Anda di halaman 1dari 7

FOLDING SEAT (ALAS DUDUK LIPAT)

Fadhila Lady Sifredy 1 Nur Isnaeni 2

ABSTRAK

Latar Belakang: Lansia dalam melakukan aktivitas baik di dalam maupun di luar
ruangan akan mengalami kesusahan karena kondisi fisik yang menurun. Oleh karena itu,
mereka akan membutuhkan waktu dan tenaga ekstra serta cenderung mudah lelah dan
merasa pegal saat melakukan berbagai aktivitas (seperti duduk, berjalan, atau berdiri
terlalu lama). Perlu dihasilkan suatu produk yang dapat membantu dan membuat lansia
lebih nyaman dalam melakukan aktivitas
Tujuan: Mengetahui tingkat kenyamanan duduk lansia saat penggunaan Folding Seat
atau Alas Duduk Lipat.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D). Teknik
pengambilan sampel Stratified Sampling dengan jumlah 5 orang lansia. Instrumen
penelitian menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji distribusi frekuensi.
Hasil: Hasil penelitian Karakteristik responden rata-rata memiliki usia 66.4 tahun dengan
usia termuda 61 tahun dan usia tertua adalah 70 tahun. Tingkat kenyamanan penggunaan
Alas Duduk Lansia memiliki nilai rata-rata tingkat kenyamanan adalah 33.8. Model atau
tampilan alas duduk yang digunakan memiliki panjang 150 cm dengan lebar 50 cm. Alas
duduk ini dilengkapi pengaman di bagian kanan dan kiri dengan panjang 35 cm
Kesimpulan: Tingkat kenyamanan duduk lansia saat penggunaan Folding Seat atau Alas
Duduk Lipat dalam kategori sangat baik

Kata Kunci: Tingkat Kenyamanan, Lansia, Alas Duduk Lipat

PENDAHULUAN Negara Indonesia termasuk negara


Folding Seat atau Alas Duduk Lipat yang memasuki era pendudukan
adalah sebuah tempat duduk yang bisa di berstruktur lanjut usia atau aging
lipat dan memudahkan pengguna dalam structured population karena mempunyai
penyimpanan dan penggunaan. Folding jumlah penduduk dengan usia 60 tahun
Seat dapat digunakan oleh siapapun keatas sekitar 7,18% yang akan berdampak
terutama lansia. Lansia merupakan suatu pada meningkatnya masalah lansia yang
proses tumbuh kembang yang terjadi pada semakin kompleks, dari masalah kesehatan
manusia, lansia itu sendiri adalah fase penyakit degeneratif sampai status mental
menurunnya kemampuan akal dan fisik, lansia (Makhfud & Effendi, 2009). Hal ini
yang dimulai dengan adanya beberapa didasari dengan semakin bertambahnya
perubahan hidup. Sebagaimana diketahui, usia maka kemungkinan terjadinya
ketika manusia mencapai usia dewasa, ia penurunan anatomik dan fisiologik atas
mempunyai kemampuan reproduksi dan organ-organnya semakin besar (Darmojo,
melahirkan anak. Kondisi hidup berubah, 2010).
seseorang akan kehilangan tugas dan Perubahan fisiologik bervariasi pada
fungsi ini, dan memasuki tahap setiap lansia, beberapa lansia tidak mampu
selanjutnya, yaitu usia lanjut (Darmojo, melakukan aktivitas atau aktivitasnya
2010). terbatas karena adanya masalah fisik,
emosional, atau sosial yang membuat permasalahan yang ada peneliti
lansia merasa sakit. Dengan munculnya menghasilkan suatu produk yang dapat
rasa nyeri yang dirasakan oleh lansia ini membantu dan membuat lansia lebih
makan akan mengakibatkan lansia tidak nyaman dalam melakukan aktivitas.
produktif terutama dalam hal aktivitas Produk ini berupa fasilitas tempat duduk
maupun keterbatasan dalam merawat yang dapat di pindahkan dan cocok untuk
dirinya secara mandiri (Maryam, 2010). outdor maupun indoor (Mia et al, 2018)
Masalah nyeri punggung bawah yang Berdasarkan penelitian Grondin et al
timbul akibat duduk lama menjadi (2013) yang mengatakan beberapa faktor
fenomena yang sering terjadi saat ini. resiko timbulnya nyeri punggung bawah,
Duduk lama dengan posisi yang salah termasuk duduk lama dan lengkungan
dapat menyebabkan otot-otot punggung tulang belakang tertekuk. Dalam penelitian
bawah menjadi tegang dan dapat merusak ini menciptakan bantal penyangga
jaringan lunak sekitarnya. Bila keadaan ini pinggang dengan potongan untuk jaringan
berlanjut, akan menyebabkan penekanan panggul posterior meningkatkan ukuran
pada bantalan saraf tulang belakang yang kenyamanan obyektif pada individu sehat
mengakibatkan hernia nukleus pulposus maupun pasien dengan nyeri punggung
(Idyan, 2007). bawah (Grondin et al, 2013).
Keluhan pada punggung atau keluhan Berdasarkan penelitian yang
muskuloskeletal merupakan keluhan pada dilakukan Raharjo (2018) yang
otot skeletal yang di rasakan dengan mengatakan bahwa sekitar 60% sampai
intensitas nyeri yang berebeda-beda, dari 80% dari seluruh penduduk dunia pernah
nyeri yang ringan sampai nyeri yang mengalami paling tidak satu episode nyeri
sangat sakit. Otot yang menerima beban punggung selama hidupnya. Dalam
statis yang berulang-ulang dan dalam penelitian ini berupaya untuk menciptakan
waktu yang lama dapat menyebabkan sebuah prototipe alat bantu yang dapat
keluhan berupa kerusakan pada sendi, digunakan untuk mencegah nyeri
ligament dan tendon (Tarwakal, 2004) punggung. Alat bantu ini diharapkan dapat
Pada umumnya keluhan otot skeletal membiasakan penggunanya untuk duduk
mulai dirasakan pada usia kerja, yaitu 25 - dengan posisi yang benar dan mencegah
65 tahun. Dimana keluahan utama di munculnya nyeri punggung (Raharjo,
rasakan pada umur 35 tahun dan semakin 2018).
meningkat seiring bertambahnya usia. Berdasarkan penelitian yang
Nyeri adalah sensasi yang penting bagi dilakukan oleh Hidayat (2017) yang
tubuh. Provokasi saraf-saraf sensorik nyeri mengatakan bahwa sebagian lansia
menghasilkan reaksi ketidak nyamanan melakukan aktivitas sehari-hari seperti
distress, atau menderita. Nyeri punggung makan, nebyukam, dan lain-lain dilakukan
juga bisa disebabkan oleh bergesernya di atas ranjang. Oleh karena itu, peneliti
salah satu bantalan diantara tulang memperbaiki desain yang lama dan desian
belakang atau terjadi tekanan pada saraf yang baru yang sesuai dengan harapan
panggul yang salah satunya diakibatkan pengguna dapat memperbaiki dari fungsi
oleh posisi duduk yang terlalu lama dan kebutuhan senulor sebagai berikut,
(Simon, 2008). rangka tempat tidur, sandaran kepala,
Berdasarkan penelitian Mia Arianti peralatan untuk membangung dan
Nuriman et al (2018) yang mengatakan kebutuhan penunjang. Perbaikan di
dalam melakukan aktivitas lansia akan lakukan untuk mengakomodasi semua
mengalami kesusahn karena kondisi fisik aktivitas dengan mengutamakan lansia
yang menurun. Oleh karena itu mereka dalam hal kenyamanan saat penggunaan
membutuhkan waktu untuk beristirahat (Hidayat, 2017).
karena cenderung mudah lelah. Dari
Berdasarkan penelitian yang akan membuat “Folding Seat atau Alas
dilakukan oleh Steven et al (2007), tiga Duduk Lipat” yang mengutamakan rasa
puluh relawan (15 laki-laki, 15 perempuan) nyaman dan keamanan untuk pengguna.
mengetik teks standlardized sambil duduk
di workstation komputer dalam lima METODE
konfigurasi sandaran: kursi saja, kursi Penelitian ini merupakan penelitian
dengan sandaran tambahan, dan dengan Research and Development (R&D).
masing-masing dari tiga ketebalan bantalan Langkah penelitian ini adalah
lumbar. Data subjektif dikumpulkan pengumpulan data, desain produk, validasi
selama setiap percobaan dan di akhir desdain, revisi desain, uji coba produk,
seluruh protokol. Penambahan sandaran revisi produk dan produk akhir. Produk
tambahan ke kursi standar mengurangi alas duduk lipat dalam penelitian ini
puncak dan tekanan rata-rata di punggung menggunakan bahan kerangka besi, bisa
masing-masing sebesar 35% dan 20%. hitam, kain midili dan rekelening dengan
Peserta lebih menyukai konfigurasi ukuran 150 x 50 cm. Teknik pengambilan
sandaran yang memiliki Dressure lebih sampel Stratified Sampling dengan jumlah
rendah di punggung dan postur lumbar 5 orang lansia. Instrumen penelitian
kurang lordotik. Kenyamanan dinilai menggunakan kuesioner. Analisis data
paling tinggi dalam kondisi yang tidak menggunakan uji distribusi frekuensi.
perlu dipertimbangkan secara biomekanik.
Penggambaran yang lebih tegas antara HASIL DAN PEMBAHASAN
kenyamanan spesifik dan variabel tempat 1. Gambaran karakteristik responden
duduk yang objektif mengurangi dan berdasarkan usia.
mencegah nyeri punggung bawah (Steven Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik
et al, 2007). Responden Berdasarkan Usia
Di Desa Pasir Wetan terdapat lansia
yang memiliki kebiasaan duduk terlalu
lama di lantai tanpa menggunakan alas
duduk yang empuk dan tidak
menggunakan sandaran yang nyaman
untuk punggung, kebiasaan tersebut akan
berdampak pada tulang punggung. Lansia
tersebut bisa duduk berjam-jam
dikarenakan tidak mempunyai aktivitas Variabel Mean Median Min-Max
dan memiliki waktu luang yang sangat
banyak, sehingga lansia di Desa Pasir
Wetan ini lebih memilih menghabiskan
waktunya dengan duduk bersantai.
Kondisi ini sering menjadi kronis,
menetap, atau kadang berulang kali serta Usia 66.4 67 61-70
tidak boleh dipandang sebelah mata.
Menjadi tua (menua) merupakan suatu
proses menghilangnya kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri secara
perlahan-lahan dan mempertahankan Berdasarkan tabel 4.1 diketahui
struktur dan fungsi normalnya (Fatmah, bahwa rata-rata responden memiliki usia
2010). 66.4 tahun dengan usia termuda 61 tahun
Berdasarkan latar belakang di atas, dan usia tertua adalah 70 tahun.
untuk meningkatkan kenyamanan duduk 2. Produk Karya Teknologi Alas Duduk
khususnya pada lansia. Maka penelitian ini pada Lansia
Karya teknologi membuat alas duduk Karya teknologi membuat alas duduk
yang dapat digunakan oleh lansia sesuai yang dapat digunakan oleh lansia sesuai
dengan kebutuhan untuk meningkatkan dengan kebutuhan untuk meningkatkan
kenyamanan lansia pada saat duduk. Karya kenyamanan lansia pada saat duduk. Karya
teknologi ini dimulai dari identifikasi, teknologi ini dimulai dari identifikasi,
proses pembuatan, uji kelayakan, hingga proses pembuatan, uji kelayakan, hingga
pembagian kuisioner terhadap responden pembagian kuisioner terhadap responden
untuk mengetahui pendapat responden untuk mengetahui pendapat responden
terkait respon kenyamanan penggunaan terkait respon kenyamanan penggunaan
alas duduk. Berikut alas duduk lansia: alas duduk. Model atau tampilan alas
duduk yang digunakan memiliki panjang
150 cm dengan lebar 50 cm. Alas duduk
ini dilengkapi pengaman di bagian kanan
Gambar 1 Tampilan Alas Duduk dan kiri dengan panjang 35 cm. Alas
duduk ini dapat digunakan sesuai dengan
tempat duduk lansia baik model panjang
maupun tinggi
3. Tingkat Kenyamanan Penggunaan Alas
Duduk
Hasil penelitian tentang tingkat
kenyamanan penggunaan alas duduk yang
telah dilakukan pada 5 responden dapat
dilihat pada diagram di bawah ini:
Gambar 4.1 menjelaskan tentang
model atau tampilan alas duduk yang akan Tabel 2 Tingkat Kenyamanan Secara Umum
digunakan dimana alas duduk ini memiliki
panjang 150 cm dengan lebar 50 cm. Alas
duduk ini dilengkapi pengaman di bagian Variabel Mean Median Min-Max
kanan dan kiri dengan panjang 35 cm.

Gambar 2 Tampilan Penggunaan Alas Duduk

Tingkat
33.8 35 30-36
Kenyamanan

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui


bahwa dari 5 orang lansia memiliki nilai
Gambar 4.2 menjelaskan bahwa alas rata-rata tingkat kenyamanan adalah 33.8
duduk lansia dapat digunakan sesuai dengan nilai tingkat kenyamanan terendah
dengan tempat duduk lansia baik model adalah 30 dan tertinggi adalah 36. Hasil
panjang maupun tinggi. penelitian juga diketahui bahwa sebanyak
2 orang responden memberikan penilaian asumsi peneliti kenyamanan yang
kenyamanan sebesar 36 (40%). dirasakan lansia karena alas duduk yang
Hasil penelitian juga diketahui digunakan dapat disesuaikan dengan
bahwa tingkat kenyamanan penggunaan kebutuhan lansia. Penggunaan bahan dasar
alas duduk dalam penelitian dapat dilihat dari busa membuat lansia merasa nyaman
dari 10 indikator sebagai berikut: karena busa bahan yang lembut dan juga
Tabel 3 Indikator Kepuasan Penggunaan Alas empuk, akan tetapi penggunaan kerangka
Duduk besi membuat lansia merasa kurang
Indikator Mean Min Max nyaman dan kurang aman karena merasa
Pertanyaan No 1 3.8 3 4
takut apabila kerangka besi rusak dapat
Pertanyaan No 2 3.8 3 4
Pertanyaan No 3 3.4 3 4 membahayakan.
Pertanyaan No 4 3.4 2 4 Penelitian yang dilakukan oleh
Pertanyaan No 5 3.4 3 4 Hidayat (2017) yang mengatakan bahwa
Pertanyaan No 6 3.2 2 4
sebagian lansia melakukan aktivitas sehari-
Pertanyaan No 7 3.2 1 4
Pertanyaan No 8 3 2 4 hari seperti makan, nebyukam, dan lain-
Pertanyaan No 9 3.6 3 4 lain dilakukan di atas ranjang. Oleh karena
Pertanyaan No 10 3 2 4 itu, peneliti memperbaiki desain yang lama
dan desian yang baru yang sesuai dengan
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa secara harapan pengguna dapat memperbaiki dari
khusus dari 5 orang responden fungsi dan kebutuhan senulor sebagai
memberikan nilai tertinggi pada indikator berikut, rangka tempat tidur, sandaran
no 1 dan 2 yaitu terkait kenyamanan kepala, peralatan untuk membangung dan
penggunaan alas duduk sedangkan nilai kebutuhan penunjang. Perbaikan di
terendah diberikan pada indikator no 8 dan lakukan untuk mengakomodasi semua
9 yaitu terkait penggunaan alas duduk dari aktivitas dengan mengutamakan lansia
besi dan keamanan alas duduk. dalam hal kenyamanan saat penggunaan
Hasil penelitian tentang tingkat Berdasarkan hasil penelitian diketahui
kenyamanan penggunaan alas duduk bahwa lansia memiliki nilai tingkat
diketahui nilai rata-rata tingkat kenyamanan yang tinggi terkait alas duduk
kenyamanan adalah 33.8 dengan nilai yang diberikan. Hal ini dikarenakan lansia
tingkat kenyamanan terendah adalah 30 merupakan kelompok usia yang rentan
dan tertinggi adalah 36. Hasil penelitian mengalami risiko jatuh karena gangguan
juga diketahui bahwa sebanyak 2 orang keseimbangan saat berdiri dari duduk, alas
responden memberikan penilaian duduk yang digunakan dalam penelitian ini
kenyamanan sebesar 36 (40%). dapat menyesuaikan kebutuhan lansia
Hasil penelitian juga diketahui bahwa sehingga dapat membantu lansia untuk
tingkat kenyamanan penggunaan alas mempermudah bangun dari duduk dan
duduk dalam penelitian dapat dilihat dari mengurangi gangguan keseimbangan
10 indikator, nilai tertinggi pada indikator
no 1 dan 2 yaitu terkait kenyamanan KESIMPULAN DAN SARAN
penggunaan alas duduk sedangkan nilai 1. Kesimpulan
terendah diberikan pada indikator no 8 dan Berdasarkan hasil penelitian dan
9 yaitu terkait penggunaan alas duduk dari pembahasan maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
besi dan keamanan alas duduk. Menurut
a. Karakteristik responden rata-rata Azizah. (2011).Keperawatan Lanjut Usia.
memiliki usia 66.4 tahun dengan usia Yogyakarta : Graha Ilmu
termuda 61 tahun dan usia tertua adalah
70 tahun. Darmojo. (2010). Keperawatan Gerontik,
b. Model atau tampilan alas duduk yang Jakarta; EGC
digunakan memiliki panjang 150 cm
dengan lebar 50 cm. Alas duduk ini Effendi, F & Makhfudli. (2009).
dilengkapi pengaman di bagian kanan Keperawatan Kesehatan
dan kiri dengan panjang 35 cm. Komunitas: Teori dan Praktek
c. Tingkat kenyamanan penggunaan Alas Dalam Keperawatan. Jakarta:
Duduk Lansia memiliki nilai rata-rata Salemba medika
tingkat kenyamanan adalah 33.8, nilai
tertinggi pada indikator no 1 dan 2 yaitu Grondin, A, Kieso. (2013). The effect of
terkait kenyamanan penggunaan alas lumbar support pillow on lumbar
duduk sedangkan nilai terendah posture and comfort during a
diberikan pada indikator no 8 dan 9 prolonged seated task. Biomed
yaitu terkait penggunaan alas duduk Central. 2(3):9.
dari besi dan keamanan alas duduk.
2. Saran Harsono, DSS. 2000. Nyeri Punggung
a. Bagi Responden Bawah. Jakarta: EGC.
Bagi lansia hendaknya lebih dapat
memperhatikan kesehatan dengan Idyan, Z. (2007). Hubungan Lama Duduk
menambah informasi terkait masalah nyeri Saat Perkuliahan Dengan Keluhan
dan posisi duduk yang benar Low Back Pain. Diakses
dari:http://www.innappni.or.id

b. Bagi Institusi Kesehatan Maryam, R. Ekasari, M. Rosidawati.


Berdasarkan hasil penelitian ini maka Jubaedi, A. & Batubara I. (2010).
sangat disarankan adanya pemberian Mengenal Usia Lanjut dan
informasi melalui edukasi kepada lansia Perawatannya. Jakarta: Salemba
tentang pentingnya posisi duduk bagi Medika
masalah nyeri. Memberikan tindakan dan
pelayanan kesehatan dalam meringankan Nugroho, W. (2000). Keperawatan
nyeri punggung bawah pada lansia dengan Gerontik. Edisi 2. Jakarta: Balai
posisi duduk yang benar Penerbit EGC
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan Raharjo, T. (2018). Perancang Alat Ukur
mempertimbangkan jumlah sampel yang Posisi Bersepeda Ergonomics
lebih besar untuk hasil penelitian yang Bycycle. Universitas
lebih menyeluruh serta dapat melakukan Muhammadiyah Surakarta
penelitian terkait metode-metode terapi
Simon, D. (2008). A systematic review of
yang lebih efektif dan efesien untuk
low back pain cost of illness studies
menurunkan nyeri.
in the United States and
DAFTAR PUSTAKA internationally. The Spine Journal,
8(1): 8–20
Aspiani, R.Y. (2014). Buku Ajar Asuhan
Keperawatan Gerontik. Jakarta: Steven, C.P. (2007). Management of Low
Trans Info Media Back Pain. BMJ (Clinical Research
Ed.), vol. 337.
Tarwaka. (2014). Ergonomi Industri.
Surakarta : Harapan Press
Tortora G. J, dan Anagnostakos N, P.
(1990). Principles of Anatomy and
Physiology. 6th Ed. New York (US):
Harper & Row Publisher

Anda mungkin juga menyukai