Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN LANSIA DENGAN


GANGGUAN DIABETES MELLITUS
Kelompok 4 :

1. Andika Wahyu F N (3020193476)


2. Bening Nurani S (3020193481)
3. Gita Cahyani (3020193495)
4. Putri Andriyani P (3020193506)
5. Putri Setiyawati (3020193508)
6. Shir Hanisha M (3020193513)
7. Talia Hardian N (3020193517)
8. Tasia Aulia N (3020193518)
Definisi
Diabetes Mellitus merupakan sekumpulan gangguan metabolit yang ditandai
peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat kerusakan pada sekresi
insulin, kerja insulin atau keduanya (smeltzer dan bare, 2015). Diabetes mellitus
merupakan suatu kelompok penyakit atau gangguan metabolit dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua
duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes mellitus berhubungan dengan kerusakan
jangka panjang, disfungsi dan kegagalan beberapa organ tubuh terutama mata, ginjal,
saraf, jantung dan pembulu darah (PERKENI, 2015 dan ADA, 2017).

2
Etiologi
Umumnya diabetes melitus disebabkan oleh
rusaknya sebagian kecil atau sebagian besar dari
sel-sel Beta dari pulau-pulau langerhans pada
pankreas yang berfungsi menghasilkan insulin,
akibatnya terjadi kekurangan insulin.
Disamping itu diabetes melitus juga dapat terjadi
karena gangguan terhadap fungsi insulin dalam
memasukkan glukosa ke dalam sel. Gangguan dapat
terjadi karena kegemukan atau sebab lain yang
belum diketahui.

3
Tanda Dan Gejala
1. Gejala akut
- Poliuri ( frekuensi buang air kecil yang berlebihan)
- Polidipsi ( rasa haus yang berlebihan)
- Polifagi (peningkatan nafsu makan)
- BB menurun 5-10kg dalam waktu 2-4 minggu
- Mual dan muntah
- Mudah merasa lelah
1. Gejala kronik
- Mudah mengantuk
- Kesemutan pada kaki
- Kulit terasa panas dan tebal
- Kram pada kaki
4
Klasifikasi
a. Diabetes mellitus tipe 1, Penyebab utamanya adalah tubuh tidak menghasilkan insulin atau hilangnya
sel beta, penghasil insulin.

a. Diabetes mellitus tipe II, disebabkan oleh berkurangnya produksi insulin dari sel beta pankreas,
menurunnya aktifitas insulin di jaringan dan atau meningkatnya resistensi jaringan terhadap insulin.

b. Diabetes mellitus tipe lain, yaitu diabetes yang timbul akibat penyakit lain yang mengakibatkan gula
darah meningkat seperti infeksi berat, kelainan pankreas, kelainan hormonal, karenaobat/zat kimia,
kelainan reseptor insulin, dan kelainan genetik.

c. Gestasional Diabetes mellitus (GDM) yaitu intoleransi glukosa yang terjadi selama kehamilan.
Kondisi ini dapat terjadi bila pada trimester ke dua kehamilan sekresi hormon pertumbuhan dan
hormon chorionik somatomamotropin (HCS) meningkat untuk mensuplai asam amino dan glukosa ke
fetus. 5
Patofisiologi

Diabetes tipe I pada diabetes tipe satu terdapat ketidak mampuan untuk
menghasilkan insulin karena sel-sel beta prangkeas telah dihancurkan oleh proses
autoimun. Hiperglekemi puasa terjadi akibat produksi glukosa yang tidak terukur
oleh hati. Disamping itu glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan
dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan menimbukan hiperglikemia
prosprandial ( sesudah makan ). Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup
tinggi maka ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring
keluar, akibatnya glukosa tersebut muncul dalam urin ( glikosuria).

6
Pathway

7
Penatalaksanaan

Tujuan penatalaksanaan secara umum adalah meningkatkan kualitas hidup


penderita diabetes. Tujuan penatalaksanaan meliputi :
a) Tujuan jangka pendek : menghilangkan keluhan diabetes melitus
memperbaiki kualitas hidup dan mengurangi resiko komplikasi akut.
b) Tujuan jangka panjang : mencegah dan menghambat progresivitas
penyulit mikroangiopati dan makroangiopati.
c) Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan mortalitas
diabetes mellitus.

8
Komplikasi

Komplikasi menurut M. Clevo Rendy dan Margareth Th, 2019 yaitu:

a) Akut

b) Komplikasi menahun diabetes mellitus

9
Asuhan Keperawatan
Tn. A berumur 70 tahun oleh keluarga dibawa ke rumah sakit medika utama pukul 10.00 WIB. Pasien mengatakan badan terasa lemas
disertai mual dan muntah. Pasien mengalami penurunan berat badan dari 56 kg menjadi 53 kg. Pasien mengatakan sering merasakan haus.
Pasien sering mengalami kesemutan bagian kaki. Pasien sering BAK. Untuk kebutuhan nutrisinya pasien mengatakan kurang minat terhadap
makanan dan lidah terasa pahit sehingga pasien hanya bisa menghabiskan 1/4 porsi. Membrane mukosa pasien tampak pucat dan kering.

Pasien mengatakan 1 tahun lalu pasien mengeluhkan badan terasa lemas. Pernah sembuh 1 bulan lalu sakitnya kambuh lagi. Pasien sudah
periksa ke dokter dan dinyatakan mengidap diabetes milletus. Sebelum diobati nafsu makan meningkat dan BAK 8x tiap malam, setelah
diobati BAk menjadi 2x. gelisah dan berkeringat. Pasien banyak minum, saat sakit pasien mengalami penurunan berat badan. Selain itu,
pasien suka minuman manis. Keluarga tidak ada yang mempunyai Riwayat DM.

Dari hasil pemeriksaan ruang mawah didapatkan


Suhu: 36,5°C, Tekanan darah: 140/80 mmHg,
Nadi: 82x/menit, RR: 22x/menit. Hasil pemeriksaan lab didapatkan
GDS: 423 mg/dl, Na: 115 mmol/L, K: 2.2 mmol/L , Cl: 9.8 mmol/L,
Hb: 10,5 gl/dl, HCT: 31.8 %. Diagnose medis Diabetes Milletus Tipe 2.
Terapi farmakologi yang didapatkan pasen yaitu Cotriemoksazole, PPV, Captopril.
Pengkajian
FORMAT PENGKAJIAN KASUS KELOLAAN

Nama Pasien : Tn. A


Usia Pasien : 70 Tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Diagnosa Medis : Diabetes Milletus Tipe 2
No. RM : 00000045
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengatakan 1 tahun lalu pasien mengeluhkan badan terasa lemas. Pernah
sembuh 1 bulan lalu sakitnya kambuh lagi. Pasien sudah periksa ke dokter dan
dinyatakan mengidap diabetes milletus. Sebelum diobati nafsu makan meningkat
dan BAK 8x tiap malam, setelah diobati BAk menjadi 2x. gelisah dan berkeringat.
Pasien banyak minum, saat sakit pasien mengalami penurunan berat badan. Selain
itu, pasien suka minuman manis. Keluarga tidak ada yang mempunyai Riwayat DM.
11
Keluhan Utama :
Pasien mengatakan badan terasa lemas disertai mual dan muntah. Pasien mengalami
penurunan berat badan. Pasien mengatakan sering merasakan haus. Pasien sering
mengalami kesemutan bagian kaki. Pasien sering BAK.

Tanda-tanda Vital :
1. Suhu : 36,5°C
2. Tekanan darah : 140/80 mmHg
3. Nadi : 82x/menit
4. RR : 22x/menit

12
Hasil Pemeriksaan Laboratorium :
1. GDS 423 mg/dl
2. Na: 115 mmol/L
3. K: 2.2 mmol/L
4. Cl: 9.8 mmol/L
5. Hb: 10,5 gl/dl
6. HCT: 31.8 %
Terapi Farmakologi :
1. Cotriemoksazole
2. PPV
3. Captopril

13
Pemeriksaan Fisik (sistem yang terganggu) dan data obyektif senjang lainnya :

1. Kepala:
a. Inspeksi: rambut hitam, kulit tampak bersih, tidak ada ketombe.
b. Palpasi: tidak ada nyeri tekan
2. Mata:
a. Inspeksi: Konjungtiva anemis, sklera jernoih, pupil isokor
3. Telinga:
a. Inspeksi: simetris kiri dan kanan, tidak tampak adanya serumen
b. Palpasi: tidak ada nyeri tekan
4. Hidung:
a. Inspeksi: tampak bersih dan tidak ada benjolan
b. Pelpasi: tidak teraba massa dan tidak ada nyeri tekan
5. Mulut dan gigi:
a. Inspeksi: mukosa bibir kering, gigi tampak bersih dan tidak terdapat
stomatitis.
6. Wajah:
a. Inspeksi: wajah tampak meringis menahan sakit 14
6. Leher:
a. Inspeksi: tidak ada pembesaran tonsil
a. Auskultasi: suara napas vesicular dan tidak ada nafas tambahan

7. Dada/thoraks:
b. Inspeksi: kedua lapang paru simetris.
c. Palpasi: adanya teri tekan
d. Perkusi: suara pekak
9. Jantung:
a. Inspeksi: ictus cordis tidak tampak
b. Perkusi: suara pekak
c. Auskultasi: bunyi jantung mumi regular, bising tidak ada
10. Abdomen:
a. Inspeksi: tidak ada pembesaran abdomen, tidak ada luka
b. Auskultasi: bising usus 8x/menit
11. Pelvis:
a. Palpasi: tidak ada nyeri tekan 15
12. Genetalia: -
11. Pelvis:
a. Palpasi: tidak ada nyeri tekan
12. a.Genetalia:
Palpasi: tidak
- ada nyeri tekan
12.
13. Genetalia: -
Ekstermitas: akral dingin
13.
14.Ekstermitas:
Neurologis: akral dingin
a. Fungsi sensorik: pasien dapat merasakan stimulus berupa sentuhan ringan
14. Neurologis:
padasensorik:
anggota tubuh.dapat merasakan stimulus berupa sentuhan ringan
Data a. Fungsi
Senjang Subyektifpasien
tambahan :
b. pada
Fungsi
anggota tubuh. pasien dapat berjalan, kekuatan tonus otot bagus.
motoric:
Data Senjang Subyektif tambahan :
15. Kulit: motoric:
b. Fungsi telapak pasien
tangandapat
basah dan berkeringat
berjalan, kekuatan tonus otot bagus.
15. Kulit: telapak tangan basah dan berkeringat

Data Senjang Subyektif tambahan

1. Pasien mengatakan tidak suka minum air putih dan setiap hari minum
minuman manis
2. Pasien mengatakan agak sulit mempertahankan tidur nyenyak karena
lemas yang dirasakan.

16
Pengelompokan Data

17
Analisa Data
Hari/tgl Data (SIGN & SYMPTOMN) Etiologi Problem

DS: Manajemen Resiko


diabetes tidak ketidakstabilan
1. Pasien mengatakan badan terasa
tepat kadar glukosa
lemas
darah
2. Pasien mengatakan sering merasa
haus dan sering BAK
3. Pasien mengatakan gelisah dan
sering berkeringat
4. Pasien mengatakan suka
mengonsumsi minuman manis
dan jarang minum air putih
DO:

1. GDS pasien 423 mg/dl


2. Pasien terlihat pucat dan lemas
3. Tekanan darah: 140/80 mmHg
4. Nadi: 82x/menit
5. RR: 22x/menit
6. Pasien mengalami penurunan BB 18
3 kg.
DS: Tidur tidak Gangguan pola
menyehatkan tidur
1. Pasien mengatakan badan terasa
lemas.
2. Pasien mengatakan sulit
mempertahankan tidur karena
keluhan yang dirasakannya
DO:

1. Tekanan darah: 140/80 mmHg


2. Nadi: 82x/menit
3. Terdapat lingkaran hitam di mata
pasirn, lesu, dan mengantuk.
4. Pasien terlihat mengantuk dan
lesu

19
Diagnosa Keperawatan
3. Gangguan pola tidur
berhubungan dengan tidur
tidak menyehatkan.

1. Resiko ketidakstabilan
glukosa darah berhubungan
dengan manajemen diabetes
tidak tepat 2. Ketidakseimbangan nutrisi:
kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan asupan
diet kurang

2
0
•NURSING CARE PLAN

No Diagnosa Keperawatan Tujuan (NOC) Intervnsi (NIC)

1. Resiko ketidakstabilan glukosa Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24jam Manajemen Hiperglikemi (2120)
darah berhubungan dengan masalah Resiko ketidakstabilan glukosa darah 1. Monitor kadar glukosa darah sesuai dengan
manajemen diabetes tidak tepat berhubungan dengan manajemen diabetes tidak tepat Indikasi
dapat teratasi dengan : 2. Bantu pasien dalam menginterpretasikan kadar
glukosa darah
Manajemen Diri: Diabetes (1619)
3. Ajarkan pasien dan keluarga mengenal

1. Glukosa darah normal pencegahan, mengenal tanda-tanda hiperglikemi


dan manajemen hiperglikemi
2. Berat badan pasien optimal 4. Kolaborasikan dengan dokter mengenai tanda
dan gejala hiperglikemia yang menetap atau
3. Manjalani aturan pengobatan sesuai dengan resep
memburuk.
4. Pasien mampu Melakukan diet yang
direkomendasikan

5. Pasien mendapat informasi tentang metode


mencegah komplikasi

21
2. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan Tindakan Manajemen Nutrisi (1100)
nutrisi: kurang dari keperawatan selama 2x24 jam
1. Monitor kecenderungan
kebutuhan tubuh ketidakseimbangan nutrisi:
terjadinya penurunan
berhubungan dengan kurang dari kebutuhan tubuh
dan kenaikan berat
asupan diet kurang berkurang dengan kriteria
badan
hasil:
2. Tentukan jumlah kalori
dan jenis nutrisi yang
dibutuhkan untuk
Pengetahuan: Diet yang
memenuhi persyaratan
Sehat (1854)
gizi
1. Intake nutrisi sesuai 3. Ajarkan pasien terkait
dengan kebutuhan dengan kebutuhan diet
pasien. untuk kondisi sakit
2. Berat badan pasien misalnya menghindari
optimal yaitu 55 kg makanan pedas,
3. Makanan sesuai dengan makanan yang
pedoman gizi mengandung gas,
4. Intake kalori sesuai makanan asam, dll.
dengan kebutuhan 4. Kolaborasi dengan
pasien keluarga untuk
5. Porsi makan meningkat membawa makanan
menjadi ½ porsi. favorit pasien 22
sementara.
3. Gangguan pola Setelah dilakukan tindakan Peningkatan tidur 1850
tidur berhubungan keperawatan selama 3x24jam
1. Monitor pola tidur pasien
dengan tidur tidak masalah gangguan pola tidur b.d
dan catat kondisi fisik
menyehatkan. pola tidur tidak meyehatkan
atau psikologis serta
dapat teratasi dengan :
keadaan yang
Tidur 0004 mengganggu tidur
2. Sesuaikan lingkungan (
1. Jam tidur
cahaya, kebisingan, suhu,
2. Pola tidur
kasur dan tempat tidur)
3. Perasaan segar setelah
untuk meningkatkan tidur
tidur
3. Ajarkan pasien untuk
4. Tidur dari awal sampai
melakukan relaksasi otot
habis di malam hari
autogenik atau bentuk
non-farmakologi lainnya
untuk memancing tidur
4. Diskusikan dengan
pasien dan keluarga
mengenai teknik untuk 23
meningkatan tidur
◂ Terimakasih...

2
4

Anda mungkin juga menyukai