LAPORAN PENDAHULUAN
b. Rentang respon
c. Faktor Predisposisi
Proses terjadinya perilaku kekerasan pada pasien akan dijelaskan dengan
menggunakan konsep stress adaptasi Stuart yang meliputi faktor predisposisi dan
presipitasi, Berikut factor predisposisi (Nurhalimah, 2016):
1) Faktor Biologis
Hal yang dikaji pada faktor biologis meliputi adanya faktor herediter yaitu
adanya anggota keluarga yang sering memperlihatkan atau melakukan perilaku
kekerasan, adanya anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa, adanya riwayat
penyakit atau trauma kepala, dan riwayat penggunaan NAPZA (narkotika,
psikotropika dan zat aditif lainnya).
2) Faktor Psikologis
Pengalaman marah merupakan respon psikologis terhadap stimulus ekstrenal,
internal maupun lingkungan. Perilaku kekerasan terjadi sebagai hasil dari
akumulasi frustasi. Frustasi terjadi apabila keinginan individu untuk mencapai
sesuatu menemui kegagalan atau terhambat. Salah satu kebutuhan manusia adalah
“berperilaku”, apabila kebutuhn tersebut tidak dapat dipenuhi melalui berperilaku
konstruktif, maka yang akan muncul adalah individu tersebut berperilaku destruktif.
3) Faktor Sosiokultural
Teori lingkungan sosial (social environmrnt theory) menyatakan bahwa
lingkungan sosial sangat mempengaruhi sikap individu dalam mengekspresikan
marah. Norma budaya dapat mendukung individu untuk berespon asertif atau
agresif. Perilaku kekerasan dapat dipelajari secara langsung melalui proses
sosialisasi (sosial learning theory).
d. Faktor Presifitasi
Faktor presipitasi perilaku kekerasan pada setiap individu bersifat unik, berbeda
satu orang dengan yang lain.Stresor tersebut dapat merupakan penyebab yang brasal
dari dari dalam maupun luar individu. Faktor dari dalam individu meliputi kehilangan
relasi atau hubungan dengan orang yang dicintai atau berarti (putus pacar, perceraian,
kematian), kehilangan rasa cinta, kekhawatiran terhadap penyakit fisik, dll. Sedangkan
faktor luar individu meliputi serangan terhadap fisik, lingkungan yang terlalu ribut,
kritikan yang mengarah pada penghinaan, tindakan kekerasan.(Nurhalimah, 2016).
Proses terjadinya perilaku kekerasan pada pasien meliputi faktor predisposisi
dan presipitasi, Berikut factor presipitasi :
1) Faktor Biologis
Ancaman atau tuntutan gangguan umpan balik di dalam proses informasi
penurunan fungsi dari lobus frontal menyebabkan gangguan pada proses
umpan balik dalam menyampaikan informasi yang mengahsilkan proses
informasi overload (Struart & Laraia, 2005 Struat, 2009).
Faktor biologis lainnya yang merupakan predisposisi dapat menjadi
presipitasi dengan memperhatikan asal stressor, baik internal atau
lingkungan eksternal individu, waktu frekuensi tenjadi stressor perilaku
kekerasan penting untuk di kaji (Struat & Laraia 2005).
2) Faktor Psikologi
Pemicu perilaku kekerasan dapat diakibatkan oleh toleransi terhadap
frustasi yang rendah, koping individu yang tidak efektif, impulsive dan
membayangkan atau secara nyata adanya ancaman terhadap keberadaan
dirinya, tubuh atau kehidupannya.
3) Faktor Sosial Budaya
Menurut Fagan-Pyor et al, (2003 dalam Struat, 2009) petugas mungkin
secara sengaja atau tidak sengaja memicu perilaku pasien untuk melakukan
kekerasan, ketidak pengalaman perugas, provoksi petugas, manajemen
lingkungan yang buruk, ketidakpengalaman petugas, provokasi petugas,
manajemen lingkungan yang buruk, ketidakpahaman petugas, pertemuan fisik
yang terlalu dekat, penetapan batasan yang tidak konsisten dan budaya
kekerasan mempengaruhi perilaku kekerasan pasien. Selanjutnya perlu dikaji
stessor sosiokultural, waktu terjadinya stressor dan jumlah stressor
psikologis yang terjadi dalam suatu waktu (Struart & Laraia, 2005).
DO :
Klien terlihat seluruh wajahnya menjadi memerah dan dan terlihat tegang,
pandangannyapun terlihat tajam serta mengatupkan rahang dengan kuat seperti sedang
kesal, dari tadi terlihat hanya mondar mandir saja sambal mengepalkan tangan, berteriak
memanggil nama seseorang, dan sesekali terlihat melemparkan batu ke rumah orang lain.
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
RPK (Resiko Perilaku Kekerasan)
5. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
TGL DIAGNOSA PERENCANAAN
No
KEPERAWAT
Dx
AN TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI RASIONAL
1 2 3 4 5 6 7
19 Resiko Perilaku 1 Tujuan Umum :
okt Kekerasan
2021 (RPK) Klien tidak melakukan tindakan
kekerasan baik kepada diri sendiri,
orang lain maupun lingkungan.
2) Secara verbal:
katakan pada
perawat atau
orang lain
3) Secara sosial:
latihan asertif,
manajemen PK.
4) Secara
spiritual:
anjurkan klien
sembahyang,
berdoa,/ ibadah
lain
Setelah dilakukan pertemuan
selama 3 pertemuan klien Latihan mengontrol a. Memberikan
menunjukkan dapat perilaku kekerasan stimulasi kepada
3. Psikomotor mendemonstrasikan cara secara sosial/verbal : klien untuk menilai
Klien dapat mendemonstrasikan mengontrol perilaku a. Evaluasi jadwal respon perilaku
cara mengontrol perilaku kekerasan.
harian untuk dua kekerasan secara
kekerasan
1) Fisik: tarik nafas cara fisik tepat.
dalam, olah raga, b. Latihan b. Membantu klien
menyiram tanaman. mengungkapkan dalam membuat
2) Verbal: mengatakan rasa marah secara keputusan untuk
langsung dengan tidak verbal: menolak cara yang telah
menyakiti. dengan baik, dipilihnya dengan
3) Spiritual : meminta dengan melihat manfaatnya
sembahyang, berdoa, baik, c. Agar klien
ibadah. mengungkapkan mengetahui cara
perasaan dengan marah yang
baik. konstruktif
1) Bantu klien d. Pujian dapat
memilih meningkatkan
cara yang motifasi dan harga
paling tepat diri klien
untuk klien e. Agar klien dapat
2) Bantu klien melaksanakan cara
mengidentifi yang telah
kasi manfaat dipilihnya jika
cara yang sedang kesal.
dipilih
3) Bantu klien
menstimulas
i cara
tersebut
(role play)
4) Beri
reinforceme
nt positif
atas
keberhasilan
klien
menstimulas
i cara
tersebut
5) Anjurkan
klien untuk
menggunaka
n cara yang
telah
dipelajari
saat marah.
REFERENSI :
Bulechek, G.M., Butcher, H.K., Dochterman,J.M, dan Wagner,C.M. 2016 Nursing Interventions Classification (NIC) Edisi Bahasa Indonesia.
Kidlington : Oxford OX51GB.
Nurhalimah, N. (2016). Keperawatan Jiwa. http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Keperawatan-Jiwa-
Komprehensif.pdf
PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik (1st ed.). DPP PPNI.
PPNI. (2018a). Standar Intervensi keperawatan indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan (1st ed.). DPP PPNI.
PPNI. (2018b). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan (1st ed.). DPP PPNI.