Jaminan Sosial Kesehatan bagi Masyarakat Indonesia

Masyarakat sejahtera merupakan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana telah tertuang dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Seperti diketahui bahwa tujuan nasional bangsa Indonesia
adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut serta dalam proses menjaga
perdamaian dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Selain itu, pada
UUD 1945 Pasal 28 H menyatakan bahwa setiap orang berhak untuk hidup sejahtera, khususnya
dalam bidang kesehatan. Sebagai pelaksana pemerintahan, pemerintah bertanggung jawab atas
penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas umum yang layak serta melakukan
pengembangan sistem jaminan sosial. Kewajiban pemerintah ini telah diatur dalam UUD 1945 pasal
34 ayat 2 dan 3. (Idris, 2010)
Program jaminan kesehatan diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi
sosial. Pengertian asuransi menurut Pasal 1 Angka 1 UU No. 2/1992 tentang Usaha Perasuransian
adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri
kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada
tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung, yang timbul dari
suatu peristiwa yang tidak pasti atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas
meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan”. (Gondodiputro & Djuhaeni, 2010)
Pada 2014, pemerintah melakukan sebuah transformasi pada sistem kesehatan di Indonesia
dengan mulai diselenggarakannya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Jaminan Kesehatan
Nasional merupakan program jaminan kesehatan yang sasaranya adalah seluruh masyarakat
Indonesia. Program Jaminan Kesehatan Nasional adalah program jaminan kesehatan yang bertujuan
untuk meratakan dan menyediakan pelayanan kesehatan bagi semua tingkatan masyarakat serta
untuk mengatasi permasalahan fragmentasi dan pembagian jaminan kesehatan. (Khariza, 2015)
Permasalahan ini terjadi dalam skema Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan
Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) yang mengakibatkan biaya kesehatan dan mutu pelayanan
yang tidak terkerdali. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN) yang dilakukan melalui mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat
wajib (mandatory). (Siagian, n.d.).
Namun, dalam pelaksanaanya masih terdapat ketidakpuasan masyarakat terhadap akses
pelayanan kesehatan terutama bagi masyarakat di wilayah perbatasan diantaranya kemudahan akses
terhadap fasilitas kesehatan terdapat 25,4%, sarana prasarana sebanyak 28,2%, kemampuan petugas,
terdapat 22,5%, kepastian waktu pelayanan terdapat 32,1%, kemudahan melakukan komunikasi
terdapat 25,4%, kebijakan pemerintah terhadap pembiayaan kesehatan terdapat 27,9%.(Herawati &
Bakhri, 2019)
 Daftar Pustaka
Gondodiputro, S., & Djuhaeni, H. (2010). Peran Penyelenggara Pelayanan Kesehatan Primer Swasta
dalam Jaminan Kesehatan di Kabupaten Bandung. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan,
13(02), 92–98.
Herawati, C., & Bakhri, S. (2019). Ketimpangan Pelayanan Kesehatan Dasar dan Ekonomi di
Wilayah Perbatasan. Afiasi : Jurnal Kesehatan Masyarakat, 4(1), 17–27.
https://doi.org/10.31943/afiasi.v4i1.9
Idris, F. (2010). Implementasi Paradigma Nasional dalam Bidang Menuju Tercapainya Indonesia
Sehat. Retrieved from
http://eprints.unsri.ac.id/315/1/16._PARADIGMA_NASIONAL_KESEHATAN.pdf
Khariza, H. A. (2015). Program Jaminan Kesehatan Nasional : Studi Deskriptif Tentang Faktor-
Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Keberhasilan Implementasi Program Jaminan Kesehatan
Nasional. Kebijakan Dan Manajemen Publik, 3(1), 1–7.
Siagian, M. (n.d.). Tingkat Kepuasan Karyawan Perusahaan Swasta dalam Pelayanan Jaminan
Sosial Tenaga Kerja ( Jamsostek ) Level of Satisfaction of Private Company Employees in
Social Security Service. (1), 199–207.