdapat program imunisasi dasar
lengkap yang meliputi imunisasi polio, TBC, campak, difteri, pertusis,
tetanus, hepatitis B, dan Haemophilus influenza tipe b (Hib). Imunisasi
7

Hib ditambahkan pada program imunisasi nasional sejak disahkannya


Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no 42 tahun 2013
tentang imunisasi. Tahun 2017 Kementrian Kesehatan RI mengupayakan
penambahan tiga jenis kekebalan untuk melengkapi program imunisasi
dasar lengkap yaitu: vaksin Measles Rubella (MR), vaksin Pneumococcus,
dan vaksin Japanese Encepahalitis (JE). Vaksin MR mulai digunakan
untuk menggantikan vaksin campak dan ditargetkan mencakup seluruh
Pulau Jawa pada tahun 2017 dan mencakup seluruh Indonesia pada tahun
2018.
Pelaksanaan kampanye vaksin MR menyasar 9 bulan, 18 bulan dan
kelas 1 SD/sederajat. Kampanye ini sekaligus merupakan pengenalan
imunisasi Rubella kedalam program imunisasi nasional menggantikan
vaksin campak yang selama ini dipakai. Pelaksanaan kegiatan ini dibagi
dalam 2 fase yaitu fase 1 dilaksanakan tahun 2017 di semua Provinsi di
Pulau Jawa. Fase 2 dilaksanakan di seluruh provinsi di luar pulau Jawa.
Untuk vaksin JE, kampanye dan introduksi akan di awali di Provinsi Bali
(tahun 2017-2018) dan Kota Manado (tahun 2019). Imunisasi JE akan
menyasar bayi usia 9 bulan. Pemberian vaksin Pnemokukus diberikan
untuk bayi usia 2,3 dan 12 bulan.7

2.1.3 Presentase Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap di Indonesia selama masa


Pandemi COVID-19.
Pandemi COVID-19 yang muncul pada akhir tahun 2019 lalu
memberikan dampak yang luas pada berbagai aspek kehidupan, termasuk
sistem kesehatan. Perintah untuk melakukan kegiatan dari rumah,
melakukan social distancing dan mengurangi frekuensi bepergian keluar
rumah berdampak pada kelangsungan pelayanan kesehatan rutin, salah
satunya adalah kegiatan imunisasi dasar. Penurunan kunjungan imunisasi
dasar menyebabkan jumlah anak yang mendapatkan imunisasi menurun,
sehingga resiko terjangkit penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
menjadi meningkat sehingga dikhawatirkan terjadi kejadian luar biasa
dalam pandemi.
8

Pandemi COVID-19 menyebabkan dunia menghadapi tantangan


baru dalam sistem kesehatan. Banyak negara mengalihkan pelayanan
kesehatan untuk penanganan kasus COVID-19 yang tinggi sehingga
menambah beban sistem kesehatan. Begitupun faktor ketakutan
masyarakat dengan adanya pandemi menyebabkan pelayanan kesehatan
lain yang rutin terganggu.
Hal ini disebabkan penyampaian informasi kepada masyarakat
yang kurang dan juga jumlah penyedia layanan kesehatan yang terbatas.
Pelayanan imunisasi sebagai salah satu bentuk layanan kesehatan rutin
dasar yang penting menjadi terhambat dengan adanya pandemi ini. Jutaan
anak di dunia, baik negara maju maupun negara berkembang berisiko
terhadap PD3I, seperti difteri, campak, polio dan pneumonia, yang
sebelumnya sudah terkontrol dengan adanya imunisasi.
Dalam masa pandemi COVID-19 ini, imunisasi tetap harus
diupayakan lengkap sesuai jadwal untuk melindungi anak dari penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pelayanan imunisasi pada masa
pandemi COVID-19 tetap harus dilaksanakan dengan penyesuaian terkait
situasi penyebaran COVID-19 di tiap daerah di Indonesia.
Berdasarkan pada hasil penelitian dan sumber literatur jurnal yang
dikutip, maka peneliti menemukan bahwa dampak COVID-19 terhadap
program imunisasi di Indonesia dipaparkan dalam WHO Indonesia
Situation Report-13, yaitu bahwa terjadi penurunan cakupan vaksinasi
beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi sebesar 10-40%
pada Maret-April 2020 dibandingkan dengan Maret-April 2019. Hal ini
terjadi karena tenaga kesehatan (petugas imunisasi) dialihkan untuk
penanganan COVID-19. Petugas vaksinasi pun khawatir terhadap risiko
transmisi COVID-19 yang dapat terjadi saat pelayanan imunisasi.
Disamping itu, penerapan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB)
di banyak daerah menyebabkan aktivitas di luar rumah dibatasi dan
sulitnya akses/transportasi ke pelayanan kesehatan.19 Direktur Surveilans
dan Karantina Kesehatan, Kemenkes RI, menjelaskan bahwa hampir
83,9% layanan kesehatan, khususnya program imunisasi terhenti akibat
9

pandemi.19Terhambatnya pelaksanaan imunisasi di Indonesia saat masa


pandemi COVID-19 ini mendasari terbitnya “Petunjuk Teknis Pelayanan
Imunisasi Pada Masa Pandemi COVID-19” oleh Direktorat Surveilans dan
Karantina Kesehatan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes).19
Pemberian imunisasi pada anak sebaiknya mengikuti jadwal yang
telah ditetapkan sehingga dapat memberikan kekebalan (antibody) yang
optimal dan melindungi anak dari paparan penyakit. Salah satu sarana
tempat melaksanakan imunisasi adalah posyandu, yang merupakan salah
satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang
dilaksanakan oleh,dari dan untuk masyarakat. Untuk memberdayakan dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat, guna memperoleh pelayanan
kesehatan bagi ibu, bayi, dan anak balita. 20
10

2.2 Kerangka Konsep

Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap


dimasa Pandemi COVID-19

Kejadian Faktor Orang tua Faktor Fasyankes


Pandemi

Kasus Positif 1. Sosial Ekonomi 1. Petugas


Covid-19 2. Pengetahuan ibu Pelayanan
3. Dukungan keluarga 2. Sarana pelayanan
4. Sikap dan Perilaku 3. Pelayanan
5. Informasi tentang posyandu
Imunisasi 4. Upaya
6. Pekerjaan ibu peningkatan
penyuluhan
kesehatan.

Bagan 2.1. Kerangka Konsep

2.3 Pertanyaan Utama Penelitian


Faktor-faktor yang mempengaruhi cakupan imunisasi dasar lengkap
pada masa pandemi COVID-19 di Indonesia?

2.4 Hipotesis Penelitian


Cakupan imunisasi dasar lengkap selama masa pandemi COVID-19
di Indonesia sangat perlu mendapat perhatian serius, banyak hal yang dapat
menyebabkan minimnya cakupan imunisasi anak di Indonesia. Beberapa
faktor seperti pengetahuan, sikap, perilaku, dukungan keluarga dan motivasi
orang tua serta informasi tentang imunisasi merupakan faktor yang
mempengaruhi kelangkapan pemberian imunisasi dasar pada bayi, serta
penyakit penyerta yang membuat keraguan dalam bepergian ke Puskesmas
saat pandemi, serta pelayanan kesehatan baik dari sarana, petugas kesehatan
maupun petugas kader Posyandu.
11

2.5 Metode Pencarian Literatur


2.5.1 Kata Kunci Pencarian Literatur.
Kata kunci dalam penelitian ini yaitu :
Faktor-faktor cakupan imunisasi, balita, Imunisasi Dasar
Lengkap (BCG, Polio, DPT,HB, dan Campak.), Pandemi COVID-19.

2.5.2 Penetapan Basis Data/Sumber Literatur Utama


Dalam penelitian ini peneliti menetapkan basis data/sumber
literatur utama yaitu memasukan kata kunci literatur secara online
dengan menggunakan, Google scholaer dan memilih jurnal- jurnal
penelitian yang sesuai dengan kata kunci literatur yang terdapat dalam
penelitian yang peneliti kutip melalui sumber jurnal yaitu: Sari
Pediatri dan Expert Review Of Vaccines. Kemudian jurnal-jurnal
tersebut diambil lalu di cantumkan dalam penelitian ini berdasarkan
tahun penerbit, dan tahun yang dipilih yaitu 5 tahun terakhir penerbit
jurnal.

2.6 Skrining Literatur


Sebanyak 30 artikel diambil
Ide dari database online
ntif menggunakan pencarian
ika manual ( n = 30).
si Artikel dikeluarkan karena catatan
duplikat.
Se
le Artikel tersisia (n = 25).
Artikel dikeluarkan dari evaluasi
ksi judul dan abstrak yang tidak sesuai
dengan kriteria penelitian (n = 2).

Ke Artikel yang memenuhi syarat Studi dikeluarkan dengan kriteria


lay ( n = 23). eksklusi tertentu (n = 13):
ak
an  Studi dengan Metodologi
yang tidak jelas
Ink Artikel teks lengkap yang  Studi yang hanya berfokus
lus disaring untuk kelayakan dan pada cakupan imuniasai
i dimasukan dalam literatur dasar pada anak.
terakhir ( n = 10).
12

Tahapan studi literatur yang pertama adalah identifikasi masalah yaitu


proses dan hasil pengenalan atau inventarisasi masalah. Masalah penelitian
(research problem) merupakan sesuatu yang penting di antara proses yang
lain, dikarenakan hal tersebut menentukan kualitas suatu penelitian. Dalam
penelitian ini peneliti mengkaji permasalahan melalui jurnal-jurnal penelitian
internasional dengan melakukan penelusuran artikel publikasi pada Google
Scholar, dengan kata kunci yang dipilih yaitu “Cakupan imunisasi dasar
lengkap selama masa pandemi COVID-19 di Indonesia”. Kemudian setelah
itu dilakukan Identifikasi, Seleksi, Kelayakan & Inklusi gunanya untuk
memilih masalah penelitian yang sesuai dengan topik. Dalam penelitian ini
ektraksi data menggunakan kata kunci judul “Journal Cakupan imunisasi,
balita, Imunisasi Dasar Lengkap, Pandemi COVID-19, terbitan tahun 2015
sampai dengan 2020” dan topik permasalahan. Setelah dilakukan screening
didapatkan hasil 33 jurnal yang berkaitan kata kunci dan tujuan penelitian
ini,yang dipakai adalah 10 jurnal yang memuat hasil yang mampu menjawab
pertanyaan utama yang menjadi masalah penelitian.

Hasil akan dianalisis untuk mendapatkan landasan teori yang bisa


mendukung pemecahan masalah dan dijadikan sebagai jurnal pembanding
bagi masalah yang sedang diteliti, agar kemudian hasil penelitian menjadi
acuan bagi pihak penentu kebijakan. Proses terakhir adalah kesimpulan
penelitian yaitu pernyataan singkat tentang hasil analisis deskripsi berasal dari
fakta- fakta atau hubungan yang logis dan berisi jawaban atas pertanyaan
yang diajukan pada bagian rumusan masalah. Keseluruhan jawaban hanya
terfokus pada ruang lingkup pertanyaan dan jumlah jawaban disesuaikan
dengan rumusan masalah yang diajukan.

2.6.1 Kriteria kelayakan


Kriteria Inklusi. Studi yang diterbitkan dalam jurnal
peerreviewed, yang melaporkan prevalensi malaria di antara orang
dewasa, dimasukkan. Semua penelitian adalah artikel penelitian asli
yang diterbitkan dalam bahasa Inggris dan berisi informasi dasar
13

mengenai ukuran sampel, metode imunisasi, cakupan imunisasi dan


imunisasi dasar lengkap selama masa pandemi COVID-19 di Indonesia.
Selain itu, penelitian yang telah dilakukan di institusi kesehatan dan
pengaturan tenatang cakupan imunisasi berbasis komunitas dimasukkan
dalam tinjauan ini.
Kriteria Pengecualian. Studi yang dilakukan di antara semua
kelompok umur, wanita, anak-anak, cakupan imunisasi yang tidak
diketahui, ukuran sampel yang tidak diketahui, dan kurangnya
gambaran yang jelas tentang kasus yang terinfeksi dikeluarkan dari
tinjauan ini.
Kriteria jurnal yang direview adalah artikel jurnal penelitian
medis berbahasa Indonesia dan Inggris. Jurnal yang sesuai dengan
kriteria inklusi dan terdapat tema apakah cakupan imunisasi dasar
lengkap selama masa pandemi COVID-19 di Indonesia, kemudian
dilakukan review.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Penelitian
Tabel 3.1 Hasil Penelitian
No Nama
Penulis Desain Penelitian,
dan Sampel, Hasil dan Analisis Ringkasan Hasil
Tahun Variabel, Instrumen Penelitian Penelitian
Penelitian Penelitian

1 Irawati Jenis Penelitian: Berdasarkan bulan Perbedaan kunjungan


NAV, Potong lintang. kunjungan layanan pada bulan Mei adalah
2020. Penelitian dilaksanakan imunisasi dasar, 7,2 kali lebih besar
di ruang Poliklinik dengan bulan Januari daripada bulan Januari
Anak Rumah Sakit sebagai pembanding, (OR: 7,18; IK95%
Umum Daerah (RSUD) tidak terdapat 2,41-21,45);
Wangaya Kota perbedaan jumlah perbedaan kunjungan
Denpasar pada bulan kunjungan bulan pada bulan Juni 2,2
Agustus 2020. Data Februari-April kali lebih besar
sampel diambil dari (P>0,05). Perbedaan dibandingkan bulan
buku registrasi jumlah kunjungan Januari (OR: 2,24;
imunisasi di Poliklinik terlihat pada bulan IK95% 1,10-4,56);
Anak RSUD Wangaya Mei-Juli (P<0,05) dan perbedaan
Kota Denpasar periode dengan interval kunjungan pada bulan
Januari 2019 hingga kepercayaan (IK) 95% Juli 2,3 kali lebih
Juli 2019 dan Januari tidak melewati angka besar dibandingkan
2020 hingga Juli 2020.8 1.8 bulan Januari (OR:
2,35; IK95% 1,06-
5,22).8
2 Felicia FV Jenis Penelitian: a) Ada hubungan Menurut asumsi
& Suarca Kuantitatif, Penelitian antara status peneliti responden
IK, 2020. ini dilaksanakan di pekerjaan ibu dengan pengetahuan
Desa Wonosari dengan kurang baik ini salah
Kabupaten Pringsewu kelengkapan satunya disebabkan
pada bulan Maret 2020. imunisasi dasar masih minim nya
Populasi dalam lengkap pada anak sosialisasi tentang
penelitian ini adalah balita usia 9-18 pentingnya imunisasi
seluruh balita usia 9-18 bulan didapatkan dasar lengkap yang
bulan yang melakukan P-value 0,001 dilakukan
imunisasi di Desa (<0.05) dengan oleh petugas
Wonosari Kabupaten odds Ratio sebesar kesehatan setempat.
Pringsewu Tahun 2019 7,295 (22,511- Hal ini dibuktikan
berjumlah 78 balita. 2,364). dengan masih kurang
Sampel yang digunakan b) Ada hubungan nya sarana informasi
dalam penelitian ini antara pengetahuan fisik seperti poster
adalah 78 balita, dengan dengan maupun leaflet yang

14
15

teknik total sampling. kelengkapan bisa memberikan


Analisa data yang imunisasi dasar pemahaman kepada
digunakan lengkap pada masyarakat tentang
menggunakan uji chi balitausia 9-18 penting nya imunisasi
square.9 bulan didapatkan dasar lengkap bagi
P-value 0,000 masa depan anak.9
(<0.05) dengan
odds Ratio sebesar
9,553 (31,895-
9
2,861).
3 Wahyuni Penelitian ini Cakupan balita yang Secara umum peran
D, 2020 menggunakan data memperoleh imunisasi orang tua yang
sekunder yang berasal dasar lengkap di muncul selama
dari Riset Kesehatan Papua masih sangat pandemi COVID-19
Dasar (Riskesdas), rendah. Kota Jayapura adalah sebagai
Survei Sosial Ekonomi memiliki 64,4 persen pembimbing,
Nasional (Susenas), dan balita diatas 2 tahun pendidik, penjaga,
Potensi Desa tahun yang sudah pengembang dan
2018. Penelitian memperoleh imunisasi pengawas anak,
berfokus dasar lengkap, diikuti memberikan edukasi,
pengelompokan Kabupaten Jayapura memelihara nilai
wilayah yang dibatasi (50,3 persen). Selain keagamaan,
menurut tingkat wilayah itu, cakupan melakukan variasi dan
kesehatan balita di imunisasi dasar di inovasi kegiatan di
Provinsi Papua.10 Papua masih dibawah rumah.10
40 persen.10
4 Gustina L, Jenis penelitian ini Hasil pengolahan data Hasil penelitian
Kusuma P, adalah kuantitatif, dapat disimpulkan didapatkan bahwa ada
Wardani penelitian kuantitatif bahwa ada hubungan ibu dengan status
& adalah metode yang antara pengetahuan pengetahuan baik
Maesaroh, digunakan untuk dengan kelengkapan yang memberikan
2020. menyelidiki objek yang imunisasi dasar imunisasi lengkap
dapat diukur dengan lengkap pada balita terhadap anaknya
angka-angka, sehingga usia 9-18 bulan yaitu sebesar 43,2%
gejala-gejala yang didapatkan P-value dikarenakan ibu tahu
diteliti dapat 0,000 (<0.05) dengan betul akan pentingnya
diteliti/diukur dengan odds Ratio sebesar imunisasi untuk anak,
menggunakan skala- 9,553 (31,895- serta bahaya dan
skala, indeks-indeks 2,861)dimana akibat nya jika anak
atau tabel-tabel yang ibudengan tingkat tidak di imunisasi
kesemuanya lebih pengetahuan kurang dasar lengkap.
banyak menggunakan akan beresiko sebesar Sehingga ibu rutin
ilmu pasti, desain 9,553 untuk tidak mengimunisasikan
penelitian anakitik memberikan imunisasi anaknya.11
dengan pendekatan dasar lengkap pada
cross sectional.11 bayinya.11
5 Diharja Penelitian cross Hasil Penelitian: Hasil tersebut
NU, sectional dengan teknik Tidak ada pengaruh menunjukkan bahwa
16

Syamsiah survey elektronik. pengetahuan ibu (p- pengetahuan yang


S& Sampel berjumlah 78 value = 0,468), sikap dimiliki oleh individu
Choirunni ibu yang meemiliki ibu (P-value = 0,667), merupakan salah satu
sa R, 2020 anak umur 0-24 bulan dan dukungan faktor internal yang
yang jumlahnya keluarga (P-value = keikutsertaan dalam
ditetapkan dengan 0,626) terhadap pelayanan kesehatan.
rumus Slovin. partisipasi ibu dalam Pengetahuan
Pengambilan sampel kunjungan imunisasi merupakan domain
menggunakan di Posyandu yang sangat penting
purposive sampling. Tanjungwangi, Desa untuk terbentuknya
Instrumen penelitian Tanjungwangi, tindakan seseorang.
terdiri dari instrumen Kecamatan Cijambe Pengetahuan
pengetahuan, sikap ibu, Tahun 2020.12 diperlukan sebagai
dan dukungan keluarga dukungan dalam
yang disebarkan secara menumbuhkan rasa
online. Data dianalisis percaya diri maupun
menggunakan uji Chi- sikap dan perilaku
Square.12 seseorang.12
6 Susanti Adapun metode Kegiatan pengabdian Dengan diadakannya
IY, pendekatan yang masyarakat ini kegiatan ini,
Anggreni digunakan dalam dilakukan agar dapat pengetahuan ibu dan
D & Hety kegiatan pengabdian meningkatkan kader menjadi
DS, 2020. masyarakat ini pengetahuan dan meningkat. Terlebih
dilakukan secara pemahaman, sebagian besar peserta
bertahap, meliputi: membangun kegiatan adalah ibu-
1. Survei kepercayaan dan ibu dengan tingkat
Lapangan. kredibilitas, dan pendidikan sedang
2. Menentukan mendorong dan tinggi. Dengan
Sasaran terciptanya sikap, tingkat pendidikan
3. Koordinasi perilaku dan yang tinggi, ibu-ibu
4. Sosialisasi kepercayaan yang menjadi lebih mudah
Program tepat terhadap untuk menerima
5. Pelaksanaan informasi imunisasi informasi yang
Program.13 rutin pada masa diberikan. Sehingga
pandemi COVID-19. segala keraguan dan
Karena krisis ketakutan mengenai
komunikasi bisa imunisasi dapat
muncul kapan saja, diantisipasi. Ibu
dan penting untuk bersedia untuk
mengkomunikasikan melakukan imunisasi
krisis secara efektif secara lengkap pada
untuk memperbaiki bayi dan tidak ada
kerusakan yang bisa rasa takut akan tertular
berdampak buruk penyakit COVID-19
terhadap program saat datang untuk
imunisasi.13 imunisasi ke
13
puskesmas.
7 Juwitan Penelitian ini Dari hasil penelitian, Tuntutan untuk
17

DR, 2020. menggunakan peneliti meningkatkan strategi


Pendekatan Kualitatif : menyimpulkan bahwa pelayanan pada masa
karena 1) penelitian ini adanya kekwatiran COVID-19 juga
dilakukan pada kondisi dari peserta posyandu menunjukan bahwa
yang alamiah dengan untuk berkunjung ke kebutuhan layanan
langsung ke sumber posyandu di era belajar melalui
data peneliti, dimana COVID-19. Walaupun posyandu sangat
peneliti instrument pelayanan posyandu penting bagi
kunci (2) lebih bersipat sangat penting namun masyarakat, yang
deskriptif data yang dimasa pandemic hendaknya secepatnya
terkumpul berbentuk COVID-19 yang lebih menjadi dasar
kata-kata, gambar atau penting bagi ibu-ibu menyusun pola dan
tulisan tidak bayi dan balita strategi pelayanan
menekankan pada posyandu adalah rasa oleh kader yang
angka, (3) menekankan aman dan menjaga merupakan fasilitator
pada proses dari pada terjadinya penularan dalam pelayanan
produk (4) analisis data covid sehingga hal ini posyandu dan tuntutan
secara induktif dan (5) membuat penurunan warga belajar dalam
lebih menekankan partisipasi masyarakat hal ini peserta
makna dibalik data dalam mengikuti posyandu perlu
yang tampak tentang pelayanan posyandu 3 mendapat apresiasi
permasalahan yang bulan terakhir (Maret karen ini
telah dirumuskan yang sd Mei 2020) membuktikan
telah dirumuskan dalam semenjak COVID-19 bahwa.14
penelitian ini. merebak di
Sedangkan Jenis masyarakat.14
Penelitian Studi kasus
(Case Study).14
8 Wibowo Penelitian ini Pengetahuan ibu Dari hasil penelitian
CA., et menggunakan metode mengenai imunisasi yang dilakukan di
all. 2020. survey dengan desain tergolong baik yaitu Kelurahan Kalirejo,
studi cross sectional. (70,3%). Dengan Kecamatan Lawang,
Pada penelitian ini memiliki Kabupaten Malang,
populasi yang pengetahuan, maka diharapkan penelitian
digunakan adalah ibu pengetahuan tersebut ini dapat dijadikan
yang memiliki balita dapat diaplikasikan sebagai acuan untuk
yang bertempat tinggal dalam kehidupan menetapkan strategi
di wilayah Kelurahan sehari-hari, seperti program penyuluhan
Kalirejo, Kecamatan halnya dengan imunisasi dasar
Lawang, Kabupaten imunisasi.15 dengan
Malang yang dilakukan mempertimbangkan
pada September 2019. hal-hal yang
Pengambilan sampel mempengaruhi
dilakukan dengan ketepatan pelaksanaan
metode non probability kegiatan penyuluhan
sampling yaitu secara pada ibu-ibu yang
purposive sampling.15 memiliki bayi atau
balita.15
18

9 Chairani1 Penelitian ini Hasil uji chi square Adanya hubungan


L, Govind menggunakan desain antara tingkat antara pengetahuan
RZ & cross sectional. pengetahuan ibu dan sikap ibu
Badri Penelitian dilakukan di dengan kelengkapan mengenai pentingnya
PRA. Puskesmas Plaju imunisasi memperoleh imunisasi bagi anak
2020. Palembang dengan nilai P 0,000 dan dengan kelengkapan
besar sampel 52 orang antara sikap ibu imunisasi dasar dan
yang diambil dengan dengan kelengkapan lanjutan anak dalam
teknik consecutive imunisasi memperoleh penelitian ini sesuai
sampling. Subjek nilai P 0,010. Dapat dengan penelitian
penelitian diminta disimpulkan dari yang dilakukan oleh di
mengisi kuesioner yang penelitian ini bahwa Kecamatan Kuranji,
telah divalidasi.16 hubungan antara Kota Padang, Sumatra
pengetahuan dan sikap Barat yang
ibu mengenai mendapatkan hasil
pentingnya imunisasi penelitian bahwa ada
bagi anak dengan hubungan
kelengkapan imunisasi pengetahuan dan sikap
dasar dan lanjutan ibu terhadap
anak.16 kelengkapan imunisasi
anaknya.16
10 Safira S, Desain penelitian ini Angka cakupan IDL Cakupan IDL di
2020. adalah deskriptif cross- perbulan pada periode Provinsi Sumatera
sectional. Angka Januari-Agustus 2020 Selatan sebelum dan
cakupan imunisasi berturut-turut adalah selama wabah
Provinsi Sumatera 7,1%, 14,5%, 21,9%, COVID-19 pada
Selatan pada periode 26,10%, 31,6%, periode Januari-
Januari-Agustus 2019 39,4%, 47,2% dan Agustus 2019 sesuai
dan Januari-Agustus 55%. Penurunan target, Januari-
2020 diperoleh dari angka cakupan tahun Agustus 2020 tidak
data laporan bulanan 2020 pada bulan mencapai target.
kabupaten/kota di Dinas Januari adalah 0,6%, Penurunan angka
Kesehatan Provinsi Febuari 1,6%, Maret cakupan IDL paling
Sumatera Selatan. 2,3%, April 5,5%, tinggi pada awal
Periode wabah COVID- Mei 8,3%, Juni 8,8%, wabah COVID-19
19 adalah April- Juli 9,5%, dan yaitu periode April-
Agustus 2020. Target Agustus 10,2%. Mei 2020. Angka
cakupan imunisasi Angka cakupan cakupan terendah
dasar adalah 95% imunisasi pada 23 Juli didapatkan pada zona
pertahun, atau 7,9% 2020 di zona kuning merah. Masalah
perbulan. Zonasi status 50,2%, zona oranye ketakutan masyarakat
risiko COVID-19 47,6%, dan zona sangat berdampak
dibagi menjadi zona merah 42%. pada kesehatan
hijau, kuning, oranye, Penurunan cakupan masyarakat khususnya
dan merah.17 imunisasi diakibatkan anak dan balita17
karena masalah
pandemi COVID-19.17
19

3.2. Pembahasan
Pandemi COVID-19 yang muncul pada akhir tahun 2019 lalu
memberikan dampak yang luas pada berbagai aspek kehidupan, termasuk
sistem kesehatan. Perintah untuk melakukan kegiatan dari rumah, melakukan
social distancing dan mengurangi frekuensi bepergian keluar rumah
berdampak pada kelangsungan pelayanan kesehatan rutin, salah satunya
adalah kegiatan imunisasi dasar. Penurunan kunjungan imunisasi dasar
menyebabkan jumlah anak yang mendapatkan imunisasi menurun, sehingga
resiko terjangkit penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi menjadi
meningkat sehingga dikhawatirkan terjadi kejadian luar biasa dalam pandemi.
Menurut penelitian, Safira S (2020), angka cakupan IDL perbulan pada
periode Januari-Agustus 2020 berturut-turut adalah 7,1%, 14,5%, 21,9%,
26,10%, 31,6%, 39,4%, 47,2% dan 55%. Penurunan angka cakupan tahun
2020 pada bulan Januari adalah 0,6%, Febuari 1,6%, Maret 2,3%, April 5,5%,
Mei 8,3%, Juni 8,8%, Juli 9,5%, dan Agustus 10,2%. Angka cakupan
imunisasi pada 23 Juli 2020 di zona kuning 50,2%, zona oranye 47,6%, dan
zona merah 42%. Penurunan cakupan imunisasi diakibatkan karena masalah
pandemic Covid-19.17
Pandemi COVID-19 menyebabkan dunia menghadapi tantangan baru
dalam sistem kesehatan. Banyak negara mengalihkan pelayanan kesehatan
untuk penanganan kasus COVID-19 yang tinggi sehingga menambah beban
sistem kesehatan. Begitupun faktor ketakutan masyarakat dengan adanya
pandemi menyebabkan pelayanan kesehatan lain yang rutin terganggu
khususnya imunisasi dasar lengkap pada bayi, balita dan anak. Penurunan
yang terjadi dari waktu-ke waktu merupakan dampak yang ditimbulkan akibat
pandemic Covid-19.
Beberapa hal lain yang berpengaruh juga antara lain adalah,
penyampaian informasi kepada masyarakat yang kurang dan juga jumlah
penyedia layanan kesehatan yang terbatas. Pelayanan imunisasi sebagai salah
satu bentuk layanan kesehatan rutin dasar yang penting menjadi terhambat
dengan adanya pandemi ini. Jutaan anak di dunia, baik negara maju maupun
20

negara berkembang, berisiko terhadap PD3I, seperti difteri, campak, polio


dan pneumonia, yang sebelumnya sudah terkontrol dengan adanya imunisasi.
Berdasarkan pada hasil penelitian dan sumber literatur jurnal yang
dikutip, maka penelitian lain yang dilakukan menemukan bahwa dampak
COVID-19 terhadap program imunisasi di Indonesia dipaparkan dalam WHO
Indonesia Situation Report-13, yaitu bahwa terjadi penurunan cakupan
vaksinasi beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi sebesar 10-
40% pada Maret-April 2020 dibandingkan dengan Maret-April 2019. Hal ini
terjadi karena tenaga kesehatan (petugas imunisasi) dialihkan untuk
penanganan COVID-19. Petugas vaksinasi pun khawatir terhadap risiko
transmisi COVID-19 yang dapat terjadi saat pelayanan imunisasi.
Disamping itu, penerapan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) di
banyak daerah menyebabkan aktivitas di luar rumah dibatasi dan sulitnya
akses/transportasi ke pelayanan kesehatan.19 Direktur Surveilans dan
Karantina Kesehatan, Kemenkes RI, menjelaskan bahwa hampir 83,9%
layanan kesehatan, khususnya program imunisasi terhenti akibat pandemi. 19
Terhambatnya pelaksanaan imunisasi di Indonesia saat masa pandemi
COVID-19 ini mendasari terbitnya “Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi
Pada Masa Pandemi COVID-19” oleh Direktorat Surveilans dan Karantina
Kesehatan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)
Kementerian Kesehatan (Kemenkes).19
Banyak hal yang dapat menyebabkan minimnya cakupan imunisasi
anak di Indonesia. Beberapa faktor seperti pengetahuan, sikap dan motivasi
orang tua serta informasi tentang imunisasi merupakan faktor yang
mempengaruhi kelangkapan pemberian imunisasi dasar pada bayi.20 Pada
beberapa penelitian sebelumnya menemukan bahwa kendala dalam
kelengkapan imunisasi dasar adalah masyarakat dengan sosiobudaya atau
keyakinan yang menganggap imunisasi adalah hal yang tidak boleh/haram
untuk dilakukan. Masih banyak pula masyarakat yang menganggap imunisasi
dasar dapat menyebabkan demam. Hal ini menjelaskan mengapa pengetahuan
yang minim tentang imunisasi berperan penting dalam kelengkapan
imunisasi.21
21

Dengan adanya pandemi, faktor penyebab target cakupan imunisasi


sulit tercapai menjadi semakin ditambah. Orang tua khawatir bahwa anak
mereka akan tertular COVID-19 jika pergi ke tenaga kesehatan dan fasilitas
kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit. Alasan lainnya yang dapat
ditemukan adalah imbauan dalam rangka mencegah penyebaran COVID-19
dengan melakukan aktivitas dari rumah dan membatasi kegiatan masyarakat
di luar rumah memengaruhi akses dan pembatasan aktivitas pelayanan
kesehatan di fasilitas kesehatan. Masyarakat yang tidak dapat mengakses
pelayanan kesehatan karena Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) atau lockdown yang diterapkan di beberapa kota, gangguan
transportasi maupun kesulitan ekonomi.
Mitos dan informasi yang salah tentang imunisasi dan rumor seputar
COVID-19 menambah masalah keraguan vaksin yang ada. Banyak petugas
kesehatan juga tidak tersedia karena penyesuaian jam pelayanan atau
pemindahan tugas ke fasilitas kesehatan tempat gawat darurat atau posko
COVID-19 serta kurangnya alat pelindung diri (APD). Petugas vaksinasi juga
khawatir terhadap risiko transmisi COVID-19 yang dapat terjadi saat
pelayanan imunisasi.22
Program imunisasi merupakan salah satu upaya untuk melindungi
penduduk terhadap penyakit tertentu. Program imunisasi diberikan kepada
populasi yang dianggap rentan terjangkit penyakit menular, yaitu bayi, anak
usia sekolah, wanita usia subur, dan ibu hamil. Setiap bayi wajib
mendapatkan lima imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari ; 1 dosis BCG, 3
dosis DPT-Hb-Hib, 4 dosis polio, 3 dosis hepatitis B, dan 1 dosis campak.23
Keberhasilan bayi dalam mendapatkan lima jenis imunisasi dasar
diukur melalui indikator imunisasi dasar lengkap sebagai landasan untuk
mencapai komitmen internasional yaitu Universal Child Immunization (UCI).
UCI secara nasional dicapai pada tahun 1990, yaitu cakupan DPT-Hb-Hib 3,
Polio 3 dan Campak minimal 80% sebelum umur 1 tahun, sedangkan cakupan
untuk DPT-Hb-Hib 1, Polio 1 dan BCG minimal 90%.23 Keterbatasan studi ini
adalah dimana kurangnya pembahasan mengenai dampak yang ditimbulkan
jika pelayanan imunisasi dasar lengkap terhambat selama pandemic COVID-
22

19 di Indonesia yang diharapkan dapat mampu menjadi landasan untuk


menjawab hipotesi dalam penelitian ini.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Penurunan cakupan imunisasi dasar lengkap disebabkan oleh 3 faktor
utama, yaitu faktor Pandemi COVID-19, faktor orang tua dan faktor
yankesmas. Di antar ketiga faktor tersebut di atas, Pandemi COVID-19
merupakan faktor yang paling dominan. Keberhasilan bayi dalam
mendapatkan lima jenis imunisasi dasar diukur melalui indikator imunisasi
dasar lengkap sebagai landasan untuk mencapai komitmen internasional yaitu
Universal Child Immunization (UCI). UCI secara nasional dicapai pada tahun
1990, yaitu cakupan DPT-Hb-Hib 3, Polio 3 dan Campak minimal 80%
sebelum umur 1 tahun, sedangkan cakupan untuk DPT-Hb-Hib 1, Polio 1 dan
BCG minimal 90%.

4.2. Saran
4.2.1. Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini dapat dijadikan informasi tambahan untuk
menentukan rencana tindak lanjut untuk melakukan penelitian lebih
mendalam tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan Pandemi
COVID-19.
4.2.2. Bagi Layanan Kesehatan
Dengan melihat pengaruh Pandemi COVID-19 yang sangat luar
biasa terhadap cakupan UCI di Indonesia, maka saran yang dapat
disampaikan pada penelitian ini adalah melakukan penanggulangan
COVID-19 di Indonesia, haruslah bersifat komprehensif, terintegrasi,
terarah, terukur dan professional, antara lain dengan langkah-langkah:
a. Wajib Vaksinasi COVID-19 Masal, baik dewasa maupun anak.
b. Pemberlakuan Protokol Kesehatan lengkap: menggunakan
masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjahui kerumunan,
mengurangi mobilitas.

23
24

c. Deteksi dan Tindakan dini terhadap setiap informasi atau


temuan COVID-19 positif, teristimewa pada zona-zona merah
perlu dilakukan lokalisir dan tindakan profesional.
d. Perlunya kajian dan evaluasi yang lebih mendalam oleh tenaga
profesional kesehatan yaitu para pakar epidemiologi.
25

DAFTAR PUSTAKA

1. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Rekomendasi Imunisasi Anak pada Situasi


Pandemi COVID-19 [internet]. Jakarta: IDAI; 2020 [diperbarui tanggal 26
Maret 2020..
2. Bramer CA, Kimmins LM, Swanson R, Kuo J, Vranesich P, Jacques-Carroll
LA, dkk. Decline in Child Vaccination Coverage During the COVID-19
Pandemic - Michigan Care Improvement Registry, May 2016-May 2020.
MMWR Morb Mortal Wkly Rep. 2020; 69(20):630-631. doi: 10.15585.
3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk teknis pelayanan
imunisasi pada masa pandemi COVID-19 [internet]. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia; 2020.
4. Putri, Nita, & Adelia. Hubungan Peran Keluarga, Tokoh Masyarakat dan Kader
Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi 11-12 Bulan. Maternal Child
Health Care Journal Volume 1. No.1 (Maret,2019) : 10-18
5. Sujatmiko, Gunardi, Sekartini, dan Medise. 2015. Intisari Imunisasi. Edisi 2.
Jakarta:Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
6. Center for Disease Control and Prevention. 2011. Immunization the Basic.
Dalam Atkinson W, Hamborsky J, Wolfe. 2011.
7. WHO. 2017. Imunization Facts. 3 Mei 2017.
8. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Buku Ajar Imunisasi. 2017.
9. Irawati NAV, 2020. Imunisasi Dasar dalam Masa Pandemi COVID-19. Sari
Pediatri, Vol. 22, No. 3, Oktober 2020.
10. Felicia FV & Suarca IK. Pelayanan Imunisasi Dasar pada Bayi di Bawah Usia
12 Bulan dan Faktor yang Memengaruhi di RSUD Wangaya Kota Denpasar
Selama Masa Pandemi COVID-19. Sari Pediatri, Vol. 22, No. 3, Oktober 2020.
11. Buonsenso D, Cinicola B, Kallon MN, Iodice F. Child Healthcare and
Immunizations in Sub-Saharan Africa During the COVID-19 Pandemic. Front
Pediatr. 2020; 8:517.
12. Chandir S, Siddiqi DA, Mehmood M, Setayesh H, Siddique M, Mirza A, dkk.
Impact of COVID-19 pandemic response on uptake of routine immunizations
26

in Sindh, Pakistan: An analysis of provincial electronic immunization registry


data. Vaccine. 2020;38(45):7146-7155.
13. Diharja NU, Syamsiah S & Choirunnisa R. 2020. Pengaruh pandemi Covid-19
terhadap kunjungan imunisasi di Posyandu Desa Tanjungwangi Kecamatan
Cijambe Tahun 2020. Asian Research Midwifery and Basic Science Journal e-
ISSN: 2723-6463.
14. Susanti IY, Anggreni D, & Hety DS. Upaya Peningkatan Status Kesehatan
Pada Bayi di Masa Pandemi Covid-19 Melalui Imunisasi. Jurnal Abdimakes
Vol 1 No 1 Januari 2020.
15. Juwita DR. Makna Posyandu Sebagai Sarana Pembelajaran Non Formal di
Masa Pandemic Covid 19. Jurnal MERETAS Juni 2020, Volume 7 Nomor 1.
16. Wibowo CA., et all. Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Imunisasi Dasar Pada
Balita. Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 7, No. 1, (2020) 17-22.
17. Safira S, 2020. Dampak Wabah Covid-19 Terhadap Angka Cakupan Imunisasi
Dasar di Provinsi Sumatera Selatan.Skripsi. FK Universitas Sriwijaya 2020.
18. Auliya A. Suwantika , Boersma V & Maarten J. Postma. The potential impact
of COVID-19 pandemic on the immunization performance in Indonesia.
Expert Review Of Vaccines 2020, VOL. 19, NO. 8, 687–690.
19. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk teknis pelayanan
imunisasi pada masa pandemi COVID-19 [internet]. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia; 2020. Diakses pada 5 Oktober 2020.
20. Nurul H. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Pemberian
Imunisasi Dasar Lengkap Terhadap Balita. Jurnal Endurance, 3 (1), (153-161).
21. Adzaniah. Faktor – faktor yang memepengaruhi kelengkapan imunisasi dasar
di kelurahan krembangan utara, Surabaya: Universitas Airlangga. 2017.
22. Triana. Faktor yang berhubungan dengan pemberian imunisasi dasar lengkap
pada bayi tahun 2015. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas. 2016; 10(2):123-
135.
23. Depkes RI. 2009. Informasi Dasar Imunisasi Rutin Serta Kesehatan Ibu dan
Anak bagi Kader, Petugas Lapangan dan Organisasi Kemasyarakatan. Jakarta:
Depkes RI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

Penulis dilahirkan di Jayapura Papua pada tanggal 20 November 1996, putra dari
Bapak Yohannis Manangsang dan Ibu Yvonne Willem. penulis merupakan anak
ke-2 dari 5 bersaudara.

Pada tahun 2007 penulis lulus dari SD Negri Impres Kampung Harapan, penulis
melanjutkan studi di SMP YPPK Bonaventura Sentani dan lulus pada tahun 2010,
selanjutnya penulis melanjutkan studi di SMA YPPK ASISI Sentani dan lulus
pada tahun 2013, kemudian penulis melanjutkan studi di Fakultas Kedokteran
Universitas Cenderawasih Jayapura Papua dan penulis memilih Program Studi S1
Pendidikan Dokter Keperawatan dari dua program studi yang ada di Fakultas
Kedokteran Universitas Cenderawasih Jayapura.

Demikian riwayat hidup penulis buat dengan sebenar-benarnya.

Jayapura, 22 Juni 2021

ZERRA S. MANANGSANG

27

Anda mungkin juga menyukai