Anda di halaman 1dari 6

LEARNING JOURNAL

NAMA : YULINDA SUMA

No. Absen :

NIM/STAMBUK : A 501 190 48

Kelas :B

JUDUL PEMBAHASAN : MEMAHAMI PRIBADI-SOSIAL

A. POKOK PIKIRAN
a. Pengertian Pribadi-Sosial
Bimbingan pribadi sosial merupakan salah satu bidang layanan
bimbingan yang ada di sekolah. Menurut pendapat Abu Ahmadi (1991: 109)
bahwa bimbingan pribadi sosial adalah seperangkat usaha bantuan kepada
peserta didik agar dapat menghadapi sendiri masalahmasalah pribadi dan sosial
yang dialaminya, mengadakan penyesuaian pribadi dan sosial, memilih
kelompok sosial, memilih jenis-jenis kegiatan sosial dan kegiatan rekreatif yang
bernilai guna, serta berdaya upaya sendiri dalam memecahkan masalah-masalah
pribadi, rekreasi dan sosial yang dialaminya.
Sedangkan pengertian bimbingan pribadi sosial menurut W. S. Winkel
(2006: 118), yaitu: Bimbingan pribadi sosial adalah bimbingan dalam
menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi pergumulanpergumulan
dalam hatinya sendiri dalam mengatur dirinya sendiri dibidang kerohanian,
perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seks dan
sebagainya, serta bimbingan dalam membina hubungan kemanusiaan dengan
sesama diberbagai lingkungan (pergaulan sosial).
Syamsu Yusuf (2006: 11), menyatakan bahwa bimbingan sosial-pribadi
adalah bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah-
masalah sosial-pribadi. Yang tergolong dalam masalah-masalah sosial-pribadi
adalah masalah hubungan dengan sesama teman, dengan dosen, serta staf,
permasalahan sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan
pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal dan penyelesaian konflik.
Sesuai dengan tiga pengertian ahli di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa bimbingan pribadi sosial merupakan suatu bimbingan yang diberikan
oleh seorang ahli (guru pembimbing) kepada individu atau sekumpulan
individu (siswa), dalam membantu individu mencegah, menghadapi dan
memecahkan masalah-masalah pribadi dan sosial, seperti penyesuaian diri
dengan lingkungan, penyelesaian konflik serta pergaulan.
b. Manfaat dan Fungsi Pribadi-Sosial
1. Manfaat Pribadi-Sosial
1) Memilik komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan
dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan
pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah, tempat
kerja, maupun masyarakat pada umumnya.
2) Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling
menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
3) Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuasi
antara yang menyenangkan (anugerah) dan yang tidak menyenangkan
(musibah), serta mampu meresponnya secara positif sesuai dengan
ajaran agama yang dianutnya.
4) Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan
konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan
baik fisik maupun psikis.
5) Memiliki sikap positif atau resep terhadap diri sendiri maupun orang
lain.
6) Memiliki kemampuan melakukan pilihan secara sehat.
7) Bersikap resep kepada orang lain, menghormati dan menghargai
perasaan orang lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya.
8) Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk
komitmen terhadap tugas dan kewajibannya.
9) Memiliki kemampuan berinteraksi sosial yang diwujudkan dalam
bentuk persahabatan, persaudaraan atau silaturahmi sesama manusia.
10) Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan masalah baik bersifat
internal (dalam diri sendiri) maupun (eksternal) dengan orang lain.
11) Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.
2. Fungsi Pribadi-Sosial
1) Berubah menuju pertumbuhan. Pada bimbingan pribadi-sosial, konselor
secara berkesinambungan memfasilitasi individu agar mampu menjadi
agen perubahan (agent of change) bagi dirinya dan lingkungannya.
Konselor juga berusaha membantu individu sedemikian rupa sehingga
individu mampu menggunakan segala sumber daya yang dimilikinya
untuk berubah.
2) Pemahaman diri secara penuh dan utuh. Individu memahami kelemahan
dan kekuatan yang ada dalam dirinya, serta kesempatan dan tantangan
yang ada diluar dirinya. Pada dasarnya melalui bimbingan pribadi sosial
diharapkan individu mampu mencapai tingkat kedewasaan dan
kepribadian yang utuh dan penuh seperti yang diharapkan, sehingga
individu tidak memiliki kepribadian yang terpecah lagi dan mampu
mengintegrasi diri dalam segala aspek kehidupan secara utuh, selaras,
serasi dan seimbang.
3) Belajar berkomunikasi yang lebih sehat. Bimbingan pribadi sosial dapat
berfungsi sebagai media pelatihan bagi individu untuk berkomunikasi
secara lebih sehat dengan lingkungannya.
4) Berlatih tingkah laku baru yang lebih sehat. Bimbingan pribadi-sosial
digunakan sebagai media untuk menciptakan dan berlatih perilaku baru
yang lebih sehat.
5) Belajar untuk mengungkapkan diri secara penuh dan utuh. Melalui
bimbingan pribadi-sosial diharapkan individu dapat dengan spontan,
kreatif, dan efektif dalam mengungkapkan perasaan, keinginan, dan
inspirasinya.
6) Individu mampu bertahan. Melalui bimbingan pribadi-sosial diharapkan
individu dapat bertahan dengan keadaan masa kini, dapat menerima
keadaan dengan lapang dada, dan mengatur kembali kehidupannya
dengan kondisi yang baru.
7) Menghilangkan gejala-gejala yang disfungsional. Konselor membantu
individu dalam menghilangkan atau menyembuhkan gejala yang
menggangu sebagai akibat dari krisis.
c. Hambatan Terbentuknya Pribadi-Sosial
Dalam hal ini basanya peserta didik banyak mempunyai masalah pribadi
maupun sosial yang harus menemukan jalan agar peserta didik dapat
memikirkan pelajaran dalam sekolah. Karena tugas peserta didik adalah belajar
bukan memikirkan masalah, bimbingan konseling sangat penting dalam strategi
dan bimbingan pribadi sosial dalam pembelajaran.
Pendidikan merupakan sebuah proses yang berlangsung secara terus
menerus dalam rentang kehidupan manusia. Pendidikan merupakan sarana yang
sangat penting bagi pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dan
memiliki daya saing sehingga bisa melanjutkan dan memajukan pembangunan
suatu bangsa.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Dalam menempuh pendidikan, tidak selamanya proses terjadi sesuai
dengan harapan. Banyak siswa sering menghadapi berbagai hambatan dan
permasalahan dalam menempuh proses pendidikan, seperti munculnya berbagai
perubahan perilakunya sehari-hari, kejenuhan belajar, tidak mengerjakan tugas
dan lain sebagainya. Dalam hal ini dapat kita simpulkan bahwa peranan
dalam hubungan sosial sangatlah penting untuk menghadapi masalah pribadi
maupun sosial.
Secara umum, masalah yang terhimpun dalam persoalan pribadi-sosial
meliputi masalah hubungan interaksi dengan orang lain (orang tua, saudara,
teman, guru dan masyarakat di lingkungan individu), masalah pengaturan diri
baik dalam bidang kerohanian, perawatan diri (jasmani dan rohani),
penyelesaian konflik dan sebagainya
B. PENERAPAN
1) Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri adalah kemampuan seseorang untuk mengadakan reaksi
terhadap tuntutan diri sendiri maupun lingkungan dalam memenuhi kebutuhan-
kebutuhannya, sehingga dicapai kesesuaian dan merasa puas terhadap diri serta
lingkungannya.
Macam-macam Penyesuaian diri yaitu:
a. Penyesuaian diri personal
 Penyesuaian diri fisik dan emosi
 Penyesuaian diri seksual
 Penyesuaian diri moral dan religious
b. Penyesuaian diri social
 Penyesuaian diri terhadap rumah dan keluarga
 Penyesuaian diri terhadap sekolah
 Penyesuaian diri terhadap masyarakat
c. Penyesuaian diri marital atau perkawinan
Penyesuaian diri ini pada dasarnya adalah seni kehidupan yang efektif,
bermanfaat, bertanggung jawab. Hubungan dan harapan yang terdapat dalam
perkawinan membutuhkan 28 penyesuaian diri dari setiap individu yang
menjalankan perkawinan
d. Penyesuaian diri vokasional
Penyesuaian diri ini berhubungan erat dengan penyesuaian diri dengan
akademis atau pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai